58. INT. RUMAH AYAH PUTRI, KAMAR PUTRI - PAGI
REZA sedang duduk di kursi meja kerja, mengetik di komputer laptop-nya.
Di ranjang, PUTRI masih tertidur lelap.
Reza tampak bersemangat, seolah ide mengalir deras dari otaknya yang lalu disalurkan melalui tangan ke ujung jemari yang menekan tuts papan kunci sehingga huruf demi huruf membentuk kata, kata demi kata membentuk kalimat yang lalu membentuk paragraf yang menjadi alur cerita novelnya.
Sesekali Reza ambil mug kopi lalu menyesapnya hingga tak sadar Putri sudah bangun dan berdiri di sampingnya.
PUTRI
Begadang lagi, ya?
REZA
Sedikit lagi selesai, nih...
PUTRI
Kamu kelihatannya semangat banget...
REZA
Mungkin faktor ini, ya...?
Reza mengelus perut Putri yang lalu tersenyum.
PUTRI
Oh ya?
REZA
Aku jadi tambah semangat. Ide juga mengalir deras, ras, ras, ras... hehe...
PUTRI
Tapi novel kedua kamu ini lahirannya nggak nunggu sampai bayi kita lahir, kan?
REZA
Kayaknya lebih dulu deh... nggak akan sampai nunggu sembilan bulan... malah mungkin sembilan minggu, atau sembilan hari, atau sembilan jam hehe...
PUTRI
Alhamdulilah, semoga rezeki, ya...
REZA
Aamiin...
PUTRI
Ya ampun, aku lupa belum siapin roti...
59. INT. RUMAH AYAH PUTRI, RUANG MAKAN - PAGI
PUTRI keluar dari kamar, ia melihat PATRA dan BUNGA sedang membuat roti di meja makan.
PUTRI
Kalian ngapain?
PATRA
Bikin roti...
BUNGA
Seratus kan, seperti biasa?
PUTRI
Kalau tahu kalian bisa bantuin setiap hari, kayaknya mbak akan terima deh, permintaan untuk bikin 40 roti lagi...
PATRA
Kenapa nggak, mbak? Kita mau kok, bantuin...
(senyum)
Asal ada upahnya...
BUNGA
Iya mbak, bener mbak... aku pengen punya uang hasil sendiri, hehe...
PUTRI
Ya udah, mulai besok kita tambah kapasitas produksi...
IBU PUTRI datang tergesa dari ruang depan.
IBU PUTRI
Put! Bapak Put...
Putri tampak khawatir.
PUTRI
Kenapa, bu...?
IBU PUTRI
Bapak... cepetan...
Ibu Putri kembali ke ruang depan, Putri, Patra dan Bunga mengikuti.
60. INT. RUMAH AYAH PUTRI, KAMAR AYAH - PAGI
AYAH PUTRI sedang duduk di kursi roda ketika pintu dibuka dari luar, lalu masuk IBU PUTRI yang diikuti PUTRI, PATRA dan BUNGA.
PUTRI
Bapak...
Ayah Putri berusaha untuk menyampaikan sesuatu baik dengan suara yang tak jelas maupun gerakan tangan yang tidak sempurna.
AYAH PUTRI
Uuh, uuh...
PUTRI
(ke Ibu Putri)
Maksudnya apa, bu?
IBU PUTRI
Bapak mau terapi...
Putri terkejut, senang.
PUTRI
(ke Ayah Putri)
Bapak mau terapi...?
Ayah Putri mengedipkan mata satu kali.
AYAH PUTRI
Uuh, uuh...
PUTRI
(terharu)
Bapak mau sembuh...?
Ayah Putri mengedipkan mata satu kali.
AYAH PUTRI
Uuh, uuh...
PUTRI
(sedih)
Bapak mau jalan-jalan...? Ke Bali...?
Ayah Putri mengedipkan mata dua kali, lalu melihat ke arah perut Putri.
AYAH PUTRI
Uuh, uuh...
PUTRI
Bapak mau pegang... calon cucu bapak...?
Ayah Putri mengedipkan mata satu kali.
AYAH PUTRI
Uuh, uuh...
Putri mengambil tangan Ayah Putri lalu menempelkannya di perut Putri yang lalu tersenyum haru.
PUTRI
Iya pak, iya... bapak pasti sembuh... supaya nanti bisa lihat cucu bapak... supaya nanti bisa gendong cucu bapak...
Ibu Putri, Patra dan Bunga menyaksikan peristiwa ini sambil mengusap pipinya yang mulai basah.
61. INT. KANTOR PUTRI, PANTRY - PAGI
JONO baru saja selesai cuci alat makan ketika ADIT dan NINA masuk.
ADIT
Putri belum datang, ya?
JONO
Belum tuh...
NINA
Gue bilang juga apa, dia masih sakit.
ADIT
Mungkin sakitnya berat, ya...
JONO
Aku harus kasih tahu PBB, hari ini kita nggak jualan roti...
Jono hendak pergi, saat yang sama pintu dibuka dari luar, PUTRI masuk membawa lima wadah roti.
PUTRI
Mau kemana, Jon?
JONO
Lah, Mbak Putrinya datang...
ADIT
Mana buruan ransum gue...
NINA
Udah sakaw nih...
PUTRI
(ke Jono)
Jon, buat dua OB yang baru, mulai besok, ya...
JONO
Siap, Mbak Putri...
Putri menyimpan wadah roti di atas meja, yang satu diserbu Adit dan Nina, yang empat langsung dibawa Jono.
JONO (CONT’D)
Aku langsung bawa yang ini, ya...
ADIT
Jadi, lo sakit apa kemarin, Put?
PUTRI
Gue hamil...
ADIT + NINA
(akting gaya sinetron)
AAPPAA...? HAAMIIL?!
PUTRI
Jeng-jreng...
JONO
Kayak nonton sinetron, deh...
Nina dan Adit cipika-cipiki Putri bergantian.
NINA
Selamat ya, Put...
JONO
Mbak Putri selamat ya...
PUTRI
Makasih Jon...
ADIT
Tapi lo bakal terus jualan roti lapis, kan?
PUTRI
Masih lah, gue kan bakal butuh uwit yang lebih banyak, hehe...
JONO
Oh iya, mbak... tadi aku lihat di bawah ada kios di food court yang mau disewain...
PUTRI
Kios? Buat apaan?
JONO
Siapa tahu Mbak Putri mau jual roti untuk semua orang di kawasan bisnis ini...
ADIT
Bener banget, Put... kalo emang mau dapat duit yang banyak, lo musti buka toko...
NINA
Trus, lo bangun brand yang besar, setelah itu, di-francise-in, deh...
PUTRI
Halah! Mimpi... hahaha...
Putri tertawa sendiri, sedangkan Adit, Nina dan Jono pasang muka serius sampai akhirnya Putri berhenti tertawa lalu berpikir panjang.
62. MONTAGE:
1. AYAH PUTRI mendapat terapi fisik yang paling dasar (menggerakkan tangan atau kaki) dari TERAPIS. PATRA memperhatikan sambil sesekali membantu.
2. REZA pulang kantor langsung ngetik novel di komputer laptopnya dengan penuh semangat.
3. PUTRI jalan-jalan di food court.
4. AYAH PUTRI terapi dibantu PATRA dan BUNGA. IBU PUTRI memperhatikan dari jauh.
5. REZA bangun tidur tengah malam langsung ngetik novel di komputer laptopnya.
6. PUTRI berhenti di depan kios food court yang pintunya tertutup lalu ada tulisan “DISEWAKAN”.
63. INT. RUMAH AYAH PUTRI, KAMAR AYAH - MALAM
AYAH PUTRI berjalan dibantu tongkat atau walker langkah demi langkah. PATRA dan BUNGA mengawal sambil memberi semangat.
PATRA
Ayo pak, semangat pak...
BUNGA
Bapak pasti bisa...
IBU PUTRI dan PUTRI (masih mengenakan pakaian kerja) memperhatikan dari dekat pintu.
PATRA
Satu langkah lagi...
Ayah Putri berjalan satu langkah terakhir.
PATRA (CONT’D)
Kasih bonus satu lagi...
Ayah Putri memaksakan diri untuk berjalan lagi.
BUNGA
Bunga minta bonusnya satu langkah juga...
Ayah Putri berusaha keras untuk bisa berjalan lagi.
PATRA
Ya, akhirnya bapak berhasil mencapai garis finish...
BUNGA
Selamat, untuk pemenang...
Bunga mengalungkan handuk kecil yang lalu dikalungkan di leher Ayah Putri. Ayah Putri senang, senyumnya tidak sempurna, tapi terlihat ia sangat bahagia.
Ibu Putri dan Putri ikut tersenyum
64. INT. RUMAH AYAH PUTRI, KAMAR PUTRI - MALAM
REZA sedang mengetik di komputer laptopnya ketika pintu dibuka dari luar, lalu PUTRI masuk.
PUTRI
Lho? Sudah pulang?
REZA
Udah dari tadi...
PUTRI
Seharusnya Mas Reza tadi lihat, bapak sudah bisa jalan, lho...
REZA
Oh ya, baguslah...
Putri duduk di sisi ranjang dekat Reza bekerja.
PUTRI
Mas, aku mau ngomong bentar, bisa nggak?
REZA
Emangnya dari tadi kamu ngapain? Nyanyi?
PUTRI
Maksud aku, aku mau minta perhatian sebentar, ini masalah serius...
Reza menghentikan kesibukannya lalu menghadap Putri.
REZA
Oke, ada masalah serius apa?
PUTRI
Aku mau jual roti lebih banyak lagi...
REZA
Bagus. Itu bukan masalah, kan?
PUTRI
Aku mau jualan di food court...
REZA
Itu juga bukan masalah...
PUTRI
Aku mau sewa kios di food court...
REZA
Sebentar, sebentar... sewa kios kan musti bayar...
PUTRI
Nah, itu dia masalahnya...
REZA
Hmm... jadi, kamu mau sewa kios tapi nggak punya uangnya?
PUTRI
Iya...
REZA
Kalau gitu nggak usah sewa kios, jualan seperti sekarang aja, ngandelin OB-OB di kantor-kantor...
PUTRI
Gimana kalau kita cari pinjaman...?
REZA
Kita nggak punya jaminan, Put... kalau KPR, jaminannya rumah yang kita beli, kalau pinjaman biasa, pinjaman usaha, harus ada jaminan...
PUTRI
Pinjaman online kan nggak pakai jaminan, mas... cuma KTP, langsung dapat uangnya...
REZA
Nggak, nggak... jangan, jangan... nanti kalau sampai kreditnya macet, bisa berabe kita...
PUTRI
Kredit macet kan kalau usahanya gagal, kalau berhasil kan nggak...
REZA
Tapi tetap aja harus ada skenario, gimana kalau usahanya gagal, bayar utangnya dari mana? Dari gaji kita? Trus biaya sehari-hari gimana? Apalagi sebentar lagi kita punya bayi...
PUTRI
Atau... gimana... kalau dari royalty novelnya Mas Reza...?
REZA
Putri... utang itu sesuatu yang pasti harus dibayar... royalty itu hanya bisa aku dapat kalau novelku laku... ngerti kan, maksudnya?
Putri mengangguk lemah, sedih, karena keinginannya tidak terpenuhi.
65. EXT. RUMAH AYAH PUTRI - PAGI
ESTABLISHING SHOT: Suasana di pagi hari.
66. INT. RUMAH AYAH PUTRI, RUANG MAKAN - PAGI
PUTRI yang sudah berpakaian rapih untuk ke kantor pamit pada IBU PUTRI.
PUTRI
Aku pamit ya, bu...
IBU PUTRI
Hati-hati, ya...
Putri membawa tujuh wadah roti yang dijinjing di kedua tangannya.
PUTRI
Titip bapak... asalamualaikum...
Putri berjalan menuju ruang depan.
IBU PUTRI
Wa alaikumsalam...
67. EXT. RUMAH AYAH PUTRI, HALAMAN - PAGI
PUTRI keluar dari pintu rumah. Saat yang sama, BUDE RINA dan BUDE RANI turun dari mobil yang baru selesai diparkir.
PUTRI
Bude...?
BUDE RANI
Ngantor, Put...?
PUTRI
Iya, bude...
BUDE RINA
Bawa apa itu?
PUTRI
Oh, mmh... ini roti... buat dijual di kantor...
BUDE RINA
Bisnis kamu, ini...?
PUTRI
Kecil-kecilan bude...
BUDE RANI
Oh ya, kita ke sini udah janjian sama yang mau beli rumah... mau lihat-lihat, katanya...
PUTRI
Hari ini? Sekarang?
BUDE RANI
Iya, kapan lagi...?
Putri kaget, tidak bisa berkata-kata.
68. INT. KAFE - PAGI
PUTRI duduk di hadapan BUDE RANI dan BUDE RINA.
PUTRI
Maaf ya, Bude... waktu itu Putri melarang ibu untuk bilang sama bapak tentang keputusan dan rencana bude-bude untuk jual rumah warisan... soalnya bapak masih sakit, emosinya masih labil, fisiknya lemah dan sulit untuk diajak komunikasi...
BUDE RANI
Put, jangan salah paham ya, meskipun sebenarnya kami butuh uang untuk biaya anak-anak yang sebentar lagi kuliah... keputusan ini tujuan utamanya justru untuk membantu Mas Tono, bapak kamu...
BUDE RINA
Kami tahu berapa biaya operasi Mas Tono yang harus kamu tanggung, kami juga tahu berapa biaya yang harus disiapkan untuk perawatan dan pengobatan lanjutan...
BUDE RANI
Lagipula dulu, sebelum Mas Tono sakit, kami sudah pernah ngomongin penjualan rumah ini...
BUDE RINA
Uang yang akan kita dapat dari penjualan rumah ini lumayan, Put... nanti akan dibagi tiga... Mas Tono sebagai anak laki-laki akan dapat 50%, kami yang anak perempuan akan dapat masing-masing 25%...
BUDE RANI
Rencananya bapak kamu akan pakai uang itu untuk beli rumah di pinggiran kota... sisanya untuk kredit mobil yang akan dipakai untuk taksi online...
BUDE RINA
Kamu ngerti kan, maksud kami...?
PUTRI
Ngerti bude...
(beat)
Kalau begitu, Putri akan kasih tahu bapak secepatnya...