Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Semoga Sampai
Suka
Favorit
Bagikan
5. Menghabiskan Waktu Bersama dan Mengingat Masa Lalu

37. EXT. KANTIN - SIANG

Jamal mengambil dua botol minuman untuk Putri dan dirinya. Dia juga membeli roti cokelat dan beberapa jajanan. Setelahnya, dia membayar semuanya di kasir.

CUT TO

38. EXT. TAMAN - SIANG

Jamal dan Putri duduk di salah satu gazebo yang sepi. Mereka berdua duduk berhadapan. Jamal dan Putri sama-sama mengeluarkan laptop mereka. Jamal tidak lupa mengeluarkan kertas dan alat tulis untuk menggambar.

Jamal
Putri, ini minuman sama jajannya kamu ambil aja, ya. Kakak beliin buat kamu sama Kakak.


Putri
(Mengerutkan dahi)
Eh, Kakak beliin ini buat Putri? Makasih banyak, ya. Putri jadi nggak enak.


Jamal
(Tersenyum lebar)
Halah, santai aja kamu. Lagian, sekali-kali Kakak traktir kamu. Udah lama nggak ketemu juga.


Putri
Iya, pokoknya makasih banyak.


Jamal dan Putri saling melempar pandangan.

Jamal
Oh, iya. Kamu di sini barusan jadi maba, kah? Kalo iya, berarti kita sama. Jadi, panggilnya Jamal aja.


Putri
Iya, Putri barusan jadi maba di sini. Hehehe. Tapi, Putri bakalan terus manggil Kak Jamal dengan sebutan Kakak aja. Udah kebiasaan gitu soalnya.


Jamal
Ya udah, deh. Nggak maksa. Oh iya, Kamu ambil UKM apa, nih? Kakak ambil taekwondo.


Putri
(Mengerutkan dahi)
Wah, Kakak bakalan ketemu temenku. Namanya Vrila. Dia juga ikut taekwondo. Kalo Putri ikut teater.


Jamal
(Menaikkan salah satu alisnya)
Vrila? Oh, iya. Dia katanya mau ketemu aku buat bahas kamu. Tapi, ternyata yang dateng kamu sendiri. Hahaha, dia sengaja ngelakuin itu, ya?


Putri
(Tertawa malu)
Iya, dia sengaja ngelakuin itu emang. Hahaha. Tapi, Vrila emang so sweet, sih. Anaknya susah ditebak. Dia sehari bisa cuek banget. Besoknya, dia bisa peduli banget. Tapi, apapun itu. Vrila itu sahabatku. Dia yang paling ngerti Putri, Kak Jamal.


Jamal hanya tersenyum tipis ketika mendengar hal itu.

Putri
Kak Jamal kenapa? Kok, kaya nggak percaya sama Putri?


Jamal
Yah, gimana mau percaya? Orang dianya aja nggak enak kok kalo aku ajak ngobrol. Menurutku sih, dia anaknya cuek, jutek, dan ga peduli sama sekitarnya dia. Tipe-tipe anak egois nggak, sih?


Putri
(Tertawa pelan)
Aku nggak bisa komen apa-apa kalo Kakak bilang dia anaknya jutek, cuek, dan ga peduli sama sekitarnya. Karena dia emang selalu cuek dan jutek di hadapan anak laki-laki. Dia itu nggak suka ngobrol sama anak laki-laki, Kak Jamal. Jadi, mohon maaf, ya.


Jamal
(Tertawa pelan)
Eh, nggak papa. Kenapa kamu yang minta maaf? Kamu nggak salah apa-apa, Putri. Tapi, kalo boleh tau. Kenapa dia bisa kaya gitu?


Putri
Eum, maaf. Kalo itu, Putri nggak bisa cerita. Tapi, percaya sama Putri. Dia itu anaknya kalo udah sayang sama seseorang, pasti dia peduli. Dan dia bakal jadi orang pertama yang selalu ada buat sahabatnya. Dia itu nggak egois, Kak Jamal. Dia juga bijak dan enak banget diajak diskusi. Dia juga jago buat nenangin orang lain. Ah, pokoknya Vrila itu udah Putri the best. Dia udah Putri anggep saudara sendiri.


Jamal
Wah, panjang banget dah penjelasannya. Sengerti itu kamu soal dia. Salut sih, kalo kamu bisa sama dia. Udah berapa lama kenal dia?


Putri
Dari SMP, sih. Tapi, kita berdua nggak satu sekolahan. Hehehe, Kak Jamal aja yang nggak ngerti Vrila kaya apa. Udah ah, jangan bahas Vrila lagi. Bahas yang lain aja.


Jamal
Oke-oke. Oh iya, kamu masih inget Pak Ponco sama Bibi Mira, kan? Minggu depan aku mau ke sana. Udah lama nggak ke sana. Kira-kira, orangnya ngenalin wajah kita nggak, ya?


Putri
(Mengerutkan dahi)
Oh, kalo itu sih Putri ngga ngerti, ya. Tapi, Putri masih sering chat sama Bibi Mira. Mungkin Bibi Mira hafal sama Putri, deh. Oh iya, kalo nanti kita jadi ke sana. Aku mau ajak Vrila juga, deh.


Jamal
Eh, jangan bawa dia. Nanti kalo dia nggak ngerti apa-apa kan canggung.


Putri
Eh, iya juga sih. Cuman, Putri disaranin sama Ibu Panti buat bawa temen kalo mau ke mana-mana. Dan Ibu Panti juga nitipin Putri ke Vrila. Bakalan sulit dong, nanti.


Jamal
Oh, gitu. Ya udah, kamu ajak aja dia. Nggak masalah, kok. Nanti Kakak juga ajak Kak Reno sama Kak Dika. Mereka mau ke Panti buat jadi panitia di sana. Mumpung hari libur katanya. Sabtu kita berangkat, ya? Bisa?


Putri
(Mengerutkan dahi)
Hah? Sabtu ini?


Jamal
Ya Sabtu depan, dong. Kalo kamu nggak bisa, kita bisa ganti Sabtu depannya lagi. Bilang aja sama Kakak, ya.


Putri
(Mengangguk pelan)
Oke, nanti Putri kabarin lagi aja.


Jamal
Sip, ya udah. Kerjain dulu tugasnya. Nanti, kalo kita berdua udah selesai. Baru kita ngobrol lagi.


Putri
Siap.


Putri dan Jamal kembali mengerjakan tugasnya masing-masing. Mereka mengerjakannya hingga sore tiba.

CUT TO

39. EXT. WARUNG MAKAN - SORE

Putri dan Jamal duduk berhadapan. Mereka berdua sedang menunggu pesanan.

Jamal
Putri, Kakak masih nggak nyangka loh, bisa ketemu sama kamu lagi. Soalnya, dari dulu udah mikir nggak bakal bisa ketemu lagi.


Putri
Sama aja, Kak. Awalnya sih, aku mikirnya bisa kali ya, ketemu. Eh, pas udah tambah gede. Baru sadar kalo jarak Kakak sama Putri jauh banget.


Jamal
Hahaha, sama aja ternyata. Oh, iya. Ngomong-ngomomg, gimana kehidupan di Panti?


Putri
(Menundukkan kepala dan tampak murung)
Eum, kalo itu nggak enak, sih. Kakak tau kan, Putri dulu ada masalah apa? Temen-temen sering bully Putri karena itu.


Jamal
(Mengerutkan dahi dan bersuara lirih)
Apa ini ada hubungannya sama masa kecilmu?


Putri mengangguk pelan. Selang beberapa saat, seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka.

Pelayan
(Meletakkan makanan di meja)
Ini pesanannya. Silahkan dinikmati.


Putri dan Jamal menyudahi pembicaraan mereka. Pada akhirnya, mereka memakan pesanan mereka sendiri. Di sela-sela makan, Jamal melakukan perbincangan sedikit dengan Putri.

Jamal
(menatap Putri ragu)
Putri, Kakak minta maaf banget karena udah bahas masa lalu kamu. Kakak jadi nggak enak sama kamu.


Putri
(Mengangguk pelan)
Nggak papa, Kak.


Jamal sesekali memandangi Putri dengan wajah sedih. Namun, hal itu hanya berlangsung sebentar. Setelah makan, Jamal membayar ke kasir dan pulang bersama dengan Putri.

CUT TO

40. EXT. TAMAN - SORE

Putri berjalan sembari termenung, begitu juga dengan Jamal.

Jamal
(Melihat Putri sembari tersenyum)
Putri, sebenernya aku juga sering dibully waktu kecil.


Putri
(Menatap Jamal dengan wajah ragu)
Oh, ya? Aku kira, Kakak bakalan dapet temen banyak di sana. Hehehe.


Jamal
(Menggelengkan kepala)
Enggak segampang itu, Putri. Jadi, waktu itu.


CUT TO FLASH BACK

41. INT/EXT - SEKOLAH - DAY - MONTAGE

• Kelas: Jamal (12 tahun) dikeroyok oleh beberapa siswa. Mereka meninju wajah Jamal berkali-kali. Sisanya, beberapa anak mencoret-coret meja Jamal dengan stipo. Ada juga yang mencoret-coret di papan tulis.

CU: Ada tulisan anak buangan, anak kampungan, anak haram, dan anak setan di meja serta papan tulis.

• Di depan ruang kelas: Jamal sedang berjalan ke anak tangga. Riko (12 tahun) mendorong Jamal dari tangga atas. Jamal terjatuh. Beberapa siswa menertawakannya. Sedangkan Jamal menangis.

• Kamar mandi: Jamal dipegang oleh tiga orang anak laki-laki. Di satu sisi, Geo mengencingi wajah Jamal. Jamal berteriak dan menangis sesenggukan. Anak-anak itu tertawa dan mencemoohnya.

• Halaman belakang Sekolah: Jamal dipukuli oleh beberapa anak laki-laki satu kelasnya. Rian merampas kalung milik Jamal, menginjak-injaknya dan membuangnya ke tong sampah. Setelah puas memukuli Jamal. Mereka pergi. Sedangkan Jamal mencari kalung itu dan memakainya kembali. Ia menangis pelan.

END MONTAGE

42. EXT. TAMAN - SORE

Jamal menghembuskan nafas panjang, sesekali ia menggenggam kedua tangannya dengan ragu.

Putri
Kak Jamal ternyata dibully separah itu, ya? Andaikan aja kita satu Panti asuhan, ya. Mungkin ceritanya beda lagi.


Jamal
Belum tentu, Putri. Kakak nggak bisa njamin kalo Kakak bisa lindungin kamu. Waktu itu, Kakak terlalu cupu. Kakak nggak bisa bela diri Kakak sendiri.


Putri
Eum, iya juga, sih. Tapi, minimal Kakak bisa ada yang diajak curhat dan ngobrol. Hehehe, Kakak mau tau gimana Putri dibully? Agak parah, si. Dan ini juga ada kaitannya sama Vrila.


Jamal
(Menatap Putri dengan wajah ragu)
Hah? Ada kaitannya sama Vrila? Apa dia juga pernah bully kamu?


Putri
Enggak, Kak. Vrila nggak pernah bully Putri. Justru dia yang jadi pelindung Putri waktu itu.


CUT TO FLASHBACK

43. EXT/INT - SEKOLAH - DAY - MONTAGE

• Kelas: Putri (13 tahun) dicemooh oleh beberapa temannya sebagai pelacur. Erik menggambar seorang perempuan di papan tulis dan memberikan tulisan, "Siapa yang mau membeliku?" Setelah itu, dia mendekati Putri dan memegang leher Putri. Ia juga berani mengelus pipi Putri. Gadis itu menamparnya dan berjalan ke tempat duduknya.

CU: di meja Putri terdapat tulisan gadis pelacur dan perempuan hina.

• Di jalanan dekat sekolahan:

Putri dicegat oleh tiga orang laki-laki berusia tujuh belas tahun. Mereka bernama Afan, Deo, dan Rowa. Afan dan Rowa memegangi tangan Putri di bagian kanan dan kiri. Sedangkan Deo menarik dagu Putri.

Deo
(Mendekatkan wajah ke arah Putri)
Kamu pasti udah pernah ciuman, kan? Gimana kalo sekarang kamu lakuin itu sama aku juga?


Putri
(Berusaha melepaskan diri, menitikkan air mata, dan menatap kedua mata Deo dengan tajam)
Lepasin aku, Deo! Dasar bajingan! Aku gak sudi ngelakuin itu sama kamu!


Deo
(Menampar pipi Putri dan membentaknya)
Diam kamu, dasar sok berani! (beat: melirik ke arah Rowa dan Afan). Lakuin sekarang.


Putri
(Menatap dengan wajah ketakutan)
Tunggu! Kalian mau apa?!


Rowa dan Afan membuka kancing baju Putri. Ketika itu, Vrila (13 tahun) datang dengan sebuah kayu.

Vrila
(Memukul Rowa dan Afan)
Mau apa kalian, hah?! Dasar keparat! Brengsek! Berani-beraninya kalian macem-macem sama temenku!


Putri yang berada di sekitarnya seketika melepaskan diri. Ia mencari beberapa batuan besar yang ada di jalanan dan melemparnya ke arah Afan, Rowa, dan juga Deo. Vrila juga meninju ketiga orang itu dengan teknik bela dirinya. Ketiga orang itu kabur.

Vrila
(Mengejar Afan, Rowa, dan Deo)
Woy! Kabur kalian?! Dasar pengecut! Awas kalo kalian sampek nyakitin temenku lagi! Habis kalian sama aku! Dasar setan!!


Putri menangis keras setelahnya. Vrila segera memeluk temannya. Ada beberapa luka di bagian lengan dan bibir Vrila.

MONTAGE END

44. EXT. TAMAN - SORE

Jamal menatap kedua mata Putri dengan wajah sedih. Putri sedari tadi menitikkan air mata. Ia menghapus tangisannya.

Jamal
Putri, maafin Kakak, ya. Karena Kakak, kamu jadi buka cerita ini. Kakak bener-bener ngga bisa bayangin kalo Kakak ada di posisimu.


Putri
(Mencoba tersenyum)
Enggak papa, Kak. Lagian, Putri juga nggak pernah bilang ke siapa-siapa soal ini kecuali sama Vrila. Dan entah kenapa, tadi Vrila pingin cerita aja ke Kakak. Jaga rahasia ini, ya.


Jamal
Pasti, Putri. Kakak janji sama kamu.


Putri
Makasi, Kak. (beat: menundukkan kepala). Oh, iya. Sekarang, Kakak ngerti, kan? Vrila itu sebenernya peduli banget sama temen-temennya. Cuman, dia emang nggak bisa kalo ngobrol sama laki-laki.


Jamal
(Menganggukkan kepala)
Iya, Kakak akui kalo dia anaknya peduli sama temennya. Cuman, kalo soal sikap juteknya ke anak laki-laki. Kakak masih penasaran. Apa karena kejadianmu itu, dia jadi nggak suka sama laki-laki? Mungkin, dia menganggap semua laki-laki itu brengsek.


Putri
Sebenernya bukan hal itu aja. Ada banyak hal yang membuat dia kaya gitu. Cuman, Putri nggak bisa cerita. Maaf, ya.


Jamal
Heum, sampai kapan temenmu kaya gitu? Kalo dia terus-terusan kaya gitu, nggak bagus tahu, Putri.


Putri
Entahlah, Putri juga nggak ngerti, Kak. Vrila anaknya bodo amat kalo soal begituan. Nggak penting buat dia.


Jamal
Hahaha, ya udahlah. Biar itu jadi urusannya dia sendiri. Yang penting, aku seneng banget bisa ketemu kamu lagi, Putri. Makasih banyak buat hari ini, ya.


Putri
Iya, Putri juga seneng banget bisa ketemu Kak Jamal. Makasih juga buat hari ini.


Putri dan Jamal saling melempar pandangan satu sama lain cukup lama.

Jamal
Oh, iya. Ini udah sore, Kakak anterin kamu pulang, ya.


Putri
Eh, nggak usah, Kak. Asramanya Putri kebetulan deket sini.


Jamal
Oh, ya udah kalo gitu. Kakak pulang dulu, ya. Hati-hati di jalan, Putri.


Putri
Iya, Kakak juga, ya.


Putri dan Jamal berpisah. Jamal pergi ke arah barat. Sedangkan Putri pergi ke arah timur.

Putri (V.O)
Apa tanggapan Kak Jamal setelah tahu ini, ya?


CU: Putri menitikkan air mata.

CUT TO

45. INT. KAMAR KOS - MALAM

Putri dan Vrila berada di kamar kos Putri. Vrila berbaring di kasur sembari membaca sebuah buku dan mendengarkan musik di hpnya. Sedangkan Putri duduk di kursi dan menghadap ke arah laptop.

Putri
(Menundukkan kepala ke bawah)
Vril, Gue mau nanya sama Lo.


Vrila
(Mematikan musik di hp)
Nanya apaan?


Putri
(Berjalan ke kasur dan duduk di samping Vrila)
Menurut Lo, cewe kaya Gue masih ada kesempatan untuk dapet cowo yang bener-bener sayang sama Gue ga, Vril?


Vrila yang mendengarnya duduk dan meletakkan bukunya di samping. Ia memegang kedua pundak Putri dan menatapnya tajam.

Vrila
Lo ngomong apa, sih? Gua nggak ngerti.


Putri
(Menitikkan air mata dan bersuara lirih)
Vril, Lo ngerti Gue udah nggak sempurna, kan? Gue itu sampah, Vril. Lo ngerti Gue udah sering dikatain pelacur, kan?


Vrila
(Membungkam mulut Putri)
Lo hari ini ngaco banget, Putri. Semua orang di dunia ini nggak ada yang sempurna, Putri. Termasuk Gue. Dan Lo juga berhak dapet kesempatan yang sama. Gue yakin Lo pasti bakalan ketemu cowo yang bener-bener saya sama Lo, Putri.


Putri dan Vrila berpelukan dengan erat. Vrila mengelus punggung Putri di hari itu. Diam-diam, ia menitikkan air mata.

CUT TO BLACK

46. INT. KAMAR KOS - MALAM

Jamal duduk di kasur sembari menonton film "The Last Ten Years." Di sampingnya, sudah ada sebuah kertas yang pernah diberikan Putri kepadanya sewaktu kecil. Jamal sengaja tidak menyalakan lampu kamarnya. Sehingga kamar itu gelap.

CU: tulisan di kertas "Semoga pesan ini sampai."

Jamal (V.O)
Aku nggak nyangka kehidupanmu seberat itu, Putri. Gimana caranya kamu bisa kuat sampai hari ini?

CUT TO

47. EXT. TAMAN KAMPUS - PAGI

Jamal duduk di salah satu gazebo. Dirinya berhadapan dengan laptop yang ada di meja. Tiba-tiba saja, Vrila datang dan duduk di hadapannya.

Vrila
(Menatap Jamal dengan wajah datar dan berbicara ketus)
Gua mau ngomong sama Lo sebentar. Lo ada waktu, ga?


Jamal
(Melirik ke arah Vrila dengan malas)
Mau ngomong apa?


Vrila
Kemarin, Lo ngobrolin apa sama Putri?


Jamal
(Menjawab dengan ketus)
Kepo banget. Bukan urusan Lo, ngerti ga?


Vrila
(Mendobrak meja dan menatap wajah Jamal dengan tatapan tajam)
Denger, ya! Awas aja Lo sampek bikin Putri kenapa-napa! Dia kemarin nanya hal-hal aneh sama Gua! Ngerti ga, Lo?!


Setelah mengatakan hal itu, Vrila langsung pergi meninggalkan Jamal sendirian.

Jamal (V.O)
(Menghembuskan nafas pelan)
Sumpah, ya! Tuh anak punya masalah apa si sama Gua? Cewek kok gak ada kalem-kalemnya! Sok ketus banget lagi!


Jamal buru-buru mengambil headshet dan menyambungkannya dengan laptop miliknya. Setelah itu, dia menenangkan diri sambil mendengarkan musik. Selang beberapa saat, dia memikirkan kata-kata Vrila lagi.

Jamal (V.O)
(Mengetukkan jemari ke meja)
Vrila kenapa bisa sampek marah segitunya, si? Emangnya Putri kenapa? Apa ini gara-gara kemarin, ya?

CUT TO

48. INT. KELAS - PAGI

Semua mahasiswa duduk di tempatnya masing-masing. Dosen sedang menjelaskan tentang "ilmu anatomi." Di depan sudah ada sebuah penjelasan tentang anatomi jantung.

Dosen
Baik anak-anak, sebelum kita masuk ke dalam pembahasan selanjutnya. Bapak ingin bertanya. Adakah di sini yang masih menghafal lapisan jantung itu apa saja?


Jamal mengulurkan lengan kanannya ke atas.

Dosen
(Menunjuk ke arah Jamal)
Iya, Jamal. Silahkan, Mas.


Jamal
Jantung terdiri dari tiga lapisan, yakni epikardium, miokardium dan yang terakhir adalah endokardium. Epikardium sendiri merupakan lapisan luar dari dinding jantung dan dibentuk oleh lapisan visceral perikardium. Dan-


Dosen
Cukup, Mas. Satu saja sudah cukup. Apa ada yang mau menambahkan?


Jamal menganggukkan kepala dan tersenyum. Dari kejauhan, Nadia mengulurkan tangan ke atas.

Dosen
(Menunjuk ke arah Nadia)
Iya, Mbak Nadia? Silahkan.


Nadia
Baik, terima kasih. Menyambung dari pernyataan saudara Jamal. Lapisan kedua adalah lapisan miokardium. Lapisan miokardium sendiri merupakan bagian tengah jantung yang dikelilingi oleh lapisan epikardium dan juga endokardium. Terima kasih.


Dosen
(tersenyum kepada semua mahasiswa)
Yah, baik. Saya rasa kalian semua sudah mengerti. Kalau begitu, kita masuk ke materi selanjutnya, yakni epidemiologi penyakit jantung.


Dosen menampilkan sebuah layar LCD yang menunjukkan beberapa penyakit jantung.

CUT TO

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)