Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Qorun's Family
Suka
Favorit
Bagikan
1. Pandemi Covid-19

EXT. SAWAH - SENJA

Kita berdiri di antara area persawahan luas yang belum ditanami padi itu....

Kita lalu melayangkan tatap ke arah hutan di perbukitan.

DISSOLVE TO

EXT. SAWAH - MALAM

Senja kini telah berganti malam. Kita berada di antara suasana sawah yang temaram sembari menatap hutan dan gunung yang tampak agak menyeramkan.

FADE OUT

EXT. DEPAN KANTOR DESA SUKAMAKMUR - PAGI

Puluhan demonstran yang terdiri dari warga yang berwajah murung dan pemuda mahasiswa berwajah marah berkerumun menutup akses jalan di depan pagar kantor desa. Jarang yang pakai masker.

ORATOR

(lantang)

Pokoknya Saudara-saudara, kalo Pak Kades tidak juga kunjung menemui kita, dan menjel-laskan kemana lar-rinya dana bantuan yang har-rusnya menjadi hak bapak-ibu sekalian, maka kita akan men-nunggu disini sampai ka-pan-pun. SETUJU?

PESERTA DEMO

(kompak teriak)

SETUJU!

Sebuah mobil Pick-up tampak datang hendak melalui jalanan. Tapi terhalang demonstran.

Demonstran diklakson-klakson hanya bergeming. Acuh tak acuh. Bahkan ada yang mengusir untuk putar balik. Mobil itu pun tampak putar balik.

Kemudian, di antara para demonstran mulai terdengar bisik-bisik, "Ah, kelamaan, nih. Kita terobos aja".

Ada yang teriak, "Pak Kades, keluar kau, kami tahu kamu sembunyi di dalam!"...

Warga hilang kesabaran. Wajah mereka kini tampak marah. Mereka mulai maju, berdesak-desakan, menerobos pagar kantor desa. Sang Orator berusaha menenangkan massa namun tak digubris.

Puluhan aparat petugas yang semuanya menggunakan masker, yang telah sigap menghadang di depan pagar, kontan mencegat mereka. Terjadilah saling dorong.

Lalu keos.

EVA, (P/18), mundur dari alur barisan, tak ikut-ikutan, Ia hendak berbalik pergi_

Eva menoleh ke nenek renta di dekatnya yang tampak sedang tertawa lucu menonton kegaduhan di depan pagar kantor desa itu. Giginya ompong.

CUT TO

INT. KAMAR EVA - SIANG

Eva menjatuhkan badannya ke atas kasur. Menghembuskan nafas kebas. Menguap.

Eva menoleh ke seragam SMA yang digantung di dinding kamar. Yang dicoret-coret khas kelulusan sekolah itu. Ada tulisan "Angakatan Covid-19" di kemejanya.

Eva tampak menghitung dengan jari. Melamun.

EVA

(menggumam)

Korona udah berapa bulan, ya? 2 bulan? Ah, enggak. 3 bulan...4 bulan? 5 bulan?

Eva menghembuskan nafas lagi. Ia lalu menatap ke arah kita.

EVA (V.O)

Baru beberapa bulan, Covid udah bikin keluarga gue makin susah aja.

CUT TO

EXT. SAMPING RUMAH - KOLAM LELE - MENJELANG SORE

Eva (V.O cont'd)

Ayah gue kena PHK dari pabrik tempat ia kerja.

AYAH (50-an), melempar makanan ikan ke kolam yang dipenuhi oleh Lele yang menggeliat di permukaan air.

Ayah tiba-tiba batuk-batuk. Dia tampak cemas. Ia lalu memperbaiki letak maskernya.

CUT TO

EXT. PASAR TRADISIONAL YANG CUKUP MODERN - SORE

EVA (V.O cont'd)

Ibu berhenti jualan setelah dilarang jualan di pasar...

IBU (43), mengulurkan dua ikat kangkung. Pembeli menyodorkan 20 ribu. Ibu tampak mencari uang kembalian di tas uang.

Sekonyong-konyong muncul SATPOL-PP dan mulai membongkar lapak-lapak jualan. Pedagang yang bapak-bapak mencoba melawan. Pedagang yang ibu-ibu histeris. "Trus kami mau makan apa kalo kami nggak jualan, Pak!"

Ibu meraih tomat busuk dari dagangannya. Ia melempari Satpol-PP. Kena muka Satpol-PP yang berdebat dengan ibu-ibu pedagang yang protes itu.

CUT TO

EXT. DAPUR - MALAM

EVA (V.O cont'd)

Dan tiap hari gue harus makan lele dari kolam Ayah, yang dimasak penuh 'cinta' oleh ibu.

Kita melihat detil seekor lele yang masih hidup diletakan dan dipukul kepalanya.

CUT TO

INT. DAPUR (MEJA MAKAN) - MALAM

Ayah sedang menonton berita di TV tentang "Penjemputan seorang anak kecil oleh Satgas Covid setelah dia tetapkan positif Covid-19 pasca memeriksakan diri dua hari sebelumnya saat diperiksakan orangtuanya ke Rumah Sakit".

Sepiring lele goreng dihidangkan ke atas meja makan.

Ayah menoleh ke arah Eva yang tampak manyun.

AYAH

Kenapa? Bosen lagi?

EVA

Ya, lauknya itu-itu mulu, Yah. Udah ngga asyik.

AYAH

Colok sambel biar asyik. Liat tuh, Qorun. Mantep, kan?

Qorun tampak senang-senang aja mengunyah nasi, sambel dan lele yang ada.

Ibu bergabung di meja makan. Ia menodongkan remot ke arah TV. Berita Covid berganti acara KUIS FAMILY 100 juta.

AYAH

(Protes)

Mah?!

IBU

(Menyuruh diam dengan singkat padat ala ibu)

Sshhhhh.

Ibu mulai makan nasi sambel sambil menonton keluarga di TV yang menang kuis, dan mengkhayal.

EVA

Mah, Eva baru-baru ini googling, ternyata, Mah, acara family 100 juta cuman setingan. Gak bener dapet 100 jutanya.

QORUN

Setingan itu, apa, Kak?

EVA

Boongan.

IBU

(tanpa menoleh)

Moga aja memang boongan, Va. Ibu iri.

EVA

Eva iri sama anak-anaknya.

Qorun menoleh ke acara TV. Kagum juga.

Ayah menggeleng-geleng. Anak-istrinya pada melongo menatap keluarga pemenang kuis di TV.

AYAH

(memanggil pelan)

Qorun...Qorun.

Qorun menoleh patuh.

AYAH

(pelan)

Qorun kamu gak boleh iri kayak gitu, ya. (beat) Qorun gak boleh iri hati, janji?

QORUN

(mengulang perkataan ayah)

Qorun gak akan iri hati, janji.

AYAH

(membesarkan suara, menyindir Ibu dan Eva)

...Dan, Qorun juga harus bersyukur dengan apa yang ada. Biarpun lauk malam ini lele lagi, kita harus tetap menikmatinya. Di luar sana banyak orang yang gak bisa makan...'lele' seperti kita.

Mendengar perkataan Ayah, Ibu teringat seseorang.

IBU

(bergumam)

Onal udah makan apa belum, ya.

EVA

Hah? Kenapa, Mah?

Ibu menoleh dan memandangi semua anggota forum meja bundar itu.

IBU

(ke Eva)

Masih punya kuota kamu?

EXT. BERANDA RUMAH - MALAM

Ibu memegang Hp. Menunggu panggilan video WA itu tersambung. Eva manyun lagi.

EVA

Kuota Eva tinggal dikit, Mah. Nanti abis, dong. Eva aja rela gak buka-buka sosmed demi mode hemat. VN aja ya, mah. Ya?

IBU

(menyuruh diam ala ibu)

Ssshhhhh!

Qorun menempelkan jari telunjuknya ke bibir, "Ssshhhhh".

Eva mencibir.

ONAL (29) muncul di layar Hp. Bertelanjang dada nan penuh tatto. Menyender di dinding kosan yang pucat.

ONAL

(berusaha riang)

Assalamualaikum My Family. Mother, Qorun, E_eh, mau kemana lu, Va?

Eva pergi. Ibu segera menyorot langkahnya dengan kamera biar dilihat Onal.

IBU

(meledek Eva)

Liat tu adekmu. Udah kenyang langsung pengen tidur. (Layar Hp diarahkan kembali ke ibu lagi) Kamu udah makan? Kamu kurus banget, lho ini.

ONAL

Lagi diet, Mah.

IBU

Lagi diet apa lagi nggak ada job?

Onal tertawa sedih.

IBU (cont'd)

Jangan sampe mati kelaperan di sana kamu. Nanti dikira kena korona lagi...

CUT TO

INT. RUANG TENGAH - DEPAN PINTU KAMAR EVA - MALAM

Daun pintu kamar dibuka, Eva berdiri di depan pintu kamar, menengok ke arah beranda. Masih terdengar sayup-sayup suara ibu dan Onal mengobrol.

Dari arah dapur muncul Ayah mengangkat TV menuju meja depan sofa butut ruang tengah.

AYAH

(tersenyum mahfum)

Kenapa lagi kamu?

Eva hanya manyun, ia balik ke dalam kamar.

CUT TO

INT. KAMAR EVA - MALAM

Eva menjatuhkan dirinya di atas kasur. Melamun. Menguap.

CUT TO

CLOSE-UP ON LAYAR TV

Kita mulai mendengar lagu dari DELINQUENT HABIT - "Return of the tres" seiring kita melihat montage dari berita Covid-19 mulai dari kasus awal hingga kasus terbaru...dimana kasus postif terus naik...

CUT TO

EXT. DESA SUKAMAKMUR - AERIAL SHOT

Kita melihat Desa Sukakmur dari view atasnya.

CUT TO

INT. KAMAR MANDI (RUMAH PAK KADES) - PAGI

Ibu sedang mengucek kemeja batik di antara cucian seember di dekatnya.

Pak Kades (48) muncul dan jongkok di ambang pintu, masih dengan seragam dinas.

PAK KADES

Cocok sekali kamu, Ra, pas lagi nyuci kemeja abang. Berasa kayak istri yang lagi nyuci.

Ibu melempar kemeja batik itu sehingga menghantam dinding kamar mandi.

Pak Kades kaget. Tapi dia malah nekat mendekat.

PAK KADES

Ra...jangan galak dong. ya? Nanti kamu abang belikan i-phone, deh. Ok?

Ibu tak hirau. Tangannya hanya terus mengucek.

Pak Kades hendak menggenggam tangan Ibu yang berbalut busa sabun itu.

Wanita gendut (41), yang tampaknya baru pulang dari pasar, muncul di ambang pintu: Bu Kades!

BU KADES

(menggelegar)

Ooo...jadi ini maksudnya ngajakin mantan jadi kuli cuci? Hah? Bilangnya kasian. Taunnya...karena sangean! Dasar lelaki ga_

PAK KADES

(gelagapan)

Bun...Bunda. Bun...nanti didengerin warga, Bun.

BU KADES

Biarin....Biarin. Biariiin!

Ibu berhenti mengucek baju, ia bangkit menghampiri. Maju.

IBU QORUN

Bu Kades mau mecat saya, kan?

Bu Kades menciut. Mundur. Awas.

IBU QORUN

(Mengulurkan tangan)

Gaji 3 minggu 1 hari + uang pesangon + uang tutup mulut!

PAK KADES

(heran)

Uang tutup mulut apa?

CUT TO

EXT. BERANDA RUMAH PAK KADES - PAGI

Ibu Qorun keluar rumah sambil menghitung jumlah rupiah dalam genggaman.

IBU

Seratus + tujuh puluh + lima ribu.

Ibu mengedarkan pandang.

IBU

(memanggil)

Qorun. Ayo balik!

Qorun yang sedang "mabar" PUBG di sudut beranda rumah Pak Kades, menoleh, menghampiri. Teman-teman Qorun tampak protes. Salah seorang temannya malah sampai hp-nya jatuh ke lantai.

QORUN

Kok cepet pulang, mah?

IBU

(memamerkan gajinya)

Ibu udah banyak duit. Ayo!

Ibu menggandeng jalan Qorun.

QORUN

Mah, duit wifi Qorun belum dibayar.

IBU

Berapa duit?

QORUN

24 hari x 3000.

Ibu Qorun menelan ludah, ia melongok ke dalam rumah sekilas.

IBU

Ah, nanti aja.

EXT. HALAMAN RUMAH PAK KADES

Mereka jalan beriringan.

QORUN

Nanti itu kapan, Mah?

IBU QORUN

Nanti itu kalo korona udah gak ada lagi.

Qorun mengangguk-angguk.

CUT TO

INT. RUANG TENGAH - SOFA - MALAM

Sedang terdengar berita tentang ”Covid-19 yang telah berdampak terhadap ekonomi masyarakat secara luas".

AYAH (O.S)

Kopi pahit. Kopi pahit. Gulanya abis. Gula abis.

Ibu yang duduk lesu di sofa depan TV tampak mumet mendengar perpaduan nyanyian ngasal dan berita Covid itu.

Tv dimatikan. Remot Tv di sembunyikan di sudut sofa.

AYAH

Lho, lho, lho!

IBU

Pokoknya, emas perhiasanku jangan dijual.

AYAH

Digadein.

IBU

Pokoknya jangan. Kalo pengen duit. Kerja!

Ayah batuk-batuk. Ia memakai maskernya.

AYAH

Ibu pengen Ayah berkeliaran di luar? Trus kena covid? Trus mati? Trus Ibu CLBK ama mantan ibu itu?

Ibu diam.

AYAH

(suaranya memelan)

Gadein emas-mu dulu, ya? Nanti ditebus.

IBU

Tebus pake apa? Usaha lelemu aja gak ngasilin duit. Cuman buang-buang duit.

Ayah menatap dengan perasaan terluka.

AYAH

Ya sudah. Tidak usah. Yang penting jangan ngeluh lagi soal ini-itu abis. Beras abislah. Apalah. (beat) Sini remotnya!

Ibu bergeming. Ayah mencoba mencarinya sendiri.

AYAH (CONT'D)

Mah, remot tadi kemana?

IBU

(ngedumel)

Gak ada duit kok malah sibuk nyari remot.

Ayah melempar gelas kopi ke lantai. PECAH! Ia tampak mencoba menahan amarah. Ibu bergeming.

Ayah datang mengepit TV, seperti hendak membantingnya ke lantai.

EVA

(muncul menghalangi)

Ayah! jangan, yah! jangan dibanting TV-nya!

AYAH

Siapa yang pengen ngebanting?

EVA

Lha?

AYAH

Ayah mau bawa ini ke Pak Syamsul. Dijual....

Qorun

(sambil mengacungkan HP ke arah ayahnya)

Jual HP Qorun aja, Yah!

Ayah menoleh ke Qorun. Qorun tampak menghampiri Ayah dan mengulurkan HP, lalu langsung lari ke arah dapur.

EVA

Mau kemana, dek?

QORUN

(tanpa menoleh)

Pengen pipis.

EVA

Gak takut sendirian?

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar