Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PENULIS BAYANGAN
Suka
Favorit
Bagikan
13. 13

36.EXT. SUPERMARKET - SORE HARI.

Benjamin sedang memilih keripik dijajaran banyak macamnya. Terkejut dengan ketukan pada bahunya.

LYSIA
(melambaikan tangan dengan senyum lebar) Hallo, Benjamin. Kita sering banget ketemu ya akhir-akhir ini.
BENJAMIN
(sedikit terkejut dan segera balas senyum) Oh, hai, Lily. Iya, kamu tinggal disekitar sini? 
LYSIA
Iya, aku anak kos di deket sini. Di gang ujung sanaa.
BENJAMIN
Pantes, mungkin karena kita udah kenal terus sama-sama tinggal di daerah sini.
LYSIA
Iya juga sih ya, tapi omong-omong kayanya kamu masih sama murung kaya terakhir kali kita ketemu. Masih mikirin hal yang sama?
BENJAMIN
Haha..Sekarang yang banyak tau tentang saya nambah satu orang kayanya. Dan, ya, masih di masalah yang sama. Makin berat pundak saya rasanya.
LYSIA
Kalo gitu sekarang lupain dulu sebentar, gimana? (tersenyum dengan mata berbinar) Udah selesai kan belanjanya?

Setelah Benjamin mengangguk mengiyakan, mereka berjalan menuju kasir dengan sedikit bincang kecil.

BENJAMIN
Kalo kamu anak kos di deket sini, kamu bukan orang asli Jakarta?
LYSIA
Aku asli sini, cuma pengen ngerasain hidup mandiri aja. Ternyata gak sesusah yang diceritain orang-orang.

Setelah selesai membayar belanjaan, Benjamin dan Lysia keluar dan sedikit bingung harus bagaimana.

BENJAMIN
Saya bawa mobil. Belanjaan kita taro aja dulu, mungkin?
LYSIA
Kamu bawa mobil? Kalo gitu kita pergi pake mobil kamu aja. Aku kirain kita sama-sama jalan kaki. yuk..! 

37.INT. MOBIL BENJAMIN, BERJALAN DENGAN KECEPATAN RENDAH - MALAM HARI

LYSIA
Kita mau ke Jakarta Aquarium dan Safari, kamu tau, kan?
BENJAMIN
Kita mau kesana? Di umur segini?
LYSIA
Apa salahnya, kan. Kita tuh harus liat banyak ikan disana. Ilangin sedikit beban kamu dulu, kamu keliatan kaya orang yang sebentar lagi gila (tertawa renyah)

Benjamin yang melihat itu ikut tersenyum.

38.INT. JAKARTA AQUARIUM DAN SAFARI - MALAM HARI

Setelah membayar tiket, keduanya masuk. Lysia sampai melompat kecil karena senang.

BENJAMIN
Ini yang harusnya healing saya, kan, ya. Tapi kok kayanya kamu yang jauh lebih seneng ya.
LYSIA
Kan aku yang rekomendasiin, sini deh, Benjamin. (Mengajak Benjamin mendekat dengannya didekat kaca yang memperlihatkan banyak jenis ikan)

Benjamin mendekat, ikut memperhatikan berbagai macam ikan yang ada disana.

LYSIA (CONT'D)
Kamu liat, kan. Dari banyaknya ikan disini mereka punya keunikan masing-masing. Gitu juga manusia, namanya aja sama 'manusia' tapi gak ada yang tau siapa mereka, karena setiap manusia punya identitas masing-masing. Karena setiap manusia punya perasaan masingmasing. dibanyakanya manusia di dunia ini kenapa aku yang paling kesusah, kata manusia yang lain.
LYSIA (CONT'D)
Tapi di sisi dunia yang lain ada juga yang bilang, semoga kesulitan ini akan bawa banyak kebahagian nantinya. Ada disisi yang lain juga, entah kenapa rasa bahagia kerasa bakal ilang sampe gak bisa dinikmatin sama sekali. Banyak perspektif orang-orang yang kita gak pernah tau seberapa luas. Gitu juga kemampuan, gitu juga keputusan.

lysia menatap Benjamin yang ternyata tengah menatapnya juga.

LYSIA (CONT'D)
Aku gak tau juga sebenernya diantara rasa yang aku rasain selama ini, ada perasaan orang lain yang aku bunuh. Ternyata aku memang orang yang egois demi hidup aku sendiri gak mikirin perasaan orang lain. Aku kira, aku satu-satunya burung yang terbelenggu, ternyata setelah memilih bebas, ada sepasang sayap burung lain yang aku patahkan.
BENJAMIN
Kalau gitu, apa kamu udah pernah minta maaf ke dia? Kadang kata maaf memang sepele tapi makna nya bisa berarti banget buat orang lain.
LYSIA
Aku gak berani, karena selama ini aku gak pernah mikirin seberapa mati rasa dia sekarang mungkin, sampe kamu dateng bawa cerita yang buat aku sadar saat itu juga. Ternyata, diatas keputusan aku yang juga pergi, ada yang berusaha bertahan ntah sampai kapan.

Lysia yang merasa suasana semakin sendu pun menggelengkan kepalanya kuat.

LYSIA (CONT'D)
Ihhh, kok jadi melow gini sihh, Lysia. Bukan waktunya sedih sedihan tau gak.
 BENJAMIN
(TERTAWA KECIL) saya gak keberatan juga jadi pendengar.
LYSIA
Yaudah lanjut kesana yuk.

Benjamin menahan tangan Lysia yang baru saja mau melanjutkan langkah.

BENJAMIN
Tunggu, nama kamu, Lysia?
LYSIA
(mata terbelalak)Ya ampun, aku kceplosan ya, maaf. Iya nama asli Lysia, kemarin aku mikirnya kita gak bakal ketemu lagi jadi aku pake nama panggilan aku yang gak banyak orang tau, ternyata kita ketemu lagi (tersenyum )
BENJAMIN
Kamu Lysia, penyiar radio Aviate FM?
LYSIA
Dari mana kamu bisa tau, jarang banget ada yang tau saluran radio aku, soalnya agak malem disiarin.

Dengan tiba-tiba Benjamin menggengam erat tangan Lysia. Maju selangkah lebih dekat.

BENJAMIN
saya tau kamu, saya selalu denger siaran kamu, yang entah kenapa jadi penyemangat saya akhir-akhir ini.
LYSIA
Ini beneran? Kamu pendenger siaran aku?
BENJAMIN
Iya, dan saya mau banyak terimakasih karena suara kamu yang bisa sampai kesana, bisa buat saya masih memilih bertahan.
LYSIA
Aku seneng banget, ternyata ada pendenger yang jadiin aku semangatnya, makasih banget Benjamin.  
LYSIA (CONT'D)
Kok kita jadi sama-sama bilang maksih gini, tapi beneran Benjamin. Aku seneng banget, terimasih udah mengapreasikan suara aku. Aku benran mau nagis karena seneng banget sekarang.
BENJAMIN
Saya juga seneng bisa ketemu kamu. Pantes aja, kamu pinter banget buat kalimat-kalimat kaya tadi dan waktu pertama kita ketemu juga.
LYSIA
Aku beneran nagis, Ben. Aku beneran seneng bangett.

Benjamin yang tidak sadar memeluk Lysia yang mulai menangis.

BENJAMIN
Terimakasih ya, Lysia. Berkat suara kamu pasti diluar sana banyak yang akhirnya percaya ke diri mereka. buat lanutin langkah mereka. Suara kamu bisa digapai sama orang-orang termasuk saya yang lagi dititik paling rendah. Buat percaya kediri sendiri. Terimakasih ya, Lysia.
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar