Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Seperti Rasi Bintang
Suka
Favorit
Bagikan
10. ACT 2 - Dilema

68. INT. KAMAR AYUDIA - PAGI.

Joana grasak-grusuk membereskan kopernya. Semuanya berdiri di depan pintu saling lihat-lihatan dengan sedih. Alan menggeram, rasanya dia ingin menahan Joana. Siska maju beberapa langkah.

SISKA

(Sedih)

Harus pergi sekarang banget, ya? Katanya baru pergi setelah kita tampil.

Joana terhenti, dia mendekati Siska, tersenyum & membelai wajah Siska lembut.

JOANA

(Pilu)

Iya nih, Mbak harus balik sekarang karena masih ada yang harus diurus-urus lagi.

Ayudia menepuk punggung Siska.

AYUDIA

(Tegas)

Jangan ditahan dong Mbak Ana-nya, dia 'kan emang harus ngurusin nikahannya? Toh, nanti datang lagi pas hari kita tampil.

Joana membeku, mukanya langsung berubah nggak enak. Dia tersenyum kecut.

JOANA

Mbak... kayaknya nggak bisa tampil dihari itu.

Ayudia dan Siska langsung tercengang dan Alan mengernyit. Alan rasa ini akibat pertengkaran kemarin.

RANGGA

Kenapa?

JOANA

Karena dihari itu, Mbak menikah.

RADI

(Teriak karena syok)

Bukannya 1 Januari tahun depan!?

Joana menguatkan hati, dia menggeleng dan menatap semua dengan senyuman pilu.

JOANA

Nggak jadi, dimajuin karena suatu alasan.

Suasana terasa sangat dingin dan mencekam. Semua terdiam karena kaget, ini terlalu tiba-tiba. Joana memeluk Siska.

JOANA (CONT'D)

Maaf, ya. Mbak langgar janji begini sama kalian, tapi Mbak harap kalian bisa tampil dengan baik.

69. INT. HALAMAN DEPAN RUMAH - PAGI.

Joana memencet kunci mobil sambil menyeret koper. Alan meraih lengan lengan Joana.

ALAN

Mbak, kenapa tiba-tiba banget?

JOANA

Kamu 'kan udah dengar alasannya tadi.

ALAN

Tapi Mbak tega ingkar janji sama anak-anak? Bahkan Mbak udah janji sama Aditya lho!

Joana menepis tangan Alan, karena Alan membuatnya semakin nyesek.

JOANA

Aku juga nggak mau begini, tapi situasinya nggak memungkinkan!

Alan kaget melihatnya, Joana nggak pernah begini. Dia lalu mengernyit.

ALAN

Apa ini karena pacar Mbak semalam?

Joana diam membisu. Alan menghela nafas kesal.

JOANA

Pokoknya aku harap kamu mengerti.

Alan nggak bisa menahan emosinya, dia tanpa sadar mengatakan kata yang menyakitkan dengan penekanan.

ALAN

Saya nggak bisa mengerti orang yang tega bikin kecewa anak-anak, apalagi sampai ingkar janji!

Joana tercengang, matanya bergetar.

CUT TO:

70. INT. RESTORAN - SIANG.

JOHAN (O.S.)

Joana!

Joana termenung di meja, dia teringat kata-kata Alan dan itu menusuk hatinya, dia nggak bisa membantahnya.

JOHAN (CONT'D)

Joana!!

Johan mengguncangkan bahu Joana, kencang. Joana tersadar.

JOHAN (CONT'D)

(Kesal)

Kamu kenapa sih selalu nggak fokus?

JOANA

(Ling-lung)

Ma-maaf, jadi gimana pembayarannya?

JOHAN

(Menghela nafas kasar)

Udah dari tadi, bahkan orangnya udah pergi!

JOANA

(Kaget)

Oh, ya?

Johan mengernyit dan menggeram, dia kesal lihat Joana yang seperti ini. Seperti orang yang nggak niat urus pernikahannya. Joana melihat Johan mengenakan gelang yang dipamerkannya dulu (gelang nonton sama Mariana).

JOHAN

Udahlah, kamu pulang aja kalau nggak fokus. Biar aku aja yang urus semua.

JOANA

(Takut)

Apa? Tunggu!

Johan langsung pergi meninggalkan Joana. Joana menghela nafas dan menutup wajahnya dengan telapak tangan.

JOANA (CONT'D)

Astaga, kenapa aku begini? Aku nggak bisa berhenti mikirin muka kecewa anak-anak hari itu...

CUT TO:

71. INT. MALL - SIANG.

Johan terlihat sedang memilih souvenir dengan Mariana, mereka kelihatan sangat akrab. Johan tak sadar tersenyum melihat wanita itu bisa dengan luwes berbicara dengan SPG. Mariana menoleh ke Johan.

MARIANA

Oke, urusan souvenirnya udah beres!

Wanita itu mengedip dan memberi jempol, Johan spontan tertawa.

MARIANA (CONT'D)

Omong-omong, kenapa beli souvenir gini samaku?

Alan langsung berubah murung. Dia tersenyum palsu.

ALAN

Karena aku nggak ngerti mana yang bagus.

Mariana menghela nafas dan merangkul Johan.

MARIANA

Kamu nggak bisa bohongin aku Han, kamu lagi ada masalahkan sama Joana?

Johan menghela nafas kasar.

JOHAN

Bukan masalah sih, tapi dia kayak nggak peduli sama urusan pernikahan kami. Aku jadi kesal.

Mariana mengangguk paham dan mengelus bahu Johan.

MARIANA

Omong-omong aku jadi sedih. Kamu tau aku suka kamu, tapi kamu malah suruh aku bantuin urusan pernikahanmu. Harusnya aku nih yang nikah sama kamu!

Mariana pura-pura ngambek, Johan tertawa lepas melihatnya. Mariana jadi tersenyum senang lihatnya.

JOHAN

Sorry, soalnya aku teman perempuanku hanya kamu.

CUT TO:

72. INT. RUANG TAMU BU SRI - SIANG.

Dari jauh kita melihat Alan menepuk pundak Radi sementara Bu Sri memeluk Amel. Semua nampak terduduk lesuh.

ALAN

(Semangat)

Ayo semua, semangat! Kita harus tampil dengan baik, kalau kalian memang sayang sama Mbak Joana dan mau mengapresiasi usaha Mbak Joana selama ini.

BU SRI

Betul, kalian harus buktikan kalau kalian bisa tampil dengan baik meski tanpa Joana! Supaya dia bisa menikah dengan bahagia tanpa terbebani.

ALAN

Nanti aku kirim video penampilan kalian sama Mbak Joana, jadi kalian harus tampil dengan baik, ya?

Semua mengangguk pelan, tapi nampak semangat muncul dalam diri mereka.

SISKA

Tapi... koreografinya udah diatur untuk tujuh orang.

Alan terdiam, dia lalu menjawab dengan cepat. Wajahnya serius dan penuh tekad.

ALAN

Kalau gitu, biar Kakak yang gantikan posisi Mbak Joana.

JUMP CUT TO:

Semuanya berlatih dengan bersemangat. Alan berkeringat deras karena perlu belajar koreografi baru dengan cepat.

CUT TO:

73. INT. TOKO BAJU PENGANTIN - SORE.

Joana berdiri di depan cermin dengan wajah lemas, sinar pada dirinya terlihat semakin redup. Mama Johan kelihatan mengamati baik-baik, dia lalu mengguncangkan bahu Joana.

MAMA JOHAN

(Senang)

Wahh, gaun yang ini juga bagus! Heran dehh, semua baju kok cocok untukmu.

JOANA

(Tersenyum paksa)

Makasih Ma, ini 'kan karena Mama pintar pilih gaunnya!

Mama Johan tersenyum senang.

MAMA JOHAN

Aduhh, Han! Kamu pintar banget milih calon istri, Mama jadi kesel baru dikenalin sepuluh bulan lalu.

Mereka tertawa.

MAMA JOHAN (CONT'D)

Tapi Joana... kenapa kamu kelihatan seperti sedih begitu? Kayak ada sinar dari dirimu redup.

Joana dan Alan kaget mendengarnya. Ternyata Mama Johan juga bisa merasakan kesedihan Joana. Johan langsung menyenggolnya membuat Joana tersadar.

JOANA

(Tersenyum palsu)

Ah, kayaknya karena aku gugup deh. Soalnyakan pernikahannya 'kan udah besok, Ma.

Mama Johan mengelusnya lembut.

MAMA JOHAN

Jangan gugup, besok nggak akan semenegangkan itu kok! (Memukul lengan Joana) Sekarang ayo coba dulu yang lain, kita baru pilih dua gaun.

CUT TO:

74. INT. FITTING ROOM - SORE.

Celana jeansnya bergetar, ada telepon masuk dan itu dari Alan. Joana mengangkatnya.

ALAN

Halo, Mbak?

JOANA

(Senyum simpul)

Halo.

ALAN

Apa saya ganggu?

JOANA

Nggak, kok.

Keduanya terdiam, rasanya canggung. Terdengar Alan berdehem.

ALAN

Gini... saya sebenarnya telpon mau minta maaf. Kemarin saya terlalu kelewatan, padahal Mbak juga terdesak.

Joana tersenyum lembut, suara Alan seperti menenangkannya. Dia menyender di dinding.

JOANA

Gak apa-apa, aku juga salah.

Nada Alan langsung berubah ceria, rasanya udah nggak canggung lagi.

ALAN

Kalau besok sempat, habis pertunjukkan saya ingin bawa anak-anak ke pesta pernikahan Mbak.

Joana terdiam, rasanya dia salah tingkah.

JOANA

Apa mereka nggak marah samaku?

ALAN

Nggak kok! Justru mereka latihan lebih keras karena mau menunjukkan penampilan terbaik demi Mbak!

Joana tertawa kecil, dia merasa sangat terhibur dan terharu. Matanya berkaca-kaca. Alan berdehem lagi.

ALAN

(Pelan)

Kalau Mbak juga sempat, datanglah ke sini jam 12 Siang untuk tampil sama anak-anak.

Joana termangu, rasanya dia mau sekali.

DISSOLVE TO:

75. INT. RUANG TUNGGU PENGANTIN WANITA - PAGI.

Joana menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul 9.00, pernikahannya mulai sejam lagi. Joana yang di dandani cantik malah lemas dan termenung.

JOANA (V.O.)

Apa mereka sekarang sudah siap-siap? Apa mereka bisa tampil dengan baik?

Ibu Joana menyadari Joana nggak fokus, dia mengguncang badan Joana.

IBU JOANA

Kamu kok nggak fokus gini sih?

Joana tersadar, dia kelihatan ling-lung. Ibu mengernyit, dia duduk disamping Joana.

IBU JOANA (CONT'D)

Kamu sebenarnya kenapa? Bukannya ini pernikahan yang kamu mau? Tapi kamu kok malah lemas dan kelihatan nggak semangat gini.

Bertepatan dengan itu Pak Budi masuk untuk memberi selamat. Tapi langsung merasakan atmosfir yang nggak mengenakkan.

IBU JOANA (CONT'D)

(Desak)

Mau Cerita sama Ibu?

Joana menatap Ibu dan Pak Budi, dia lalu menceritakan segala yang terjadi. Begitu selesai, Ibu dan Pak Budi mengelusnya.

IBU JOANA (CONT'D)

Nak, kalau memang hatimu ada pada anak-anak itu melebihi pada pernikahan ini. (Dia merasa berat) Ikutilah kata hatimu.

Mata Joana berair, suaranya bergetar.

JOANA

Tapi aku udah sampai sejauh ini, kalau batal sekarang 'kan sayang. Apalagi nama Ibu dan Papa bisa jadi hinaan.

PAK BUDI

Joana, Bapak sadar dari dulu kamu selalu menahan diri. Apa kamu bahagia? Hanya karena demi menjaga sesuatu? Jangan sampai menyesal pada pilihanmu, sekarang masih ada waktu. Kejar cita-citamu, ikuti. Kata. Hatimu.

IBU JOANA (CONT'D)

(Mengangguk)

Jangan menahan diri untuk kami, kami nggak apa-apa!

Ibu meneteskan air mata, dia kelihatan sangat yakin. Pak Budi menyodorkan kunci mobil padanya. Bersamaan dengan itu, Mariana datang.

MARIANA

Jadi ini pengantin kita!

Joana tercengang melihat gelang di tangan Mariana, itu sama dengan gelang yang suka Johan pakai belakangan ini. Apalagi Mariana... dia teman kantor Johan.

Joana mengerjap, dia mengambil kunci mobil dari Pak Budi dan menarik Mariana.

JOANA

Mbak, tolong gantikan saya!

Joana langsung berlari keluar mengenakan gaun pengantin.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar