Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
11. INT. KELAS - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Cuaca tidak panas tapi butir-butir keringat muncul di wajah Bina. Bina menarik napas dan terlihat memikirkan sesuatu. Lalu dia mengambil tasnya dan berdiri. Dia berniat pulang tapi mendengar sebuah pertengkaran di luar kelas. Bina bergegas keluar dan melihat lorong depan kelasnya sudah dipenuhi orang
Wajah Feri merah padam. Orang-orang berbisik di sekitar. Tempat itu seperti panggung teater. Lalu seseorang masuk ke tengah, mendekati Feri dan merangkulnya.
Feri menoleh ke Eksa. Matanya menyiratkan amarah. Lalu dia menarik bahunya dan (siku) tangannya menghantam dada Eksa. Eksa tersedak.
Feri meninggalkan tempat itu, melangkah tanpa sedikit pun menoleh. Anak-anak langsung berkomentar. Mereka bicara tapi apa yang mereka katakan tidak tertangkap telinga Bina. Gilang dan Ferdian menertawakan Eksa. Eksa tersenyum pahit.
Bina tertegun dengan apa yang baru terjadi. Dia memperhatikan (punggung) Feri yang terus menjauh. Seseorang memanggil namanya sambil mengayunkan tangan. Orang itu adalah Lingga. Bina tersenyum.
DISSOLVE TO:
12. FLASHBACK. EXT. TROTOAR DI DEPAN SEKOLAH - SIANG
Bina sedang berdiri di bawah pohon menunggu jemputan. Lingga datang, menyentuh punggung Bina dengan jari telunjuknya.
Bina terkejut. Lingga sudah berdiri di sebelahnya.
Bina tersenyum.
Bina mengangguk.
Bina hampir tertawa.
Hening
Bina menatap Lingga dengan tatapan penuh tanda tanya.
(Flashback berakhir)
BACK TO:
13. EXT. DEPAN KELAS XII BAHASA - PAGI
Lingga menghampiri Bina dan membawakan kantong plastik berisi beberapa potong roti.
Lingga menyodorkan kantong plastik itu.
Lingga memaksa diri tersenyum. Ada raut kecewa di wajahnya.
Lingga terkejut. Tidak menyangka. Dia menoleh ke samping berbicara sendiri.
Bina tersenyum. Itu adalah senyuman paling manis yang pernah Lingga lihat.
Lingga berjalan riang. Senyum seolah tak ingin pergi dari wajahnya. Berat badannya seperti berkurang 10 kg. Ferdian memanggilnya.
Lingga menoleh.
Senyum Lingga hilang. Berat badannya kembali.
Bina menatap kesal pada Ferdian. Dia mengingat apa yang Mei ceritakan kepadanya.
DISSOLVE TO:
14. FLASHBACK. INT. SMPN 1 - KELAS VII C - PAGI
Suasana kelas begitu tenang. Eksa dan Ferdian menunggu Lingga. Tidak biasanya Lingga terlambat. Lingga datang dengan terburu-buru. Wajahnya sedikit pucat dan jalannya tidak enak dipandang. Lingga masuk kelas, Ferdian dan Eksa langsung semringah.
Lingga menahan nyeri di perutnya. Tapi dia menurut dan duduk di bangku Ferdian, mulai menyalin PR-nya. Jarak dua bangku dari Lingga, Ferdian ngobrol dengan Eksa dan Joni. Mereka heboh membicarakan film semalam yang sudah sama- sama mereka tonton.
Lingga tidak menyahut dan terus mengerjakan sambil tangannya memegang perut. Dahinya berkerut. Wajahnya berkeringat. Bajunya basah.
Ferdian dan Eksa dan Joni terkejut. Mereka menoleh nyaris bersamaan. Bel berbunyi.
Lingga sudah akan berdiri dan Ferdian menunjuk bangkunya. Lingga agak membungkuk memegangi perutnya. Wajahnya seperti orang tenggelam.
Breet... Tangan kiri Lingga masih memegang perut. Tangan kanannya melepas bolpoint dan memegang pantatnya. Lingga menggigit bibirnya. Wajahnya semakin merah saja.
Hening. Ferdian dan Eksa saling pandang.
Breeeetttt. Suara yang lebih besar dan lebih panjang. Lingga meraung, kemudian menangis, kemudian berlari meninggalkan kelas.
Eksa, Joni, dan beberapa anak lain melihat kejadian itu langsung tertawa. Ferdian melongo.
Eksa tertawa memegang perutnya. Ferdian pun ikut tertawa.
FADE OUT.
15. EXT. SMPN 1 - HALAMAN SEKOLAH - PAGI
Beberapa anak lelaki menutup hidungnya begitu Lingga lewat. Ada yang mengibas-ngibas udara di depan hidungnya.
FADE OUT.
16. EXT. SMPN 1 - LORONG SEKOLAH - SIANG
Lingga berjalan dan anak-anak menjauhinya. Wajahnya berubah sedih.
FADE OUT.
17. EXT. SMPN 1 - DEPAN KELAS VII C - PAGI
Lingga tiba di depan kelas, anak-anak langsung bubar. Lingga tertunduk lesu.
FADE OUT.
18. INT. SMPN 1 - KELAS VII C - SIANG
Lingga datang ke tempat Ferdian dan Eksa berkumpul. Eksa menoleh sekilas.
Ferdian menoleh sekilas menatap Lingga. Tangannya membuat gerakan mengusir. Lingga menjauh. Dia melihat anak-anak itu berbicara sambil tertawa-tawa.
19. EXT. SMPN 1 - LORONG SEKOLAH - SIANG
Lingga berjalan menunduk, terlihat tidak punya semangat. Dia melewati anak-anak yang sedang berkumpul di lorong dan cerita-cerita. Mereka menghentikan cerita mereka.
Lingga pura-pura tidak mendengar dan mempercepat langkahnya. Orang-orang di sekolah terus menghindari dan menutup hidup setiap dia lewat.
(Flashback berakhir)
FADE IN: