Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Seperti Rasi Bintang
Suka
Favorit
Bagikan
6. ACT 2 - Mendekat (2)

28. EXT. TERAS RUMAH — PAGI

Semua berdiri di depan pagar (kecuali Rangga), untuk mengantar Alan pergi. Alan keluar setengah badan dari jendela mobil, dia melambai.

ALAN

Dadah, aku pergi dulu ya~

SISKA

Semangat prakteknya, Kak Alan!

JOANA

Datang lagi yang cepet ya, Lan! Aku butuh bantuanmuu~

Semuanya tertawa, Alan mengangguk dan masuk kembali. Mobilnya pun bergerak pergi. Kemudian Ayudia melirik ponselnya, dia memakai topi dan menutup luka bakarnya dengan rambut.

AYUDIA

Bu, ayo kita pergi belanja juga.

Joana segera menoleh ke Ayudia, dia pikir ini kesempatan yang tepat untuk lebih dekat dengan Ayu. Jadi dia menyenggol Bu Sri dan berkedip padanya.

BU SRI

(Balas mengedip ngerti)

Kamu pergi belanjanya sama Joana aja ya, Bu Sri mau ngajar anak-anak hari ini.

JOANA

Oke, deh.

AYUDIA

(Bingung)

Apa?

Joana langsung berjalan ke luar beberapa langkah, dia berbalik.

JOANA

Ayo! Kenapa diam aja?

CUT TO:

MONTAGE:

1. Mereka berbelanja di pasar, Joana kelihatan ceria bahkan ngobrol sama para penjualnya, sementara Ayudia tegang apalagi penampilannya sangat tertutup.

2. Mereka mampir ke toko kelontong, Ayudia kelihatan jengkel melihat Joana yang berisik menawarkan barang ini itu padanya.

3. Mereka beli di bungkus beberapa makanan siap jadi di warung, Joana tak lelah berusaha mengajaknya ngobrol dengan menanyakan nama-nama makanan di situ.

Mereka keluar dari warung, Joana silau terkena cahaya matahari.

JOANA

Udah mau sore jadi panas banget, ya?

AYUDIA

(Jengkel)

Mbak... nggak capek ngomong?

JOANA

(Ngeyel)

Abis kamu diem aja.

Ayudia speechless mendengarnya.

JOANA (CONT'D)

Lagian kamu nggak kepanasan pakai topi gitu dari tadi?

AYUDIA

Selagi itu bisa nutupin wajahku, nggak apa-apa.

JOANA

Dih!

Mereka lanjut jalan, tapi dalam perjalanan tiba-tiba ponsel Joana berdering, dia dapat telepon dari Johan. Joana pun bertelepon sambil jalan.

JOANA (CONT'D)

(Khawatir)

Hai, Jo! Sorry baru bisa ngobrol sekarang, soalnya semalam aku agak sibuk!

JOANA (CONT'D)

(Antusias)

Ehh, aku mau ceritain tentang kemarin deh, Jo! Parahh, seruu!

JOANA (CONT'D)

Apa? Dipanggil atasan? Oke-oke nanti aja ceritanya, (bingung) bye Jo~ Semangat ya! (Manis)

Ayudia merinding melihat tingkah Joana yang senyum-senyum melihat ponselnya.

AYUDIA

Apa sih, Jo, Jo-an.

JOANA

(Membela diri)

Itu panggilan sayang kami tauu, karena nama kami sama-sama awalan Jo.

AYUDIA

(Geli)

Aneh.

JOANA

(Santai)

Ini karena kamu nggak pernah ngejalaninnya aja~

AYUDIA

Dan aku nggak bakal pernah menjalaninya.

JOANA

Kenapa?

AYUDIA

Karena laki-laki itu hampir semua sampah.

JOANA

Termasuk ayahmu, dong?

AYUDIA

Terutama ayah saya.

Joana tercengang dan beku mendengar itu, rasanya dia mendengar masa lalu orang lagi. Lalu dia sadar mata Ayudia menatap sesuatu dibelakang Joana, Joana berbalik dan menemukan toko butik.

JOANA

(Menarik Ayudia)

Ayo kita masuk!

29. INT. TOKO BUTIK — SIANG

AYUDIA

(Nggak nyaman)

Ngapain kita ke sini sih, Mbak?

Joana antusias melihat-lihat baju yang digantung.

JOANA

Ya mau beli bajulah.

AYUDIA

Nggak usah, pasti gak bakal ada yang kelihatan bagus selagi wajahku masih hancur gini.

Ayu berbalik mau pergi tapi langsung dicegat Joana, dia merangkul gadis itu. Lalu menempelkan baju-baju di badannya untuk melihat mana yang cocok lewat cermin panjang.

JOANA

Eits, ngomongnya kok gitu? Mau sok merendah? Padahal punya wajah cantik, tinggi semampai dan kulit bersih gini.

JOANA (CONT'D)

(Excited)

Ahh, yang ini bagus sama kamu! (Mendorong ke ruang ganti) Ayuk dicoba!

Ayu mengeraskan menahan badannya, tapi Joana tetap mendorong.

AYUDIA

Saya 'kan dah bilang gak mau!

JOANA

(Maksa)

Coba dulu!

Ayudia memandangi dirinya di cermin dengan gelisah. Sementara Joana malah senang dengan pilihannya.

JOANA (CONT'D)

(Bangga)

Udah 'ku duga cocok!

Joana segera mengeluarkan dompetnya dari saku. Melihat itu, Ayu langsung menahan tangan Joana.

AYUDIA

(Panik)

Jangan, Mbak.

JOANA

Ngapain sih? Aku mau bayar, kamu lepasin gih bajunya biar dibungkus.

AYUDIA

Tolong jangan, Mbak!

JOANA

(Nyengir)

Kenapa nggak? Orang kamu cantik pakainya!

Mendengar kata-kata itu, Ayudia mematung.

JOANA (O.S.)

Bu baju yang dipakai anak itu berapa ya?

Dia berbalik perlahan melihat dirinya lagi di cermin, dia merasa dia memang agak cantik pakai itu. Tanpa sadar dia tersenyum kecil.

CUT TO:

30. EXT. Luar Toko Butik — SORE

Mereka keluar dari toko butik, Ayudia menunduk, dia nggak berani melihat Joana.

AYUDIA

(Pelan)

Makasih.

Ayudia langsung pergi dengan cepat, rasanya gengsi campur malu sekali tadi mengucapkan itu. Joana yang ditinggal melongo, dia lalu menghela nafas.

JOANA

Dasar anak labil itu.

Joana tanpa sengaja melihat sembrang jalan dan pas sekali Rangga ada di situ sambil mendorong sepedanya, dia baru pulang sekolah. Joana langsung melambai dengan hebohnya.

JOANA (CONT'D)

Ranggaa!!

RANGGA

(Kaget)

Lho kok Mbak di situ?

Joana langsung nyembrang dan merangkul Rangga. Dia pura-pura ngambek.

JOANA

Tadi nemenin Ayu belanja, tapi aku malah ditinggalin.

Rangga ketawa. Joana senang dengar suara tawanya. Dia lalu melingkarkan tangannya di lengan Rangga.

JOANA (CONT'D)

Jadi aku pulang sama kamu aja, ya!

RANGGA

Ayuk aja mahh.

Atensi Joana teralihkan ke warung sate dibelakang mereka. Dia langsung menarik Rangga ke dalam, untuk makan sambil jadi dekat dengan anak itu.

JOANA

Tapi kita nyemil sate dulu!

RANGGA

Eh-eh?

CUT TO:

31. INT. RUANG TAMU — MALAM

Kita melihat Bu Sri yang memainkan piano dengan santai tapi tetap terhanyut ke lagunya. Semuanya terlihat tertawa karena melihat Aditya yang menari dengan aktifnya karena mendengar musik Bu Sri. Rasanya sangat nyaman karena melihat kehangatan keluarga.

CUT TO:

32. INT. KAMAR SISKA & AMEL — MALAM

Pintu terbuka, Siska dan Amel langsung masuk ke dalam. Mereka menyambut Joana.

SISKA & AMEL

Selamat datang di kamar kami!

Joana masuk melihat kamar mereka sambil bertepuk tangan.

JOANA

Wahh, gini toh kamar kalian!

SISKA

(memeluk Joana)

Yeayy, bisa tidur bareng Mbak Ana!

Joana ketawa sambil balas peluk. Amel naik ke ranjang dan mengangkat buku dongeng yang terletak di ranjang.

AMELIA

Mbak, bacakan ini! Bacakan ini untuk kami!

Joana mengambil buku itu dan melihatnya dengan seksama.

JOANA

Buku dongeng? Boleh!

Joana membacakannya dengan ekspresif di ranjang sambil rebahan, Siska dan Amel kelihatan sangat manja padanya dan terhanyut sama cerita.

AMELIA

Kancil itu bentuknya seperti apa?

Joana langsung terdiam dan senyumnya pudar. Joana menatap Amelia dalam-dalam karena dia sedang berpikir cara menjawabnya. Lalu dia merangkul Amel dan mengarahkan tangan anak itu mengikuti pola kancil di buku, agar Amel bisa membayangkannya dari rabaan.

JOANA

(Senyum lembut)

Apa udah terbayangkan?

AMELIA

(Mengangguk)

Tapi Mbak bisa nggak, buat lagi pola kancilnya pakai cahaya senter yang diarahkan ke mataku?

Joana membeku. Dia cepat-cepat mencobanya. Amelia langsung berseri-seri.

AMELIA (CONT'D)

Sekarang udah lebih jelas!

Joana langsung memberi kertas dan pensil, maka Amelia pun menggambar apa yang dia bayangkan. Hasilnya mirip walau agak berbeda.

AMELIA (CONT'D)

(Ceria)

Aku bisa rasakan cahaya, apalagi kalau cahayanya bergerak! Makanya kalau meraba sesuatu aku jadi terbayangkan wujudnya dan ditambah diulang lagi dengan cahaya jadi lebih jelas!

Joana speechless, dia tak bisa percaya apa yang didengarnya.

JOANA

(melamun)

Ternyata ada cara seperti ini.

Kamar terlihat gelap karena lampu dipadamkan. Tiba-tiba Siska terbangun, dia menoleh sebelahnya dan Mbak Joana sudah nggak ada disitu lagi.

CUT TO:

33. INT. RUANG TAMU — SUBUH

Siska menutup pintu kamar pelan, dia berjalan sedikit dan melihat Joana lagi menari koreografi mereka dengan mata tertutup di ruang tamu, padahal jam menunjukkan masih pukul 4 pagi.

Joana akhirnya selesai menari dan membuka penutup matanya, Siska memberi tepuk tangan. Siska daritadi rupanya menunggu Joana selesai. Joana kaget.

JOANA

Siska? Kok udah bangun?

SISKA

Habis Mbak Joananya hilang.

JOANA

(Ketawa dan menepuk kepala Siska)

Maaff, jadi bikin kamu terbangun ya?

SISKA

(Penasaran)

Mbak ngapain nari jam segini? Pake penutup mata segala.

Joana melihat penutup mata di tangannya, lalu dia tertawa canggung sambil menggaruk tekuk.

JOANA

Oh ini... Mbak lagi coba menari koreografi kita sambil coba di posisi Amel, biar lebih tau caranya melatih Amel.

Siska mengerjap, spechless, dia menatap Joana dalam.

SISKA

(Suara bergetar)

Mbak berusaha banget, ya?

JOANA

Ya, harus dong! 'Kan Mbak udah janji bakal bantu kalian tampil dengan baik!

Mendengar itu hatinya tiba-tiba sakit, dia menunduk.

SISKA

(Khawatir & kecut)

Gimana... kalau aku nggak bisa tampil dengan baik sampai akhir? Padahal Mbak udah berusaha banget untuk kami.

Joana membeku, Siska yang selalu lembut dan ceria nggak pernah seperti ini. Joana baru sadar kalau Siska ternyata punya inferior. Dia mengelus kepala Siska.

JOANA

Kalau jadinya begitu... ya apa boleh buat?

Siska mendongak kaget, matanya nampak berkaca-kaca. Joana langsung terduduk dan menyekanya sambil tersenyum.

JOANA (CONT'D)

(Lembut)

Tapi aku yakin nggak akan sampai gitu. Kenapa? Karena gak ada usaha yang membohongi hasil! Kalau kita sama-sama berusaha, pasti, pasti! Kita bisa menampilkan yang terbaik dan mencapai apa yang kita mau.

Air mata Siska menetes, dia tersentuh pada ketulusan Joana. Padahal itu cuma kata-kata, tapi sangat menguatkan. Siska pun memegang tangan Joana yang membelai wajahnya.

CUT TO:

34. KEBUN BELAKANG RUMAH — SUBUH

Kita melihat daei atas Joana yang berlari mendorong kursi roda Siska, lalu ditengah jalan dilepasnya dan Siska memggerakkan kursi roda dengan tangannya sendiri. Hanya suara tawa yang terdengar. Ya, Joana lagi melatih Siska agar bisa menjalankan kursi rodanya dengan cepat.

DISSOLVE TO:

35. INT. RUANG TAMU — PAGI

Speaker mengeluarkan lagu, (zoom out) kita bisa lihat Joana yang berkacak pinggang, disampingnya ada Bu Sri dan dibawah mereka ada alat bersih-bersih.

BU SRI

Berhubung ini hari libur, kita hari ini bersih-bersih ya~ udah lama banget 'kan sejak terakhir kali kita bersih-bersih?

JOANA

Dan sambil ditemani lagu! (Menghirup udara) Rilekskan badan kalian, lalu menarilah bebas mengikuti irama lagu~

Lagu mencapai reffnya dan Joana spontan memperagakan contohnya, dia menari bebas sambil menyapu yang membuat semuanya tertawa. Tangan Joana bergerak "ayo".

JOANA

Ayo, tunggu apalagi? Menari bebas gini bisa bikin badan lebiu rileks dan lentur lho?

Anak-anak segera mengerubungi kumpulan alat bersih-bersih itu. Kita lalu melihat anak-anak yang menari bebas sambil bersih-bersih dan bersenandung ria.

CUT TO:

36. INT. KAMAR AYUDIA — PAGI

Joana masuk kamar dengan menyapu sambil bersenandung dan menari santai. Sangking asyiknya, pinggang Joana membentur meja belajar Ayudia. Joana mengelus pinggangnya dan merintih kesakitan. Dia lalu terhenti saat melihat sebuah buku tulis jatuh di lantai. Joana memungutnya.

JOANA

Ini buku yang sering ditulis Ayu tiap malam itu bukan ya?

Joana membukanya dengan penasaran dan bak tersihir membacanya sambil berdiri.

JUMP CUT TO:

Sudah siang sekarang, Joana terduduk keasyikan membacanya. Dia sudah dihalaman terakhir dan menutup buku itu. Dia menyipitkan mata melihat buku itu.

JOANA (CONT'D)

Kenapa semua cerpennya selalu berakhir pesimis sih?

JOANA (CONT'D)

Tapi... (terkekeh) ternyata dia suka juga ya berkhayal dan menulis, ternyata kita punya kesamaan.

Joana menyenderkan kepalanya di meja, dia menatap langit-langit. Dia menggigit bibir bawahnya karena sedang berpikir.

JOANA (CONT'D)

Hmmm, jadi pingin ubah cara pikir pesimisnya itu deh.

CUT TO:

37. INT. MALL KOTA — MALAM

Joana melihat steling berisi kosmetik dengan seksama, dia mengamati shade-shade cushion yang ditunjukkan pramuniaga, mencoba mencari yang sesuai dengan warna kulit Ayu. Bahu Joana ditepuk dari belakang dan Joana segera berbalik, ternyata itu Johan.

JOHAN

Jo! Dari tadi aku cariin, ternyata kamu di sini!

Joana langsung berbalik fokus pada cushion-cushion itu lagi.

JOANA

Jo, sebentar ya aku pilih ini duluu!

Johan greget lihatnya dan melirik jam tangannya.

JOHAN

(buru-buru)

Nggak ada waktu Jo, film-nya udah mau mulai nih.

JOANA

Iyaa, bentar!

JOHAN

(Memutar mata dan mengehela nafas)

Kalau film itu mulai, kita gagal kencan lho? Padahal kita udah lama gak kencan gini.

JOANA

(Buru-buru)

Yaudah saya pilih yang shade 01 deh Mbak, sama lipstik-lipstik yang tadi ya!


Kita melihat Mall yang ramai dan lorong bioskop.

JOHAN (O.S.)

Duhh, kita jadi terlambat gini karena kebanyakan pergi lihat wedding venue. Mama banyak banget deh maunya tadi!

JOANA (O.S.)

Udah, udahh... 'kan hasilnya bisa nemu wedding venue yang terbaik!

CUT TO:

38. EXT. PAGAR RUMAH BU SRI — MALAM

Mobil Johan berhenti di depan pagar, lalu pintu mobil terbuka dan Joana turun. Johan menurunkan jendela agar bisa berbicara dengan Joana.

JOANA

Mau mampir dulu? Kemarinkan kamu janji mau mampir, tapi tadi pagi gak sempat.

JOHAN

(Melirik jam dan menggeleng)

Nggak deh, udah terlalu malam. Takutnya menganggu dan besok juga aku harus kerja.

JOANA

(protes)

Kamu sih pake reservasi restoran segala. Padahal tadi aku udah bilang ke Bu Sri, kamu mau makan malam sama anak-anak.

JOHAN

Sorry, sorry! Aku 'kan mau kasih kencan terbaik!

JOANA

(Ngomel)

Tapi Bu Sri udah sampai masak banyak lho, walau habis juga dilahap Adit dan Radi.

Johan ketawa gemas lihat Joana ngomel, dia mengelus kepala Joana.

JOHAN

Next time, okay?

JOANA

(Ngangguk)

Okay.

JOHAN

(melambai)

Dah, ya! Aku pergi, sampai jumpa minggu depan!

JOANA

(melambai)

See, you! Istirahat dan kerja yang semangat ya!

FADE OUT

39. INT. RUMAH BU SRI — PAGI

Pintu terbuka dan nampak Alan yang berdiri dengan senyuman ramah. Rangga dan Amelia menyambutnya, Amelia langsung memeluk Alan.

AMELIA

Yeayy, Kak Alan datang!

Alan menggendong dan mencium keningnya, dia masuk dan duduk di sofa. Joana datang dan mereka tos.

JOANA

Hey, Lan!

ALAN

Hey, Mbak!

JOANA

(Muka serius)

Mohon bantuannya lagi ya hari ini~

ALAN

(Balas muka serius)

Siap membantu sampai akhir bulan!

Joana membeku bingung, Radi yang baru datang dan duduk dilantai juga bingung.

RADI

Maksudnya Kak Alan gak masuk kerja sampai akhir bulan?

ALAN

(Mengangguk)

Yap, Kakak minta cuti sampai akhir bulan.

CUT TO:

40. EXT. KEBUN BELAKANG RUMAH — PAGI

Kaki Radi memasang ancang-ancang, Joana merenggangkan badan dan Adit kelihatan fokus. Kita melihat jalan lapang yang panjang. Mereka mau lomba lari.

ALAN

1, 2, 3!

Joana langsung mendorong kursi roda Siska, Siska entah kenapa merasa sangat berambisi. Tanpa dia sadari Joana sudah berhenti mendorongnya di perempatan jalan. Dia jadi juara dua, lalu disusul anak-anak yang lain.

SISKA

(Ceria)

Yess, kita dapat juara dua Mbak!

Siska melihat ke belakang untuk melihat Joana, tapi Joana berdiri jauh darinya dan melambai. Siska mematung, jadi tadi dia bisa sampai finish dengan usahanya sendiri. Dia melihat tangannya yang bergetar, dia tak sangka dia sekarang bisa menggerakkan kursi rodanya jauh lebih cepat.

Joana langsung berlari ke Siska, begitu melihat anak itu menangis. Semua juga mendekat mengerubunginya, khawatir. Siska menutup mukanya dengan telapak tangan.

SISKA (CONT'D)

(Nangis)

Aku bisa... aku bisa jadi juara dua dengan usaha sendiri! Mbak Joana aku bikin kemajuan!

Seketika tempat itu berubah jadi luatan air mata.

CUT TO:

41. INT. RUANG TAMU — MALAM

Semua duduk memperhatikan depan dengan antusias, memperhatikan Joana yang memegang kertas-kertas dan pensil. Joana berdehem.

JOANA

(Semangat)

Oke, jadi hari ini kita akan bikin cerita! Cerita tentang putri, yang aku pilih ceritanya nanti akan kita buat pertunjukkannya! Kayak teater gituu.


Joana lalu membagi-bagikan kertas dan pensil ke semuanya. Saat memberi ke Ayudia, Joana sempat berharap-harap cemas ditolak, Ayu memang awalnya mengernyit tapi dia terima juga karena tertarik. Joana menghela nafas lega.

Semua kelihatan asyik menulis, kecuali Radi yang malah gambar princess. Lalu satu persatu pada menyerahkan hasil karyanya ke Joana. Joana membaca tulisan Ayudia, seperti yang dia duga, tulisan Ayu sangat pesimis.

INSERT:

ENDING CERITA AYUDIA: Sang Putri pun akhirnya hidup di menara tinggi seorang diri, karena tidak ada yang mau menerima kekurangannya.

Joana menggigit bibirnya, dia memikirkan caranya mengubah ending cerita Ayu.

JOANA

Oke, aku udah putuskan untuk pilih ceritanya Ayu!

Semua bertepuk tangan dan bersorak untuk Ayu, tapi orangnya sendiri datar dan biasa aja.

JOANA (CONT'D)

Nah yang memerankan si putrinya, adalah Ayu sendiri!

Wajah datarnya langsung berubah kaget, dia tak percaya dan merasa nggak nyaman.

JUMP CUT TO:

Joana sampai ke bagian akhir cerita.

JOANA

Lalu orang-orang meninggalkan sang putri. Maka sang putri...!

Ayudia muncul dengan kikuk dan tak percaya diri, dia mengenakan gaun yang dibeli Joana pas mereka belanja. Rangga terpana melihatnya.

JOANA (CONT'D)

Memutuskan untuk bodo amat dengan orang-orang yang tak menerimanya. Dia menunjukkan kalau kekurangannya, tak akan jadi kelemahan untuknya! Dia tetap berpenampilan cantik...


Joana berhenti membaca, dia mengeluarkan make-up yang dia beli di Mall. Mendekati Ayu yang kaget karena ceritanya diubah, menyibak rambut yang selama ini menutup setengah wajah anak itu dan mendadaninya natural. Dia jadi kelihatan lebih manis dan hidup. Joana kembali ke posisinya dan lanjut membaca.

JOANA (CONT'D)

Dan terlihat percaya diri! Karena dia mau terlihat bersinar, demi orang-orang yang masih menyayanginya apa adanya.

Seketika muncul foto mereka semua saat lomba masak di dinding, Alan ternyata menghidupkan proyektornya.

JOANA (CONT'D)

Dia tak akan hidup sengsara hanya karena takut pada pandangan orang.

Ayudia tersentak melihat itu semua, dia speechless. Joana tersenyum lembut dan datang memeluknya.

JOANA (CONT'D)

Ayu, kamu berharga untuk kami semua. Tolong jangan pikir kamu sendirian dan nggak ada orang yang mau menerima kamu.

Bu Sri ikut memeluk Ayu, lalu diikuti yang lain bahkan Alan. Mereka berpelukan hangat. Alan terfokus pada Joana, kali ini pun Joana punya ide luar biasa. Alan jatuh cinta semakin dalam padanya.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar