Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
56
Keesokan harinya
Setelah kejadian kemarin Dita menjadi minder, tidak percaya diri, dan takut berada ditengah kerumunan.
Saat Dita baru sampai di parkiran kampus, tapi ia merasa banyak orang yang memperhatikannya dan membuatnya tidak nyaman
1. EXT - PARKIRAN - SORE
DITA (V.O.)
Semakin hari aku semakin takut untuk berada ditempat yang banyak dikunjungi banyak orang, aku semakin takut mendengar komentar orang lain tentang diriku, aku semakin sering berpikir bahwa ketika berada dikeramaian aku selalu menjadi pusat perhatian mereka.
(beat)
Aku sangat takut, dan aku gak tau harus melakukan apa.. Aku ingin keluar dari kondisi ini, aku ingin hidup normal seperti layaknya kebanyakan orang.
Dita berjalan ke kelas sambil nenundukkan kepalanya dan berjalan sangat cepat. Seperti orang yang sangat ketakutan.
2. INT - KELAS - SORE
ANITA
Dit, sini duduk. Anita sambil menunjukan bangku kosong yang ada disebelahnya
DITA
Iya makasih Nit, tapi aku mau duduk dibelakang aja. Dita langsung pergi ke barisan belakang.
FERA
Wah, Dita kenapa tuh? Jangan-jangan....
(beat)
Ah gak boleh suudzon. celetuk Fera
ANITA
Hush, gak boleh gitu Fer. Dosa
57
PUTRI
Tau ya, si Fera bisa-bisanya suudzon. Eh tapi lu mikir apaan Fer?
FERA
Ye bambang, katanya ga boleh suudzon, tapi lu kepo gimana sih.
EVA
Tau ya, sama aja ah lu berdua.
CUT TO:
Bella menyadari ada yang aneh dari Dita langsung pergi menghampiri Dita dan menemaninya duduk dibelakang.
BELLA
Kok lu gak gabung sama temen-temen lu Dit? Ada masalah ya?
(beat)
Cerita dong sama aing.
DITA
Engga kenapa-kenapa kok Bel.
BELLA
Terus kenapa kaya jaga jarak?
DITA
Ya, gapapa. Cuma lagi pengen sendiri Bel.
BELLA
Oke deh, tapi kalau ada apa-apa cerita ya?
DITA
Iya bel. Tenang aja.
BELLA
Janji? Bella mengangkat jari kelingkingnya dengan maksud menyuruh Dita berjanji
Dita hanya mengangguk.
DITA (V.O.)
Maaf Bel, gue belum bisa cerita tentang masalah sekarang.
Setelah kelas selesai, Dita pun langsung terburu-buru pulang. Tanpa berbicara apapun kepada teman-temannya.
58
Anita yang melihat Dita seperti itu merasa sangat khawatir.
Anita, Eva, Fera dan Putri masih berada di dalam kelas.
ANITA
Dita kenapa ya?
FERA
Kayanya dia lagi ada masalah, cuma belum bisa cerita ke kita.
PUTRI
Ya udah, kita tunggu aja sampe dia bener-bener siap buat cerita ke kita.
EVA
Yap, betul. Yuk ah pulang
Lalu mereka semua pulang. Mereka semua berpisah diparkiran, karena arah pulang mereka berbeda.
CUT TO:
Seminggu berlalu, Dita semakin tertutup dengan orang lain. Termasuk ke teman-temannya dan Alvin.
Dan pucaknya hari ini, pikiran Dita sangat berantakan tak karuan, Dita semakin ketakutan dengan Dunia luar, bahkan ia tak pernah keluar dari kamarnya selama seminggu, tidak masuk kuliah dan tidak menyalakan HP. Dita sangat putus asa.
(back sound) Last Child - Dairy Depresiku
3. INT - KAMAR DITA - MALAM
Dita duduk dimeja belajarnya, dan membuka buku menulisnya, lalu memulai menulis.
DITA
Yang menurut kalian baik, belum tentu memang baik untukku dan yang menurut kalian buruk belum tentu juga itu buruk untukku. Setiap orang mempunyai pilihannya masing-sing dan setiap orang berhak untuk menentukan pilihannya itu.
59
Jika kamu tidak bisa memberikan hal yang positif untuk kehidupan orang lain, tolong jangan ditambahkan dengan komentar negatifmu tentang kehidupan orang itu, karena tak semua orang bisa menerima komentarmu dan itu akan menimbukan rasa tidak percaya diri kepada orang itu.
(beat)
Jika kesendirian itu banyak yang mengatakan mereka kesepian, lantas kenapa ketika aku berada dikeramaian tapi aku merasa sendiri?
Aku tidak ingin orang-orang mengetahui tentang kehidupanku yang sebenarnya, kehidupan yang dimana sangat menyedihkan dan berantakan.
Aku selalu iri melihat orang yang sedang bersama keluarganya mereka bisa tertawa lepas dan aku bisa merasakan kehangatan itu, sedangkan aku? Aku hampir lupa kapan terakhir aku merasakan kehangatan dan kasih sayang dari orang tuaku, atau mungkin tidak pernah?
Betinku sudah menjerit ingin keluar dari situasi ini, ingin menjalani kehidupan normak, ingin bahagia dan ingin mendapatkan perhatian serta kasih sayang yang cukup. Dalam kehidupan ini aku tak butuh hanya sekedar materi, tapi aku juga butuh support dan perhatian dari orang tua, aku lelah selalu diabaikan oleh mereka.
Aku cape mendengarkan keributan didalam rumah. Bukankah seharusnya rumah menjadi tempat pulang yang paling nyaman? Kenapa aku tidak bsia merasakan itu disini? Rumah ku bagaikan neraka yang ada di bumi.
Tangis Dita semakin menjadi, Dita histeris, setelah menulis ia jadi mengingat semua kejadian yang membuatnya trauma berada di rumah. Dita mulai kehilangan akal, dan ia melihat gunting yang ada di depan matanya dan segera mengambil itu, kemudian menggoreskannya ke tangannya hingga ia terluka dan banyak mengeluarkan darah.
Dita tak kehilangan kesadaran walaupun banyak darah yang keluar, Dita segera beranjak ke kasur dan setelah ia lelah dia mulai tertidur.
60
Keesokan harinya.
4. INT - KAMAR - PAGI
Keadaan Dita sedikit lebih baik dari pada semalam, dan ia memutuskan untuk menyalakan HPnya lagi. Ternyata banyak sekali notifikasi chat dan call dari teman-teman Dita, Bella, bahkan Alvin
Ditak tak menyangka, ternyata masih ada yang peduli dengannya walau hanya sedikit.
Belum selesai Dita membaca semua chat, kemudian ada video call masuk dari Alvin.
ALVIN
Dit? kemana aja sih kamu tuh?
DITA
Apa Al? Gak kemana-mana kok, selalu ada disini.
ALVIN
Ya terus kenapa seminggu gak ada kabar Dit? Alvin panik
DITA
Aku hanya menyendiri Al, menikmati duniaku tanpa ada keributan didalamnya.
ALVIN
Ya tapi gak gini juga Dit, kamu bikin semua temen-temen kamu khawatir nyariin kamu dan aku juga Dit.
DITA
Peduli apa mereka sama aku?
ALVIN
Ya itu buktinya mereka nyariin kamu Dit, berarti kan mereka peduli
DITA
Al, orang yang terlihat peduli belum tentu benar-benar peduli dan kebanyakan dari mereka hanya ingin tau masalah yang sedang aku alami, tanpa peduli tentang keadaan aku dan bagaimana aku menyelesaikannya.
61
ALVIN
Iya Dit, maaf.
DITA
Ya gapapa.
ALVIN
Kamu mau keluar Dit?
DITA
Kemana Al?
ALVIN
Ke kebun raya yuk, biar kamu gak stress. Jam 10 aku jemput ya.
DITA
Eh tap...tapi
Belum sempat dita menyelesaikan omongannya Alvin langsung mematikan video callnya.
Kemudian Dita segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi
Setelah rapih, Dita pun turun menuju ke dapur untuk membuat coklat panas. Kemudian ia pergi kehalaman belakang dengan membawa coklat panasnya sambil menunggu Alvin.
Saat Dita sedang duduk, tak sengaja bibi melihatnya dan segera menghampiri.
5. INT - HALAMAN BELAKANG - PAGI
BIBI
Eh, non udah baikan?
DITA
Alhamdulillah bi, mendingan. Dita tersenyum
BIBI
Alhamdulillah kalau gitu. Terus kok udah rapih non? Mau kemana?
DITA
Mau keluar bi, udah stress banget di rumah selama seminggu. Dita menutupi bekas luka dilengannya agar bibi tidak melihat
62
BIBI
Oh gitu, ya bagus non puas-puasin ya biar ga stress.
(beat)
Terus itu tangannya kenapa non?
DITA
Oh ini? Gapap bi, alergi aja ini makanya merah.
BIBI
Beneran non?
DITA
Iya bi.
BIBI
Oke kalau gitu. Mau dibuatin makan non?
DITA
Boleh Bi, mau roti aja kaya biasa ya. Sama obatnya ya bi
BIBI
Oke non tunggu ya.
DITA
Iya bi.
CUT TO:
6. INT - DAPUR - PAGI
Bibi memperhatikan Dita dari Dapur.
BIBI (V.O.)
Kasian banget ya non Dita, pasti dia merasa tertekan banget sampai seminggu tidak keluar kamar dan sekarang masih bisa tersenyum didepan orang, walau itu pura-pura. Hebat kamu non. Bibi tersenyum bangga.
Setelah selesai bibi langsung membawakan roti dan obat yang diminta Dita tadi.
Kemudian Dita segera memakannya karena takut Alvin sudah menunggu lama didepan karena sudah jam 10.
Setelah selesai makan, Dita berpamitan ke bibi untuk keluar sebentar. Karena saat itu dirumahnya hanya ada bibi.