Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MONA
Suka
Favorit
Bagikan
7. Chapter tanpa judul #7
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

49. INT. KAMAR MONA DI RUMAH YU PARTI. MALAM.

Cast: Mona.

Mona menghadap laptopnya, ia sedang mengetik. Lalu scene ini menampilkan perjalanan Mona selama berada di Bendawuluh, mulai dari ketika Mona bertemu dengan para ibu-ibu yang bekerja di kebun, mengunjungi rumah-rumah warga, bertemu dengan para ibu yang sedang mencari sinyal, hingga kebersamaannya dengan Pacul, Wardi, dan Yu Parti.

MONA (VO)

Bendawuluh. Jika kau mencari perempuan-perempuan hebat di Indonesia, kau harus mendatangi Bendawuluh. Bendawuluh jauh dari hiruk-pikuk kota yang menyebalkan. Bendawuluh begitu sunyi dan dalam kesunyian itulah kehidupan orang-orangnya menggeliat di antara rumah-rumah yang dikelilingi pohon atau palawija. 

(diam sejenak)

Di sana, kau hanya akan menemui perempuan-perempuan yang di matanya terdapat sorot cahaya yang pantang untuk redup meski lelaki-lelaki mereka berada di sebuah jarak yang jauh. Bahu mereka siap memikul apa saja, bahkan jika mereka sudah dikelilingi oleh cucu-cucu yang lucu. Aku tinggal di rumah seorang perempuan hebat bernama Suparti, biasa dipanggil Yu Parti. Ia hidup sendiri dan ia bahagia. Ia hidup sendiri dan ia kuat. Ia hidup sendiri dan ia mampu berdiri. Ia adalah penjual kayu bakar, sebuah profesi yang biasanya identik dengan laki-laki. Tapi hati Yu Parti setegar buki-bukit yang bisa kau jumpai di Bendawuluh. Andai ada orang yang bertanya di manakah aku ingin tinggal di hari tua kelak? Aku akan menjawab di Bendawuluh. Aku ingin memperempuankan diri, seperti perempuan-perempuan di Bendawuluh..

LAYAR PERLAHAN MENGHITAM.

50. EXT. BUKIT TEMPAT MENCARI SINYAL. PAGI.

Cast: Mona.

SUARA KOKOK AYAM TERDENGAR. Warga desa mulai sibuk dengan aktifitasnya. Mona sudah berada di bukit tempat mencari sinyal.

MONA

(menelepon Mbak Lilik)

Halo, Mbak..

INTERCUT

51. INT. RUANG KERJA MBAK LILIK. PAGI.

MBAK LILIK

Halo, Mon..

MONA

Udah aku kirim dua hari lalu. Gimana?

MBAK LILIK

Terbaik, Mon! 

MONA

Makasih, Mbak..

(tersenyum bahagia)

MBAK LILIK

Kamu masih punya waktu dua hari di situ. 

MONA

Ya, Mbak. Aku ingin di sini dulu..

MBAK LILIK

Oke deh, Mon..

MONA

Bye, Mbak..

MBAK LILIK

Bye, Mon..

52. EXT. BUKIT TEMPAT MENCARI SINYAL. PAGI.

Cast: Mona, Wardi.

MONA

(mematikan telepon)

Tiba-tiba Wardi berlari menuju Mona sambil berteriak dan panik.

WARDI

Mbak Mona!

(berlari dan panik)

MONA

Kenapa, Di?

WARDI

Yu Parti pingsan, Mbak..

MONA

Pingsan? Ayo pulang..

Mereka berdua berlari menuju rumah.

53. INT. KAMAR YU PARTI. SIANG.

Cast: Yu Parti, Pacul, Mona, Wardi, Bu Kades.

Yu Parti terbaring pingsan di tempat tidur. Bu Kades duduk di sampingnya, Pacul berdiri. Mona dan Wardi datang dan mereka masih ngos-ngosan.

MONA

Yu Parti kenapa, Bu?

BU KADES

Kalau terlalu capek, biasanya Yu Parti pingsan, Mbak..

PACUL

Tadi Yu Parti sedang njemur baju, eh tiba-tiba pingsan, Mbak. Kebetulan tadi aku lewat sini 

MONA

(mengusap dahi Yu Parti)

Yu, aku bikin repot, ya, Yu?

BU KADES

Udah, Mbak.. jangan bilang begitu. Saya pamit dulu, ya, nanti kalau Yu Parti sudah sadar dan butuh bantuan, panggil saya saja ya, Mbak..

MONA

Ya, Bu. Makasih ya, Bu..

BU KADES

Ya, Mbak

(keluar)

MONA

(diam cukup lama sembari mengelus dahi Yu Parti)

Cul, Di..

PACUL

Ya, Mbak?

MONA

Di mana suami atau anak Yu Parti?

WARDI-PACUL

(gugup dan bingung, saling berpandangan)

MONA

(memandangi Wardi-Pacul dengan tatapan penuh tanya)

WARDI

Anu, Mbak..

PACUL

Mbak Mona belum diceritain sama Yu Parti?

MONA

Belum. Memangnya ada apa?

WARDI

Kami enggak enak mau cerita, Mbak. Nanti biar Yu Parti saja. Takutnya salah paham, Mbak..

PACUL

Ya, Mbak..

MONA

(memandang melas Yu Parti)

(diam cukup lama)

WARDI

Kami pamit dulu, Mbak. Nanti sore kami ke sini lagi, Mbak..

MONA

Makasih, ya, Cul, Di..

PACUL

Ya, Mbak. Sama-sama..

WARDI-PACUL

(keluar)

MONA

(memandangi Yu Parti)

YU PARTI

(tersadar dan masih tertidur di kamar)

MONA

Yu, syukur Yu Parti sudah sadar

YU PARTI

Mon..

MONA

Yu Parti istirahat dulu.. biar aku yang urus rumah, ya..

YU PARTI

(mengangguk dan tersenyum)

MONA

(membalas senyum Yu Parti)

YU PARTI

Minta tolong sekalian antar makanan ke gubuk ya Mon, kasihan Sanem..

MONA

Ya, Yu. Nanti aku antar..

54. EXT. DEPAN RUMAH YU PARTI. SIANG.

Cast: Pacul, Wardi

PACUL

Yu Parti urung cerita meng Mona, Di..

(Yu Parti belum cerita ke Mona, Di)

WARDI

Ya, Cul. Tapi nek Yu Parti cerita, apa Mbak Mona teyeng mbantu?

(Ya, Cul. Tapi kalai Yu Parti cerita, apakah Mbak Mona bisa membantu)

PACUL

Mbuh, Di. Jakarta kuwe amba banget, kan?

(Enggak tau, Di. Jakarta kan luas sekali)

WARDI

Desane dewek ora nana seujung kukune. Wes ayo bali bae..

(Desa kita enggak ada seujung kukunya. Udah, ayo pulang saja)

Mereka berdua berjalan pulang.

55. INT. RUMAH YU PARTI. SORE

Cast: Mona, Yu Parti.

SUARA TONGGERET TERDENGAR DARI PEPOHONAN. Yu Parti masih terbaring di kasur. Mona kemudian mengambil alih pekerjaan Yu Parti, yakni memasak. Dalam scene ini, digambarkan Mona sedang memasak dan cukup mengalami kesulitan terutama ketika ia membuat api di tungku. Mona tampak meniup-niup api dalam tungku yang mati, dan dari tungku itu mengepul asap yang membuat matanya pedas dan sedikit terbatuk. Mona memasak nasi dan sayuran. Lalu, tanpa sepengetahuan Mona, Yu Parti berjalan dan menengok ke dapur. Yu Parti memperhatikan Mona dan Mona tak menyadarinya karena Yu Parti berdiri di ambang pintu dapur dan ruang tengah. Yu Parti menangis terharu, lalu menghampiri Mona.

YU PARTI

Mon..

MONA

(menghambur ke arah Yu Parti untuk membantunya berjalan)

Eh, Yu. Yu Parti kan masih sakit. Biar Mona yang masak, Yu Parti istirahat dulu..

YU PARTI

Kalau di kamar terus, aku pusing, Mon..

MONA

(menuangkan segelas air hangat dan menyuguhkannya pada Yu Parti)

Minum dulu, Yu..

YU PARTI

Makasih, Mon..

MONA

(duduk di hadapan Yu Parti)

Yu Parti sebenarnya sakit apa?

YU PARTI

Biasa, Mon. Kalau terlalu capek, aku begini..

MONA

Kalau begitu, Yu Parti duduk dulu. Biar Mona masak dulu. Sebentar lagi mateng..

(tersenyum, akan berdiri tapi Yu Parti memanggilnya)

YU PARTI

Mon..

MONA

(duduk kembali)

Ya, Yu?

YU PARTI

Jangan pulang dulu..

(menangis)

MONA

Yu, Yu.. 

YU PARTI

(terbata-bata)

Jangan pulang dulu, Mon..

MONA

(memandangi Yu Parti dan tersenyum)

Ya, Yu. Aku enggak akan pulang dulu

56. EXT. GUBUK YU SANEM. MALAM.

Cast: Mona, Yu Sanem.

Cahaya terdekat hanya datang dari lampu halaman rumah Yu Parti. Gubuk itu gelap. SAMAR SUARA BURUNG HANTU DI KEJAUHAN membuat suasana mencekam. Mona mengantarkan makanan kepada Yu Sanem. Ia tak membawa senter. Dari luar, Mona bisa mendengar rintihan dan gumaman Yu Sanem.

MONA

(berjalan sangat pelan)

Yu.. Yu Sanem..

YU SANEM

(merintih dan menggumamkan sesuatu yang tak jelas)

MONA

Yu, ini makanannya

(meletakkan makanan itu melalui lubang secara perlahan, lalu berlari kembali ke rumah Yu Parti)

57. INT. KAMAR YU PARTI. MALAM.

Cast: Mona, Yu Parti

SUARA JANGKRIK TERDENGAR. Yu Parti dan Mona duduk di kamar. Yu Parti menangis, dan Mona mendengarkan dengan penuh rasa haru.

YU PARTI

Namun orang tuanya ingkar janji. Katanya mereka akan menikahkan kami setelah aku melahirkan. Nyatanya mereka kemudian menolaknya. Anakku perempuan, belum sempat aku beri nama. Aku keburu diusir, dan sampai sekarang aku belum pernah melihat anakku. Dia seumuran kamu, Mon..

(menangis tapi mencoba tersenyum)

MONA

(menyeka air matanya yang diam-diam membasahi pipi)

YU PARTI

Makanya ketika tahu kalau kamu dari Jakarta, aku menyuruhmu tinggal di sini..

MONA

(memeluk Yu Parti)

YU PARTI

Aku menyuruhmu untuk memanggilku Yu saja, karena jika kamu memanggilku Bu, sungguh hatiku tambah remuk, Mon..

MONA

(menangis dan terharu)

YU PARTI

Sebenarnya banyak tawaran untuk kembali bekerja di Jakarta, tapi aku menolaknya. Jakarta dan kota-kota lainnya, seperti katamu, menyebalkan..

MONA

(melepas pelukan)

(tersenyum)

Di sini saja, Yu… enggak usah ke mana-mana

58. EXT. BUKIT TEMPAT MENCARI SINYAL. SIANG.

Cast: Mona, Wardi.

Mona duduk tanpa alas, ia menelepon Mbak Lilik

MONA

Halo, Mbak..

MBAK LILIK

Kamu cuma aku kasih waktu tiga minggu, ini udah sebulan, Mon..

MONA

Maaf, Mbak.. ada sedikit masalah di sini..

(jeda sebentar)

MONA

Yu Parti, perempuan yang aku singgung di tulisanku, sakit. Dia enggak ngebolehin aku pulang dulu. Sekarang dia lagi sakit, belum bener-bener sembuh. Aku enggak tega buat ninggalin dia, Mbak..

(jeda agak lama)

MONA

Ya, Mbak. Makasih ya..

(menutup telepon)

Wardi datang.

WARDI

Mbak, udah lama?

MONA

Lumayan.. kamu mau ngarit?

(logat ngapak)

WARDI

Mbak Mona belum pas kalau ngomong pakai logat orang sini

(terkekeh)

Ya, Mbak. Tapi sekalian nyari sinyal dulu

MONA

(tersenyum)

Aku kan masih belajar..

WARDI

(duduk menghadap ke perbukitan)

MONA

Sekarang aku udah tau tentang masa lalu Yu Parti

WARDI

Begitulah, Mbak.. kadang aku merasa kasihan dengan Yu Parti. Dia enggak punya siapa-siapa di dunia ini. Aku lihat, Yu Parti sangat perhatian kepada Mbak Mona..

MONA

Yu Parti bilang kalau anaknya seumuran aku

WARDI

Pantas. Pasti dia cantik seperti Mbak Mona

MONA

(tersenyum)

Apaan sih kamu..

(diam)

Tumben enggak sama Pacul?

WARDI

Pacul katanya nyusul, Mbak..

(diam sejenak)

Mbak Mona habis nelpon pacarnya, ya?

MONA

Enggak lah

(diam)

Aku enggak punya pacar, Di..

WARDI

Halah Mbak Mona ngapusi

(Halah Mbak Mona bohong)

MONA

Ora, inyong ora ngapusi koh..

(Enggak, aku enggak bohong)

WARDI

(tertawa terbahak-bahak)

MONA

(ikut tertawa)

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar