Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ruangkala
Suka
Favorit
Bagikan
2. Sang terpilih #2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. GANG SEPI - SORE

Anom mengenakan hoodie dan masker berjalan menyusuri gang seorang diri. Sepanjang gang terlihat ada beberapa preman yang berdiri, mengawasi Anom. Anom tetap berjalan dengan santai. Tiba-tiba seorang preman merangkul dari sisi kanan Anom.

PREMAN

Mau ke mana mas?

ANOM

....

PREMAN

(menodongkan pisau lipat ke perut Anom)
Kalau mau lewat sini, bayar.

ANOM

Apa-apaan ini? Kau nggak tahu siapa aku?

PREMAN

Peduli setan. Mau anak pejabat, anak konglomerat, aku nggak takut! Serahkan-

Dengan cepat Anom mengangkat tangan kanannya, membuat tangan Preman yang memegang pisau (kanan) ikut terangkat. Tanpa jeda sedikit pun, Anom mengambil tangan kanan preman kemudian memutar badannya. Tangan preman terpelintir.

PREMAN

Arrghh!! Am-ampun mas!! S-sakit!!

ANOM

Aku nggak peduli. Kuberi kau dua pilihan. Kupatahkan tanganmu, atau kutusuk punggungmu?

PREMAN

J-Jangan! Ampun-

KETUA PREMAN

Stop!!

Seorang pria berotot datang.

KETUA PREMAN

Lepaskan dia, Anom. Tolong.

Anom mengambil pisau si preman, kemudian melepaskan kunciannya. Si preman tersungkur kesakitan.

KETUA PREMAN

Maaf, dia anak baru. Lha kamu kalau datang selalu nggak pernah ngasih kabar. Kalau ada kabar kan aku bisa mengkondisikan orang-orangku.

ANOM

Aku nggak perlu ngasih kabar apapun ke manusia rendahan kayak kalian.

KETUA PREMAN

Masih aja ngomong gitu. Kita kan udah lama jadi mitra bisnis.

ANOM

Apa ada perkembangan?

KETUA PREMAN

Belum. Kami sudah mencari ke seluruh pelosok negeri, tapi masih belum ada titik terang. Rasanya kayak nyari hantu.

Anom mengarahkan pisau ke Ketua Preman.

KETUA PREMAN

(angkat tangan)
Eeitss, jangan langsung marah gitu dong. Aku kan nggak bilang kalau dia udah mati.

Anom menurunkan pisaunya.

KETUA PREMAN

Tapi serius deh. Apa kamu nggak kepikiran buat berhenti saja?

ANOM

Perluas jaringanmu. Kalau perlu sampai ke luar negeri.

KETUA PREMAN

Tapi-

Anom melemparkan beberapa amplop tebal berisi uang.

ANOM

Aku nggak mau tahu. Cari sampai dapat.

KETUA PREMAN

(menghela nafas)
Ini bukan lagi masalah duit, tapi waktu. Mau sampai kapan kamu begini? Kita sudah menghabiskan terlalu banyak tenaga dan pikiran hanya untuk mencari satu orang yang bahkan aku nggak tahu hubungannya denganmu apa.

ANOM

Kalau nggak bisa, aku akan cari orang lain.

KETUA PREMAN

Hadeeh, bisa tobat aku ngadepin orang kayak kamu. Oke! Akan kulakukan sesuai maumu. Tapi, ini untuk yang terakhir, dan jangan terlalu berharap.

ANOM

Kutunggu kabar darimu.

Anom langsung pergi meninggalkan TKP.

PREMAN

(sambil kesakitan)
Wooo, dasar bocah nggak tahu tata krama! Dia siapa sih bos?

KETUA PREMAN

.... Cuma seekor anak ayam yang kehilangan induknya.


CUT TO:


EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH ANOM - MALAM

Menaiki motor, ANOM melewati sebuah komplek pekarangan menuju sebuah rumah besar. Sekitar 50m sebelum pintu gerbang, sebuah sensor memindai seluruh tubuh dan motor ANOM yang lewat dengan kecepatan tinggi. Pintu gerbang terbuka disertai suara seperti robot.

AAREN

Selamat datang, Tuan Anom.

ANOM terus melaju menuju rumah besar.


CUT TO:


INT. RUMAH ANOM - MALAM

ANOM membuka helm kemudian memasuki sebuah bilik (seperti lift). Pintu bilik tertutup dan tiba-tiba menyemprotkan gas desinfektan hingga memenuhi bilik. Tak lama, pintu lain yang berada di hadapan ANOM terbuka. ANOM keluar bilik dengan wajah kesal.

AAREN

Selamat malam, Tuan Anom. Emosi Anda terpantau sangat buruk. Ada yang bisa saya bantu?

ANOM

AAREN, diam.

AAREN

Dimengerti.

Dari kejauhan terdengar langkah kaki berlari menuju ANOM.

ANJING

Wooff!!

ANOM

Labuuu~

Raut wajah ANOM seketika berubah menjadi senang. LABU melompat ke arah ANOM. ANOM memeluk LABU sambil mengelus pipinya.

ANOM

Ahaha santai boy, santai... Aku udah beli makanan kesukaanmu.

AAREN

Emosi Anda terpantau baik. Apakah Anda ingin saya...

ANOM

AAREN, diam.

AAREN

Dimengerti.

Seorang pria tinggi berpakaian rapi berjalan menghampiri ANOM. Melihatnya membuat raut wajah ANOM dan LABU berubah kesal.

ADRI

Gimana tugas akhirmu?

ANOM

Bukan urusanmu.

ADRI

Kalau kesulitan dan butuh bantuan...

ANOM

Nggak butuh.

ADRI

.... Oke. Selama kamu bisa memberikan nilai sempurna, lakukan sesukamu.

ADRI berjalan melewati ANOM dan memasuki bilik.

ADRI

Kamu ingat kan? Jangan permalukan nama keluarga Satriya.

Pintu bilik tertutup. ANOM terlihat sangat kesal.

AAREN

Emosi Anda terpantau sangat buruk. Ada yang bisa saya bantu?

ANOM

AAREN, lenyapkan Adri Satriya.

AAREN

Maaf, instruksi tidak dimengerti.

ANOM

Kalau begitu, diam.

AAREN

Dimengerti.


CUT TO:


INT. KAMAR ANOM - MALAM

ANOM melempar tas seraya merebahkan tubuhnya ke kasur.

ANOM

Hah! Pak tua itu selalu aja bikin moodku anjlok! Aku harus segera menyelesaikan tugas akhirku dan keluar dari rumah ini!

LABU

Woof!?

ANOM

Haha, tentu aja kamu ikut juga lah~ Kamu kan satu-satunya teman terbaikku.

LABU

(menjilati ANOM)
Woof woof!

ANOM

Hahaha geli! Kamu kenapa sih hari ini?

ANOM memandangi LABU sambil mengelusnya.

ANOM (V.O.)

Teman ya... Kalau dipikir-pikir, teman itu apa ya? Kalau ada orang yang masuk kategori teman...

ANOM terbayang wajah NUSA.

ANOM (V.O.)

Sudah enam tahun sejak aku kenal dengan Nusa. Apa kami sudah masuk kategori teman ya? Ah! Aku lupa ngabarin Nusa tentang bukunya yang ketinggalan.

Saat ANOM mengambil buku tua dari tasnya, tiba-tiba LABU menggonggong tanpa henti ke arah buku tersebut.

ANOM

Kamu kenapa sih? Hari ini kamu aneh banget.

LABU terus menggonggong, sementara ANOM mengambil foto sampul buku tersebut menggunakan smartphonenya.

ANOM (V.O.)

Ini buku lumayan berat juga ya, jadi penasaran isinya apa. Tapi ini privasi orang. Bukan urusanku.

Saat hendak mengirimkan foto ke NUSA, ANOM melihat notifikasi email dari NUSA.

ANOM (V.O.)

Eh? Ngirim email apa dia?

ANOM membuka email yang dikirim NUSA.

INSERT Isi email:

"Aku sudah baca proposalmu. Aku nggak tahu apa ini membantu, tapi sepertinya kamu perlu membaca jurnal ini.”

BACK TO SCENE

ANOM membaca dengan seksama. Perlahan raut wajahnya berubah semangat.

ANOM

INI! INI DIA YANG AKU CARI!!! KAMU MEMANG TERBAIK NUSA!!!

Tiba-tiba LABU menerjang buku yang masih berada di genggaman ANOM.

ANOM

LABU!! HAYO, JANGAN!! INI PUNYA NUSA!!

Terjadi rebutan sengit antara ANOM dan LABU hingga buku itu terlempar dan jatuh dalam kondisi terbuka. Seketika buku itu mengeluarkan cahaya yang berwujud burung hantu.

LABU menggonggong semakin keras sementara ANOM terkejut hingga tak bisa berkata apa-apa hingga ia menyadari tubuhnya berubah menjadi butiran pasir dan masuk ke dalam buku.

Suasana sekejap menjadi sunyi. LABU berhenti menggonggong, pun bergerak. Burung-burung berhenti terbang. Dedaunan yang jatuh tak kunjung menyentuh tanah. Sementara buku tua itu dalam keadaan tertutup, melayang di udara.

Di saat waktu terhenti, ANOM menghilang tanpa jejak.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar