Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Seperti Rasi Bintang
Suka
Favorit
Bagikan
8. ACT 2 - Start!

48. INT. RUANG TAMU — SIANG

Kita melihat Ayudia yang sedang melatih Radi, Joana yang sedang melatih Siska jadi salah fokus ke arahnya. Joana terdiam menatapnya dalam.

JOANA

(Melamun)

Padahal dia sering ikut bantu latih anak-anak dan pintar nari juga, tapi kenapa dia masih berkeras nggak mau ikut tampil sih?

JUMP CUT TO:

Joana rebahan dilantai menatap langit-langit. Dia masih memikirkan hal yang tadi. Dia menoleh dan melihat Radi yang sibuk menggambar. Mereka lagi istirahat.

JOANA

(Mengernyit dan melamun)

Apa Ayu nggak mau tampil karena masih nggak percaya diri? Aku harus apalagi untuk membangkitkan rasa percaya dirinya?

Joana berguling-guling di lantai, berpikir keras. Tiba-tiba dia berhenti, terlintas ide di kepalanya. Dia langsung terduduk dan menepuk tangan mengambil atensi semuanya.

JOANA (CONT'D)

(Sumringah)

Guys! Mumpung Ayu lagi pergi sama Bu Sri, gimana kalau kita bikin surat untuk Ayu?

Semua mematung karena Joana terlalu tiba-tiba.

RANGGA

Kenapa tiba-tiba?

JOANA

Ini usaha terakhir, ayo kita bujuk Ayu tampil lagi dengan bikin surat berisi pujian, terima kasih dan bujukan!

JOANA (CONT'D)

Ayu pasti punya banyak jasa sama kalian 'kan?

SISKA

(Semangat)

Banyakk banget! Bisa dibilang Mbak Ayu orang nomor dua di rumah ini karena hampir semua dia yang kerjakan, bahkan merawat dan ngajar kami!

Alan langsung berdiri dan menepuk tangan.

ALAN

Kalau gitu langsung aja kita mulai!

MONTAGE:

1. Ruangan jadi berantakan karena kertas & pulpen berserakan, Amel menggambar dirinya yang memeluk Ayu.

2. Joana memasukkan foto full team ke dalam suratnya.

3. Siska memberi hiasan pada suratnya agar terlihat menarik.

3. Radi yang menutupi suratnya dari Alan yang kepo.

CUT TO:

49. INT. MEJA MAKAN — MALAM

Joana menyodorkan ranjang berisi surat-surat yang mereka buat pada Ayudia. Ayudia mendadak merasakan tekanan karena semua mata menatapnya penuh harap dan tersenyum.

AYUDIA

(ragu-ragu)

Ini semua... apa?

Bu Sri datang sambil menyajikan ayam asam manis yang dia beli pas pergi ke kota tadi.

BU SRI

Wah, kalian semua bikin surat untuk Ayu ya selama kami pergi tadi?

SISKA

Iya! Kak Ayu pasti bakal terharu deh bacanya, hehe.

RADI

Duh, kenapa juga di spoiler sih?

SISKA

Ehh, maaf-maaf!

Ayudia tersenyum simpul, itu pemandangan yang jarang sehingga membuat Joana senang.

JOANA

Nanti malam Ayu baca ya sendirian, malam ini aku mau tidur bareng little ladies dulu~

Joana ngedip ke Amel dan Siska.

CUT TO:

50. INT. KAMAR AYUDIA - MALAM.

Ayudia duduk diranjangnya sambil membuka perlahan surat yang dia terima. Membaca semuanya membuat perasaan Ayudia campur aduk. Dia ketawa, menitikkan air mata, kesal sampai kembali datar melihat foto dan gambar yang disertakan dalam surat. Ada kata-kata tiap surat yang di highlight.

INSERT:

1. SURAT SISKA: Idolaku adalah Mbak Ayu, ayo kita tampil sama-sama ya?

2. SURAT JOANA: Ayuu~ kok bisa sih cantik gitu? Ayo tunjukin pesonamu, yuk!

3. SURAT ALAN: Ayudia yang aku kenal itu cewek kuat yang serba bisa!

4. SURAT RANGGA: Mbak mau ya tampil bareng aku dan lainnya?

5. SURAT AMELIA: Mbak Ayu paling cantik sedunia!

6. SURAT ADITYA: Mbak Ayu, makasih udah sabar selama ini!

7. SURAT RADI: Mbak Ayu memang nyeremin, tapi tanpa Mbak apa jadinya rumah ini?

Ayudia terbaring disamping tumpukan surat, dia tersenyum melihat tumpukan surat itu. Dia memelintir rambutnya.

AYUDIA

Ngapain mereka bikin hal konyol kayak gini sih?

CUT TO:

51. INT. RUANG KELUARGA - PAGI BUTA.

Joana berjalan ke ruang keluarga diikuti yang lain karena mendengar suara musik. Betapa kagetnya mereka lihat Ayudia yang sedang pemanasan. Joana bahkan sampai mengerjap berkali-kali karena tidak percaya.

AYUDIA

Kenapa semua diam aja? Nggak latihan? Waktu pertunjukannyakan udah mau dekat.

Siska melongo, Joana masih diam membisu menatapnya. Tapi setelah sadar betul, senyum menghiasi wajahnya sambil dia berlari memeluk Ayu.

JOANA

Ayudiaaa, welcome to the club!

Ayudia tertawa lebar, akhirnya si gadis es meleleh juga. Siska dan Bu Sri ikut bergabung memeluk, sementara Alan yang mengamati dan ikut merasa haru menggendong Amel. Rangga merangkul Radi dan tersenyum bangga.

JOANA (O.S.)

Tapi Ayu, koreografi kamu 'kan nggak ada?

AYUDIA (O.S.)

Tolong jangan remehkan mantan anggota andalan klub nari pas SMP ya! Aku bisa bikin koreografiku sendiri dengan cepat.

BU SRI (O.S.)

Ciee, ada yang sombong nih! 

CUT TO:

52. INT. RUANG TAMU - PAGI

Joana meletakkan ponselnya dan kita bisa lihat chat Joana ke Johan, yang membatalkan janji temu mereka karena ingin menyiapkan panggung. Disampingnya ada kalender yang memperlihatkan tanggal 20 Desember.

Dari belakang, terlihat Radi sedang menggambar dinding dengan cat. Kita melihat Radi yang fokus dan bercucuran keringat, dibelakangnya terlihat Alan yang sedang memasang tirai jendela. Joana berdiri disamping Radi.

JOANA

Wahh, Keren Rad!

Radi tersenyum bangga, dia tapi langsung memasang ekspresi tak suka saat Joana main ngecat aja.

RADI

Mbakk, harusnya warna hitam nggak di situ!

JOANA

Oh, ya? Jadi gimana dong?

Rangga muncul sambil menebar tikar.

RANGGA

Radi! Kayak ginikan?

Rangga berbalik sambil menyeka keringat di dahinya, nafasnya juga memburu. Radi memberi jempol.

RADI

Oke, udah pas tuh Kak Rangga!

Joana tersenyum miring dan mengacak-acak rambut Radi karena melihat lagak anak itu, yang jadi pemimpin desain panggung mereka kali ini berkat imajinasinya.

MONTAGE:

1. Siska sedang menggunting gambar-gambar Amel, anak itu menggambar rumput, bunga, burung dan lain-lain berdasarkan imajinasinya. Tapi karena tak pernah lihat langsung, bentuknya agak sedikit unik.

2. Sementara Ayudia dan Bu Sri sedang bermain dengan kain, untuk menentukan model baju seragam tampil mereka. Mereka fokus tapi masih diselingi canda tawa.

3. Semuanya berlatih koreografi bersama, sambil Bu Sri mainkan piano dan Alan videoin.

CUT TO:

53. INT. RANJANG KAMAR AYUDIA - SORE.

Joana bertelepon dengan Johan, meski sibuk dia selalu meluangkan waktu untuk itu. Belakangan ini nadanya semakin semangat.

JOANA

Kamu harusnya lihat Jo, masih setengah proses tapi hasil panggungnya cantik banget! Itu semua ide Radi, lho!

Johan yang diseberang menjawab dengan datar dan seperti palsu. Tapi Joana tidak peka itu.

JOHAN

Oh, ya? Aku jadi penasaran. Nanti aku lihat deh.

JOANA

Aku kirim fotonya sekarang deh!

JOHAN

Tapi kamu tau nggak apa yang terjadi hari ini sama aku? Aku tad-

JOANA

Itu udah aku kirim! Jo, kamu juga harus lihat seragam kami, bersinar lho!

Johan yang diputus omongannya terdiam. Joana nggak sadsr itu karena terlalu bersemangat.

JOANA (CONT'D)

Aku nggak nyangka Ayudia punya bakat mendesain kayak gitu! 

JOHAN

Wahh, kalau gitu aku-

Disaat bersamaan pintu diketuk dan Ayudia nongol, dia memberi isyarat “ayo pergi”. Joana pun memutuskan omongan Johan lagi.

JOANA

Eh, Jo! Udah dulu ya? Kami mau latihan lagi, i love you so much you know, right?

CUT TO:

54. EXT. PARKIRAN — SORE

Johan terdiam, hanya tersenyum hambar.

CUT TO:

55. INT. RANJANG KAMAR AYUDIA - SORE.

JOANA

Johan?

JOHAN

Oke.

Tut! Joana langsung berlari ke Ayudia dan mereka bergandengan tangan menuruni tangga.

AYUDIA

Ayo, cepet-cepet! Yang lain udah nunggu!

Joana tertawa melihat Ayudia yang nggak sabaran latihan.

JOANA

Tapi pelen-pelen dong jalannya!

MONTAGE:

1. Kalender memperlihatkan tanggal 21, disamping kalender Joana dan Rangga sedang memasang foto-foto mereka di dinding.

2. Ayudia dan Bu Sri sudah masuk tahap menjahit dan sudah hampir jadi.

3. Alan bersama Siska dan Amel menempelkan hiasan-hiasan daei gambar Amek yang difoto.

4. Kalender memperlihatkan angka 22, disampingnya Joana sedang bertelepon dengan Johan.

5. Kalender memperlihatkan angka 23, Radi mengatur cahaya dibantu Joana yang sambil bertelepon dengan Johan.

CUT TO:

56. INT. KAMAR AYUDIA - SORE.

Joana duduk ditepi jendela kamar Ayu, bertelepon dengan Johan. Dia berbicara dengan semangat dan ceria.

JOANA

Tadi itu hampir aja catnya jatoh dan ngancurin dinding yang kami udah cat, gambar dan hias dengan susah payah. Untuk aja Alan cepet nangkap catnya walau ngakak parah, bajunya langsung berubah warna karena kena cat!

CUT TO:

57. EXT. RUANG PANTRI — SORE

Johan yang mendengarkan hanya tersenyum, senyumannya semakin hambar sambil mengaduk kopi. Dia seperti nggak menaruh perhatian, kata-kata Joana masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan begitu saja.

CUT TO:

58. INT. RUANG KELUARGA - SORE.

Kalender memperlihatkan tanggal 24 Desember, disampingnya dipajang baju-baju yang sudah jadi dijahit dari yang paling kecil (punya Amel) sampai yang paling besar (punya Rangga). Kita melihat panggung dengan desain unik nan kreatif dan kursi-kursi yang disusun rapi.

RADI

Akhirnya selesai juga. Duh, duh capek banget!

Alan tertawa melihat tingkah Radi dan mengacak rambut anak itu.

ALAN

Ketua capek banget ya, ngatur semuanya selama ini?

Mereka semua yang udah berkumpul tertawa. Tapi Ayu celingak-celinguk mencari keberadaan Joana, yang biasanya pasti udah sumbang suara.

AYUDIA

Tapi... Mbak Ana mana ya?

SISKA

Itu Mbak Ana!

Siska menunjuk pojok ruangan, Joana nampak sedang bertelepon. Dia sebenarnya memang lagi menunggu Johan mengangkat video callnya, wajahnya nggak bisa bohong kalau dia excited ingin menunjukkan hasil jerih lelah mereka lewat video call.

CUT TO:

59. INT. RUANG PANTRI KANTOR - SORE.

Johan hanya menatap telepon yang di silent bertulis nama Joana itu sambil mengaduk kopi. Dia kelihatan datar dan malas mengangkatnya. Mariana yang duduk disamping Johan minum kopi, menatapnya iba.

MARIANA

Kamu makin kecewa ya sama Joana?

Johan diam saja tak menatapnya, Mariana menghela nafas dan mengelus bahu Johan.

MARIANA (CONT'D)

Kamu bahkan sekarang udah nggak bisa membelanya lagi.

Wajah Johan berubah masam.

MARIANA (CONT'D)

Sebenarnya aku udah berpikir ini dari kemarin, kalau dia sampai rela mengabaikan kamu demi anak-anak itu. Bukannya itu artinya kamu nggak lebih penting dari anak-anak itu?

Johan tersentak mendengarnya dan menatap Mariana, Mariana bisa merasakan kalau kata-katanya yang realita melukai Johan. Dia menghela nafas dan tersenyum lembut.

MARIANA (CONT'D)

Gimana kalau kita nonton aja? Biar mood kamu baik lagi! (menyodorkan tiket) aku udah beli tiket film ini, yang kamu mau nonton sama Joana. Aku akan gantiin dia.

Johan balik melihat ponselnya yang masih berdering. Johan mengangguk dan memasukkan ponselnya ke saku. Memilih mengabaikan telepon Joana.

CUT TO:

60. INT. RUANG KELUARGA - SORE.

Joana manyun sambil melihat ponselnya, dia nggak percaya Johan nggak angkat bahkan sampai panggilan ketiga, padahal di waktu ini harusnya Johan udah pulang kerja. 

JOANA

Apa dia lembur? 

Joana langsung mengirim pesan, matanya memancarkan penuh cinta.

INSERT:

CHAT JOANA: Jo, kok nggak angkat? Lembur ya? Jangan sampai lupa makan, oke? Semangatt! Nanti kalau pekerjaannya udah selesai, telpon aku ya? Aku pasti langsung angkat, kapan aja. Sekalian ada yang mau aku tunjukkin, hehe.

BU SRI

Aduh, yang lagi kasmaran sendirian aja dipojok!

Joana langsung berbalik dengan tawaan kecil mendengar ejekan Bu Sri itu. Melihat Joana yang penuh cinta pada pacarnya, Alan yang daritadi memperhatikan Joana merasa hatinya seperti tertusuk, dia cemburu tapi menutupinya dengan senyuman hambar. Dia kemudian memegang bahu Joana dan menuntunnya mendekat pada yang lain.

ALAN

Sibuk pacaran mulu! Kita lagi di momen penting nih!

Joana ketawa dan membuat Alan jadi terpana.

JOANA

Maaf, maaf! Soalnya aku nggak sabar mau nunjukin ke pacarku~

Alan rasanya makin cemburu, meski balas tertawa tapi matanya lari. Joana memeluk Amel.

JOANA (CONT'D)

Kita berhasil ya, guys! Duh, setiap lihat panggung ini, bawaannya terharu campur aduk sama bangga, gak sih? Soalnya banyak bangett kenangan selama proses buatnya.

SISKA

(Mengangguk)

Semua kenangan itu bakal aku simpan baik-baik seumur hidup dihatiku!

Semua ketawa geli mendengar kata-kata puitis Siska. Mereka saling menatap dan berangkulan.

SEMUA

SAMAAA!!

Mereka ketawa lagi, rasanya bahagia banget! Lalu Bu Sri menepuk tangannya.

BU SRI

Oh, ya! Untuk merayakan selesainya persiapan kita, gimana kalau malam ini kita semua tidur bareng di sini? Ngobrol-ngobrol sampai tidur sambil puas-puasin lihat panggung bikinan kita!

Semua saling bertatapan, itu menarik!

JOANA

(Seru)

Ayoo! Kapan lagi bisa tidur bareng-bareng?

AYUDIA

Kalau gitu aku ambil alas dan selimutnya.

SISKA

Aku bantu Mbak Ayu!

ADITYA

Aku, aku juga.

Ayudia tersenyum mengangguk, mereka pergi. Bu Sri pun berbalik.

BU SRI

Kalau gitu, Ibu siapin cemilan biar enak ngobrolnya! Amel dan Radi, ayo ikut bantuin Ibu!

JUMP CUT TO:

Semua keperluanpun siap, bahkan sudah hidupkan obat nyamuk! Mereka mengobrol penuh tawa sambi makan dan perlahan-lahan semua mulai terlelap.

CUT TO:

61. EXT. TERAS RUMAH - PAGI BUTA.

Angin meniup rambut Joana yang digerai.

INSERT:

CHAT JOANA YANG MASIH BELUM DIBACA PADAHAL JOHAN ONLINE SEMALAM.

Joana mengeratkan selimut yang menyelimuti dirinya, menyipitkan mata dan menepuk-nepuk ponsel ke dagu, sedang berpikir.

JOANA (V.O.)

Johan nggak pernah nggak balas chatku, kalau dia online. Tumbenan deh, apa sesibuk itu?

Joana termenung dan merilekskan wajahnya, dia kelihatan sedih. Dia memberanikan diri mengirim pesan.

INSERT:

CHAT JOANA: Jo, selamat pagi~, hayo semalam begadang ya? Aduh kesayanganku kerja keras nih... wkwk

ALAN

Ahh, ternyata Mbak di sini toh! Kirain ke mana, dicariin di dalam gak ada.

Joana kaget dan berbalik, menemukan Alan yang bersandar di pintu sambil menguap. Dia cepat mengatur ekspresi jadi ceria lagi.

JOANA

Ini masih jam setengah lima pagi lho? Kok udah bangun aja? Padahal semalam kita keseruan sampai begadang.

Alan tersenyum melihat tawaan kecil Joana, dia pun mengambil duduk disamping Joana. 

ALAN

Justru aku yang mau nanya Mbak, kok pagi buta gini udah bangun?

JOANA

Nggak tau tadi kebangun aja, terus nggak bisa tidur deh. Alhasil aku mau nunggu sunset aja sambil gabut!

Keduanya ketawa akrab. 

ALAN

Mbak nggak takut apa sendirian gelap-gelap ditempat yang luas dan banyak pohon gini?

JOANA

Nggaklah, ngapain juga? Orang nggak ada apa-apa!

Alan ketawa kecil lagi dan menatap wajah itu lama, dia terpana pada kecantikan Joana. Rambut Joana bertiup semakin kencang menutupi wajahnya. Alan melepas selimutnya dan menyelimuti Joana dengan hangat. 

ALAN

Iya, deh nona pemberani.

JOANA

Iya, deh tuan perhatian!

Joana nyengir sambil mereka bertatapan, Alan kembali tertawa kecil untuk mengalihkan perasaan gugup karena jantungnya yang berdebar kencang dan bahu mereka yang bersentuhan. Tiba-tiba ada bunyi nontifikasi dari ponsel Joana. Joana cepat-cepat melihat apa itu sementara Alan mengintip disampingnya.

INSERT:

CHAT JOHAN: Tukang molor tumben jam segini bangun? Maaf baru balas ya, kemarin capek banget lembur! Hari ini ‘kan akhir pekan, mau ngedate? Aku jemput nanti.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar