Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
RUANG TEMU
Suka
Favorit
Bagikan
6. RUANG TEMU - ( Sebuah Script Film ) - Bagian 6

BIMA

Kamu percaya ? kalo aku hidup diantara hal hal fiksi

 

(Intercut-CU) Senjani lalu hanya tertawa kecil saja

 

SENJANI

Setiap kata-kata yang kamu ucapain, gak tau kenapa kayak keliatan aneh, bikin aku gak bisa nahan ketawa.

 

(Intercut) Bima dan senjani yang menatap ke arah depan

 

BIMA

Aku ngeliat, di mata kamu. Ada bayangan hujan yang selalu jatuh. Itu sebabnya aku selalu nyaman kalo di deket kamu

 

Bima lalu menoleh lagi kearah senjani.

(Intercut-CU) Senjani hanya diam sambil menahan seyumnya (Jeda).

 

FADE IN:

SC.91

INT/EXT. DI MOTOR - JALAN - SORE

(CU) Terlihat bima dan senjani yang menaiki motor dengan wajah bahagia yang sedikit disembunyikan, tangan senjani memeluk bima sambil kepalanya mendekap di salah satu bahu bima. (Intercut) terlihat mereka berdua sedang berkendara menggunakan motor diatas jalanan kota.

 

CUT TO:

SC.92

EXT. JEMBATAN LAYANG - PINGGIRAN JALAN - SORE

Keadaan di jembatan layang yang cerah dan lumayan ramai. (Dari arah belakang) Terlihat Bima dan senjani menatap ke arah langit senja yang perlahan turun dari atas jembatan layang (Jeda).

 

(Intercut)

 

BIMA

Dari semua tempat bagus di jakarta, aku rasa ini adalah tempat ke empat yang paling indah menurutku. Berdiri di pinggiran jembatan layang, sambil ngeliatin kota yang makin lama makin... (Mengangkat kedua bahunya) Yaaa, gini.

SENJANI

(Menatap ke arah depan)

Tempat ke empat ? Yang pertama apa ?

BIMA

Di puncak gedung

SENJANI

Ke dua ?

BIMA

Galeri seni

 

Senjani mulai menampilkan pandangan heran, dia lalu menengok kearah bima

 

SENJANI

(Heran)

Terus yang ke tiga ?

Bima menoleh kearah senjani.

BIMA

Kamu

 

(POV-Bima) Terlihat senjani menahan senyum lalu memalingkan pandangannya kedepan.

Sementara itu bima juga memalingkan lagi pandangannya kedepan.

 

BIMA (CONT'D)

Kamu adalah tempat paling indah ke tiga menurutku, sebelum aku berdiri di sini sekarang.

SENJANI

Aku ngerasa kalo aku ini manusia, bukan tempat, apalagi tempat singgah.

BIMA

Bukannya manusia itu adalah tempat paling nyaman ya ?

SENJANI

Nyaman buat siapa ?

BIMA

Buat masing-masing dari diri mereka sendiri.

SENJANI

(Tertawa kecil)

Nyaman itu dari hati.

BIMA

Aku gak punya banyak hati buat nampung rumah se indah kamu

SENJANI

(Tertawa kecil)

Lagi-lagi aku gak ngerti sama omongan kamu

BIMA

Gak perlu di pahamnin, aku bukan fisika yang harus kamu pahamin.

SENJANI

(Tertawa kecil)

Terus kamu apa ? Buku cerita ?

 

Bima memalingkan pandangannya ke arah senjani

 

BIMA

Aku cuma orang yang terus berjalan, Mencari, hingga akhirnya aku berhenti sendiri pas aku tau kalo selama ini hal indah itu ada di dalam mata kamu. Dan sekarang aku sedang tersesat menikmatinya.

 

Senjani terdiam sejenak, wajahnya lalu berubah gugup dengan senyum kecil yang keluar dan dia tahan.

SENJANI

(Gugup)

Aku gak pernah ngerasa narik kamu ke dalam cerita yang aku ciptain. Dan aku gak pernah nulis nama kamu di setiap lembar buku catatanku.

 

(Intercut) Terlihat matahari yang perlahan turun dari atas langit jakarta, terlihat senja yang perlahan datang diatas langit tempat bima dan senjani berdiri.

 

 

BIMA

Setiap kali aku ngeliat senja, aku kadang sampe mikir, ini semua sebenernya nyata apa enggak. Sampe akhirnya aku ngeliat kamu.

SENJANI

Maksud kamu ?

BIMA (CONT'D)

(Menunjuk)

Liat senja itu, bagus bukan. Seperti nama kamu, senjani.

 

Senjani yang sedang menatap bima lalu memalingkan kembali pandangannya dari bima dan melihat kearah depan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar