86. EXT. LORONG KAMPUS - SIANG
Dika dan Vrila berdiri di depan mading. Dika menempelkan poster. Sedangkan Vrila memberikan poster itu kepada setiap orang yang lewat.
CUT TO
87. EXT. DI JALANAN DEKAT KAMPUS - SIANG
Reno, Jamal, dan Vrila memberikan poster itu kepada setiap orang yang lewat. Tak lupa juga, mereka melakukan promosi foto poster ke Instagram, Twitter dan lainnya.
CUT TO
88. INT. RUANG BEM - SIANG
Dika membagikan selembaran poster itu kepada teman-teman BEM. Dia juga meminta tolong agar rekan-rekannya membantu dia dan Vrila untuk menyebarkannya di medsos.
CUT TO
89. INT. TAMAN KAMPUS - SORE
Dika, Reno, Jamal, Putri, dan Vrila kembali berkumpul di gazebo.
Vrila
(Mengelap keringat)
Huwaa... Akhirnya selesai juga.
Putri
Iya, nih. Makasih banyak, ya. Putri nggak tahu harus bilang apa lagi selain itu.
Jamal
Santai aja, Putri. Lagian, kita semua ikhlas, kok. Ya udah, yuk. Sekarang kita pulang aja, udah sore.
Putri
Eh, jangan langsung pulang. Putri mau traktir kalian semua.
Vrila
(Mengerutkan dahi)
Eh, kamu mau traktir kita semua? Yang bener? Kalo hari ini, Gua ga bisa ikut, Putri.
Putri
Loh, kenapa?
Vrila
Gua ada acara penting habis ini, hahaha. Kalo Lo mau traktir yang lain nggak papa, kok. Gua bisa nitipin Lo ke Kak Jamal.
Vrila menoleh ke arah kak Jamal.
Vrila
(Berkata dengan tegas)
Kak Jamal, Gua nitip Putri, ya. Awas aja kalo sampek dia kenapa-napa! Gua ga terima, ya! Lo berurusan sama Gua, serius!
Jamal
Widih, ngeri sekali! Santai aja, Vril. Putri aman sama Gua. Lo mau ke mana, si?
Vrila
Kepo banget, sih. Ga boleh terlalu kepo tau nggak, sih!
Jamal
Ya udah, deh. Nggak kepo lagi. Hahaha.
Vrila
(Menatap Putri dengan tatapan tajam)
Ya udah, Gue pulang duluan, ya. Lo jangan lupa call Gua kalo udah sampek kos! Pulangnya jangan malem-malem! Awas aja, Lo!
Putri
Iya, Vrila. Ga usah khawatir, hehehe. Kebiasaan, deh.
Vrila
Oke, sip. Bye!
Vrila beranjak pergi meninggalkan semua orang. Ia kembali pulang ke rumahnya.
CUT TO
90. INT. KAMAR VRILA - SORE
Vrila berjalan mondar-mandir di kamarnya. Dia memegang hpnya dengan wajah gelisah. Setelah itu, Vrila memutuskan untuk duduk di kursi kamarnya.
Vrila (V.O)
Aduh, Gua chat aja kali, ya? Gua penasaran banget, nih.
Vrila melihat ke layar hpnya. Di situ, ada nama Bibi Mira. Pada akhirnya, Vrila mengirim foto poster dan memberikannya pesan.
CU: Text wa, "Selamat sore, Bibi Mira. Tolong sebarkan, ya. Barangkali, ada yang tahu siapa orang tua Putri. Makasi. ๐๐"
Tak lama kemudian, Bibi Mira membalas pesan itu.
CU: Text, "Vrila, sebenarnya saya tahu siapa orang tua Putri."
Vrila
Nah, kan. Gua udah nebak dari awal kalo Bibi Mira tahu. Wah, Gua harus minta penjelasan, nih.
Vrila mengirim pesan kepada Bibi Mira untuk meminta penjelasan. Namun, Bu Mira hanya membacanya tanpa membalasnya. Vrila merasa cemas akan hal itu.
CUT TO
91. INT/EXT. HALAMAN DEPAN KAMPUS - PAGI
Vrila berkumpul dengan Putri dan Jamal. Mereka membawa tas punggung masing-masing. Jamal menyimpan coklat di tasnya. Pagi itu Vrila nampak murung.
Jamal
Vril, Lo kenapa? Kerasukan setan, ya?
Vrila
Dih, Lo ngomong gitu sekali lagi, Gua tendang langsung ke planet Pluto biar tau rasa!
Putri dan Jamal tertawa lirih.
Putri
Udah, Vrila. Lo hobi banget sih, buat marah-marah. Mendingan, kita ke kelas aja habis ini. Kita ada kelas kan, setelah ini? Hehehe.
Jamal
(Memegang lengan kanan Putri)
Putri, tunggu.
Putri pun berhenti. Vrila hanya melirik sekilas, ia tidak peduli dan segera beranjak pergi dari sana. Tersisa Putri dan Jamal. Jamal mengambil sebuah cokelat.
Jamal
(Memberikan cokelat kepada Putri)
Putri, ini. Kakak mau kasih cokelat, ke kamu.
Putri
(Mengambil cokelat dan tersenyum malu)
Makasih banyak, Kak Jamal.
Jamal
(Mengelus kepala Putri)
Iya, sama-sama. Semangat kuliahnya.
Putri
Kakak juga, ya. Putri pergi dulu.
Putri beranjak pergi dari Jamal. Jamal melihat kepergian Putri dan segera bergegas ke kelasnya sendiri.
CUT TO
92. INT - KELAS - PAGI
Jamal duduk di kursi kelasnya. Di sana, ia mengambil laptop dan mulai membuat sebuah puisi. Tiba-tiba saja, Farah dari kejauhan datang.
Farah
(Melirik ke arah Jamal)
Ehem, Gua liatin. Kayanya ada yang ngasih coklat ke perempuan tuh, tadi. Tapi, Gua beneran lupa. Siapa ya, orangnya? Kayanya, Gua asing sama orangnya, tuh. Siapa ya, kira-kira yang mau jelasin ke Gue?
Jamal
Heh! Lo liatin Gua, ya? Buset, jangan ngomong siapa-siapa, ya. Hahaha.
Farah
Seperti biasa, kasih tau dulu. Dia siapa?
Jamal
Dia itu Putri. Orang yang Gua suka dari umur enam tahun, hahaha.
Farah
(Terkejut)
Hah? Demi apa? Seriusan? Widih, keren dong. Terus, gimana?
Jamal
Apanya?
Farah
Lo kan suka sama dia, nih. Lo udah nyatain perasaan Lo apa belum?
Jamal
Belom, sih. Hahaha. Maybe, nanti aja kali, ya.
Farah
Ya itu hak Lo, sih. Gua ga berhak ikut campur. Tapi, Lo udah mastiin belom? Maksud Gua, Lo tau perasaannya dia, nggak? Apa dia juga suka sama, Lo?
Jamal
Gua ngga ngerti, sih. Tapi, Gua mau nyoba mastiin itu. Kayanya, dia suka sama Gua juga, sih. Hahaha.
Putri
Buset, pede bener. Bisa jadi dia nganggep Lo cuman temen doang, kan? Makanya, Lo harus konfirmasiin perasaan Lo ke dia. Hahaha. Daripada Lo sakit sendiri, entar.
Jamal
Iya juga, sih. Makasih ya, Farah.
Farah
Yoi, tenang aja. Yang penting, kalo Lo udah jadian. Jangan lupa traktir Gua eskrim. Ga mau tau!
Jamal
Siap, Farah.
Setelah terjadi perbincangan di antara mereka. Farah duduk kembali di kursinya. Di satu sisi, Jamal membuat grub wa yang berisi Vrila, dirinya, Dika dan juga Reno.
CUT TO
93. INT. - KELAS - PAGI
Vrila duduk di kelasnya dan membuka Wa-nya.
Vrila (V.O)
Hah? Grup apaan, nih? Masa iya Gua cewe sendiri. Dikira Gua apaan, woy!
Vrila mengirim pesan di grub.
CU: Text, "Gua kenapa dimasukin ke sini, sih? Lo mau apain Gua? Gua keluar boleh ga? Ga betah."
Tak lama kemudian, Jamal memberikan pesan di grup itu. Vrila membacanya.
CU: Text, "Nanti Gua diskusi sama kalian di grup aja."
Vrila (V.O)
Hah? Jamal mau ngomong apaan, nih? Ah, dahlah. Bodo amat. Ga usah dijawab. Palingan juga ga penting.
Vrila menghembuskan nafas panjang. Setelah itu, dia menaruh hpnya kembali ke dalam tas.
CUT TO
94. INT. KAMAR VRILA - MALAM
Vrila berjalan mondar-mandir di kamarnya. Ia memegang hpnya dengan wajah cemas. Tak lama kemudian, hpnya bergetar.
SFX: suara pesan masuk wa.
Vrila membuka pesan di wa.
Vrila
(Mengerutkan dahi)
Astaga, ni anak kenapa, ya? Masa iya dia mau nembak Putri, sih? Heum, gak kecepetan apa gimana, ya?
Vrila menepuk jidatnya sendiri. Ia tertawa membaca pesan itu. Tak lama kemudian, Bu Mira menelpon Vrila.
SFX: suara dering telpon.
Vrila mengangkat telponnya.
Bu Mira (O.S)
Assalamu'alaikum, Nak Vrila. Bibi bisa bicara sama kamu sebentar?
Vrila
(Mengerutkan dahi)
Wa'alaikumussalam, Bibi Mira. Ada apa, Bi?
Bu Mira
(Bu Mira berbicara sambil menangis)
Ini soal Putri, Vrila.
Vrila akhirnya melakukan telepon dalam jangka waktu yang lama dengan Bu Mira. Di malam itu, dia menangis setelah melakukan telepon dengan Bu Mira. Vrila akhirnya memutuskan untuk tidur.
CUT TO
95. EXT. GAZEBO KAMPUS - SIANG
Jamal dan Vrila berdiri di depan gazebo yang kosong. Mereka berdua memakai seragam rapi layaknya anak kuliahan. Di sana, Vrila menatap Jamal dengan wajah datar.
Jamal
Vrila, Lo ngapain ajak Gua ketemuan di sini? Tumben-tumbenan Lo kaya gini, hahaha.
Vrila
Lo jadi mau nembak Putri, Kak? Kapan?
Jamal
Iya, si. Dua hari lagi. Gua milih hari Sabtu karena itu kan hari libur. Sama yang kaya Gua omongin kemarin di grub. Kenapa?
Vrila
Eum, ya gapapa, sih. Cuman nanya doang, Gua. Tapi, Gua harap. Di hari itu, Lo nggak kenapa-napa sama Putri, Kak. Bye.
Vrila berjalan meninggalkan Jamal sendirian. Jamal mengerutkan dahi.
Jamal
(Berlari ke arah Vrila)
Vril! Maksud Lo apa?!
Jamal berlari ke arah Vrila dan meraih tangannya. Vrila menoleh ke arah Jamal sembari menahan tangisannya. Jamal kembali meraih tangan Vrila.
Vrila
(Melepaskan tangan Jamal)
Lepas, Kak!
Jamal
Jelasin dulu maksud Lo apa! Jangan kaya gini!
Vrila
(Menggelengkan kepala dan menatap Jamal dengan tajam)
Gua ga bisa, Kak! Gua ga ada hak buat itu! Sakit ngerti ga, sih!
Jamal
Sakit?! Hah? Lo suka sama Gua, Vril?
Vrila
(Menggelengkan kepala)
Lepasin Gua, Kak! Kalo Lo mau nembak Putri! Jangan ajak Gua! Gua ga mau! Tapi, Lo jangan hentiin itu kalo emang Lo cinta sama dia! Lo ga salah soal itu, Kak! Dan satu hal lagi. Gua harap, di hari itu, Lo ga benci diri Lo sendiri!
Jamal
Kenapa, sih? Putri ga suka sama Gua, ya? Dia cuman anggep Gua temen deket doang?
Vrila
Nggak, Kak! Dia juga punya rasa yang sama kayak, Lo! Lepasin Gua!
Vrila melepaskan tangan Jamal dan segera pergi dari sana.
CUT TO
96. INT. KAMAR VRILA - MALAM
Vrila menangis sembari duduk di kasur dan menelpon Bibi Mira.
Vrila
(Menangis pelan)
Bibi kayanya harus ke sini sebelum semuanya terlambat. Kali ini, Vrila mohon, Bi. Mereka berhak tahu dari Bibi. Ini demi kebaikan mereka berdua.
Bu Mira (O.S)
(Menangis)
Iya, Nak. Bibi bakalan ke sana. Tunggu Bibi ya, Nak.
Vrila
Iya, Bi. Vrila pasti tunggu Bibi.
Vrila memutuskan panggilan telepon dan menaruh hpnya di atas meja. Setelah itu, dia menangis dan tertidur pulas.
CUT TO
97. EXT. TAMAN - PAGI
Tepat di hari Sabtu, Jamal, Dika, Reno, dan Putri berada di taman. Reno, Dika, Putri dan Jamal duduk di salah satu gazebo. Jamal memegang sebuah buket bunga yang dia sembunyikan di belakang punggung.
Jamal
Oh iya, Putri. Hari ini, Kakak mau nyampaiin sesuatu ke kamu. Kakak maunya biar semua clear aja, sih.
Putri
(Mengerutkan dahi)
Soal apa ni, Kak?
Jamal
Oke, Kakak langsung to the point aja. Kakak udah lama suka sama kamu, Putri. Kamu mau nggak? Jadi pacar Kakak?
Jamal memberikan buket bunga kepada Putri. Putri menatap buket itu.
Beat.
Putri
(Berkata dengan malu-malu)
Hah? Kak Jamal lagi error, ya? Kok, tiba-tiba ngomongnya gitu, sih?
Putri dan Jamal sama-sama saling melempar pandangan. Sedangkan Reno dan Dika mencoba membantu Jamal.
Reno, Dika
(Bertepuk tangan)
Terima! Terima!
Putri
(Putri mengernyitkan salah satu alisnya)
Kenapa Kakak suka sama aku? Kakak tahu masa lalu Putri kaya apa, kan? Emangnya, Kakak nggak nyesel kalo nanti sama aku? Aku nggak sempurna, Kak. Aku ini perempuan hina. Putri ngga pantes dapet cowo kaya Kakak.
Reno dan Dika menyudahi tepukan tangan mereka. Reno memberi isyarat kepada Dika untuk pergi dari mereka berdua. Akhirnya, Reno dan Dika pergi dan memberi kesempatan untuk mereka berdua mengobrol. Tersisa Jamal dan Putri.
Jamal
(Menjatuhkan bunga dan menggenggam kedua tangan Putri)
Putri, Kakak tau kamu nggak mungkin mau hal ini terjadi sama kamu. Tapi, Kakak mau ada buat kamu. Kakak nggak pernah ngerasa kamu perempuan hina, Putri. Izinkan Kakak mencintai kamu, Putri.
Putri
(Menangis)
Tapi... tapi..
Jamal
(Memeluk Putri)
Kakak nggak pernah mandang kamu rendah, Putri. Kamu juga berhak bahagia. Dan Kakak juga berhak memilih. Dan sekali Kakak memilih, Kakak nggak mau merubah keputusan Kakak.
Tiba-tiba saja, di belakang mereka telah berdiri Bibi Mira dan juga Vrila. Bibi Mira membawa tas yang berisi dokumen akte kelahiran Putri. Reno dan Dika seketika terkejut.
Bibi Mira
(Menitikkan air mata)
Kamu nggak bisa ngelakuin itu, Nak.
Jamal dan Putri melepaskan pelukan mereka berdua. Setelah itu, mereka berdua melihat ke arah Bibi Mira.
Putri
Bibi?
Bibi Mira berjalan ke arah Putri dan memberikan dokumen akte kelahiran kepada Putri. Di sana, Putri menangis pelan setelah mengetahuinya.
Putri
(Menangis dan merasa kesal)
Jadi, selama ini? Kak Jamal itu Kakak kandung Putri? Kalo iya, berarti, Ibu sama Ayah lebih milih Kak Jamal dibanding Putri? Itu sebabnya Putri dikasihin ke orang lain yang bahkan cuman gunain Putri buat dapet uang?!
Putri melempar akte itu di depan muka Jamal. Jamal pun kebingungan.
Jamal
(Menangis)
Apa yang kamu maksud, Putri?
Putri
(Berkata dengan lantang)
Kakak baca aja sendiri aktenya! Putri muak liat Kak Jamal!
Putri bergegas meninggalkan Jamal. Sedangkan Jamal mengambil akte kelahiran itu dan membacanya. Ia pun menangis dan mengejar Putri.
Jamal
(Meraih tangan Putri)
Putri! Putri, Kakak minta maaf, Putri! Kakak bener-bener nggak tahu soal ini, Kakak mohon.
Putri
(Melepas tangan Jamal)
Cukup, Kak! Kakak udah cukup bikin hati Putri hancur! Kakak nggak ngerti perasaan Putri kaya apa?! Kak Jamal tau sendiri kalo Putri dari dulu ngga pernah dapet kasih sayang dari orang tua, kan?! Kakak mana bisa ngerasain itu?!
Jamal
(Menggenggam kedua tangan Putri)
Kakak bener-bener nggak ngerti soal itu, Putri. Maafin Kakak, Putri.
Putri
Putri benci sama Kakak! Putri jadi mikir! Selama ini, jangan-jangan Kakak udah tau kalo Putri itu adik kandung Kakak, kan?! Kakak puas?! Kakak tuh masih enak, tau! Masih bisa ngerasain kasih sayang dari orang tua! Sedangkan Putri?! Putri mana ada, Kak?!
Jamal
(Mengepalkan kedua tangan dan marah)
Putri! Cukup! Kamu pikir aku pembohong, ha?! Dan asal kamu tau, ya! Kakak juga ngga pernah tahu kalo kamu itu adik kandung Kakak! Kakak berani bersumpah di hadapan kamu, Putri! Kakak nggak nyangka kamu punya pemikiran senegatif itu sama Kakak!
Setelah mengatakan hal itu, Jamal pergi meninggalkan Putri. Gadis itu menangis pelan. Namun, ia memalingkan muka dan pergi ke arah yang berbeda dengan Jamal.
Reno, Dika
(Mengejar Jamal dengan wajah cemas)
Mal!
Reno dan Dika berlari ke arah Jamal. Mereka menenangkan Jamal. Sedangkan Vrila berlari ke arah Putri. Vrila mencoba mencoba mengajak Putri berbicara. Namun, Putri tidak memperdulikan Vrila. Begitu pula dengan Reno dan Dika yang mengajak Jamal berbicara. Tersisa Bibi Mira yang mengejar Vrila.
CUT TO
98. EXT. JALANAN - PAGI
Bibi Mira meraih tangan Vrila. Ia menatap Vrila dengan wajah cemas. Bu Mira juga menitikkan air mata.
Bu Mira
(Menoleh dengan wajah cemas)
Vrila, tunggu.
Vrila
(Menangis pelan)
Lepasin tanganku, Bibi Mira! Aku mau ngejar Putri.
Bu Mira
Nak, biarkan dia sendirian. Besok, kamu bisa ajak dia ngobrol lagi. Bibi tahu kalo itu nggak mudah buat dia, Putri.
Vrila
Iya udah, Bi. Vrila bakalan ngobrol lagi sama Putri besok. Makasih banyak ya, Bi.
Bu Mira
Iya, Vrila. Bibi udah lama mikirin ini. Awalnya, Bibi udah berkomitmen buat merahasiakan ini selamanya, Nak. Tapi, kamu udah buat Bibi sadar. Kenyataan itu memang harus diketahui sama mereka berdua. Setelah ini, Bibi bakalan pulang. Kamu jaga diri ya, Nak.
Vrila akhirnya mengiyakan perkataan Bu Mira. Setelah itu, mereka berdua pulang.
CUT TO
99. EXT. TAMAN KAMPUS - PAGI
Putri dan Jamal berpapasan di taman. Namun, Jamal tidak memperdulikan Putri sama sekali. Di satu sisi, Putri menundukkan kepala. Ketika jauh dari Jamal. Dia berhenti sebentar, lalu menoleh ke arah Jamal sembari menangis pelan. Setelah itu, dia pergi kembali.
CUT TO
100. INT. KELAS - PAGI
Putri duduk di samping Vrila. Putri duduk bertopang dagu sambil melamun. Sedangkan Vrila duduk di samping Putri sambil menyetel lagu "Greatest journey" by Hiraida di hp. Kebetulan saja, hanya mereka berdua yang ada di kelas.
Vrila
(Bersenandung)
Itโs 5 am sitting on the beach. Trying to reach out, yet still canโt reach.
Putri
(Menatap Vrila dengan wajah cemas)
Vril, omongan Gue kemarin itu keterlaluan nggak, sih?
Vrila
Keterlaluan, sih. Tapi, Gua ngerti Lo lagi marah. Kenapa? Lo mau baikan sama dia?
Putri
Iya, bener. Gue kemarin tuh emosi, Vril. Tapi, harusnya Gue nggak ngomong gitu, Vril. Gue terlalu berlebihan.
Vrila
(Menghembuskan nafas panjang)
Heum, kalo kaya gini. Gua nggak mau bantuin lo, Putri. Gua maunya, Lo sendiri yang berusaha baikan sama dia. Kalo nanti Lo udah nyerah and pasrah, baru Gua maju. Semangat, ya.
Vrila dan Putri saling melempar pandangan dan senyuman. Setelah itu, mereka saling berpelukan.
CUT TO
101. INT. LORONG KAMPUS - SIANG
Jamal sedang mengobrol dengan Dika dan Reno. Putri tak sengaja bertemu dengan Jamal. Ia memberanikan diri untuk berjalan ke arah Jamal. Reno dan Dika segera pergi dari sana.
Putri
(Menundukkan kepala)
Kak Ja-
Jamal
(Memalingkan muka dan berkata ketus)
Mau ngapain ke sini? Kalo kamu mau ngomongin yang kemarin, mending ngga usah!
Putri
(Menangis pelan)
Kak, Putri mau minta maaf sama Kakak. Putri kemarin terlalu marah sama Kakak. Dan-
Jamal
(Menatap Putri dengan tatapan tajam)
Stop! Kamu udah selesai ngomong?
Putri hanya bisa berdiam diri. Setelah itu, Jamal berjalan meninggalkan Putri. Putri berlari mengejar Jamal. Namun, Jamal tidak memperdulikan Putri. Putri menarik tangan Jamal. Ia memanggil Jamal berkali-kali. Tapi, Jamal melepaskannya dengan cara kasar. Putri menangis pelan sembari melihat kepergian Jamal.
INSERT: Vrila diam-diam melihat Putri dari kejauhan.
CUT TO
102. EXT. GERBANG KAMPUS - SIANG
Jamal berjalan ke luar kampus dengan wajah kesal. Vrila kemudian menghampiri Jamal.
Vrila
(Berteriak dengan lantang)
Kak Jamal! Tunggu!
Jamal terus saja berjalan meninggalkan Vrila. Namun, Vrila meraih tangan Jamal. Mereka berdua berhenti.
Vrila
(Menahan tangisan)
Kak, dengerin Vrila bentar. Vrila ngerti Vrila gak berhak buat ikut campur urusan Kakak sama Putri. Tapi, satu hal yang harus Kakak tahu. Putri sayang sama Kakak. Dan dia sadar, kalo apa yang dia katakan itu salah. Udah, itu aja. Mungkin, dia terlalu marah sampai dia menganggap dirinya adalah satu-satunya korban. Padahal, Kak Jamal juga jadi korban.
Jamal
(Menitikkan air mata dan melepas tangan Vrila)
Vrila, dia ngomong kaya gitu tanpa mikirin perasaan Gua, Vril! Padahal, Gua sayang sama dia! Tapi, dia malah kaya gitu! Cowo mana yang nggak sakit kalo digituin, Vril?!
Vrila
(Berbicara dengan tegas)
Gua ngerti, Kak. Tapi, kalo aja Kakak ngertiin dia. Dia dari kecil nggak pernah dapet kasih sayang, Kak. Gua ga bisa nyalahin dia kalo dia sampek ngomong gitu. Kalo Gua jadi Kakaknya, Gua bakal meluk dia. Gua ngerti, Putri cuman butuh waktu, dia cuman butuh ngungkapin apa yang dirasain hatinya. Udah, itu aja. Selebihnya, ga ada.
Vrila berhenti berbicara sebentar.
Beat.
Vrila
Selama ini, Putri itu ngga ada tempat buat cerita, Kak. Makanya, Gua berusaha selalu ada buat dia. Gua ngerti kalo Putri tuh kadang ga minta pendapat dan saran. Karena Gua yakin, dia punya jalan keluarnya sendiri. Dia cuman butuh orang yang bisa dengerin dia. Udah, segitu aja dari Gua. Gua mohon, Gua nggak mau hubungan kalian berdua retak, Kak.
Vrila menghapus tangisannya dan kemudian pergi dari hadapan Jamal. Kini, tinggal Jamal sendiri yang berada di taman. Dia mengepalkan kedua tangan sembari menahan tangisan.
CUT TO