Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Moonlight
Suka
Favorit
Bagikan
4. For Her
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT.RUMAH SAKIT — DAY

Suasana bangsal anak terlihat ramai. Para perawat dan orang tua terlihat mendampingi pasien.

RAY berjalan melewati koridor bangsal anak sambil memperhatikan suasana disekitarnya. Ditangannya terlihat sebungkus es krim coklat.

Ia terlihat membalas sapaan dari orang-orang yang dilewatinya disepanjang koridor.

RAY berhenti dikoridor kaca, penghubung bangsal anak dan gedung laboratorium, ia menatap seorang ANAK PEREMPUAN dengan pakaian pasien sedang menatap sendu keluar jendela.

RAY terlihat mengamati sekitarnya, berusaha menemukan wali atau perawat yang seharusnya mendampingi anak itu.

RAY berjalan mendekati anak itu dan berjongkok disampingnya.

RAY

(Tersenyum)

Hei, kamu sendirian?

ANAK PEREMPUAN itu menoleh pada RAY, tapi ia tidak mengatakan apapun. RAY terlihat keheranan.

ANAK PEREMPUAN itu terlihat menggerakkan tangannya, berusaha mengungkapkan sesuatu.

RAY (V.O.)

Tunawicara.

ANAK PEREMPUAN itu terlihat semakin sedih karena RAY tidak memahami maksudnya. Sementara RAY terlihat mengeluarkan ponselnya.

Ia membuka fitur memo dan menuliskan sesuatu disana. RAY terlihat memperlihatkan ponselnya kepada ANAK PEREMPUAN itu.

RAY (V.O.)

Jangan sedih. Ayo bicara disini.

ANAK PEREMPUAN itu mengangguk dan menuliskan sesuatu disana.

ANAK PEREMPUAN (V.O.)

Dokter baik.

RAY terlihat tersenyum dan membuka bungkus es krim yang ia bawa tadi. RAY menyerahkannya kepada ANAK PEREMPUAN itu.

ANAK PEREMPUAN itu terlihat memberikan gesture terima kasih dan RAY tersenyum menanggapinya.

RAY (V.O.)

Apa kau sendirian?

ANAK PEREMPUAN itu kembali meraih ponsel RAY dan menuliskan sesuatu disana.

ANAK PEREMPUAN (V.O.)

(Menunjuk jendela yang ada disampingnya)

Orang tuaku sudah pergi ke surga. Dokter yang menjagaku sedang sedih.

RAY mengikuti arah yang ditunjuk gadis itu. Ditaman terlihat RHEVA sedang meminum yoghurt. Ia terlihat memikirkan sesuatu.

RAY terkejut dan menanyakan sesuatu.

RAY (V.O.)

Apa kau mengenal dokter RHEVA?

ANAK PEREMPUAN (V.O.)

(Mengangguk)

Dokter RHEVA sudah menjaga ku selama tiga bulan. Dia selalu menemaniku. Dokter RHEVA baik, tapi dia jadi sedih karena aku.

ANAK PEREMPUAN itu terlihat semakin sedih. RAY mengusap puncak kepala ANAK PEREMPUAN itu.

Terlihat ANAK PEREMPUAN itu kembali menulis sesuatu diponsel RAY.

ANAK PEREMPUAN (V.O.)

Dokter RHEVA ingin aku sembuh, tapi aku tidak punya uang. Dokter ingin ikut lomba dan memberikan hadiahnya padaku. Tapi, dokter tidak punya teman.

INT.RUMAH SAKIT — DAY

RAY terlihat mendekati meja informasi bangsal anak.

RAY

Permisi, apa aku bisa mendapatkan rekam medis gadis itu?

RAY terlihat menunjuk ANAK PEREMPUAN yang ia temu tadi. ANAK PEREMPUAN itu terlihat duduk dikursi tunggu sambil menikmati es krim coklat yang diberikan oleh RAY tadi.

PERAWAT

Baik, dokter. Sebentar.

PERAWAT itu terlihat mengetikkan sesuatu di komputernya dan menunjukkannya pada RAY.

RAY terlihat membaca rekam medis itu dengan seksama.

RAY

Terima kasih. 

RAY terlihat berjalan mendekati ANAK PEREMPUAN tadi dan duduk disampingnya. RAY tersenyum padanya.

RAY

Dokter RHEVA akan memenangkan lomba itu bersamaku.

INT.RUANGAN KEPALA BANGSAL BEDAH — NIGHT

KEPALA BANGSAL BEDAH terlihat lelah setelah melakukan operasi. Ia terkejut menemukan RAY yang sudah duduk dikursi meja kerjanya sambil tersenyum jahil.

KEPALA BANGSAL BEDAH

Apa yang kau lakukan disini?!

Ia terlihat jengkel pada RAY dan mendorong RAY untuk berdiri. Lantas ia langsung menduduki kursinya.

RAY terlihat mendekatinya sembari tersenyum jahil. RAY terlihat mulai memijit pundak KEPALA BANGSAL BEDAH.

KEPALA BANGSAL BEDAH

Apa yang kau inginkan, dokter RAYYANZA?

RAY terlihat tersenyum dan berjongkok disamping wanita itu.

RAY

Mengenai lomba, aku dan RHEVA akan bergabung dengan perwakilan tim bedah lainnya.

KEPALA BANGSAL BEDAH

(Berteriak kesal)

Ya! Lebih baik tim kita kalah dari pada menang bersama RHEVA!

RAY berdiri dan mengeluarkan sebuah kertas dari saku kemeja yang ia gunakan. Ia terlihat memperlihatkan kertas itu pada KEPALA BANGSAL BEDAH.

RAY

Disini dijelaskan, seluruh tim medis yang tidak memiliki jadwal hari itu dan bebas dari posisi siaga boleh mengikutinya tanpa pengecualian.

RAY terlihat meletakkan kertas itu diatas meja kerja KEPALA BANGSAL BEDAH. 

RAY

Lagi pula, tim kita masih membutuhkan dua orang anggota lagi. Berhubung hanya aku dan dokter RHEVA yang libur dihari itu, maka kau tidak punya alasan untuk menolak tawaranku. Bagaimana, kak?

KEPALA BANGSAL BEDAH

Ingat RAY, aku masih atasanmu. Lagi pula ini masih jam kerja, aku tidak bisa menerima permintaan pribadimu.

RAY terlihat berdehem dan berdiri tegap. Sementara KEPALA BANGSAL BEDAH terlihat semakin jengkel pada RAY.

RAY

Tapi aku adalah direktur Rumah Sakit yang baru. Jadi, aku adalah atasanmu.

KEPALA BANGSAL BEDAH terlihat menjitak kepala RAY dan berkacak pinggang.

KEPALA BANGSAL BEDAH

Lebih baik aku mengundurkan diri dari pada memiliki atasan anak manja sepertimu, RAY! Mentang-mentang kakekmu adalah pemilik yayasan rumah sakit ini.

RAY

(Mengusap kepalanya dan tersenyum)

Tapi aku tidak bisa menolak permintaan kakek untuk menggantikan posisi ayah.

KEPALA BANGSAL BEDAH

Kau melakukannya untuk mendekati RHEVA, kan?!

RAY

Apa?

KEPALA BANGSAL BEDAH

Lomba itu.

RAY

Bukan. Ada seorang pasien anak yang membutuhkan operasi. Dia sendirian. Demi memenuhi tugasku sebagai seorang dokter dan makhluk sosial yang harus saling membantu, jadi aku harus memenangkan hadiahnya.

KEPALA BANGSAL BEDAH

(Menjitak kepala RAY)

Dan pasien itu adalah anak yang disayangi RHEVA.

RAY terlihat tersenyum dan memberikan simbol Peace dengan kedua jarinya. KEPALA BANGSAL BEDAH kembali duduk dikursinya.

KEPALA BANGSAL BEDAH

Keputusan ada ditangan seluruh tim. Yakinkan mereka.

RAY terlihat memberikan gestur hormat kepada KEPALA BANGSAL BEDAH.

RAY

(Tersenyum)

Ayay, capten!

RAY meninggalkan ruangan itu.

INT.CAFE RUMAH SAKIT — DAY

Terlihat suasana cafe yang ramai dikunjungi oleh tim medis dan keluarga pasien.

Para pelanggan terlihat mengantri dikasir. Pegawai cafe sibuk melayani pesanan pelanggan.

Beberapa pelanggan dari tim medis terlihat duduk dimeja cafe dan terlihat saling bercengkrama.

Terlihat disebuah meja yang menghadap langsung ke jalan raya, dua orang wanita duduk disana.

PERAWAT WANITA terlihat tertidur, sementara KEPALA PERAWAT terlihat menikmati sarapannya sambil membaca buku.

RAY terlihat bergabung dengan mereka dan memberikan kopi yang ia bawa.

PERAWAT WANITA terlihat bangun. Terkejut dengan kedatangan RAY.

RAY

Ayo menangkan perlombaan itu. Aku dan RHEVA akan bergabung.

PERAWAT WANITA terlihat kembali mengambil posisi tidur membelakangi RAY.

PERAWAT WANITA

Kalau begitu aku mengundurkan diri.

KEPALA PERAWAT

Hei, ingat drama yang kau tonton waktu itu?

PERAWAT WANITA terlihat bangun dan menatap KEPALA PERAWAT. Lalu, mereka berdua menatap RAY.

KEPALA PERAWAT DAN PERAWAT WANITA

Aku tau kau menyayangi Tuhan mu. tapi, jangan ajak aku untuk menemuinya secepat ini.

KEPALA PERAWAT dan PERAWAT WANITA terlihat kembali pada kesibukannya masing-masing. RAY terlihat memikirkan sesuatu.

RAY

Berhubung aku adalah direktur yang baru, jadi akan ku berikan pada kalian ruangan pribadi dirumah sakit.

KEPALA PERAWAT DAN PERAWAT WANITA

Aku benci sendirian.

RAY

Ku berikan masing-masing tempat parkir khusus di basement. Dekat dengan lift utama.

KEPALA PERAWAT DAN PERAWAT WANITA

Jalan kaki lebih sehat.

RAY

Makan gratis di cafetaria rumah sakit.

KEPALA PERAWAT DAN PERAWAT WANITA

(Mengangkat ID Card masing-masing)

Memang gratis.

RAY

Libur diakhir pekan.

KEPALA PERAWAT DAN PERAWAT WANITA

Hoax.

RAY terlihat merajuk, sementara KEPALA PERAWAT dan PERAWAT WANITA terlihat tidak memperdulikannya.

INT.BANGSAL ANAK — NIGHT

RHEVA terlihat bersenandung untuk seorang pasien ANAK PEREMPUAN. Sementara ANAK PEREMPUAN itu terlihat sangat mengantuk.

RHEVA terlihat mengusap lembut kepala ANAK PEREMPUAN itu. Tiba-tiba ANAK PEREMPUAN itu terlihat bicara lewat bahasa isyarat.

ANAK PEREMPUAN (V.O.)

Dokter pasti menang diperlombaan besok. Maaf aku menyusahkan dokter. Aku sayang dokter RHEVA.

INT.KAMAR RHEVA — NIGHT

RHEVA terlihat mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil berjalan ke ranjangnya.

RHEVA terlihat duduk diatas kasur dan memainkan ponselnya. Ia terlihat memeriksa sesuatu. Tiba-tiba RHEVA menerima sebuah pesan anonim. RHEVA terlihat membuka pesan itu.

Raut wajahnya terlihat tegang.

ANONIM (O.S.)

Tersisa dua purnama merah. Bersiaplah, mulai saat ini setiap kematian akan terasa lebih menyakitkan.

RHEVA terlihat ketakutan dan melemparkan ponselnya ke sembarang arah.

RHEVA terlihat mengambil kalender yang ada diatas nakas dekat ranjangnya. Terlihat kalender itu ditandai dengan pena merah di beberapa bagian. RHEVA terlihat menggigit kukunya, gelisah.

RHEVA (V.O.)

Tapi dalam waktu dekat tidak ada purnama.

RHEVA meletakkan kembali kalender itu diatas nakas. Lalu berusaha untuk tidur.

RHEVA terlihat gelisah dan tidak bisa tidur. Tiba-tiba RHEVA mulai mencekik lehernya sendiri. Wajahnya terlihat merah. Nafasnya tercekat. Sementara air matanya mulai membasahi pipi. RHEVA menangis dalam diam.

RHEVA (V.O.)

Ku mohon... Siapapun tolong aku... Hentikan... Ku mohon, hukum saja aku, jangan mengambil nyawa orang terdekatku... 
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar