Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Rock 'n Roll Ballerina
Suka
Favorit
Bagikan
4. Mencari Informasi Tentang Alena (Babak 1)

SEQ. 7 – Mencari Informasi Tentang Alena

 

Est. Shot – Malam, halaman rumah Nando. Mobil sudah terparkir di halaman parkir luar.

 

Cut to: Lorong dekat halaman belakang rumah (seperti di Seq. 1), Nando duduk santai di kursi sambil mainan ponsel. Wajahnya tampak antusias.

 

Cut to: extreme close up layar ponsel.

Nando mengtik-ketik nama Alena di kolom pencarian akun Instagram. Beberapa nama keluar, tapi tidak ada yang mengindikasikan Alena sang ballerina

 

Cut to: Medium long shot Nando.

 

On screen: display hasil penelusuran akun Instagram (sync with Nando’s monologue)

 

NANDO

Alena ballerina… Hm, orang luar semua

Alena sleeping beauty… bukan

Alena dancer…

Duh, Alena apa lagi, nih

 

Cut to medium shot. Nando mengangkat kepalanya dan

 

NANDO

Aaaa… Kenapa nggak gue cari di IG-nya Sabina aja! Nando, Nando, emang genius (Nando melanjutkan mencari)

 

Cut to: layar ponsel. Panggilan masuk, Audrey…

Cut to: close up Nando, menimbang-nimbang, angkat atau tidak. Akhirnya diangkat.

 

NANDO

Ya…

 

 

 

Cut to: Medium long shot, truck left

 

Nando masih menelfon. Suara Audrey (lawan bicara) terdengar

 

VO AUDREY

Jadi kamu gimana sekarang?

 

NANDO

Kamu ngapain baru nanya itu? Udah lah, nggak usah tanya-tanya lagi

 

VO AUDREY

Aku tuh cuma inget sama kamu aja

 

VO SABINA

(teriak dari dalam rumah, suara kecil)

Baang… Ada si Adi, nih!

 

NANDO

Udah dulu ya, ada si Adi nih, bye… (sambungan diputuskan)

 

Cut to: Adi, teman Nando, berperawakan tinggi, klimis, rambut rapi, berpakaian semi casual, membawa sebuah map. Adi langsung duduk di sebelah Nando

 

NANDO

Eh, Di, tumben dateng.

 

Nando dan Adi saling menumbukkan kepalan tangan mereka.

 

Cut to: two shot, medium shot

 

ADI

Susah banget dihubungin, ngapain aja, sih.

 

 NANDO

Sorry, Di. Dari kemaren emang lagi males buka-buka hape.

Eh, lo mau minum apa?

 

ADI

Santai aja, sebentar doang kok.

Gue cuma mau ngasih ini ke elo.

 

Cut to Adi, over shoulder Nando

 

NANDO

Apaan, nih?

 

Cut to Nando, membuka map tersebut, over shoulder Adi

 

VO ADI

 Titipan, dari bokap lo. Khusus yang ini, beliau minta lo sendiri yang pelajarin

 

Cut to: Adi, menatap penuh perhatian kepada Nando

 

ADI

Do, bokap lo berharap, lo bisa nerusin jejaknya.

 

Cut back to Nando

 

NANDO

Ya udah, nanti gue pelajarin lagi. Sekarang lagi pengen santai dulu gue

 

Cut back to Adi

 

ADI

Ya udah kalo gitu. Kabarin gue aja.

 

Muncul Sabina membawa makanan kecil dan minuman

 

Cut to: group shot. Sabina meletakkan makanan dan minuman di meja

 

ADI

Wah, Sa, ngerepotin nih

 

SABINA

Udah, santai aja.

 

NANDO

Wah, tumben kamu, Sa. Kalo ada si Adi baik banget, sih.

 

SABINA

Ye, aku emang udah baik dari dulu.

 

Sabina meninggalkan mereka berdua

 

ADI

Makasih ya, Sa

 

NANDO

Teng, Bocil!

 

SABINA

Apaan sih, bocal, bocil!

 

Cut to:

Int. kafe, group shot:

Beberapa orang penari (6-10 orang) bersiap makan, makanan dan minuman sudah tersaji. Mereka terdiri dari Alena dan Princess, 2 guru perempuan senior, 1 pria paruh baya, sisanya beberapa penari seangkatan dan 1-2 orang penari laki-laki.

 

Backsound: musik jazz chillout/lounge

 

Cut to: truck right

Seorang perempuan, Miss Diana (peballet perempuan senior di Seq. 3) membuka percakapan

 

MISS DIANA

Aku mau ngucapin terima kasih secara pribadi untuk kerja kerasnya.

 

Cut to: wajah orang-orang yang memperhatikan antusias

 

VO MISS DIANA

Persiapan selama hampir setahun, guru-guru, kru semua

 

Cut to: truck left

 

MISS DIANA

Alena, Fanny, Claudia, juga Princess dan Rosa, yang tetap tanggung jawab sama anak-anak meski ikut tampil.

 

Cut to Princess, diam-diam memeriksa pesan pada ponsel yang disembunyikan di kolong meja.

 

VO MISS DIANA (lanjutan)

Juga tim wardrobe, Monita, Echa, tadi aku dapat banyak pujian, kataya stunning banget.

 

Cut to: Moving camera, 2 orang pelayan yang membawa makanan, kemudian meletakkan ke meja. Orang-orang sudah mulai makan, sementara lainnya masih ada yang menunggu

 

SFX: Perbincangan random orang-orang (tidak jelas)

 

Sang pelayan meletakkan pesanan di meja Alena dan satu lagi di seberangnya, yang bersebelahan dengan Princess.

 

Cut to: Princess, memanggil Miss Diana yang duduk tepat diagonal dari arahnya.

 

PRINCESS

Miss Di, Aku pamit dulu.

 

Cut to: Miss Diana

 

MISS DIANA

Oh ya, nggak apa-apa. I’m so sorry, kamu nggak bisa gabung

 

Cut to: Princess, bangkit dari duduknya dan berpamitan

Princess membawa tas selempang besar yang biasa dipakai orang-orang fitness, tangan satu lagu membawa goodie bag besar, beberpaa karangan bunga menyembul (salah satu karangan bunga pemberian Sabina)

 

PRINCESS

Iya, Miss, thank you… Temen-temen semua, aku duluan, ya…

 

VO ORANG-ORANG

Iya Princess

Hati-hati

Thank you, ya.

 

Princess melangkah keluar dari kerumunan, sebelum ia benar-benar meninggalkan ruangan, Miss Diana memanggil.

 

VO MISS DIANA

Princess (Princess langsung menoleh)

 

Cut to Miss Diana, sambil menautkan jari-jemari tangannya (seperti orang berdoa)

 

MISS DIANA

Kamu boleh off dua hari, ya.

 

Cut to: Princess

 

PRINCESS

Makasih, Miss.

 

Princess meninggalkan ruangan

 

PRINCESS

Bye, semua

 

SEMUA ORANG

Bye…

 

Cut to:

Ext. Sudut gang perumahan yang jalannya hanya bisa dilalui satu mobil.

Princess baru saja selesai memesan nasi goreng.

 

Cut to:

Long shot

Gang yang lebih sempit. Bahu kanan menyandang tas selempang besar, tangan kanan menenteng kresek berisi 3 bungkus nasi goreng, dan tangan kiri membawa goodie bag. Princess melangkah agak terburu-buru.

 

Cut to:

Panning right to left, Princess masuk ke dalam sebuah rumah yang pagarnya terbuat dari kayu dan kawat jaring, beberapa tanaman memenuhi halaman yang tidak terlalu luas, ada sebuah pohon yang cukup rimbun. Princess mendorong pagar dengan badannya dan menutup dengan kaki kanan tanpa melihat ke arah pagar tersebut.

 

 

Cut to:

Int. Dapur

Princess menuangkan nasi goreng ke piring, tak lama ada suara uap dari teko, Princess mematikan kompor kemudian menuang air dari teko tersebut ke dua buah gelas berisi kantong teh.

 

Cut to: Insert

Satu sendok teh gula pasir dituang ke dalam gelas, kemudian diaduk.

 

Cut to: ruang tamu

Two shot, medium shot, perspective shot from cat eye level

 

Di sebelah kiri Princess, duduk sang ayah, laki-laki berumur sekitar 50, badan kurus, rambut mulai memutih, memakai sweater belel dan sarung, bersandar di sofa. Mereka berdua masing-masing makan nasi goreng.

 

PAPA

Gimana, Dek, pentasnya? Semua, baik-baik aja, kan?

 

PRINCESS

Excellent, Pa. Aku ngerasa, kemampuanku meningkat.

 

Cut to: Bapak, Medium close shot, camera from left side

 

PAPA

Nice…(sambil manggut-manggut)

Papa percaya, kamu bakal bersinar.

 

Cut to: Princess, Medium close shot, camera from right side.

Princess mendengarkan seksama, mulutnya mengunyah

 

VO PAPA

Shining, like a diamond

 

PRINCESS

Tapi berlian itu masih harus terus digosok, kan, supaya sinarnya keliatan.

 

Cut to: Papa, hanya tersenyum sesaat, lalu bicara

 

PAPA

Papa minta maaf, ya. Princess Papa, sinarnya sulit terlihat

 

Cut to: Princess, balas senyuman Papa

 

PRINCESS

It’s okay, Pa..

 

Cut to:

Dapur, tempat cucian piring. 

 

Insert: Bak cucian piring. Princess mencuci piring bekas makan malam; priring dan gelas disabuni, air keran tidak dinyalakan.

 

Cut to: tilting up, dari tangan ke wajah

Ekspresi Princess yang semula biasa saja berubah menjadi sedih

 

Cut to: flashback beberapa tahun, saat Princess berusia sekitar 20 tahun.

 

Int - Lorong rumah sakit yang gelap (backlite) . Princess berlali tergopoh-gopoh ke arah muka, menyusul di belakang sosok laki-laki tinggi, yang tidak terilaht jelas wajahnya.

 

SFX: dramatic sound, heavy foot step

 

Cut to: Int ruang pasien. POV

Sosok laki-laki tak sadarkan diri di ranjang, kedua kakinya dibebat, tangan diperban.

 

Cut to: Over shoulder pasien, medium shot Princess

Princess histeris menyaksikan pasien tersebut, wajah pria tinggi di belakangnya masih belum terlihat.

 

Cut to: Close up, Princess menangis histeris, tangan pria di belakangnya meremas pundaknya.

 

Cut back to dapur, medium close shot Princess.

 

Cut to:

Int – Kamar Princess, lumayan lega; satu lemari pakaian besar modern minimalis; satu lemari kayu tradisional dengan rak kaca dua tingkat di bagian atas dengan kumpulan beberapa boneka Barbie, patung dan hiasan bernuansa ballet di dalamnya; meja rias; rak buku berisi buku, CD & DVD; kabinet berbahan plastik, di sebelahnya tumpukan kardus, didominasi kardus sepatu; meja agak panjang dipenuhi buku, lembaran kertas, tumpukan CD dan sebuah kursi susun Futura warna biru yg diletakkan setumpuk pakaian rapi; audio player; single bed dengan beberapa boneka; tidak ada poster maupun hiasan dinding lainnya, hanya sebuah lampu LED membentuk nama Princess menempal di dinding searah kepala di ranjang dan jam dinding tepat di seberangnya.

 

Princess masuk kamar mengenakan kaos oversized, celana gombrong, sambil melap rambutnya yang basah sehabis mandi.

 

Princess mengambil gantungan di salah satu sisi tembok, mengaitkan handuk kemudian menggantungnya kembali.

 

Princess memasukkan tumpukan pakain dari atas kursi ke dalam lemari.

 

Ia naik ke atas kasur, namun matanya tertuju kepada tumpukan buku dalam kardus tepat di sebelah meja. Ia mengambil salah satu buku seukuran folio lalu membukanya.

 

Cut to: over shoulder, Princess membuka perlahan sambil tengkurap dengan ditopang bantal.

 

Cut to: Buku (scrap book)

Selembar demi selembar dibuka, berisi catatan perjalanan ia sejak pertama kali ballet:

Beberapa foto Princess umur mengenakan seragam ballet pink, putih dan biru muda; potongan tiket pertunjukan pertamanya dengan catatan di bawahnya “my first performance!”; fotokopi serifikat ujian ballet internasional; foto-foto di atas panggung.

 

Cut to: Close up Alena, pandanganya tertegun

 

Cut to: foto ia bersama Alena mengenakan kostum yang sama

 

Flashback:

Princess dan Alena latihan bersama di studio

 

Cut to: Studio latihan.

Alena melakukan sit up, Princess menahan kakinya

 

Cut to: barre

Alena sedang membetulkan posisi kaki Princess agar lurus dan extend

 

ALENA

Ini kelemahan kamu, nih. Harus sering stretching biar kuat.

 

Cut to: Moving camera to Miss Diana yang bergerak perlahan ke arah kiri, matanya memperhatikan tajam ke arah muka yang sudah berdiri beberapa orang

 

MISS DIANA

Miss harus mutusin, siapa yang akan jadi Coppelia. Hm,… susah banget, nih...

 

Cut to: Alena dan Princess yang saling bertatapan harap-harap cemas.

 

PRINCESS (berbisik)

Pasti kamu deh, aku yakin

 

ALENA (berbisik)

Yes, for sure. Aku udah lama pengen peran ini.

 

Cut back to Miss Diana

 

MISS DIANA

Princess… kamu siap?

 

Cut back to Alena dan Princess.

Ekspresi Princess kaget bercampur senang, Alena tampak kecewa. Princess melirik ke Alena tanda tak percaya sekaligus bahagia.

 

Cut to: Ext halaman luar studio, siang

 

Alena dan Princess duduk bersebelahan

 

ALENA

Aku nggak minta kamu segera lunasin utang-utangmu itu. Tapi kamu harus inget, kamu nggak perlu keluar uang serupiah pun untuk tetap latihan, dan kamu masih bisa ngajar.

 

Alena bangkit dan pergi, Princess hanya menundukkan kepalanya, malu untuk menatap.

 

Cut back to kamar tidur. Top view.

Princess menutup scrapbook, berbalik badan (terlentang), kemudian melempar scrapbook itu ke arah sembarangan, dan mengenai kaca jendela. Wajahnya kesal.

 

SFX: suara kaca tertimpa buku

 

Fade out

 

Back to: Nando dan Adi, truck left, long shot

Two shot, medium long shot. Suasana meja berantakan , penuh bungkus camilan, dan gelas minuman bertambah banyak. Nando bermain gitar, mereka bernyanyi bersama.

 

NANDO & ADI

Di sini senang, di sana senang, di mana-mana hatiku senang. Hahahaha…

 

Cut to: Medium shot

Mereka saling canda dengan tebak-tebakan

 

NANDO

Bang, bang, tahu nggak. Kenapa suda susu harus pake “s”

 

ADI

Nggak, tau. Kenapa tuh?

 

NANDO

Kalo nggak pake “s”, jadinya, “oda-u-u”! Bwahahahaha… (memukul-mukulkan gitarnya)

 

ADI

Bwahahahaah

 

Cut to: halaman depan rumah, extra long shot

Nando dan Adi berjalan keluar mendekati mobil.

 

ADI

Do, serius, nih? Emang lo nggak capek

 

NANDO

Ah, santuy. Masih seger gua. Kuy, ah!

 

Cut to: Long shot, tampak depan. Mobil Nando berhenti di sebuah rumah

 

Cut to: Medium shot

 

ADI

Do, thanks ya.

 

NANDO

Sip! Ya udah, masuk sono!

 

Adi melepaskan sabuk pengaman, sambil membuka pintu lanjut bicara

 

ADI

Jangan lupa ya, lo pelajarin lagi. Itu bisa jadi masa depan lo nanti

 

NANDO

Iye, iye. Bawel lo lama-lama, kaya adek gue.

 

 

Cut to: over shoulder Adi, sudah berdiri di depan gerbang (sebelah kiri mobil).

 

NANDO

(melongok dari jendela)

Di, gua cabs, ya!

 

ADI (merendahkan badannya)

Sip. Hati-hati, lo!

 

Cut to: medium close Adi, tatapannya mengikuti arah mobil yang manjauh. Ia tersenyum, menaikkan sebelah alis, kemudian masuk rumah.

 

Cut to: Int mobil Nando

Close up, ¾ profile

Saat sedang menyetir ada notfikasi dari IG masuk ke ponselnya.

 

Cut to: tangan Nando mengambil ponsel dari dashboard mobil

 

Cut to: layar ponsel, pemberi tahuan tanda di IG

 

VO NANDO

Ya elah, si Bocil. Ngapain sih nge-tag segala.

 

Cut to wajah Nando yang seketika kaget.

 

Cut to: Medium shot, tampak samping, mobil merem mendadak, suasana jalanan sepi.

 

SFX: Suara rem mendadak

 

VO NANDO

Hahahaha… Bocil stupid! Tadi nggak masu ngasih tahu, sekarang malah ngetag orangya. Auto follow, ah!

 

Cut to: top view, dolly out-sspinning camera

 

VO NANDO

Nando La Deseperado, you’re so genius! Hahahahaha…

 

SFX: suara tombol ponsel

Backsound: Blue Danube waltz

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar