28.EXT. TAMAN KOTA - SORE HARI
Bejamin termenung di kursi yang sama ia tempati malam itu.
BENJAMIN
Ternyata banyak orang yang rela matiin mimpinya demi suatu hal yang dia anggap penting. Mimpi orang lain, atensi yang gak pernah didapet.
Menghela nafas, Benjamin menatap kearah kakinya yang menggesek pada tanah. Sampai sebuah sentuhan pada bahu mengagetkannya.
LYSIA
Hai, Benjamin. Gak nyangka loh ketemu kamu hari ini.
Benjamin tersenyum sejenak lalu kembali menghadap kearah sepatunya.
LYSIA (CONT'D)
Kali ini apa? Apa lagi yang ganggu pikiran kamu sekarang? Bagi ke aku coba siapa tau aku bisa aja bantu.
BENJAMIN
(menghela nafas, mengangkat kepala kmenatap Lysia) Menurut kamu, apa kamu bisa singkirin mimpi kamu demi mimpi orang lain dengan mudah?
LYSIA
Singkirin mimpi demi mimpi orang lain? (berpikir sejenak)
LYSIA (CONT'D)
Pasti gak mudah. Mau siapapun itu buat keputusan kayak singkirin mimpi gak ada yang mudah. Itu sama aja mematikan raga demi hidup orang lain. Dan, kalo memang ada. Orang itu hebat, pundaknya kuat.
BENJAMIN
saya baru pertama kali ini denger seorang sengaja melepas mimpinya. Demi mimpi orang lain, pula. Dia berani buat itu demi hal yang bahkan bukan tempatnya. Tempat orang lain. LYSIA Mungkin, orang itu...orang yang pentig buat dia. Dan mungkin alasan dia bukan karena tempat yang dia sekarang injak. Karena, aku kenal seseorang yang selalu berani buat ambil keputusan yang sama sekali gak pernah kepikiran buat dia lakuin. satu alasan dia, buat seseorang bangga buat langkah yang diambil.
Benjamin menatap kearah Lysia yang matanya mulai berkaca.
LYSIA (CONT'D)
Hari ini langitnya bagus banget, sampe buat aku mau nangis liatnya.(menutup muka dengan tangannya, tertawa kecil)
melihat kearah langit yang mulai berubah kuning keemasan.