Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
93. INT. GELANGGANG (LAPANGAN BASKET) - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Lapangan mulai sepi. Satu per satu orang meninggalkan lapangan.
94. EXT. PARKIRAN GELANGGANG - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Mobil dan motor meninggalkan parkiran. Parkiran mulai lengang. Bina, Mei, dan Siska berjalan ke mobil. Feri mendatangi mereka.
Bina menggeleng. Siska menoleh ke samping, membuang muka.
Bina tampak kebingungan. Dia tidak menjawab. Lalu Feri mundur sebelum balik badan.
Mei kaget
Bina menoleh, menatap wajah Mei yang menunjukkan ekspresi sebal. Dia benar-benar tidak mengerti ada hubungan apa antara Billy dan Mei.
95. INT. DALAM MOBIL - MALAM
Siska menyetir. Mei duduk di sebelahnya. Bina duduk di belakang sendiri. Tidak satu pun di antara mereka berbicara.
96. EXT. DEPAN RUMAH HERU (TEMPAT TINGGAL FERI) - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Terdengar bunyi ban yang menggesek aspal jalan. Ban mobil berputar. Suara mesin meraung. Mobil berjalan meninggalkan Bina yang berdiri. Seraut wajah sedih menempel di mata Bina. Seperti ada sisa-sisa pertengkaran menempel di wajahnya.
Suara musik terdengar dari dalam rumah.
Billy berdiri di teras rumah sendiri. Dia membukakan pintu gerbang untuk Bina. Bina tampak ragu.
DISSOLVE TO:
97. FLASHBACK. INT. RUANG KELAS - PAGI MENJELANG SIANG
Billy tersenyum seperti rubah licik
(Flashback berakhir).
BACK TO:
98. EXT. TERAS RUMAH HERU (TEMPAT TINGGAL FERI) - BERLANJUT
Bina seperti memikirkan sesuatu yang menakutkan. Billy mempersilahkannya masuk. Bina berjalan kikuk di teras rumah.
Billy kaget Bina tiba-tiba membahas Mei.
Bina tampak tidak percaya. Dia melihat Billy seperti melihat ular. Makhluk penuh tipu daya ini pasti menyembunyikan sesuatu.
Bina tidak membalas dan hanya menatap penuh benci. Billy tersenyum. Itu pertama kali Bina berani menatap Billy selama itu. Biasanya dia selalu menghindar.
Bina terkejut dengan apa yang dikatakan Billy.
Feri berjalan ke arahnya. Heru berada di belakangnya. Berdiri tepat di pintu ruang tamu. Tersenyum ramah pada Bina.
Tanpa menoleh maupun balik badan, Feri memperlihatkan jari tengahnya. Bina menoleh melihat Billy yang tersenyum sinis.
99. EXT. TAMAN BELAKANG (TEMPAT TINGGAL FERI) - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Musik berdentum semakin keras. Malam semakin larut. Bulan begitu terang. Beberapa anak duduk berpasangan. Doni dan pacarnya. Niki dan pacarnya. Heru duduk bersama Billy ditemani beberapa teman wanita. Mereka cerita sambil tertawa- tawa. Mereka larut dalam euforia. Feri bolak-balik mengantar minuman. Bina duduk sendiri mengasing di ayunan di taman. Melihat Bina seorang diri, Feri mendekat.
Bina tertegun.
Doni berteriak memanggil Feri mengajaknya bergabung. Feri meninggalkan Bina. Bina meneguk minuman ringannya.
100. EXT. DEPAN RUMAH (TEMPAT TINGGAL FERI) - MALAM
Satu per satu mobil meninggalkan rumah kediaman Feri. Feri berdiri di depan teras mengantar kepulangan teman-temannya. Mobil jeep milik Heru adalah yang terakhir jalan.
101. EXT. TERAS RUMAH (TEMPAT TINGGAL FERI) - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Bina duduk di teras. Wajahnya terlihat lelah. Matanya sayu. Feri mendatanginya.
Feri tersenyum. Dia menatap Bina dengan tatapan nakal yang seolah berkata, jika kamu bisa pulang sendiri, kenapa masih di sini. Bina berdiri, kesal melihat cara Feri menatapnya.
Bina berjalan keluar teras. Feri mengikuti. Bina menoleh, dan baru dia akan mengatakan sesuatu, Feri memotong.
Langkah Bina terhenti. Agak terkejut dia mendengarnya.
102. EXT. JALAN KOMPLEKS - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Jalanan tampak sepi. Tidak satu pun orang lewat. Malam sudah berganti dini hari. Samar-samar terdengar suara anjing menggonggong di kejauhan. Bina berjalan sekitar 6-7 langkah di depan Feri. Mereka tidak berkata apa-apa.
103. EXT. DEPAN RUMAH TANTE SOPHIE - BERLANJUT
Bina berhenti dan menoleh ke belakang. Dia tersenyum. Feri berhenti dan menatap Bina dengan mata teduhnya. Waktu seperti terhenti. Bina membuka pintu pagar, sekali lagi menoleh ke Feri. Feri menunduk, melipat bibir (menahan senyum, lalu balik badan. Mereka bertukar kata tanpa kata-kata.
104. INT. RUANG KELAS - PAGI
Ferdian duduk di sebelah Lucky, ikut mengeja kata-kata dari novel yang dibaca Lucky. Eksa dan Gilang mengobrol di meja dekat Lucky duduk. Bina baru saja datang, dan anak-anak di kelas, termasuk Mei dan Siska, menoleh ke arah Bina. Bina bisa merasakan ada sesuatu yang ganjil dari cara anak- anak di kelas menatapnya.
105. INT. RUANG KELAS - BERLANJUT
Bina berjalan melewati bangku Mei dan Siska. Keduanya terlibat percakapan. Mereka acuh pada kehadiran Bina. Bina duduk di kursinya. Kikuk. Dia terlihat seperti orang yang baru ketahuan melakukan kesalahan.
106. INT. RUANG KELAS - MENJELANG SIANG
Bel berbunyi. Pelajaran baru saja selesai. Bu Ita meninggalkan kelas. Bina tampak memikirkan banyak hal. Dia tidak lagi memperhatikan sekelilingnya. Mei dan Siska berdiri. Mei balik badan.
Bina melamun. Dia tidak mendengar apa yang Mei katakan.
Siska menatap Bina. Bina malah kembali sibuk pada pikirannya sendiri.
Siska dan Mei meninggalkan kelas.
107. EXT. HALAMAN SEKOLAH - SIANG
Lingga berjalan menuju gerbang sekolah. Wajah tampak tidak bersemangat. Tidak jauh darinya, Bina menghentikan langkahnya begitu melihat Lingga. Tidak jauh dari Bina, Ferdian dan Eksa memperhatikan apa yang Bina lakukan. Melihat itu, mereka mempercepat langkah ke arah Lingga. Sebelum Lingga mencapai pintu gerbang, Ferdian merangkulnya.
Eksa tertawa. Ferdian berusaha keras menahan tawanya. Lingga terlihat geram. Dia seperti ingin menelan Eksa bulat-bulat.
Begitu Lingga berjalan meninggalkan Ferdian dan Eksa, Eksa tertawa. Ferdian memukul kepala Eksa, lalu tertawa. Lingga sama sekali tidak menatap balik.
DISSOLVE TO:
108. FLASHBACK. INT. RUANG KELAS XII BAHASA - MENJELANG SIANG
Siang itu kelas tampak lengang. Hanya ada sedikit siswa. Tiga siswa lelaki, termasuk juga Lucky dan dua siswa perempuan.
Siska dan Mei berada di kantin. Bina diam di kelas, membaca sibuk dengan ponselnya. Tampak sedang membaca sesuatu. Lingga muncul dari pintu. Bibirnya berhias senyum. Tangannya membawa sesuatu: setangkai mawar. Melihat itu, Bina langsung merasa.
Begitu Lingga mendekat, Bina tampak gelisah. Dia sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Tiba-tiba suara di sekeliling hilang. Lingga menyatakan perasaannya. Bina duduk tertegun. Tidak tahu harus berkata apa. Lingga masih tersenyum menunggu jawaban. Seseorang mengintip dari pintu, orang itu adalah Ferdian.
Bina menatap sekeliling orang-orang pada melihat ke arahnya. Bahkan Lucky tidak lagi melihat buku novel di tangannya dan melihat ke arah Bina. Mata mereka bertemu. Bina kembali menatap wajah Lingga. Lelaki itu tampak menunggu sesuatu keluar dari bibirnya. Bina menarik napas panjang.
Lingga terkejut. Dia tampak begitu terpukul. Namun, dia terlihat mampu mengendalikan diri. Dia menoleh sekilas ke arah pintu. Ferdian masih mengintip. Bina ikut melihat ke arah pintu. Eksa dan Gilang ikut mengintip. Suara mereka menyita perhatian. Ferdian mendorong Eksa dan Gilang. Lalu dia menggenggam tangannya, menyemangati Lingga.
Lingga sudah tidak mendengar lagi kata-kata Bina setelah kata maafkan aku. Pikirannya melayang-layang entah ke mana. Wajahnya menatap ke arah Bina, tapi dia seperti tidak berada di sana.
(Flashback berakhir).
BACK TO:
109. INT. RUANG TAMU RUMAH HERU (TEMPAT TINGGAL FERI) - SORE
Bina duduk. Wajahnya murung. Feri datang membawa dua gelas teh panas. Uap terlihat mengepul dari gelas. Dia menaruh dua gelas teh itu di meja dan duduk di sebelah Bina.
Bina mengangguk. Feri memikirkan sesuatu. Dia tampak ragu untuk mengatakannya.
Feri tidak bisa menjawab. Dia berpikir lama.
Bina mendekatkan duduknya ke Feri.
FADE TO BLACK.
110. EXT. LORONG SEKOLAH - PAGI
Bina berjalan. Wajahnya dipenuhi senyum. Langkahnya tampak ringan. Lima langkah di depannya dilihat beberapa siswa sedang berdiri dan mengobrol. Begitu Bina mendekati mereka, tiba-tiba mereka berhenti mengobrol. Sebuah moment sunyi lewat. Ketika Bina lewat, mereka menoleh dan memandangi Bina. Tapi Bina tidak menoleh. Setelah Bina agak jauh, anak-anak itu kembali bicara sambil satu dua anak sekilas melihat ke arahnya.
111. EXT. DEPAN KELAS XII BAHASA - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Billy berdiri di depan kelas. Dia sedang bersama Ferdian dkk. Bina menghentikan langkahnya. Billy dan Ferdian menoleh. Mereka berhenti bicara. Bina kembali melangkah, berusaha cuek, dan terus berjalan masuk ke kelas. Dia bisa merasakan bahwa dirinya yang membuat mereka berhenti bicara.
112. INT. KELAS XII BAHASA - BERLANJUT
Bina masuk dan langsung menjadi pusat perhatian. Anak-anak di kelas berhenti bicara. Ini bukan lagi perhatian yang didapatkan anak baru yang cantik. Perhatian yang dia dapatkan lebih dari ketika dia menjadi anak baru. Bahkan Mei yang sedang sibuk dengan ponselnya memandangi dia dengan tatapan yang menusuk.
Bina melangkah dengan ragu. Mei menoleh ke Bina, tapi dia tidak berkata apa-apa. Siska tidak kelihatan. Bina berjalan melewati Mei tanpa berkata apa-apa. Dia duduk di bangkunya. Tenggelam dalam pikirannya sendiri. Tidak mengerti apa yang terjadi. Dia ingin bertanya kepada Mei, tapi ragu setelah apa yang terjadi padanya dan Mei.
DISSOLVE TO:
113. FLASHBACK. INT. LOBI BIOSKOP - MALAM
Bina berjalan bersama Feri. Mereka baru saja menonton film. Mereka bergandengan tangan. Bina tampak sangat bahagia.
Mei sedang duduk bersama Siska. Mei terkejut. Dia tampak tidak percaya dengan apa yang baru dilihatnya. Wajah Siska tidak kalah terkejutnya dari Mei.
Bina tidak bisa menjawab. Dia kehilangan kata-kata. Dia mendengar apa yang dikatakan Mei dulu.
Dia tahu itu cuma candaan. Tapi tatapan Mei tampak tidak terlihat bercanda. Dia benar-benar terkejut dan tampak marah.
Feri kembali menggandeng tangannya. Siska pura-pura melihat ponselnya. Mei membuang muka. Dia bahkan tampak lebih kesal dari Siska. Itu membuat Bina merasa tidak enak.
(Flashback berakhir)