Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
49. INT. KAMAR MONA DI RUMAH YU PARTI. MALAM.
Cast: Mona.
Mona menghadap laptopnya, ia sedang mengetik. Lalu scene ini menampilkan perjalanan Mona selama berada di Bendawuluh, mulai dari ketika Mona bertemu dengan para ibu-ibu yang bekerja di kebun, mengunjungi rumah-rumah warga, bertemu dengan para ibu yang sedang mencari sinyal, hingga kebersamaannya dengan Pacul, Wardi, dan Yu Parti.
MONA (VO)
Bendawuluh. Jika kau mencari perempuan-perempuan hebat di Indonesia, kau harus mendatangi Bendawuluh. Bendawuluh jauh dari hiruk-pikuk kota yang menyebalkan. Bendawuluh begitu sunyi dan dalam kesunyian itulah kehidupan orang-orangnya menggeliat di antara rumah-rumah yang dikelilingi pohon atau palawija.
(diam sejenak)
Di sana, kau hanya akan menemui perempuan-perempuan yang di matanya terdapat sorot cahaya yang pantang untuk redup meski lelaki-lelaki mereka berada di sebuah jarak yang jauh. Bahu mereka siap memikul apa saja, bahkan jika mereka sudah dikelilingi oleh cucu-cucu yang lucu. Aku tinggal di rumah seorang perempuan hebat bernama Suparti, biasa dipanggil Yu Parti. Ia hidup sendiri dan ia bahagia. Ia hidup sendiri dan ia kuat. Ia hidup sendiri dan ia mampu berdiri. Ia adalah penjual kayu bakar, sebuah profesi yang biasanya identik dengan laki-laki. Tapi hati Yu Parti setegar buki-bukit yang bisa kau jumpai di Bendawuluh. Andai ada orang yang bertanya di manakah aku ingin tinggal di hari tua kelak? Aku akan menjawab di Bendawuluh. Aku ingin memperempuankan diri, seperti perempuan-perempuan di Bendawuluh..
LAYAR PERLAHAN MENGHITAM.
50. EXT. BUKIT TEMPAT MENCARI SINYAL. PAGI.
Cast: Mona.
SUARA KOKOK AYAM TERDENGAR. Warga desa mulai sibuk dengan aktifitasnya. Mona sudah berada di bukit tempat mencari sinyal.
MONA
(menelepon Mbak Lilik)
Halo, Mbak..
INTERCUT
51. INT. RUANG KERJA MBAK LILIK. PAGI.
MBAK LILIK
Halo, Mon..
MONA
Udah aku kirim dua hari lalu. Gimana?
MBAK LILIK
Terbaik, Mon!
MONA
Makasih, Mbak..
(tersenyum bahagia)
MBAK LILIK
Kamu masih punya waktu dua hari di situ.
MONA
Ya, Mbak. Aku ingin di sini dulu..
MBAK LILIK
Oke deh, Mon..
MONA
Bye, Mbak..
MBAK LILIK
Bye, Mon..
52. EXT. BUKIT TEMPAT MENCARI SINYAL. PAGI.
Cast: Mona, Wardi.
MONA
(mematikan telepon)
Tiba-tiba Wardi berlari menuju Mona sambil berteriak dan panik.
WARDI
Mbak Mona!
(berlari dan panik)
MONA
Kenapa, Di?
WARDI
Yu Parti pingsan, Mbak..
MONA
Pingsan? Ayo pulang..
Mereka berdua berlari menuju rumah.
53. INT. KAMAR YU PARTI. SIANG.
Cast: Yu Parti, Pacul, Mona, Wardi, Bu Kades.
Yu Parti terbaring pingsan di tempat tidur. Bu Kades duduk di sampingnya, Pacul berdiri. Mona dan Wardi datang dan mereka masih ngos-ngosan.
MONA
Yu Parti kenapa, Bu?
BU KADES
Kalau terlalu capek, biasanya Yu Parti pingsan, Mbak..
PACUL
Tadi Yu Parti sedang njemur baju, eh tiba-tiba pingsan, Mbak. Kebetulan tadi aku lewat sini
MONA
(mengusap dahi Yu Parti)
Yu, aku bikin repot, ya, Yu?
BU KADES
Udah, Mbak.. jangan bilang begitu. Saya pamit dulu, ya, nanti kalau Yu Parti sudah sadar dan butuh bantuan, panggil saya saja ya, Mbak..
MONA
Ya, Bu. Makasih ya, Bu..
BU KADES
Ya, Mbak
(keluar)
MONA
(diam cukup lama sembari mengelus dahi Yu Parti)
Cul, Di..
PACUL
Ya, Mbak?
MONA
Di mana suami atau anak Yu Parti?
WARDI-PACUL
(gugup dan bingung, saling berpandangan)
MONA
(memandangi Wardi-Pacul dengan tatapan penuh tanya)
WARDI
Anu, Mbak..
PACUL
Mbak Mona belum diceritain sama Yu Parti?
MONA
Belum. Memangnya ada apa?
WARDI
Kami enggak enak mau cerita, Mbak. Nanti biar Yu Parti saja. Takutnya salah paham, Mbak..
PACUL
Ya, Mbak..
MONA
(memandang melas Yu Parti)
(diam cukup lama)
WARDI
Kami pamit dulu, Mbak. Nanti sore kami ke sini lagi, Mbak..
MONA
Makasih, ya, Cul, Di..
PACUL
Ya, Mbak. Sama-sama..
WARDI-PACUL
(keluar)
MONA
(memandangi Yu Parti)
YU PARTI
(tersadar dan masih tertidur di kamar)
MONA
Yu, syukur Yu Parti sudah sadar
YU PARTI
Mon..
MONA
Yu Parti istirahat dulu.. biar aku yang urus rumah, ya..
YU PARTI
(mengangguk dan tersenyum)
MONA
(membalas senyum Yu Parti)
YU PARTI
Minta tolong sekalian antar makanan ke gubuk ya Mon, kasihan Sanem..
MONA
Ya, Yu. Nanti aku antar..
54. EXT. DEPAN RUMAH YU PARTI. SIANG.
Cast: Pacul, Wardi
PACUL
Yu Parti urung cerita meng Mona, Di..
(Yu Parti belum cerita ke Mona, Di)
WARDI
Ya, Cul. Tapi nek Yu Parti cerita, apa Mbak Mona teyeng mbantu?
(Ya, Cul. Tapi kalai Yu Parti cerita, apakah Mbak Mona bisa membantu)
PACUL
Mbuh, Di. Jakarta kuwe amba banget, kan?
(Enggak tau, Di. Jakarta kan luas sekali)
WARDI
Desane dewek ora nana seujung kukune. Wes ayo bali bae..
(Desa kita enggak ada seujung kukunya. Udah, ayo pulang saja)
Mereka berdua berjalan pulang.
55. INT. RUMAH YU PARTI. SORE
Cast: Mona, Yu Parti.
SUARA TONGGERET TERDENGAR DARI PEPOHONAN. Yu Parti masih terbaring di kasur. Mona kemudian mengambil alih pekerjaan Yu Parti, yakni memasak. Dalam scene ini, digambarkan Mona sedang memasak dan cukup mengalami kesulitan terutama ketika ia membuat api di tungku. Mona tampak meniup-niup api dalam tungku yang mati, dan dari tungku itu mengepul asap yang membuat matanya pedas dan sedikit terbatuk. Mona memasak nasi dan sayuran. Lalu, tanpa sepengetahuan Mona, Yu Parti berjalan dan menengok ke dapur. Yu Parti memperhatikan Mona dan Mona tak menyadarinya karena Yu Parti berdiri di ambang pintu dapur dan ruang tengah. Yu Parti menangis terharu, lalu menghampiri Mona.
YU PARTI
Mon..
MONA
(menghambur ke arah Yu Parti untuk membantunya berjalan)
Eh, Yu. Yu Parti kan masih sakit. Biar Mona yang masak, Yu Parti istirahat dulu..
YU PARTI
Kalau di kamar terus, aku pusing, Mon..
MONA
(menuangkan segelas air hangat dan menyuguhkannya pada Yu Parti)
Minum dulu, Yu..
YU PARTI
Makasih, Mon..
MONA
(duduk di hadapan Yu Parti)
Yu Parti sebenarnya sakit apa?
YU PARTI
Biasa, Mon. Kalau terlalu capek, aku begini..
MONA
Kalau begitu, Yu Parti duduk dulu. Biar Mona masak dulu. Sebentar lagi mateng..
(tersenyum, akan berdiri tapi Yu Parti memanggilnya)
YU PARTI
Mon..
MONA
(duduk kembali)
Ya, Yu?
YU PARTI
Jangan pulang dulu..
(menangis)
MONA
Yu, Yu..
YU PARTI
(terbata-bata)
Jangan pulang dulu, Mon..
MONA
(memandangi Yu Parti dan tersenyum)
Ya, Yu. Aku enggak akan pulang dulu
56. EXT. GUBUK YU SANEM. MALAM.
Cast: Mona, Yu Sanem.
Cahaya terdekat hanya datang dari lampu halaman rumah Yu Parti. Gubuk itu gelap. SAMAR SUARA BURUNG HANTU DI KEJAUHAN membuat suasana mencekam. Mona mengantarkan makanan kepada Yu Sanem. Ia tak membawa senter. Dari luar, Mona bisa mendengar rintihan dan gumaman Yu Sanem.
MONA
(berjalan sangat pelan)
Yu.. Yu Sanem..
YU SANEM
(merintih dan menggumamkan sesuatu yang tak jelas)
MONA
Yu, ini makanannya
(meletakkan makanan itu melalui lubang secara perlahan, lalu berlari kembali ke rumah Yu Parti)
57. INT. KAMAR YU PARTI. MALAM.
Cast: Mona, Yu Parti
SUARA JANGKRIK TERDENGAR. Yu Parti dan Mona duduk di kamar. Yu Parti menangis, dan Mona mendengarkan dengan penuh rasa haru.
YU PARTI
Namun orang tuanya ingkar janji. Katanya mereka akan menikahkan kami setelah aku melahirkan. Nyatanya mereka kemudian menolaknya. Anakku perempuan, belum sempat aku beri nama. Aku keburu diusir, dan sampai sekarang aku belum pernah melihat anakku. Dia seumuran kamu, Mon..
(menangis tapi mencoba tersenyum)
MONA
(menyeka air matanya yang diam-diam membasahi pipi)
YU PARTI
Makanya ketika tahu kalau kamu dari Jakarta, aku menyuruhmu tinggal di sini..
MONA
(memeluk Yu Parti)
YU PARTI
Aku menyuruhmu untuk memanggilku Yu saja, karena jika kamu memanggilku Bu, sungguh hatiku tambah remuk, Mon..
MONA
(menangis dan terharu)
YU PARTI
Sebenarnya banyak tawaran untuk kembali bekerja di Jakarta, tapi aku menolaknya. Jakarta dan kota-kota lainnya, seperti katamu, menyebalkan..
MONA
(melepas pelukan)
(tersenyum)
Di sini saja, Yu… enggak usah ke mana-mana
58. EXT. BUKIT TEMPAT MENCARI SINYAL. SIANG.
Cast: Mona, Wardi.
Mona duduk tanpa alas, ia menelepon Mbak Lilik
MONA
Halo, Mbak..
MBAK LILIK
Kamu cuma aku kasih waktu tiga minggu, ini udah sebulan, Mon..
MONA
Maaf, Mbak.. ada sedikit masalah di sini..
(jeda sebentar)
MONA
Yu Parti, perempuan yang aku singgung di tulisanku, sakit. Dia enggak ngebolehin aku pulang dulu. Sekarang dia lagi sakit, belum bener-bener sembuh. Aku enggak tega buat ninggalin dia, Mbak..
(jeda agak lama)
MONA
Ya, Mbak. Makasih ya..
(menutup telepon)
Wardi datang.
WARDI
Mbak, udah lama?
MONA
Lumayan.. kamu mau ngarit?
(logat ngapak)
WARDI
Mbak Mona belum pas kalau ngomong pakai logat orang sini
(terkekeh)
Ya, Mbak. Tapi sekalian nyari sinyal dulu
MONA
(tersenyum)
Aku kan masih belajar..
WARDI
(duduk menghadap ke perbukitan)
MONA
Sekarang aku udah tau tentang masa lalu Yu Parti
WARDI
Begitulah, Mbak.. kadang aku merasa kasihan dengan Yu Parti. Dia enggak punya siapa-siapa di dunia ini. Aku lihat, Yu Parti sangat perhatian kepada Mbak Mona..
MONA
Yu Parti bilang kalau anaknya seumuran aku
WARDI
Pantas. Pasti dia cantik seperti Mbak Mona
MONA
(tersenyum)
Apaan sih kamu..
(diam)
Tumben enggak sama Pacul?
WARDI
Pacul katanya nyusul, Mbak..
(diam sejenak)
Mbak Mona habis nelpon pacarnya, ya?
MONA
Enggak lah
(diam)
Aku enggak punya pacar, Di..
WARDI
Halah Mbak Mona ngapusi
(Halah Mbak Mona bohong)
MONA
Ora, inyong ora ngapusi koh..
(Enggak, aku enggak bohong)
WARDI
(tertawa terbahak-bahak)
MONA
(ikut tertawa)