INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — DAY
Diar duduk di kursi staff. Dia melayani peminjaman beberapa siswa.
Diar melihat jam dinding, pukul 4. Tidak ada siswa di perpus selain dirinya. Seorang perempuan berdiri di hadapan Diar.
PEREMPUAN
Hey, mau nanya.
Diar menoleh ke perempuan itu.
DIAR
Hah?
MIKA
Kalo buku “Diksi dalam Humor” ada gak?
Diar mengetik judul buku di komputer, gak ada.
DIAR
Udah dicari di rak?
MIKA
Udah...
DIAR
Oke.
Diar berdiri dan mencari ke rak tertentu. Mika mengikuti bingung.
MIKA
Dibilangin udah dicari.
DIAR
Shush... Biar aku cari, kalo gak ada aku bakal pulang.
Diar menelusuri rak buku dengan judul berawalan huruf D.
DIAR
Buku apaan sih, buku pelajaran?
MIKA
Bisa dibilang karya ilmiah.
DIAR
Hmmm...
Diar berjalan menuju rak lainnya, rak kaca dengan buku-buku tebal.
DIAR
Gak mungkin disini ya?
MIKA
Nggak kayaknya deh...
INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — LATER
Diar sudah siap pulang. Dia mematikan komputer dan juga lampu. Diar berjalan ke pintu, dia menengok Mika.
DIAR
Ayo, udah? Mau tutup.
Mika sibuk dengan bawaan jaket, tas, berkas, dan tas mesin tik.
MIKA
Iyah.
EXT. SEKOLAH - LORONG — DAY
Mika buru-buru keluar. Diar mengunci pintu
DIAR
Itu mesin tik?
MIKA
Iya.
DIAR
Buat apa?
MIKA
Buat ngetik...
DIAR
Oh.
Mereka berjalan ke gerbang sekolah.
EXT. SEKOLAH - GERBANG — DAY
Diar dan Mika berjalan keluar, sambil menyapa satpam.
Di parkiran ada satu motor, motor om.
DIAR
Yuk, dah ati-ati
Diar melambai.
MIKA
Dah.
Mereka dua berjalan.
EXT. JALAN — CONTINUOUS
Diar berjalan ke arah rumahnya.
Diar melihat ke samping, ada Mika.
DIAR
Kamu gak ngikutin aku, kan?
MIKA
Rumah aku ke arah sini, kamu ngapain?
DIAR
Aku juga ke arah sini.
MIKA
Oh.
Mereka berjalan berdua, saling diam.
Mereka masih diam. Mereka memandang ke arah yang berlawanan. Salah satu dari mereka mencoba membuka percakapan, secara bersamaan.
DIAR & MIKA
Kamu...
Keduanya Diam sekali lagi...
MIKA
Aku duluan?
DIAR
Oke.
MIKA
Kamu kenapa bisa jadi penjaga perpus?
DIAR
Kenapa emangnya?
MIKA
Nggak, baru liat aja. Biasanya sama staff, sekarang staffnya yang gak ada.
DIAR
Oh, aku sukarelawan.
MIKA
Terus?
DIAR
Terus apa?
MIKA
Terus apa yang mau tadi kamu bilang?
DIAR
Oh, Kamu emang biasa bawa mesin tik ke sekolah?
MIKA
Iya.
DIAR
Kalo mau ngetik di sekolah, komputer banyak, kalo gak di labkom, di perpus juga ada.
MIKA
Banya orang senang nulis pake mesin tik karena katanya kreativitas dan fokus mereka jadi bertambah.
Dari kejauhan terdengar suara motor tua.
DIAR
Nulis apa?
Suara motor semakin dekat.
MIKA
Novel.
Motor tua berhenti di samping mereka berdua, itu Om memakai kacamata berwarna.
OM
Hey, kamu ketua ekskul literatur, ya?
MIKA
Iya.
OM
Itu siapa? Temen kamu?
MIKA
Eeuh.... Mungkin.
OM
Oh ya udah, tadi dikirain sendiri. Kalo nggak, aku anterin. Sorry, buru-buru. Aku ada rencana.
Om pergi. Mika dan Diar memperhatikan Om pergi.
DIAR
Itu siapa? Temen kamu?
EXT. JALAN — LATER
Masih di jalan, Mika dan Diar mengobrol.
DIAR
Ekskul kamu kapan aja ngumpulnya?
MIKA
Setiap hari pulang sekolah, kecuali libur sama hari sabtu.
DIAR
Pas ngumpul kerjaannya ngapain? Nulis?
MIKA
Gak cuman itu. Baca buku lalu dianalisis bacaannya, banyak.
DIAR
Banyak banget.
MIKA
Iya, banyak banget.
DIAR
Tadi kamu nyari buku itu buat dianalisis?
MIKA
Yah, sama buat referensi novel aku juga.
DIAR
Kamu nulis novel komedi?
MIKA
Nggak sih, lebih kayak tragedi melodrama dengan referensi karya klasik.
DIAR
Terus buku tadi buat apa?
MIKA
Aku nyoba masukin semacam gimmick, biar gak tragis banget.
DIAR
Oh... Kalo gitu pengarang bukunya siapa?
Diar berjalan lurus tanpa dia sadari Mika belok kiri. Mereka ada di perempatan. Mereka memperhatikan satu sama lain.
MIKA
Nama pengarangnya... Faris Ruspidiyah kalo gak salah...
Diar mengingat sesuatu.
DIAR
Nanti kalo ada aku kasih tahu, oke?
MIKA
Oke.
Mereka melihat satu sama lain sebelum berpisah. Mereka menyusuri arah yang berbeda tanpa melihat kebelakang.
EXT. JALAN — CONTINUOUS
Diar berjalan sendiri. Sesuatu di hadapannya mengganggu pandangan. Om bersandar di motornya, menunggu Diar sambil makan keripik pedes.
DIAR
Ngapain kau? Aku gak inget pesen ojek online.
OM
Lol, tadi gimana?
Diar ikut bersandar juga.
DIAR
Apannya? Ah... Diem. Gak ada rencana-rencanaan.
Om menghidupkan mesin. Diar naik boncengan.
OM
Oke-oke, Gimana jadi penjaga perpus?
Motor jalan...
INT. RUMAH JURAGAN - PERPUSTAKAAN — NIGHT
Diar men-scan rak buku besar. Tangannya menelusuri buku-buku sampai kepada satu buku : “Kumpulan Puisi Cinta” karya Faris Ruspidya. Diar membuka cover buku itu. Di halaman pertama ada tulisan :
PAK SARIF (V.O.)
untuk Diar, HBD. Jika seorang tidak mengetahui seni berkasih biarlah dia membaca puisiku, niscaya dia akan berandal dalam cinta. - S. Ovid. S
Diar nyengir.
INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — DAY
Diar duduk di balik meja counter perpus, celingak-celinguk menunggu seseorang.
Diar melayani siswa yang datang untuk meminjam buku. Ada yang datang untuk mengembalikan buku. Lalu tidak ada yang datang sama sekali. Perpustakaan kosong. Diar melihat jam dinding, baru jam setengah 4.
Diar berdiri, bersiap-siap pulang. Diar mematikan lampu, komputer, dan bergegas keluar.
EXT. SEKOLAH - LORONG — DAY
Diar mengunci pintu perpus. Diar balik badan.
MIKA
Hey.
DIAR
Weh.
MIKA
Perpusnya udah tutup lagi?
DIAR
Oh, tadi kata bapak penjaganya bilang, tutup aja, saya juga mau pulang. Kamu gak ke perpus pas istirahat?
MIKA
Nggak, Sekarang kamu mau kemana?
DIAR
Gak tahu, kamu mau kemana?
Mika berjalan.
MIKA
Awalnya mau nyari referensi di perpus. Tapi karena tutup aku mau ke sekre literatur aja. Dadah
Diar mengikuti.
DIAR
Hey, soal buku referensi kemaren aku udah ketemu.
MIKA
Oh ya? Dimana?
DIAR
Di temen.
MIKA
Temennya udah pulang belum?
DIAR
Belum kayaknya.
MIKA
Yaudah, biar aku pinjem sendiri nanti.
DIAR
O, oyah... Hah? Kamu mau kemana? Emang tau temennya yang mana?
MIKA
Ke sekre nyimpen barang dulu nanti kamu kasih tahu temen yang mana.
EXT. SEKOLAH - LORONG BLOK SEKRE — DAY
Mereka sampai di sekre literatur.
Mika mengeluarkan kunci.
DIAR
Harusnya aku pinjem dulu bukunya, terus tinggal kasih ke kamu.
MIKA
Ya gapapa. Jadi jelas, kan, harus ngabalikkin ke siapa. Nanti kalo aku kira punya perpus, malah aku balikin ke rak.
Pintu terbuka, mereka masuk.
DIAR
Kalo mimjem buku, balikinnya ke counter, dong.
INT. SEKOLAH - SEKRE LITERATUR — DAY
Sekre menumpuk dengan kertas-kertas, buku-buku di rak, pot bunga kecil di bibir jendela, walau berantakan sekre ini lebih rapih dari sekre ekskul rata-rata.
Mika menaruh barang-barangnya di kursi. Dia mengeluarkan mesin tik dan mengaturnya di meja.
DIAR
Anggota lain mana?
MIKA
Aku sendiri disini.
DIAR
Jadi, gak ada yang lain?
MIKA
Nggak...
DIAR
Hm.
Setelah merapikan meja dan mesin tik, Mika memasukkan kertas terakhir yang dia ketik dan siap-siap menulis.
Diar memperhatikan.
DIAR
Euh.. Jadi gak minjemnya?
Mika berdiri, lupa, tertawa malu.
MIKA
Oh ya! Ayo.
INT. SEKOLAH - RUANG GURU — DAY
Diar mengetuk pintu. Dari pintu Diar bertanya pada guru di dekat pintu.
DIAR
Pak, permisi, meja Pak Sarif dimana?
Guru itu menunjuk meja Pak Sarif di ujung sebaris dengan meja Bu Susan. Pak Sarif sedang mengerjakan sesuatu.
DIAR
Makasih, Pak.
Diar pergi menuju meja tersebut Mika mengikuti.
MIKA
Kita ngapain disini?
DIAR
Minjem buku, halo Pak.
PAK SARIF
Halo, hey.
DIAR
Pak, aku mau minjem buku ini...
(ke Mika)
Apa namanya?
MIKA
Diksi dalam Humor karangan Faris Ruspidyah.
PAK SARIF
Apaan minjem, beli dong. Nanti aku tanda tangan.
DIAR
Buat apa kenal sama penulisnya kalo gak bisa gratisan?
Mika melihat papan nama di meja : Sarif Supriyadi, S.Pd.
PAK SARIF
Yaudah, kalo kamu mau, tunggu tahun depan pas ultah.
DIAR
Aku gak pernah mau buku itu, ya.
MIKA
Buat aku pak, aku yang mau minjem.
PAK SARIF
Oh halo, kamu siapa?
MIKA
Oh aku-
BU SUSAN
Dia anak ekskul literatur dari kelas saya.
PAK SARIF
Oh anak wali Bu Susan?
MIKA
Anak wali Pak Sarif juga.
PAK SARIF
Kok bisa?
BU SUSAN
Harusnya mulai tahun ajaran ini, Pak Sarif jadi guru wali ekskul literatur.
MIKA
Tapi selama semester kemaren gak masuk.
PAK SARIF
Hah, masa?
DIAR
Hayo loh, Pak.
BU SUSAN
Kamu Diar, belum juga jam 4 udah keluar, perpus gimana? udah dikunci?
PAK SARIF
Hayo loh, Diar.
MIKA
(berbisik ke Diar)
Sukarelawan katanya.
DIAR
(ke Mika)
Sukarelawan banget.
(ke Bu Susan)
Di perpus udah gak ada orang. Sama ada satu lagi ini yang mau minjem buku, bukunya Pak Sarif, sih. Jadi aku anterin ke sini
BU SUSAN
Bukunya ga ada di perpus?
DIAR
Gak ada.
BU SUSAN
Sekali-kali sumbangkan buku anda Pak Sarif. Lihat, pada akhirnya ada orang yang butuh.
PAK SARIF
Ya udah minggu depan...
DIAR
Padahal hari ini juga bisa. Bukunya dimana? Dia butuh buat referensi novel.
BU SUSAN
Oh ya, gimana ekskul literatur? Anggotanya tinggal kamu aja?
MIKA
Ia... Ada 3 lagi sih, tapi gak aktif.
BU SUSAN
Gimana sih pak, urus dong anak walinya.
DIAR
Ya tuh. Dimana bukunya?
PAK SARIF
Di rumah, mau mampir?
DIAR
Oke, kita ke sana duluan.
PAK SARIF
Tungguin aja, ini bentar lagi selesai.
DIAR
Hmm.
MIKA
Kalo gitu aku ke sekre ya, ngambil barang-barang aku dulu
DIAR
Ya udah aku ikut, nanti kita ke sini lagi
Mereka beranjak, namun hampir di pintu tangan Bu Susan memblokir jalan Diar.
BU SUSAN
Sut sut, mau kemana? Kamu masih ada sejam lagi sampe perpus tutup.
DIAR
Kan, kan. Aku ngebantuin dia.
Mika udah di luar, bibirnya bergerak :
MIKA
(mute)
Aku duluan ya?
BU SUSAN
Oke, gini kamu udah tahu soal masalah keangotaan ekskul literatur, kan?
DIAR
Oke, Ibu mau jadiin aku anak literatur.
BU SUSAN
Itu ide yang bagus, tapi ibu tahu kamu bakal nolak.
DIAR
Jadi gimana?
BU SUSAN
Sambil nunggu Pak Sarif. Gimana kalo kamu ajak temen-temen kamu buat ikutan.
DIAR
Ngegantiin aku gitu?
BU SUSAN
Iya.
DIAR
Terus tugas jaga perpus aku gimana?
BU SUSAN
Ya, kalo kamu berhasil kamu bakal dapet keringanan, mau nggak?
DIAR
Seriusan?
BU SUSAN
Semangat ya, Diar.
Diar mengangguk. Bu Susan menyodorkan tangan, Diar salim lalu beranjak. Diar menunduk sopan pada guru di dekat pintu.
GURU
Semangat ya, Diar.
Di luar pintu suara lari kaki Diar terdengar keras.
EXT. SEKOLAH - DEPAN RUANG OSIS — DAY
Om dan Diar ngobrol di pintu. Om memakai kaca mata berwarna.
OM
Kamu tahu aku sibuk.
DIAR
Ayolah, selama ini kamu kan bisa ngebagi waktu sama organisasi-organisasi kamu yang lain?
OM
Eeuh... Bisa sih, mungkin hari sabtu.
DIAR
Jangan sabtu, dong. Ekskulnya gak di hari itu. Geser jadwal ekskul keamanan aja, kamu kan ketuanya.
Om diam, cool dengan kaca matanya.
DIAR
Hm.
OM
Kamu gak punya temen lain apa buat diajak?
EXT. SEKOLAH - KANTIN — LATER
Lia dan Diar ngobrol di pinggir kantin.
LIA
Sejak kapan aku jadi temen kamu?
DIAR
Ayolah, kamu baru dua hari disini, siapa lagi temen kamu selain aku?
Lia melambai ada teman-temannya di background, sekelompok grup mengokupasi meja makan.
LIA
Hey, Andro! Kentang goreng aku jangan di makan!
Mulut andro penuh dengan kentang.
ANDRO
Woy, ini nyicipin doang bisi beracun.
Teman-teman di meja tetawa, Lia tertawa hangat lalu menghadap Diar.
LIA
Ayo, udah sana. Mau apa lagi?
DIAR
Kamu belum ikut ekskul kan? Kamu tahu di sekolah ini wajib ikut minimal satu?
LIA
Ia tahu, lagi mikir-mikir.
DIAR
Terus?
LIA
Boleh aja sih, tapi hari Sabtu.
DIAR
Kenapa hari Sabtu?!
LIA
Ssshhht! Apaan sih?
DIAR
Pulang sekolah emang ga bisa?
LIA
Aku ada rencana. Bukan, bukan, urusan. Aku ada urusan. Hahaha.
Diar menatap curiga.
INT. SEKOLAH - RUANG GURU — DAY
Diar kembali ke ruang guru. Pak Sarif nggak ada.
BU SUSAN
Gimana?
DIAR
Nggak ada yang mau.
BU SUSAN
Selamat Diar.
DIAR
Mereka pada bisanya hari Sabtu.
BU SUSAN
Emangnya kenapa hari Sabtu?
DIAR
Literatur gak kumpul hari Sabtu.
BU SUSAN
Yaudah, berarti buat keringanan kamu, hari Sabtu gak usah jaga perpus. Dan setelah kamu jadi anggota kamu bisa ganti jadwal kumpulnya.
DIAR
Ugh... yang bener aja..
BU SUSAN
Sok sana nyusul ke parkiran.
Diar menuju pintu. Guru disebalahnya bilang :
GURU
Sss...
DIAR
Selamat Diar.
Diar menutup pintu.