Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ruangkala
Suka
Favorit
Bagikan
6. Hutan Keramat #1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. TEPI SUNGAI - SIANG

Anom, Taya, Putih, Merah dan warga mencari kain di tepi sungai, tempat Putih biasa mencuci.

WARGA 1

Putih, aku sudah cari di sini tapi kainnya nggak ada.

WARGA 2

Putih, di sini juga nggak nemu.

WARGA 3

Putih, kainnya tidak ada di sini, tapi aku selalu ada untukmu.

WARGA LAIN

HUUUUU!!!

PUTIH

Bapak-bapak dan abang-abang, saya sangat menghargai bantuan kalian. Tapi saya mohon untuk tidak berkelahi ya.

GADIS 1

Emang dasar laki-laki di mana aja semua sama!

GADIS 2

Betul! Tidak akan kami biarkan para lelaki hina itu mengotori Putih kami yang suci!

PUTIH

Aduh Kak, jangan gitu ah. Semua orang sama kok. Mau pria atau wanita, kita sama-sama manusia. Tidak seharusnya diperlakukan berbeda.

PARA GADIS

Ahhhh.... Putih emang paling baik dari yang terbaik.

MERAH

Ckck! Kalian ini pada ngapain rebutan Putih, udah tau orangnya begitu.

WARGA 1

Wah, kalau kau enaknya cuma buat dipacarin. Kalau buat dibawa ke pelaminan, ya mending Putih.

WARGA LAIN

BETUUULL!

MERAH

(kesal)
Ih! Siapa juga yang mau sama kalian. Lagipula aku juga sudah ada yang punya.

Merah melirik ke arah Anom yang sedang melongo melihat pemandangan yang ada di hadapannya.

ANOM (V.O)

Ini yang kehilangan satu orang, yang nyariin satu kampung. Heran.

Anom melihat ke arah Putih. Putih melihat balik dan melempar senyuman. Anom membuang muka, salting.

Matahari mulai meninggi. Pencarian tak kunjung memperoleh hasil. Anom yang dari tadi hanya duduk mulai resah.

ANOM

Hey. Orang sebanyak ini nggak ada yang bisa mikir apa? Sudah jelas ada sungai mengalir, berarti ada kemungkinan kain itu hanyut. Tapi nggak ada satu pun yang mencoba menyusuri sungai. Apa kita harus nungguin terus sampai mereka punya otak?

TAYA

Jika Anda berkenan, Anda bisa berinteraksi dan memberi pancingan agar Lakon bergerak ke arah yang ditunjuk oleh Kitab.

ANOM

Katamu kau yang urus soal interaksi.

TAYA

Saya bilang, interaksi diluar unsur utama. Interaksi yang mempengaruhi alur cerita masih menjadi tanggung jawab Anda.

ANOM

Cih!

ANOM (V.O.)

Aku benci berinteraksi dengan orang, tapi menunggu tanpa kepastian jauh lebih menyebalkan.

Anom menarik dan menghela nafas, kemudian mulai berjalan mendekati Putih.

WARGA 1

Maaf Putih, kami sudah mencari di segala penjuru wilayah ini, tapi kami tidak melihat satu pun kain yang kau cari.

MERAH

Kita sudah jauh-jauh sampai sini masa' nggak ada juga? Kau ngelamun ya?! Masa' kain bisa sampai hilang.

PUTIH

Aku yakin sudah kuperiksa sebelum aku pulang dan kain itu masih ada. Atau mungkin...

GADIS 1

Jangan-jangan jin wilayah sini sedang mengerjai kamu. Hiiii.... serem.

ANOM

Kainnya hanyut ke sungai.

Warga menatap tajam ke Anom yang sedari tadi tak bersuara.

PUTIH

Jadi memang hanyut ya?

ANOM

Lebih masuk akal daripada dikerjain jin. Lebih baik kita segera menyusuri sungai ini.

WARGA 1

Tapi...

GADIS 2

Sungai ini mengarah ke Hutan Keramat!

ANOM

..... Terus?

WARGA 2

Orang yang masuk sana, nggak pernah bisa pulang. Katanya, hutan itu banyak penunggunya dan mereka nggak suka kalau wilayah mereka diusik.

ANOM

..... Jadi selama ini, kalian nggak ada yang menyusuri sungai gara-gara takut dhemit?

GADIS 1

Sudah banyak kejadian orang hilang di sini-

ANOM

Cukup. Aku nggak mau berdebat sama orang yang sesat berpikir. Ayo Putih, kita susuri sungai ini.

Anom mulai berjalan, tapi Putih dan Merah tidak bergerak dari tempatnya. Anom menoleh ke mereka.

ANOM

..... Kalian juga percaya sama tahayul?

Merah dan Putih mengangguk mantap. Anom terdiam menahan emosi.

ANOM (V.O.)

Ah.... aku udah nggak tahan.

ANOM

Dengar! Kalau kasus orang-orang yang hilang itu benar, ya jelas kemungkinannya cuma tiga. Tersesat, dibunuh hewan buas, atau dibunuh orang lain. Logika dasar gitu aja nggak ngerti? Emang dasar bodoh!

Tiba-tiba ada seorang pemuda yang mendatangi Anom dan menggenggam kerah baju Anom.

PEMUDA 1

Hey bocah tengik! Jangan mentang-mentang kau jadi pahlawan di pasar, kau bisa ngomong seenaknya!

Dengan sigap Anom menggenggam tangan pemuda itu dan membantingnya ke tanah. Pemuda pun tak berkutik.

PEMUDA 2

Bangsat!! Hajar dia!!

5 orang pemuda berlari ke arah Anom dengan penuh emosi. Dengan cukup tenang, Anom melumpuhkan satu per satu pemuda tersebut tanpa terkena pukulan satu pun.

ANOM

Kalau kampung ini memang suka mengandalkan otot daripada otak, silakan maju. Akan kuladeni.

Warga yang semula tidak terima, akhirnya menyerah dan memilih untuk diam.

ANOM

Putih, kalau ingin masalahmu cepat selesai, kita harus ke sana. Sekarang!

Anom berjalan menuju Hutan Keramat. Taya menghampiri Merah dan Putih.

TAYA

Tidak perlu khawatir. Anom cukup bisa diandalkan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Yuk.

Dengan ragu, Putih dan Merah mengikuti Anom bersama Taya.

WARGA

Putih! Hati-hati!! Jangan sampai lengah!! Kalau orang asing itu macem-macem pukul saja!!


CUT TO:


EXT. HUTAN KERAMAT BAGIAN DALAM - SIANG

Seekor burung terbang, masuk ke dalam sebuah goa.


CUT TO:


INT. GOA KERAMAT - SIANG

Burung tersebut hinggap di pundak seseorang yang sedang bertapa di atas sebuah batu.

SOSOK MISTERIUS

Akhirnya mereka datang juga.

Sosok itu berdiri, kemudian membuka matanya.

SOSOK MISTERIUS

Mari kita siapkan sambutan terhangat untuk para tamu kita.
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar