Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
80. INT. RUANG MAKAN - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Mereka makan dengan lahap. Masakan Feri enak. Terlihat dari ekspresi wajah Lingga dan Bina. Mereka benar-benar tak menyangka Feri pandai masak.
Suara mobil berhenti di depan rumah. Mobil itu meraung seperti hewan buas. Bunyi bel menyusul suara mobil itu.
Suara pintu dibuka dan ditutup dengan agak keras.
81. EXT. TERAS RUMAH - BERLANJUT
Feri melihat sebuah jeep berhenti di depan gerbang. Tidak jauh dari sana, Doni berdiri memegang pagar seperti seorang terpidana dalam penjara.
Suara pintu mobil dibuka dan ditutup. Suara kaki mendarat di lantai jalan terdengar. Lalu suara langkah lebih dari satu orang terdengar. Heru dan Niki muncul di pintu gerbang.
Doni berbisik ke Heru. Heru tertawa. Niki yang menguping ikut tertawa.
Mereka tertawa. Heru tertawa paling keras.
Heru, Doni, dan Niki kembali tertawa.
82. INT. RUANG MAKAN - MALAM
Bina membantu Feri memberesi sisa-sisa makan.
Feri menepuk punggung Lingga.
Feri keluar menuju teras. Lingga membantu Bina beres-beres. Tidak lama terdengar suara mesin mobil dinyalakan.
83. EXT. KANTIN SEKOLAH - PAGI
Sinar matahari pagi membentuk sudut 60 derajat. Meja tempat Bina, Mei, dan Siska duduk terkena sinar matahari. Mereka tidak dapat meja di dalam dan duduk di bagian halaman kantin dengan payung-payung yang tidak cukup melindungi mereka dari sinar. Itu membuat wajah Bina semakin bersinar. Kulitnya yang putih, struktur wajahnya yang sempurna membuat orang-orang di sekitar sedikit tidak menoleh ke arahnya.
84. EXT. DEKAT LAPANGAN BASKET - PAGI
Anak-anak berkumpul di sekitar lapangan. Lapangan lebih ramai dari hari-hari sebelumnya. Tim basket kesayangan mereka akan berlaga di final besok sore. Bina, Mei, dan Siska lewat. Mereka berhenti sejenak, menoleh dan memerhatikan keramaian.
Bina terkejut lalu mengangguk.
Bina kebingungan. Dia tidak memikirkan apa pun.
Siska menggerutu dan memasang wajah pura-pura marah ke Mei. Bina tertawa.
85. INT. KELAS XII BAHASA - PAGI MENJELANG SIANG
Guru sedang rapat. Kelas tidak ada pelajaran. Anak-anak mondar-mandir di sekitar kelas.
Bina berdiri di pintu kelas, melihat anak-anak basket yang berkumpul di lapangan. Mereka tidak lagi berlatih dan tampak serius membahas strategi atau sejenisnya.
Bina kembali ke tempatnya duduk. Dia menoleh ke arah jendela di sebelah kanannya. Ada pohon-pohon rambutan. Buah-buahnya ranum dan merah. Lalu dia melihat seseorang berjalan ke arahnya. Lingga.
Lingga dalam perjalan ke kelas Bina. Bina melihatnya dari jendela dan tersenyum. Lingga melihat Bina dan balas tersenyum. Tapi hanya bibirnya. Senyum tidak tampak di wajahnya. Dia tidak masuk ke kelas dan berdiri di depan jendela.
Lingga membuka cangkletan jendela dan mengangkat jendela. Dia memasuk ke dalam celah jendela. Bina terkejut.
Lingga tidak masuk lewat jendela. Dia hanya berdiri dengan sebagian tubuh masuk ke dalam kelas.
Lucky menoleh ke arah Lingga. Lingga menyadarinya.
Bina dan Mei saling pandang: soup? (sebuah sapaan singkatan dari what's up). Lucky benar-benar mengejutkan, pikir mereka.
Buk! Suara pintu dipukul tiga kali. Ferdian, Eksa, dan Gilang pelakunya. Lingga melihat ke arah mereka. Eksa melihat ke arah Bina dan Lingga.
Lingga tidak menanggapi. Hanya mengangguk menyapa Ferdian.
Eksa dan Gilang berlari ke belakang. Ferdian menyusul.
86. EXT. TAMAN SEKOLAH - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Ferdian, Eksa, dan Gilang berlari ke arah Lingga. Ferdian yang pertama sampai langsung merangkulnya.
Ferdian mendorong tangan Eksa dan menahan tangan Gilang yang mau ikut-ikutan.
Ferdian, Eksa, dan Gilang langsung heboh mendengar jawaban Lingga.
Lingga merasa tidak nyaman. Dia mendorong tangan Ferdian, tapi cengkraman Ferdian cukup kuat. Dia berjalan dan Ferdian mengikutinya, masih merangkul bahunya.
Eksa sudah menunjukkan wajah kesal dan mendekat ke arah Lingga dan Ferdian. Ferdian mendorong Eksa.
Ferdian dan Lingga terus melangkah sambil tangan Ferdian merangkul Lingga. Lingga menatap lurus ke depannya. Wajahnya tampak sebal. Eksa di belakang Ferdian membuat gerakan memukul kepala Lingga. Gilang tertawa-tawa tapi ditahan- tahan.
87. EXT. LORONG SEKOLAH - BERLANJUT
Mereka tiba di lorong menuju ke markas ekskul robotik. Lingga masih merasa tidak nyaman dirangkul oleh Ferdian. Eksa dan Gilang masih mengolok-olok Lingga dari belakang.
Ferdian melepas rangkulannya dari Lingga.
Lingga menoleh ke Gilang.
Lingga menatap Ferdian tajam. Dia meneliti maksud lelaki ini, tapi dia tetap tidak mengerti.
Ferdian menepuk bahu Lingga. Lingga berjalan, merasa aneh, menoleh ke arah Ferdian lalu ke Eksa lalu ke Gilang.
Lingga berlalu tanpa sedikit pun menoleh. Pikirannya mengalayang-layang, memikirkan maksud ketiga begundal itu. Pasti ada sesuatu yang buruk.
Suara tawa Ferdian, Eksa, dan Gilang terdengar. Lingga masih berjalan tanpa menyadari apa-apa.
87. INT. GELANGGANG BASKET (LAPANGAN) - SORE
Pertandingan berlangsung alot. Beberapa kali tim lawan menyerang. Tapi ketika sudah memasuki wilayah pertahanan selalu berhasil dipatahkan. Heru bermain sangat baik. Dia memotong umpan dan Billy mendapatkan bola. Billy melempar bola ke Feri yang sedang berlari. Feri memasuki wilayah lawan dan melakukan tembakan sambil berlari. Bola masuk.
Serangan balik cepat. Tim lawan menyerang. Seorang pemain bernomor tujuh, jangkung tapi gerakannya flamboyan berhasil menerobos seorang diri dan melakukan tembakan. Bola masuk.
Billy berlari mendribel bola. Cepat. Mengoper ke Feri. Feri menerima dengan mulus. Seseorang mengawalnya. Heru datang menahan orang itu. Feri berlari masuk, seseorang sudah menunggunya. Dia mengoper ke belakang. Billy di luar. Lemparan tiga angka Billy masuk dengan mulus. Lapangan bergemuruh.
Bina, Mei, dan Siska yang sedari tadi terlihat kurang bersemangat ikut melompat girang ketiga bola masuk. Mereka hanyut dalam euforia.
88. INT. GELANGGANG BASKET (KURSI PENONTON) - BERLANJUT
Pertandingan berlajut. Serangan dibalas serangan. Gemuruh tabuhan drum dan sorakan penonton memenuhi gelanggang.
Beberapa tertangkap mata sedang berbicara tapi hanya gerak bibir yang tertangkap mata. Suara mereka tenggalam oleh suara-suara riuh di gelanggang.
Bina menoleh ke arah Mei, lalu ke Siska. Keduanya tampak bersemangat. Mereka ikut berteriak sesekali.
89. INT. GELANGGANG BASKET (LAPANGAN) - BERLANJUT
Pertandingan mendekati akhir. Serangan demi serangan. Tim lawan unggul satu setengah bola. Papan skor menunjukkan 45-48. Tim lawan menyerang. Doni berhasil memotong bola yang dilempar lawan. Feri dapat bola lepas, mengoper ke Billy yang mendribel dengan cepat. Dua orang menghalangi. Billy men- delay bola. Doni masuk dan Billy menipu sebelum menerobos, mengoper ke Doni yang berhasil memasukan bola sambil berlari. Skor berubah 47-48
Tim lawan menyerang lagi. Seseorang masuk ke wilayah pertahanan. Dia berada di bawah ring, melakukan tembakan. Berhasil diblok Heru. Bola lepas diambil tim lawan. Seseorang lain melempar. Tidak masuk. Doni mendapatkan rebound.
Melempar ke Billy yang berlari secepat kijang. Dia melewati dua pemain sebelum ditabrak. Peluit berbunyi. Lapangan menjadi sunyi. Pelanggaran. Intentional foul. Billy mendapat lemparan bebas. Waktu tersisa tinggal 14 detik. Para pemain bersorak untuk Billy. Mereka menepuk dan memeluk Billy. Dua lemparan akan mengubah hasil pertandingan. Semoga.
Billy bersiap melempar. Dia memantul-mantulkan bola. Suasana mendadak sunyi. Kecuali bunyi bola dan degub jantung yang saling bertalu, tidak ada satu suara pun. Billy tampak begitu fokus. Keringat di kening menetes melewati pipi, menggantung di dagu, sebelum jatuh. Lemparan pertama. Bola masuk. Skor seri: 48-48. Satu lemparan lagi dan semua selesai. Selesai?
Billy bersiap-siap. Lemparan kedua akan dilakukan. Bola dipantul-pantulkan ke lantai. Billy melempar bola dan suara mendadak hilang. Bola berputar-putar di udara. Tiba-tiba layar menjadi gelap. Suara bola masuk ring. Lapangan bergemuruh.
Mereka meneriaki nama Billy. Tapi pertandingan belum berakhir. Feri berlari sangat cepat kembali ke daerah pertahanan. Seseorang dari tim lawan mendrible bola masuk ke wilayah pertahanan, mencari celah sebelum mengoper seseorang di bawah ring. Dua orang mengepung.
Salah satu pemain lawan sudah menunggu di bawah ring. Bola dioper, Feri mengejar sekuat tenaga.
DISSOLVE TO:
90. FLASHBACK. INT. RUANG TAMU RUMAH HERU (TEMPAT TINGGAL FERI) - SORE
Lingga dan Bina duduk di ruang tamu, mendengarkan Feri bercerita tentang apa yang akan dia lakukan di masa depan.
(Flashback berakhir)
BACK TO:
91. INT. GELANGGANG (LAPANGAN BASKET) - BERLANJUT
Tangan Feri terjulur. Tidak sampai. Feri melompot dan tangannya berhasil menyentuh bola. Feri tersungkur jatuh. Bola keluar. Peluit panjang ditiup. Pertandingan berakhir. Skor 49-48.
92. INT. GELANGGANG (LAPANGAN BASKET) - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Para finalis berkumpul di lapangan. Berurutan mengambil piala mulai dari juara 3, juara 2, lalu juara 1. Heru (captain) maju mengambil piala kemenangan. Dia kembali ke rekan- rekannya. Mereka melompat-lompat merayakan. Suasana kembali riuh
Rekan-rekan menepuk punggung Billy. Heru mengacak-acak rambut Billy. Billy maju, menerima piala untuk pemain terbaik, kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi. Suasana gelanggang kembali riuh.