7.EXT. BAGIAN LUAR CAFE, JAM MAKAN SIANG
BANG WIRA
Gimana Ben, meeting sama Bapak Kuswan Rajendra. Tokoh yang diakui publik tentang keluarga, usaha sama sikap baiknya, yang gue liat dan tau. Dia sukses di usia muda pake usaha sendiri dari kantor kecil jadi salah satu perusahaan properti paling besar. asetnya sampe 30 triliun lohh.
BENJAMIN
perusahaannya pertama berdiri di tahun 1989, beliau ini ternyata punya banyak strategi pemasaran. banyak aset dibangun antara villa sama perumahan. Bahkan banyak properti seperti tanah.
BANG WIRA
Ngomongin apaan sih lo, Ben?
BENJAMIN
pertama kali perusahaan Rajendra dibangun, banyak tanah yang diakuisisi, dan banyak juga tanah yang berasal dari warisan keluarga. Ternyata beliau ini juragan tanah ditahun itu. oh, bukan, ayah beliau yang punya banyak aset tanah.
BANG WIRA
Ben, baca apa sih, lo, berasa ngomong sendiri, berasa orang goblok gua.
BENJAMIN
Materi awal yang udah dikasih sama sekertaris Pak Kuswan.
BANG WIRA
Lo, kan, udah sering dapet banyak klien modelan dia, Ben. Bahkan beberapa penulis terkenal pernah make jasa lo.
BENJAMIN
(tertawa kecil) iyaa, sayangnya saya cuma bisa jadi bayangan aja Bang. Saya berusaha buat perkenalkan karya saya gak ada pihak penerbit yang tertarik.
BANG WIRA
Lo masih mau nerbitin novel, Ben? Bukannya gaji lo jadi ghost writer udah lumayan banget ya. Sampe kebeli mobil. mungkin lo juga udah bisa beli rumah.
BENJAMIN
Mimpi saya dari dulu itu jadi penulis yang tulisannya bisa sampai di pembaca. Saya gak apa kalo mereka cuma tau buku saya dan gak tau siapa penulisnya. Saya hanya ingin karya saya bisa menjadi satu hal favorit buat para pencinta buku. Walau cuma satu, Bang.
BANG WIRA
Dijaman sekarang memang persaingan justru makin ketat, Ben.
BANG WIRA (CONT'D)
Apalagi banyak sekali anak muda yang sudah merangkap menjadi penulis di masa SMA. Lewat platform-platform yang sudah ada. Bukannya gua mau jatohin harapan lo, gua yakin malah karya lo bagus. Tapi saran gua, ikuti yang lagi sedikit trend sekarang.
Benjamin mendengar itu dengan seksama. Pikirannya jatuh pada karya yang baru saja beberapa hari lalu ia kirimkan melalui email.
8.INT. MOBIL BENJAMIN, DITENGAH MACET KOTA - MALAM HARI
Benjamin mendengar Radio yang masih memutar lagu bernada pelan, Benjamin merasa lelah dan linglung. Hingga suara seorang penyiar radio mengalihkan dirinya dari deretan mobil yang ada didepannya.
PENYIAR RADIO
Hari ini, banyak sekali hal yang terjadi ya, hah... rasanya makin sulit menjalani hari yang terus datang tanpa diketahui apa yang dikerjakan. Bingung akan tujuan, tidak tahu arah, atau bahkan menjalani satu pekerjaan yang sama sekali buka hal yang kita senangi. Menjalani hari yang monoton karena tidak juga tahu apa sih tujuan kita masih berdiri ditengah dunia yang berisik dan berputar terus tanpa henti. Aku tidak tahu persis apa yang sudah kamu alami, tapi sekarang lihat seberapa jauh kamu berjalan, seberapa banyak loncatan yang kamu lakukan tapi juga tidak sampai tujuan hanya dapati terjatuh terus-terusan. Aku tahu, kamu masih bersedia bertahan ditengah arung jeram karena kamu yakin akan apa yang kamu percayai.kamu yakin, bahwa segala yang telah kamu lalui tidak akan terbuang sia-sia. Dan, aku ingin kamu selalu seperti itu, kita semua, batu loncatan tidak berhenti disana dan kamu memilih untuk lompat kembali, kamu hebat, kamu selalu jadi yang terhebat dalam hal betahan. Maka, lanjutkan, kamu masih punya banyak waktu.
PENYIAR RADIO (CONT'D)
(tertawa kecil) Lagu selanjutnya, Runtuh oleh Feby Putri dan Fiersa Basri.
Tanpa terasa air mata Benjamin terjatuh ditengah lagu, rasanya seperti ada seseorang yang menepuk kepalanya. Katakata penyiar itu mampu buat dirinya menagis tanpa ragu, bagai ia mengetahui bagaimana hari ini bagi Benjamin dan seluruh orang diluar sana.
BENJAMIN
Benar, masih ada banyak waktu, batu loncatan bukan sampai disini, Benjamin. Perjalanan masih panjang dan kita akan sampai dimana garis mungkin mencoba tidak lagi sia-sia.