Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SC.127
INT. KAMAR BIMA - RUMAH - MALAM
Kembali lagi melihat bima yang tengah duduk di depan meja belajarnya sambil menulis pada buku catatannya.
BIMA (V.O)
Lima tahun itu memang bukanlah waktu yang sebentar,
jeda waktu dan jarak yang tercipta juga bukan lagi hal yang bisa di hitung.
(Intercut-CU) Jendela kamar bima yang terbuka, gordennya tertiup angin dan terlihat pemandangan langit malam.
BIMA (V.O)(CONT'D)
Senjani, adalah nama sebuah senja yang telah pergi dan tenggelam di negri sebelah.
CUT TO:
SC.128
EXT.LANGIT - LUAR RUMAH BIMA - MALAM
Terlihat banyak bintang yang betebaran di langit malam dan cahaya bulan.
BIMA (V.O)
Dan sejak saat itu, ruang temu yang telah kita buka
pada waktu lalu kini telah kita tutup rapat-rapat.
BACK TO:
SC.129
INT. KAMAR BIMA - RUMAH - MALAM
Kembali lagi melihat bima yang tengah duduk di depan meja belajarnya sambil menulis pada buku catatannya.
BIMA (V.O)
Tapi dari semua itu aku selalu percaya satu hal, bahwa
"Kita ini hanyalah sebuah kebetulan yang tercipta".
(Intercut-BCU-POV BIMA) Terlihat bima sedang menulis di atas buku catatannya, dia pun lalu menambahkan satu kata/menulis satu kata "SELESAI" pada bagian bawah halaman dengan menggunakan pulpen dengan tinta warna merah yang lumayan tebal.
(Intercut-LS) langsung berpindah memperlihatkan dari arah belakang bima yang tengah duduk di depan meja belajarnya sedang menulis.
Setelah itu bima berdiri, berjalan ke arah jendela dan melihat ke arah langit. Tiba-tiba saja ada suara ketukan pintu dan suara ibu bima yang memanggil bima dari luar kamarnya.
IBU BIMA (V.O)
(Sedikit Nada kencang)
BIMAAAA, AYOOO TURUN, KITA TUNGGU DI RUANG DEPAN.
Bima yang berdiri di depan jendela itu pun lalu menoleh
BIMA
(Sedikit Nada Kencang)
IYAA
Bima lalu menutup jendela, dan berjalan ke arah meja belajarnya. Dia mengambil buku catatannya itu dan di pandanginya sejenak sambil tersenyum. Dan setelahnya dia taruh buku itu kedalam tas ransel miliknya. Lalu bima berbalik dan berjalan keluar dari kamarnya.
FADE IN:
CUT TO:
SC.130
EXT. STASIUN KERETA - TERAS/LOBI/PERON - SIANG
Sementara itu di tengah stasiun kerta api yang ramai, bima terlihat sedang duduk menunggu seseorang. Bima duduk diantara bangku kayu panjang yang terletak di luar stasiun/ruang tunggu/teras.
Dari tempat bima duduk, tiba-tiba bima melihat ke arah seorang wanita yang sedang menelepon sesorang dari ponselnya. (POV - BIMA) Bima memandangi perempuan itu.
(Intercut) wajah bima lalu berubah keheranan campur bingung, dia lalu berdiri dan mengahmpiri perempuan tersebut.
BIMA
Senja ?
Perempuan yang tadi menelepon di depan bima itu pun lalu menoleh ke arah bima,di pandangi sejenak, lalu dengan cepat mentup ponselnya dan fokus terhadap bima.
SENJANI
(Heran+Bingung)
Bima ?
(Intercut-CU) Mereka berdua lalu saling tatap dan melempar senyum.
BIMA
(Tersenyum)
Aku nungguin kamu dari kemaren kemaren. Aku kira kamu bakal ngehubungin aku.
SENJANI
(Tersenyum)
Aku gak nyangka banget bisa ketemu kamu lagi disini
(Matanya sedikit berkaca-kaca)
BIMA
(Tersenyum)
Aku kira kamu gak bakal hadir lagi buat selamanya,
ternyata aku salah, sekarang kamu ada di depan mata ku.
Mata senjani berkaca-kaca, dia lalu menghapus sedikit air matanya yang tidak bisa dia tahan
SENJANI
(Tertawa kecil)
Kamu nungguin aku ? Selama lima tahun ini ?
BIMA
Aku selalu liat senja di langit yang sama. Tanpa kamu.
SENJANI
(Tertawa kecil)
Kamu emang orang paling aneh yang pernah aku temuin ya
BIMA
Aku punya satu hal yang mau aku kasih tau ke kamu
SENJANI
Apa bim ?
BIMA
(Tersenyum)
Gimana kali kita ulang lagi cerita kita dari awal.
Dan aku bakal janji gak bakalan ada lagi jarak yang misahin kita
SENJANI
Maksud kamu ?
BIMA
Aku mau jatuh hati lagi sama kamu, nja.
Senjani langusng merubah ekspresi wajahnya menjadi kaget, dia pun menunduk dan lalu menoleh kembali ke arah bima dengan menyeritkan senyuman.
SENJANI
Aku gak bisa, bim. Mustahil.
BIMA
Aku bisa ngikutin kemanapun kamu pergi, ini enggak mustahil.
Aku mau buktiin kalo emang pertemuan kita itu bukan cuma kebetulan.
Senjani lalu mendekatkan dirinya ke arah bima, dia pandangi tajam mata bima dengan senyum di wajahnya.
SENJANI
Aku gak bisa, bima.
BIMA
(Heran)
Kenapa nja ?
Senjani menatap lebih tajam lagi ke arah bima dan menyakinkannya.
SENJANI
(Tersenyum)
Aku bukan sejani yang dulu, aku bukan senja yang kamu mau.
BIMA
Kamu selalu jadi senja yang aku mau
SENJANI
(Tensi Sedikit Tinggi)
TAPI KAMU GAK BISA, BIM.
BIMA
(Nada sedikit tinggi)
KENAPA NJA ? KENAPA ?
Beberapa orang yang berada di dekat mereka pun sebagian memerhatikan mereka yang sedang beradu mulut / berdebat.
SENJANI
Aku udah nikah, dua bulan lalu.
Bima memasang wajah sedikit kaget dan rasa tidak percaya, dia pun lalu diam.
SENJANI
(Nada sedikit kesal)
Aku udah coba buat hubungin kamu, tapi aku gak nemu info apa-apa tentang kamu.
(Berbicara normal) Jadi maaf bim,
aku gak bisa jadi senjani yang dulu. Jadi senja yang kamu mau.
Bima yang sedang menunduk itu pun menghela nafasnya dan menatap senjani.
BIMA
Maafin aku, aku gak tau
Senjani lalu memotong pembicaraan bima
SENJANI
Enggak, enggak, kamu enggak salah. Yang salah itu KITA.
BIMA
KITA ?
SENJANI
Iya, harusnya kita dari awal emang gak usah dipertemuin bim,
harusnya kita udah sadar dari awal kalo kita...
Giliran bima yang memotong pembicaraa senjani
BIMA
"Cuma sebuah kebetulan ?"
Senjani berubah menjadi sendu, dia sedikit menunduk mencoba untuk mengalihkan pandangannya dari bima.
SENJANI
Iya, kita cuma sebatas "Kebetulan"
Ditengah percakapan mereka, dari arah jauh teriak seseorang lelaki yang sedang melambaikan tangannya dan memanggil nama senjani dengan wajah penuh senyum.
Senjani lalu menoleh ke arah laki-laki itu dan balas melambaikan tangan. Dan lalu dia menoleh kembali ke arah bima.
SENJANI
Bim, udah waktunya kamu kubur semua. Kita gak bakal
mungkin bisa kayak dulu lagi, kamu harusnya paham.
Bima lalu menatap tajam wajah senjani dengan penuh senyum.
BIMA
Iya, kamu bener. (Menghela nafas)
kok aku bisa ya segoblok ini (Tertawa kecil)
Senjani dan bima lalu ikut tertawa kecil. Dan dia lalu menatap tajam mata bima
SENJANI
(Tersenyum)
Yaudah ya, aku mau kesana, suamiku udah jemput
Bima hanya menunduk dan mengangguk-ngangguk
BIMA
(Mengangguk)
Iya, hati-hati ya.
I Dont miss you again, aku janji bakal ngelupain kamu (Tersenyum).
Senjani membalas ucapan bima dengan senyum. Senjani lalu berbalik dan pergi meninggalkan bima. Dia berjalan dan sesekali menoleh kearah bima.
(Intercut-CU) terlihat bima dengan wajah datar dan tersenyum melihat senjani pergi. Dan setelahnya bima pun pergi dari tempatnya berdiri.
(Intercut) Terlihat senjani dan suamainya bertemu dan berpelukan dan lalu mereka pergi berjalan dengan bergandengan dan bercanda-canda kecil.
FADE TO BLACK
CREDIT TITTLE
SELESAI