Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Rencana Literatur Kehidupan SMA
Suka
Favorit
Bagikan
5. Act II : Sequence #5
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. SEKOLAH - PARKIRAN — DAY

Pak Sarif berada di depan setir sebuah mobil sedan antik keluaran tahun 60an.

DIAR

Hey, pak mobilnya udah jadi?

PAK SARIF

Hey, Yar gimana?

DIAR

Lebih bagus dulu seinget aku.

PAK SARIF

Ah, kamu inget apa. Kamu masih kecil.

DIAR

Cewek tadi mana?

MIKA

Hey.

Mika ada di kursi sebelahnya Pak Sarif. Diar bergegas ke bagian mobil Mika berada.

DIAR

Kamu gapapa?

MIKA

Gak kenapa-kenapa, kenapa emangnya?

DIAR

Aku lupa ngasih tahu tapi supir kamu itu epebophile.

Mika keluar dan pindah ke pintu belakang. 

PAK SARIF

Apa-apaan!

DIAR

Hahaha, aku gak ngira dia tau istilah itu.

PAK SARIF

Tau gak tau, gak boleh ngecap orang istilah kayak gitu, andai.

Diar masuk kedalam mobil masih tertawa.


INT. MOBIL - MOVING — DAY

Mobil berjalan dengan cukup mulus.

PAK SARIF

Kedengeran gak? Bagus suaranya

DIAR

Ya bagus, mesinnya baru?

PAK SARIF

Cuman disetel dikit aja, pasti ada berapa part yang diganti tapi semuanya ori.

DIAR

Hm.

Semua orang diam, tidak memandang satu sama lain. Ada keheningan yang tidak nyaman menemani suara mobil tua.

PAK SARIF

Kayaknya ini mau ujan, padahal baru di cuci.

Percobaan membuka percakapan tidak berhasil.

PAK SARIF

Soal epebophile itu, Diar cuman bercanda, kok.

Diar tertawa, Mika ikut tertawa.

MIKA

Ia, Pak, aku juga cuman bercanda

PAK SARIF

(canggung)
Hahaha.

MIKA

Tadi bapak bilang mobilnya bikin sendiri.

PAK SARIF

Mobil ini beneran lo saya bikin sendiri.

DIAR

Mana ada.

PAK SARIF

Oke-oke, mobilnya bekas terus saya benerin jadi bisa jalan lagi. Tapi 80 persen sparepart dan perawatan aku yang ngumpulin dan benerin sendiri, kok.

DIAR

Yah... bagus lah setelah 10 tahun mobilnya jadi. Tapi jangan sering dipake jalan-jalan, ya Pak.

MIKA

Kenapa?

Diar dan Pak Sarif diam, lalu...

PAK SARIF

Persaingan Lelaki. Ini dulu mobil Eyangnya Diar. Dulu itu, mobil masih jarang, apalagi di sekitar sini baru ada mobil ini doang. Waktu aku masih kecil aku inget ngejar-ngejar mobil sama anak-anak lain sama bapaknya Diar juga. Ini mobil impian anak-anak dulu. Jadi kalo dipake jalan-jalan takut keliatan sama bapaknya terus cemburu. Ya kan Diar?

Diar facepalm mendengar jawaban Pak Sarif, lalu memberikan gesture : apa-apaan? Pak Sarif menggeleng : itu jawaban terbaik aku!

MIKA

Umm... Kalo ini mobil kakeknya Diar, harusnya bapaknya Diar ada di dalem gak ikut ngejar-ngejar dong?

PAK SARIF

Oh, dulu bapaknya Diar belum jadi anaknya eyangnya Diar.

MIKA

Hah?

DIAR

Gak, maksud aku tadi, jangan dipake ke seringan, orang baru bener mobilnya.

PAK SARIF

Tenang aja mobilnya aku yang bikin jadi- WOW!

Mobil berguncang. Suara ledakan keluar dari mesin mobil. Knalpot berasap hitam. Mobil meluncur beberapa saat lalu berhenti dengan asap tebal menyelimuti bagian depan, dalam, dan belakang. Semua berasap.

Mereka semua keluar dari dalam mobil lalu memandang satu sama lain.


EXT. JALAN — DAY

Mereka mendorong mobil bersama-sama. Diar dan Mika di belakang. Pak Sarif dari pintu supir menjaga setir.

PAK SARIF

Ayo bentar lagi nyampe.

DIAR

(ke Mika)
Ori sih, Dia gak bilang kalo part mesinnya baru.

MIKA

Tapi abis ini dia gak akan pake jalan-jalan lagi.


EXT. RUMAH PAK SARIF - DEPAN GERBANG — DAY

Di depan gerbang rumah ada Om dan Lia. Om duduk di atas motornya dan Lia bersandar.

Suara orang menyemangati datang dengan suara langkah kaki cepat. Pak Sarif, Diar, dan Mika datang dengan cepat.

OM

Dafuq?

PAK SARIF

Ya, pelan-pelan tinggal belok kanan. Diar ayo!

Dengan momentum mobil yang cukup Diar meninggalkan Mika yang mendorong. Dia mengambil kunci dari Pak Sarif lalu berlari kencang menuju rumah.

Diar membuka gembok garasi, lalu menyeret pintu geser sampai terbuka penuh.

Pak Sarif memutar setir dengan skill. Mobil sukses naik driveway rumah lalu masuk ke garasi.

OM

Ngapain?

DIAR

Gak, gak mogok, cuman latihan 17an.

Di Background Mika mengecek barangnya di mobil dan Pak Sarif membuka kap mobil, ngecek mesin.

OM

Bukan itu, ada urusan apa kesini?

DIAR

Hah, kamu yang ada urusan apa.

OM

Aku mau liat mobilnya. Katanya dia bilang udah bisa jalan. Kayaknya telat deh, tadi beneran jalan mobilnya?

DIAR

Sedikit, terus Lia ngapain? Sama juga?

LIA

Gak ada yang bilang aku gak boleh liat.

Diar mendekati Lia.

DIAR

(berbisik)
Jadi ini rencana kamu?

Lia berwajah merah. Lalu, Lia memukul-mukul Diar

LIA

Apaan si!

DIAR

Apaan mukul-mukul, kayak cewek aja.

PAK SARIF

Yo, mau pada minum gak?


INT. RUMAH PAK SARIF - RUMAH — DAY

Pintu garasi terbuka untuk memasukkan cahaya. Garasi cukup terang walaupun sudah sore. Mereka menegak minuman panas dari mug. Pak Sarif sibuk mengecek mesin.

LIA

Kalo selama ini tinggal satu orang kok ekskulnya masih ada?

OM

Masih ada kok 3 orang, tapi gak aktif yah?

MIKA

Ya, ekskul juga gak akan dibubarin gitu aja. Paling sekrenya dikasih ke ekskul lain.

OM

Sama dia juga punya prestasi yang bisa ngedukung eksistensi organisasinya. Itu aku salut. Hard carry.

DIAR

Haha, Hard carry.

LIA

Oh ya, prestasi apa aja?

PAK SARIF

Banyak lomba dari event-event. Dulu Bu Susan suruh aku tanda tangan surat ijin ikut lomba apa, ya? Baru tau sekarang itu surat ijin dia.

LIA

Pak Sarif pembimbing?

OM

Pembimbing gabut.

Pak Sarif menutup kap mobil, lalu mengambil minumannya.

PAK SARIF

Gabut apaan, kamu juga ketua OSIS harusnya ngasih tahu kalo ada ekskul yang masalah- Aduh!

Pak Sarif ke panasan saat meneguk minuman, kaget lalu dia menyemburkan banyak cairan, beberapa tumpah ke baju, beberapa ke kap mobil.

LIA

Aduh pak ati-ati.

Lia mengambil sapu tangan lalu mengelap muka Pak Sarif. Om menurunkan kaca matanya, menatap mereka sambil tersenyum.

PAK SARIF

Panas.

LIA

Ya makanya.

PAK SARIF

Anak luar negri selalu siap sapu tangan ya?

LIA

Ya.., DLL, DST.

Lia dan Pak Sarif membuka obrolan kecil. Di tengah-tengah obrolan tercipta obrolan kecil lainnya.

MIKA

Lia sama Pak Sarif... Euh, kenal deket?

DIAR

Hm. Eh, kamu tau Lia?

MIKA

Dia sekelas sama aku.

Lia masih mencoba membersihkan Pak Sarif.

LIA

Euh, guys ada tisu?

PAK SARIF

Dapur ada.

MIKA

Biar aku yang ambil.

Mika pergi sebentar.

LIA

Om, anggota non-aktifnya cewek/cowok?

OM

Cowok semua.

LIA

Diar, kayaknya rencana kamu punya pesaing.

Pak Sarif tertawa. Om juga, hampir tersedak.

DIAR

Rencana apaan. Lagian, kan, non aktif. 80 persen kesuksesan berasal dari kehadiran.

OM

Berkata seorang yang suka bolos.

LIA

Jadinya kamu legit gabung ekskul literatur?

PAK SARIF

80 persen kehadiran katanya.

Om dan Lia tertawa tertahan.

Mika datang membawa box tisu dia juga mulai mengambil beberapa tisu.

MIKA

Nih, tisu.

Mika memberikan kepada Lia lalu mengelap kap mobil dengan tisu di tangannya.

LIA

Hey, jadi kamu gimana ekskulnya gak akan dibubarin, kan?

MIKA

Euh, mungkin nggak, selama aku bisa nyelesain novel aku, sama Diar disuruh Bu Susan buat gabung.

Pak Sarif, Lia, dan Om cekikikan.

DIAR

Bukan cuman aku aja sih, tadi aku nawarin mereka berdua buat gabung tapi merekanya gak mau.

MIKA

Yang bener? Kenapa?

OM

Oh, nggak aku sih mau-mau aja ngebantu, tapi cuman free hari Sabtu.

LIA

Ya ya aku juga.

DIAR

Oh, itu bisa diatur. Bener gak?

MIKA

Iya, bisa kok, yah?

Om dan Lia masih agak ragu, memikirkan alasan untuk keluar.

DIAR

Om?

Diar menahan tawa kemenangan.

OM

Ya udah, aku si yes.

LIA

A... Aku...

MIKA

Pak Sarif pembimbingnya kok?

Diar tidak kuat ketawa, dan Om kaget mendengar Mika.

LIA

Oh oke! Aku ikut!

Diar tertawa : yes! Om juga... 

MIKA

Yes! makasih.

DIAR

Mungkin keliatannya mereka gak bisa ngebantu tapi mereka anaknya pinter-pinter, kok.

LIA

Aku pasti ngebantu lah. Tapi jujur aja sih aku mau ngebantu apa... Abis novel tuh karya personal gak sih?

PAK SARIF

Yah, yang terpenting sih ngobrol aja. Abis dari ngobrol bakal banyak ide-ide kecil terbentur menjadi ide-ide besar. Nih contohnya :

Pak Sarif mengambil kertas-kertas kecil, seperti kartu, dari kantongnya.

OM

Oh iya, dia tukang tulis juga.

Dia menjejerkan 4 buah dek diatas kap mobil, mengocoknya satu-satu sambil menjelaskan.

PAK SARIF

Kalo kalian pernah belajar bahasa Indonesia kalian tahu elemen penyusun kalimat apa aja. Di sini saya punya kartu S.

Pak Sarif memberikan kartu S kepada Diar.

PAK SARIF

Kartu P.

Kepada Mika.

PAK SARIF

Kartu O.

Kepada Lia.

PAK SARIF

Dan K.

Kepada Om.

PAK SARIF

Dan dari kartu-kartu ini akan muncul premis yang dapat menjadi basis cerita kalian. Oke baca! 

DIAR

Seorang gadis Tsundere ahli olahraga,

MIKA

Menyampaikan surat tantangan kepada,

LIA

Seorang master pedagang ikan,

OM

Di sungai Bengawan Solo.

Mereka diam sejenak, sampai Diar,

DIAR

Mana ada cerita kayak begini?

Pak Sarif tertawa penuh kemenangan. Om dan Mika terlihat berpikir serius. Lia kebingungan. Diar kacau.

PAK SARIF

Hebat kan?

DIAR

Apanya?

LIA

Tsundere itu apa?

MIKA

Hmmm, menarik sekali.

DIAR

Yang bener?

MIKA

Menurut aku mendapat ide itu benernya gampang yang sulit itu mengolah ide tersebut jadi sesuatu yang konkrit.

OM

Naruhodo.

PAK SARIF

Bener itu, abstraksi adalah neraka bagi pembaca.

OM

Souka?

LIA

Terus ide ini mau diapain?

Scene berubah jadi gelap, kecuali Om yang berada dalam lautan lampu sorot. Terdengar suara mesin tik di background.

OM

Jadi, pada zaman dahulu kala, seorang Gadis berlatih seharian dalam memancing ikan untuk membalaskan dendam ayahnya yang mati karena warung ikan lautnya bankrut kepada seorang ahli ikan air tawar di Amerika Serikat. Pada akhirnya Gadis itu menantang Sang Master dan menang. Di nafas terakhirnya, Sang Master berkata : 

Om men-tackle Diar sehingga Diar berbaring di kedua tangan Om.

OM

Saya bangga padamu wahai anakku.

Om menangis sambil menggendong Diar.

Chachink. Suara mesin tik digeser.


INT. SEKOLAH - SEKRE LITERATUR — DAY

Lampu menyala. Diar masih berbaring di tangan Om. Terdengar keprokan tangan. Yeeey!

Sekre Literatur penuh dengan hiasan. Meja di tengah penuh makanan, di sekelilingnya duduk Pak Sarif, Mika, dan Lia, dua bangku kosong. Mereka semua memakai baju bebas.

PAK SARIF

Selamat buat Om yang lomba menulis cerpen! 

Semua : Yey!

OM

Terima kasih, terima kasih.

Om dan Diar kembali ke kursi.

LIA

Om bersulang, om

Lia menawarkan sulang, dengan mug. Om mengangkat tangannya. Semua mengikuti.

OM

Cheers, gaya barat.

Cheers! mereka meneguk mug mereka. Diar berkata :

DIAR

Juara 5 sih, tapi siapa yang kira cerita kayak gitu menang...

Orang-orang tertawa.

Mika tersenyum melihat semua orang di sekelilingnya.

LIA

Anterin aku ke toilet, yuk.

MIKA

Yuk.

Para lelaki mengobrol. Para gadis keluar sekre.


EXT. LORONG BLOK SEKRE — DAY

Mika dan Lia menutup pintu. Mika dan Lia jalan ke arah yang berbeda.

MIKA

Lia mau kemana?

LIA

Toilet kan? Disitu deket.

MIKA

Yang itu gak bisa di kunci.

LIA

Oh. Maklum baru sebulan...

MIKA

Udah sebulan...

Mereka berdua pergi ke toilet. 

MIKA (V.O.)

Sebulan berlalu semenjak aku bertemu Diar dan kawan-kawan

Waktu berjalan mundur sampai dimana Pak Sarif mengumumkan kemenangan Om.


INT. SEKOLAH - SEKRE LITERATUR — DAY

Semua berjalan sama. Hanya saja percakapan mereka terdengar kecil.

MIKA (V.O.)

Mereka datang dengan motif berbeda-beda. Om mungkin hanya menjaga gengsinya sebagai ketua OSIS, Lia karena tidak bisa membiarkan Pak Sarif Sendiri. Pak Sarif terikat pekerjaannya. Tapi...

Semua : Yey!

MIKA (V.O.)

Aku gak pernah mengira saat seperti ini terjadi.

Om dan Diar kembali ke kursi.

MIKA (V.O.)

Waktu dimana aku benar-benar bisa menikmati ruang ini tanpa sepi.

Lia menawarkan sulang, dengan mug. Om mengangkat tangannya. Semua mengikuti.

MIKA (V.O.)

Untuk hal ini aku berhutang kepada satu orang, walaupun dia terpaksa oleh otoritas sepertinya mungkin dia punya motif yang lebih dari itu.

Cheers! mereka meneguk mug mereka. Diar berkata orang-orang tertawa. 

Mika tersenyum melihat semua orang di sekelilingnya.

MIKA (V.O.)

Dan aku, apa motifku berada di ruangan ini? Sebelum kalian tahu, kalian harus tahu namaku.


INT. GARASI — DAY

Scene balik ke pertemuan di garasi saat : Om menangis menggendong Diar.

DIAR

Tulis cerita beginian, kamu bakal diketawain seumur hidup.

Diar dan Om bangun.

OM

Liatin ya, aku tulis.

LIA

Btw tsundere apaan?

Om dan Diar melirik satu sama lain.

PAK SARIF

Ya... ehem, udah sore nih, gimana kalo kalian pulang sebelum gelap?

OM

Ya udah ayo, aku nganter Lia, kamu dianter sama Diar.

Mereka berjalan keluar satu persatu. 

DIAR

(berbisik)
Aku nganter pake apa?

OM

(bisik balik)
Jalan.

PAK SARIF

Sip ati-ati, ya.

Om Naik motor berusaha menghidupan mesin dengan menyela. Om melakukan berkali-kali. Diar dan Mika melihat.

DIAR

Ya udah kalo gitu kita duluan, ya.

OM

Oh ya.

LIA

Ati-ati.

PAK SARIF

Dianterin sampe rumah, ya.

Diar dan Mika melambai sambil berjalan berdua. Lia dan Pak Sarif memperhatikan. Om menyela motor.

LIA

Cewek tadi namanya siapa ya?

PAK SARIF

Oh yah, aku juga gak tau.

LIA

Kok gak tahu sih?

PAK SARIF

Kamu yang temen sekelas.

Motor om berhasil menyala. Pak Sarif dan Lia menengok Om.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar