Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. DEPAN RUMAH - MALAM
Onal muncul dari pintu rumah yang dikuak dari dalam. Dia telah menggunakan hoodie, masker dan kacamata hitam, memegang karung, Parang Linggis, dan Sekop.
Eva muncul memakai sweather, tas sekolah di punggung, memakai masker, memegang Hp.
Ayah muncul sambil menggendong Qorun. Mereka memakai jaket juga. Ayah memperbaiki letak masker Qorun.
Ibu muncul dengan masker di dagu, tas sekolah Qorun dipunggung, dan sebuah senter dalam genggaman.
Ibu menghidupkan senter jadul. Eva pun menghidupkan senter HP. Terangnya menyatu menyorot pagar rumah mereka.
Ibu mendongak ke langit. Cahaya bulan purnama tampak muncul perlahan dari balik awan hitam.
Eva mematikan cahaya senter hp.
IBU
(ke semua)
Ingat. Jangan ada yang berisik. Diam itu emas! (beat) diam itu apa?
Semuanya diam. Ibu memandang mereka semua.
SEMUA
(pelan)
Emas!
IBU
Bagus!
Cahaya senter jadul dimatikan.
CUT TO
EXT. DEPAN PAGAR RUMAH - JALANAN DESA - MALAM
Ibu menutup pagar rumah mereka. Ketika ibu mulai melangkah, yang lainnya juga ikut melangkah.
Mereka melangkah penuh semangat setengah mengendap-endap. Meskipun, Ayah tampak tak luwes jalannya.
CUT TO
EXT. JALANAN DESA - RUMAH WARGA - MALAM
Detak kaki mereka hampir tak membuat suara. Mata mereka sesekali mengedarkan pandangan mengecek ke sekitar.
Suasana desa begitu lenggang. Rumah-rumah para warga yang mereka lewati tampaknya sudah tidur. Keluarga Qorun tak mengeluarkan sepatah kata.
CUT TO
EXT. JALANAN DESA - DEPAN KANTOR DESA SUKAMAKMUR MALAM
Dari sebuah tikungan jalan, muncul keluarga Qorun dalam keheningan dan kewaspadaan. Mereka lewat di depan kantor desa Sukamakmur. Eva menoleh ke arah kantor desa. Ibu menoleh ke Ayah. Ayah menegakkan jalannya.
CUT TO
EXT. JALANAN DESA - (-+) 100 METER SEBELUM POS PENJAGAAN COVID-19 DESA SUKAMAKMUR - MALAM
Keluarga Qorun masih terus melangkah dalam diam.
Langkah ibu tercekat, lalu langkah yang lainnya ikut tercekat.
Keluarga Qorun melayangkan tatapan nanar. Mereka tampak dihadapkan oleh sebua pos penjagaan Covid-19. Pos tersebut ada di perbatasan desa. Jalur keluar masuk itu tampak diportal.
Mereka bicara berbisik-bisik.
IBU
Kapan dibikinnya tuh Pos?
ONAL
Tadi malam pas Onal lewat belum ada, Mah.
AYAH
(ke Eva)
Jam?
EVA
(mengecek Hp)
Baru jam sembilan.
AYAH
Yaaa. Sudah jam malam. Tadi sore kan sudah diumumkan. Jam malam sampe jam setengah sembilan...
EVA
Trus gimana, nih?
ONAL
Lewat aja. Yang penting kan kita pake masker.
AYAH
Kita tidak punya alasan buat lewat. Apalagi kamu Onal, kamu bakalan dicegat warga karena harusnya isolasi malah berkeliaran...
ONAL
Emang harus lewat situ, jalan lain ga ada?
Ibu, Eva, Qorun menoleh kepada Onal.
EVA
Kelamaan maen band di ibukota, nih. Ampe lupa geograpis desanya sendiri.
AYAH
Ayah bilang juga apa. Lebih baik ditunda dulu. Kita bikin dulu rencana matang-matang.
IBU
Gak. Pokoknya ibu mau malam ini juga kita ngambil emasnya. Titik.
Semua diam saja.
Ibu melirik-lirik Ayah dengan ekor matanya. Ayah tahu apa maksudnya itu.
Ayah tampak mulai berfikir keras. Ia tampak ingin 'diandalkan'.
Hening melintas. A-ha momen.
AYAH
Ayah punya ide.
CUT TO
EXT. SAMPING RUMAH - KOLAM LELE - MALAM
Cahaya senter hp dan senter jadul menerpa permukaan air kolam ikan lele itu.
EVA
(sambil terus menyorot kolam ikan dengan senter hp dan senter jadul di masing-masing tangan)
Mau ngapain, sih ini, Yah?
AYAH
(malah bercanda)
Va...coba kamu tebak, lele, lele apa yang bisa terbang?
Eva hanya menatap Ayah.
AYAH (cont'd)
Lele-lawar.
Ayah tertawa. Eva merenggut.
Onal dan Ibu tampak menghampiri membawa dua buah alat jaring penangkap ikan. (semacam alat tongkat berjaring yang digunakan untuk mengangkut sampah dari permukaan kolam).
Ayah mulai menjaring lele. Onal menatap ibu.
IBU
Udah ikutin aja ide ayah. Ayah kepala keluarga di keluarga Qorun. Dan yang penting kita jadi ke hutan malam ini juga.
Ayah memasukan lele hasil tangkapannya ke dalam karung yang dipegangi Eva. Lele-lele itu meronta-ronta dalam karung. Eva tampak kesal. Ibu lantas berkata kepada Eva.
IBU
Timpuk aja kepalanya. Biar lelenya diem!
CUT TO
EXT. JALANAN DESA - DEPAN POS PENJAGAAN COVID-19 DESA SUKAMAKMUR - PERBATASAN DESA - MALAM
Keluarga Qorun tampak berdiri menghadapi Para hansip dan para warga yang menatap aneh keluarga itu.
AYAH
(sambil terus menggendong Qorun)
Kami mau menguburkan lele dari kolam saya yang mati mendadak, Pak Julid. Pokoknya, matinya aneh deh, bapak-bapak semua. Takutnya kenapa-kenapa, kan? Kemakan keluarga kami, trus keluarga kami jadi membawa virus. Kayak korona yang ternyata masal-muasalnya muncul dari KELELAWAR. Trus nular ke manusia. Makanya kami ingin menguburnya jauh-jauh dari kampung...
Pak Julid melirik ke karung yang katanya berisi Lele yang tergeletak di atas tanah itu, lalu tatapannya menuju Onal yang berdiri agak terpisah-yang kembali mengangkat karung itu ke punggungnya.
PAK JULID
Tapi, Pak...si Onal harusnya isolasi di rumah.
PAK TULUS
(mendukung)
Iya, Pak Qorun harusnya Onal isolasi di rumah.
AYAH
Aduuhhh. Gimana, ya. Onal cuman bantu saya. Saya ga bisa ngangkat-ngangkat lagi Pak Julid, Pak Tulus, Bapak-bapak semua yang ada disini. Udah penyakitan. (beat) atau Pak Tulus atau yang lainnya ada yang mau nolongin?
CUT TO
EXT. (-+) 300 METER SETELAH POS PENJAGAAN COVID-19/ PERBATASAN DESA SUKAMAKMUR - JALANAN - MALAM
Keluarga Qorun berjalan di jalanan yang diapit oleh area persawahan yang luas.
QORUN
Yah, berhenti di sini.
Yang lainnya juga ikut berhenti saat mendengar perintah Qorun. Qorun menunjuk pematang sawah.
Keluarga Qorun menatap ke sawah yang berada pada tempat yang lebih rendah.
Mereka lalu melayangkan pandang ke area hutan di perbukitan sana.
ONAL
(ke Qorun)
Hutannya serem, ya Dek? (beat) Tapi kayaknya deket ini, guys. Mmm...2 kilo dapet kayaknya.
EVA
3 kilo.
IBU
Kalian ada yang pernah kesana?
Qorun mengisyaratkan agar orang-orang di dekatnya turun ke sawah. Mereka menyingkap masker hampir bersamaan, kecuali Ayah.
Qorun turun dari gendongan sang Ayah. Ia berjalan keluar dari aspal, menuju tepi jalan, melompati selokan air, mendarat di pematang sawah.
IBU
(ke semua orang)
Ayo!
ONAL
Hei, hei...ni lele mau dikemanain?
CUT TO
EXT. AREA SAWAH - TEPI SAWAH DEKAT JALANAN - MALAM
Lele-lele mati dalam karung ditumpah ke dalam selokan air yang berada di antara tepi jalan dan sawah itu.
AYAH
Lewat sini?
Qorun mengangguk.
IBU memandang ke arah jalanan yang letaknya agak tinggi dari pematang sawah itu.
IBU
Ayo. Sebelum ada orang lewat.
Cahaya bulan di langit tersabut awan hitam. Mereka memandang langit.
Ibu menyalakan senter jadulnya. Eva menyalakan senter Hp-nya.
Ayah mengambil alih senter.
QORUN
Harus Qorun yang di depan. Dia yang tahu jalan...
CUT TO
EXT. AREA SAWAH - (-+) 300 METER DARI JALANAN - MALAM
Mereka berjalan mengaluri pematang sawah yang berkelok. Qorun mengarahkan telunjuk. Ke arah telunjuk Qorun-lah Ayah yang memimpin jalan di depan.
Cahaya senter jadul disorotkan Qorun dari atas gendongan Ayah. Ibu berjalan memegang karung. Onal memegang sekop dan linggis dengan antusias. Dan Eva memegang parang.
Eva yang berjalan paling belakang tampak merasakan ada yang mengikuti. Dia berhenti berjalan.
EVA
Mah...
Orang-orang yang berjalan di depan juga ikut berhenti.
ONAL
Kenapa lu?
Eva tak menjawab. Dia menghidupkan senter hp, lalu mengedarkan cahaya hp ke area di belakang mereka.
IBU
(sambil jongkok meraba-raba mencari sesuatu)
Orang, Eva?
ONAL
Lu liat apaan? Setan?
Eva diam saja.
Ibu yang tak menemukan yang tak menemukan 'sesuatu' langsung berdiri.
Eva pun mulai mengikuti langkah orang-orang di depan.
Dan, kita bisa melihat, samar-samar ada sosok yang muncul-timbul kepalanya dari merunduk-sembunyi di rumput liar sawah itu. Mengintai. Lalu merunduk kererumputan pematang sawah lagi.
CUT TO
EXT. AREA SAWAH - (-+) 1000 METER DARI JALANAN - MALAM
Cahaya senter tampak menyinari jalur pematang sawah di depan kita.
Ayah berhenti melangkah. Yang berjalan di belakang terpaksa berhenti.
AYAH
(sambil menurunkan Qorun)
Ayah ngambil nafas dulu.
EVA
Maskernya dibuka dulu, Yah.
Ayah menurunkan masker ke dagu. Ia menoleh ke Ibu yang sedang memandang langit.
QORUN
Qorun jalan kaki aja ya, Yah. Ayah pasti capek kan gendong Qorun.
IBU
(agak marah)
Jangan. Kamu cukup nunjukin jalan. Jangan jalan kaki lagi.
Qorun terdiam. Ayah memperbaiki letak kacamatanya. Eva menoleh ke belakang. Onal tampak menggaruk-garuk tato di lengannya.
IBU (cont'd)
Qorun tau gak? Kakek yang bawa Qorun ke hutan itu harusnya juga jangan biarin kamu pulang jalan kaki...
Qorun
(melirik ke Ayah yang termenung)
Kalo Qorun pulang gak jalan kaki, cuman langsung nyampe rumah...gimana Qorun bisa tahu jalan ngambil emas, Mah?
Ibu menurunkan tatapannya dari langit, melirik Ayah.
AYAH
Ayo jalan lagi.
ONAL
(ke Qorun)
Onal aja yang gendong kamu, Dek.
Ayah tampak hendak protes, tapi mengurungkan niat.
IBU
Lagian kenapa, sih kalo Onal yang gendong Qorun?
CUT TO
EXT. DATARAN SETELAH AREA SAWAH - MALAM
Keluarga Qorun keluar dari pematang sawah terakhir. Mereka mulai melangkah di antara tanah dataran yang ditumbui semak-semak dan rerumputan liar lainnya setinggi badan Onal yang mengendong Qorun.
Qorun mengarahkan telunjuknya lagi.
CUT TO
EXT. KAKI BUKIT - MALAM
Mereka tiba di kaki bukit hutan itu. Mereka semua tampak kelelahan. Terutama Ayah. Kecuali Qorun. Qorun turun dari gendongan dan mulai naik menanjak, menapaki sebuah alur jalan setapak kecil.
Beberapa langkah ia berhenti. Ia menoleh ke keluarganya yang agak mendongak menatapnya. Yang menatap capek!
IBU
(sambil terengah-engah)
Sekedar untuk diingat. Kita masuk hutan ini untuk ngambil emas, teman-teman. Bukan untuk ngambil kayu bakar.. Jadi bakar semangat kalian...ayo jalan lagi!
Ayah, Eva, Onal mengernyit.
Ibu melangkah dengan enteng menyusul Qorun.
CUT TO
EXT. HUTAN - JALAN SETEPAK -MALAM
Keluarga Qorun menelusup jalan setapak hutan yang menanjak itu.
CUT TO
EXT. HUTAN - AREA YANG AGAK DATAR - MALAM
Keluarga Qorun tiba di bagian bukit yang yang agak datar. Dan nafas mereka sudah di ubun-ubun. Qorun tertawa kecil.
QORUN
(sambil menepuk bahu Onal)
Disini, bang. Udah nyampe.
Onal menurunkan Qorun dari atas punggung. Capek juga dia.
EVA
Udah nyampe, nih?
IBU
(meski terengah-engah)
Qorun, dari tadi ibu gak liat ada goa disini?
QORUN
Goanya di bawah, Mah.
IBU
Hah, di bawah mana?
Qorun menunjuk ke sisi lereng bukit.
IBU
Trus kenapa berhenti di sini?
Qorun menunjuk Ayah yang tepar di atas tanah. Ibu tersenyum kecil sambil geleng-geleng.
Ibu menghampiri Ayah yang rebahan di atas tanah sambil memejamkan mata itu.
IBU
Suamiku, ayo bangun. (beat) Suamiku!
AYAH
Bentar, Mah.
IBU
Suamiku bangun. Nanti kamu dilangkahin setan, lho.
Sementara itu--
Eva melayangkan pandang ke arah datangnya mereka. Matanya menyipit curiga. Onal memergoki ekspresi Eva.
ONAL
Liat setan lagi lu?