EXT. HUTAN KERAMAT - SIANG
Anom, Taya, Putih dan Merah berjalan menuju ke lokasi yang ditunjukkan Jayanti. Tak lama, mereka melhat sebuah pohon beringin yang besar.
PUTIH
Besar sekali...
MERAH
Hiii merinding. Pasti penunggunya banyak.
ANOM
Itu karena badanmu memproduksi adrenalin akibat perubahan suhu. Nggak ada hubungannya sama penunggu. Bodoh kok dipelihara.
MERAH
.... Ngomong apa sih?
PUTIH
Kata nenek labunya ada di bawah pohon...
Putih mengelilingi pohon beringin dan menemukan dua buah labu tergeletak di bawah. Yang satu berukuran lebih kecil dari yang lain.
PUTIH
Ah! Ketemu!
Putih mengambil labu yang kecil, sementara Merah mengambil labu yang besar.
MERAH
Ayo kita segera pulang. Aku udah nggak betah.
ANOM (V.O.)
Udah nih gini doang? Kukira akan ada sesuatu yang besar.
PUTIH
Eh, Bang Anom kenapa?
ANOM
(bingung)
Hah? Kenapa apa?
PUTIH
Itu kok lengannya berdarah?
Anom melihat lengan kirinya dan menyadari ada darah yang mengalir.
ANOM (V.O.)
Eh? Kok berdarah?
Anom mengusap darah yang ada di lengannya.
ANOM (V.O.)
Sebentar... ini bukan darahku. Kenapa ada darah di sini?
Anom melihat ada tetesan darah di depannya. Kemudian Anom melihat ke atas. Seekor harimau raksasa yang penuh luka melihat ke arah mereka.
ANOM (V.O.)
Harimau?!
Harimau mengambil posisi untuk menerjang.
ANOM
LARII!!!
Harimau menerjang Anom. Anom berlari menghindar, diikuti Putih, Merah dan Taya. Harimau memandang tajam ke arah Anom.
ANOM (V.O.)
Ukurannya lebih besar dari si ular. Ini kesempatan bagus untuk uji coba kekuatan.
Anom memasang kuda-kuda untuk memukul.
TAYA
Anom, jangan! Itu Drupala?!
ANOM
Hah?! Apa lagi itu?!
TAYA
Drupala adalah hewan suci yang menjaga Upakyana.
ANOM
Kau bilang menjaga? Tapi gelagatnya mau nyerang lho?!
TAYA
Itu berarti ia menganggap kita sebagai ancaman... tapi kenapa?
ANOM
Apa ada hubungannya sama penyusup yang kalian bicarakan?
TAYA
Bisa jadi.
Harimau kembali menyerang Anom. Anom berhasil menghindar.
ANOM (V.O.)
Repot juga kalau nggak boleh nyerang gini.
Taya berusaha menggunakan kekuatannya, tapi tidak terjadi apa-apa.
TAYA (V.O.)
Masih belum?
Harimau yang masih berlari menghentikan pergerakan dengan kakinya, kemudian menerjang ke arah Putih.
MERAH
LARAS!!
Anom merasakan dengungan di kepalanya.
ANOM (V.O.)
Ugh... kenapa tiba-tiba?
Dengan sigap Merah berlari ke arah Putih hendak melindungi.
ANOM
Oi, Taya!
Taya mengeluarkan tusuk konde pemberian Jayanti dan mengangkatnya ke udara. Tiba-tiba dari dalam tanah muncul akar yang menahan pergerakan Harimau. Putih menatap Merah heran.
TAYA
LARI!!
Merah menarik tangan Putih kemudian lari sekuat tenaga. Anom yang mengikuti mereka berbalik sesaat melihat Taya.
TAYA
Bawa labu itu ke Nenek!! Aku akan menyusul!!
Anom sempat ragu, lalu melanjutkan langkahnya mengikuti Putih dan Merah.
Putih berlari sambil menatap ke arah Merah.
PUTIH
Terima kasih...
MERAH
Nggak usah kegeeran! Kalau kau kenapa-kenapa di sini, siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah?!
PUTIH
(tersenyum)
.....
Harimau berusaha melepaskan ikatan akar yang melilit tubuhnya. Sambil tetap mengacungkan tusuk konde, Taya menghampiri Harimau. Taya menyentuh kepala harimau.
TAYA
Kau mengenaliku kan?
Harimau yang tadinya memberontak, tiba-tiba berubah tenang.
TAYA
Syukurlah kau sudah tenang. Sekarang katakan padaku, apa yang terjadi?
CUT TO:
INT. GOA KERAMAT - SIANG
Anom memasuki goa sambil berteriak.
MERAH
Woy!! Nenek Setan!!
PUTIH
Jangan begitu, Merah. Nggak sopan.
MERAH
Apa aku masih perlu sopan kepada orang yang mencoba membunuh kita dua kali?
PUTIH
.... Kita dengar dulu penjelasan dari Nenek. Pasti Nenek punya alasan.
MERAH
Kau ini selalu aja begitu! Lain kali aku tidak akan membantu.
ANOM
Sepertinya si nenek sedang pergi.
Anom, Putih, dan Merah baru menyadari bahwa goa dalam keadaan kosong. Terlihat 1 buah teko dengan 5 buah gelas tersedia di tempat jamuan.
PUTIH
Ada teh, masih hangat. Lebih baik kita istirahat dulu.
MERAH
Aku tidak sudi meminum apapun dari nenek sialan itu!
JAYANTI
Ohh, kalian sudah kembali.
MERAH, PUTIH, ANOM
WHOAAAA!!!!!
Merah, Putih dan Anom kaget melihat sosok Jayanti yang tiba-tiba muncul.
MERAH
Emang dasar nenek setan. Munculnya aja kayak setan. Bikin kaget tahu!!
JAYANTI
Kenapa kalian hanya bertiga?
ANOM
Taya menahan makhluk bernama Drupala yang mencoba membunuh kami.
JAYANTI
APA?! DI MANA IA SEKARANG?
TAYA
Aku di sini.
MERAH, PUTIH, ANOM, JAYANTI
WHOAAAAA!!!!
MERAH
Ni orang-orang pada punya masalah apa sih?! Sukanya ngagetin!
JAYANTI
Apa kau baik-baik saja?
TAYA
Kita perlu bicara empat mata.
Taya melihat ke arah Anom, seolah memberikan kode untuk memberinya dan nenek ruang bicara.
ANOM (V.O.)
Akhirnya, kesempatan untuk menyendiri.
Anom berjalan menuju sudut ruangan.
MERAH
Sayang mau ke mana?
ANOM (V.O.)
(merinding)
Oh iya! Aku lupa kalau masih ada mereka. Sial! Harus kusingkirkan... Eh, tunggu. Tiba-tiba aku ingin mencoba sesuatu.
ANOM
Aku mau istirahat sambil baca buku.
MERAH
Perasaan kau nggak bawa apa-apa...
ANOM (V.O.)
Mari kita lihat reaksi mereka...
Anom mengeluarkan Kitab Pranatama. Merah dan Putih terkejut. Bersamaan dengan itu, kepala Anom berdengung.
ANOM (V.O.)
Lagi... dengungan yang sama seperti di hutan. Sepertinya aku memang memicu sesuatu.
PUTIH
(mata berbinar)
Waahh!! Ternyata Bang Anom bisa sihir juga? Tapi aku belum pernah lihat sihir yang seperti ini.
MERAH
(agak males)
Aku juga baru pertama kali.
ANOM (V.O.)
Ternyata benar. Mereka nggak kaget karena aku bisa sihir, tapi lebih ke jenis sihir yang kugunakan.
ANOM
Apa kalian bisa sihir juga?
MERAH
Aku nggak tertarik. Cuma orang aneh yang belajar sihir.
ANOM (V.O.)
Terlepas aku masuk golongan aneh di matanya, baru kali ini aku sepakat dengan si merah.
MERAH
Tapi Putih bisa.
Kepala Anom berdengung lagi. Anom mulai membuka kitab sambil melanjutkan obrolan.
ANOM
Oh. Putih bisa sihir apa?
PUTIH
Kebetulan aku memiliki mustika Nira pemberian mendiang ibuku, jadi aku mempelajari sihir air. Tapi aku lebih tertarik memperdalam sihir penyembuhan.
ANOM (V.O.)
Cocok. Apa yang dia katakan juga sudah tertulis di kitab. Jadi ini yang dimaksud Taya dengan interaksi yang memperkaya cerita? Tapi... ada yang membuatku penasaran....
ANOM
Mustika?
PUTIH
Lho? Masa' Bang Anom nggak tahu mustika?
ANOM
Kalau nggak tahu emang kenapa?
PUTIH
Pada dasarnya, sihir adalah kemampuan untuk mengendalikan energi alam kan. Untuk bisa mengakses energi tersebut, manusia butuh mustika. Tanpa mustika, seharusnya manusia tidak bisa menggunakan sihir.
ANOM (V.O.)
Ohh, jadi begitu. Sekarang aku punya gambaran tentang sihir-sihiran ini. Kalau begitu...
ANOM
(menunjukkan tas pinggangnya)
Apa ini mustika?
PUTIH
Hmm... setahuku mustika selalu berbentuk batu. Seperti ini.
Putih menunjukkan kalung yang dikenakannya. Anom mengamati dengan seksama.
ANOM (V.O.)
Ini... ternyata sangat menarik...
MERAH
(kesal)
Oy! Bisa nggak sih ngomongin yang lain? Dasar orang-orang aneh.
ANOM (V.O.)
Cewek kurang ajar! Bisanya ngatain aku aneh!!
MERAH
Katanya kamu mau baca buku. Aku penasaran buku apa yang kamu baca.
ANOM (V.O.)
Oh iya, ada satu hal lagi yang seharusnya kucoba.
Anom membuka kembali kitabnya.
ANOM (V.O.)
(terkejut)
Tunggu... kenapa jadi banyak info baru gini?
(membaca beberapa kalimat)
Eh... Hah?! SERIUS?!!
MERAH
(mengambil kitab Anom)
Apa sih? Kok kayaknya seru...
ANOM
Woy!!
Merah membuka kitab dan heran karena hanya melihat halaman kosong.
MERAH
Kamu baca apa? Bukunya kosong gini... Lihat deh Putih.
ANOM (V.O.)
Eh?
Putih mengamati kitab dengan seksama. Raut wajahnya terlihat tegang.
PUTIH
.... Iya kosong.
ANOM (V.O.)
Mereka... nggak bisa baca kitab itu?
CUT TO:
INT. BILIK NENEK - SIANG
TAYA
Apa Nenek menemukan sesuatu?
JAYANTI
Saya merasakan ada residu sihir di sebelah Timur hutan, tapi aku tidak bisa melacak penggunanya.
TAYA
Orang ini bisa menetralkan sihir, mengendalikan Drupala, bahkan menghilangkan jejak sihir.
JAYANTI
Sungguh, ini adalah kemungkinan terburuk. Aku tidak yakin, tapi sepengetahuanku, hanya satu orang yang mampu melakukan semua itu.
CUT TO:
EXT. HUTAN KERAMAT - SIANG
Sesosok pria berjubah berdiri di atas pohon mengamati ke arah Goa Keramat.
JAYANTI {V.O}
Candhala.