Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
나비 (Na-Bi)
Suka
Favorit
Bagikan
8. Minder

56

Keesokan harinya

Setelah kejadian kemarin Dita menjadi minder, tidak percaya diri, dan takut berada ditengah kerumunan.

Saat Dita baru sampai di parkiran kampus, tapi ia merasa banyak orang yang memperhatikannya dan membuatnya tidak nyaman

1. EXT - PARKIRAN - SORE

DITA (V.O.)

Semakin hari aku semakin takut untuk berada ditempat yang banyak dikunjungi banyak orang, aku semakin takut mendengar komentar orang lain tentang diriku, aku semakin sering berpikir bahwa ketika berada dikeramaian aku selalu menjadi pusat perhatian mereka.

(beat)

Aku sangat takut, dan aku gak tau harus melakukan apa.. Aku ingin keluar dari kondisi ini, aku ingin hidup normal seperti layaknya kebanyakan orang.

Dita berjalan ke kelas sambil nenundukkan kepalanya dan berjalan sangat cepat. Seperti orang yang sangat ketakutan.

2. INT - KELAS - SORE

ANITA

Dit, sini duduk. Anita sambil menunjukan bangku kosong yang ada disebelahnya

DITA

Iya makasih Nit, tapi aku mau duduk dibelakang aja. Dita langsung pergi ke barisan belakang.

FERA

Wah, Dita kenapa tuh? Jangan-jangan....

(beat)

Ah gak boleh suudzon. celetuk Fera

ANITA

Hush, gak boleh gitu Fer. Dosa

57

PUTRI

Tau ya, si Fera bisa-bisanya suudzon. Eh tapi lu mikir apaan Fer?

FERA

Ye bambang, katanya ga boleh suudzon, tapi lu kepo gimana sih.

EVA

Tau ya, sama aja ah lu berdua.

CUT TO:

Bella menyadari ada yang aneh dari Dita langsung pergi menghampiri Dita dan menemaninya duduk dibelakang.

BELLA

Kok lu gak gabung sama temen-temen lu Dit? Ada masalah ya?

(beat)

Cerita dong sama aing.

DITA

Engga kenapa-kenapa kok Bel.

BELLA

Terus kenapa kaya jaga jarak?

DITA

Ya, gapapa. Cuma lagi pengen sendiri Bel.

BELLA

Oke deh, tapi kalau ada apa-apa cerita ya?

DITA

Iya bel. Tenang aja.

BELLA

Janji? Bella mengangkat jari kelingkingnya dengan maksud menyuruh Dita berjanji

Dita hanya mengangguk.

DITA (V.O.)

Maaf Bel, gue belum bisa cerita tentang masalah sekarang.

Setelah kelas selesai, Dita pun langsung terburu-buru pulang. Tanpa berbicara apapun kepada teman-temannya.

58

Anita yang melihat Dita seperti itu merasa sangat khawatir.

Anita, Eva, Fera dan Putri masih berada di dalam kelas.

ANITA

Dita kenapa ya?

FERA

Kayanya dia lagi ada masalah, cuma belum bisa cerita ke kita.

PUTRI

Ya udah, kita tunggu aja sampe dia bener-bener siap buat cerita ke kita.

EVA

Yap, betul. Yuk ah pulang

Lalu mereka semua pulang. Mereka semua berpisah diparkiran, karena arah pulang mereka berbeda.

CUT TO:

Seminggu berlalu, Dita semakin tertutup dengan orang lain. Termasuk ke teman-temannya dan Alvin.

Dan pucaknya hari ini, pikiran Dita sangat berantakan tak karuan, Dita semakin ketakutan dengan Dunia luar, bahkan ia tak pernah keluar dari kamarnya selama seminggu, tidak masuk kuliah dan tidak menyalakan HP. Dita sangat putus asa.

(back sound) Last Child - Dairy Depresiku

3. INT - KAMAR DITA - MALAM

Dita duduk dimeja belajarnya, dan membuka buku menulisnya, lalu memulai menulis.

DITA

Yang menurut kalian baik, belum tentu memang baik untukku dan yang menurut kalian buruk belum tentu juga itu buruk untukku. Setiap orang mempunyai pilihannya masing-sing dan setiap orang berhak untuk menentukan pilihannya itu.

59

Jika kamu tidak bisa memberikan hal yang positif untuk kehidupan orang lain, tolong jangan ditambahkan dengan komentar negatifmu tentang kehidupan orang itu, karena tak semua orang bisa menerima komentarmu dan itu akan menimbukan rasa tidak percaya diri kepada orang itu.

(beat)

Jika kesendirian itu banyak yang mengatakan mereka kesepian, lantas kenapa ketika aku berada dikeramaian tapi aku merasa sendiri?

Aku tidak ingin orang-orang mengetahui tentang kehidupanku yang sebenarnya, kehidupan yang dimana sangat menyedihkan dan berantakan.

Aku selalu iri melihat orang yang sedang bersama keluarganya mereka bisa tertawa lepas dan aku bisa merasakan kehangatan itu, sedangkan aku? Aku hampir lupa kapan terakhir aku merasakan kehangatan dan kasih sayang dari orang tuaku, atau mungkin tidak pernah?

Betinku sudah menjerit ingin keluar dari situasi ini, ingin menjalani kehidupan normak, ingin bahagia dan ingin mendapatkan perhatian serta kasih sayang yang cukup. Dalam kehidupan ini aku tak butuh hanya sekedar materi, tapi aku juga butuh support dan perhatian dari orang tua, aku lelah selalu diabaikan oleh mereka.

Aku cape mendengarkan keributan didalam rumah. Bukankah seharusnya rumah menjadi tempat pulang yang paling nyaman? Kenapa aku tidak bsia merasakan itu disini? Rumah ku bagaikan neraka yang ada di bumi.

Tangis Dita semakin menjadi, Dita histeris, setelah menulis ia jadi mengingat semua kejadian yang membuatnya trauma berada di rumah. Dita mulai kehilangan akal, dan ia melihat gunting yang ada di depan matanya dan segera mengambil itu, kemudian menggoreskannya ke tangannya hingga ia terluka dan banyak mengeluarkan darah.

Dita tak kehilangan kesadaran walaupun banyak darah yang keluar, Dita segera beranjak ke kasur dan setelah ia lelah dia mulai tertidur.

60

Keesokan harinya.

4. INT - KAMAR - PAGI

Keadaan Dita sedikit lebih baik dari pada semalam, dan ia memutuskan untuk menyalakan HPnya lagi. Ternyata banyak sekali notifikasi chat dan call dari teman-teman Dita, Bella, bahkan Alvin

Ditak tak menyangka, ternyata masih ada yang peduli dengannya walau hanya sedikit.

Belum selesai Dita membaca semua chat, kemudian ada video call masuk dari Alvin.

ALVIN

Dit? kemana aja sih kamu tuh?

DITA

Apa Al? Gak kemana-mana kok, selalu ada disini.

ALVIN

Ya terus kenapa seminggu gak ada kabar Dit? Alvin panik

DITA

Aku hanya menyendiri Al, menikmati duniaku tanpa ada keributan didalamnya.

ALVIN

Ya tapi gak gini juga Dit, kamu bikin semua temen-temen kamu khawatir nyariin kamu dan aku juga Dit.

DITA

Peduli apa mereka sama aku?

ALVIN

Ya itu buktinya mereka nyariin kamu Dit, berarti kan mereka peduli

DITA

Al, orang yang terlihat peduli belum tentu benar-benar peduli dan kebanyakan dari mereka hanya ingin tau masalah yang sedang aku alami, tanpa peduli tentang keadaan aku dan bagaimana aku menyelesaikannya.

61

ALVIN

Iya Dit, maaf.

DITA

Ya gapapa.

ALVIN

Kamu mau keluar Dit?

DITA

Kemana Al?

ALVIN

Ke kebun raya yuk, biar kamu gak stress. Jam 10 aku jemput ya.

DITA

Eh tap...tapi

Belum sempat dita menyelesaikan omongannya Alvin langsung mematikan video callnya.

Kemudian Dita segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi

Setelah rapih, Dita pun turun menuju ke dapur untuk membuat coklat panas. Kemudian ia pergi kehalaman belakang dengan membawa coklat panasnya sambil menunggu Alvin.

Saat Dita sedang duduk, tak sengaja bibi melihatnya dan segera menghampiri.

5. INT - HALAMAN BELAKANG - PAGI

BIBI

Eh, non udah baikan?

DITA

Alhamdulillah bi, mendingan. Dita tersenyum

BIBI

Alhamdulillah kalau gitu. Terus kok udah rapih non? Mau kemana?

DITA

Mau keluar bi, udah stress banget di rumah selama seminggu. Dita menutupi bekas luka dilengannya agar bibi tidak melihat

62

BIBI

Oh gitu, ya bagus non puas-puasin ya biar ga stress.

(beat)

Terus itu tangannya kenapa non?

DITA

Oh ini? Gapap bi, alergi aja ini makanya merah.

BIBI

Beneran non?

DITA

Iya bi.

BIBI

Oke kalau gitu. Mau dibuatin makan non?

DITA

Boleh Bi, mau roti aja kaya biasa ya. Sama obatnya ya bi

BIBI

Oke non tunggu ya.

DITA

Iya bi.

CUT TO:

6. INT - DAPUR - PAGI

Bibi memperhatikan Dita dari Dapur.

BIBI (V.O.)

Kasian banget ya non Dita, pasti dia merasa tertekan banget sampai seminggu tidak keluar kamar dan sekarang masih bisa tersenyum didepan orang, walau itu pura-pura. Hebat kamu non. Bibi tersenyum bangga.

Setelah selesai bibi langsung membawakan roti dan obat yang diminta Dita tadi.

Kemudian Dita segera memakannya karena takut Alvin sudah menunggu lama didepan karena sudah jam 10.

Setelah selesai makan, Dita berpamitan ke bibi untuk keluar sebentar. Karena saat itu dirumahnya hanya ada bibi.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar