Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
5. INT. RUMAH MONA. SORE.
Mona baru pulang kerja. Di ruang tamu ada Mama yang sedang duduk dan membaca majalah. Mona lewat dan tak menganggap Mama ada.
MAMA
Mona!
MONA
Apa?
MAMA
Mau sampai kapan kamu bersikap seperti ini?
MONA
Mau sampai kapan Mama dan Papa menyembunyikan rahasia itu dariku?
MAMA
(memandang dengan kesal)
MONA
Kalau Mama dan Papa segera memberi tahu, aku akan siap dengan konsekuensi apa pun. Termasuk angkat kaki dari rumah ini!
Mona masuk ke kamar. Ia merebahkan diri di kasur dan matanya menatap langit-langit.
6. INT. RUMAH MONA. FAJAR. (MONA FLASHBACK)
Cast: Mona, Papa, Mama.
Fajar di ufuk timur sedang indah-indahnya. Kehidupan kota mulai menggeliat.
Mona membuka pintu rumah, dan ia berjalan menuju kamar. Ketika akan membuka kunci pintu kamar, Papa menghampiri Mona.
PAPA
Mona!
MONA
(menengok sekejap lalu kembali mencoba membuka kunci)
PAPA
Anak kurang ajar, ya!
MONA
Udah, Pa? Mona capek. Pengen tidur.
PAPA
Mona!
MONA
Hmm??
MAMA
(datang tiba-tiba dari kamar)
Begini kelakuanmu? Dari dulu sama saja. Kamu selalu membangkang!
MONA
Begini cara menyambut anak?
MAMA
Dasar anak pembangkang!
MONA
Mama Papa mau pukul Mona? Mau nampar Mona? Mau ngurung Mona di gudang atau di kamar mandi lagi?
PAPA
(memandang dengan raut emosi)
MONA
(membuka pintu kamar lalu membantingnya keras-keras)
MAMA
Dasar anak pembantu!
MONA
(menghentikan langkah)
PAPA
(menampar Mama, suaranya terdengar dari dalam kamar)
MONA
(keluar kamar)
Apa yang tadi Mama bilang? Anak pembantu?
PAPA
Mon, tenang, Mon..
MONA
Maksudnya apa, Pa?!
PAPA
Kamu anak Papa, Mon
MONA
Apa yang dimaksud Mama?!
(terdiam)
Jawab, Pa!!
MAMA-PAPA
(membisu)
MONA
(menangis tersedu dan membanting pintu)
PAPA
(mengetuk-ngetuk pintu)
Mon, Mon..
MONA
(bersandar di pintu dan menangis)
PAPA
(memandang marah pada Mama lalu masuk ke kamar)
FLASHBACK BERAKHIR.
7. INT. KAMAR MONA. SORE.
Cast: Mona
Mona menangis, air matanya membasahi bantal. Mona lalu duduk di ambang tempat tidur. Mengambil fotonya bersama Papa dan Mama ketika ia masih kecil, lalu melemparkannya ke kasur.
8. EXT. SEBUAH BUKIT. SIANG
Cast: Mona, Leni
Dari bukit itu, Mona dan Leni memandangi pemandangan yang terhampar. Angin berhembus semilir. Mona menangis dan Leni duduk di sampingnya.
MONA
Gini banget hidup gue, Len
LENI
Suatu saat lu pasti tahu siapa orang tua lu yang sebenarnya, Mon
MONA
(berdiri lalu berteriak sekencang-kencangnya)
Gema suara Mona terdengar hingga scene selanjutnya.
9. EXT. TERAS RUMAH MONA. MALAM
Cast: Mona, Papa, Mama
Mona pulang dengan masih menyisakan air mata. Namun, ketika ia sudah berada di teras dan akan membuka pintu, ia mendengar suara pertengkaran Papa dan Mama dari dalam rumah. Mona mendengarkan pertengkaran itu dengan bersandar di tembok.
PAPA
Sudah kubilang jangan sampai Mona tahu kalau kau bukan ibu kandungnya!
MAMA
Dan kau bukanlah ayahnya! Toh suatu saat dia pasti tahu!
PAPA
Tapi bukan dengan cara seperti ini!
MAMA
Lalu dengan cara apa? Dengan menunggu aku mati, lalu kamu baru bilang kalau aku bukan ibu kandungnya hah?
PAPA
(menampar Mama)
Jaga mulutmu!
MAMA
Kau pun harus sadar bahwa kita di sini hanya menumpang pada Mona karena rumah ini milik Mona sepenuhnya. Kau menjual harta warisan orang tuamu dan hasilnya kini kau tak punya rumah sama sekali, kan?
PAPA
Jaga omonganmu!
MAMA
Kau pun keliru karena tak memberi tahu Mona rahasia ini sejak dulu
PAPA
Kalau bukan kita yang merawat, bakal jadi apa Mona jika ia hidup bersama ibunya?
MAMA
MAMA
Mona tak mendapat kasih sayang di rumah ini.
(terdiam sejenak)
Kau bahkan tak tahu di mana ibu Mona sekarang berada setelah kau mengusirnya ketika ayahmu meninggal tak lama setelah Mona lahir
PAPA
Aku tak peduli.
Mona masih bersandar di tembok dan ia menangis. Ia lalu terduduk..
10. INT. RUANG TAMU RUMAH MARKO. PAGI.
Cast: Mona, Marko.
MONA
Mama Papa ke mana?
MARKO
Lagi keluar ke rumah saudara. Tumben kamu mampir tanpa ngabarin aku?
MONA
(diam dan mulai menangis)
MARKO
Kenapa, Bi?
(memandang Mona dengan tatapan heran dan penuh pertanyaan)
MONA
Aku ngerasa kamu berubah, Bi..
11. INT. KANTOR. SIANG
Cast: Mona, Leni, Mbak Lilik, dan rekan-rekan kantor.
Hari itu Mona menjalani hari-harinya dengan murung. Wajahnya layu. Leni menghampiri Mona di meja kerjanya. Rekan-rekan yang lain sibuk dengan pekerjannya masing-masing, ada yang sedang menatap layar komputer, ada yang mondar-mandir membawa map, dan ada yang sedang memeriksa cetakan majalah API PEREMPUAN.
LENI
Mon..
MONA
(tersadar dari kelesuannya dan memandang Leni)
Hmm?
LENI
Semangat dong..
MONA
Gue enggak bisa konsen
LENI
(menghela nafas)
Dari pintu ruangannya, Mbak Lilik memanggil Mona.
MBAK LILIK
Mon..
(tangannya melambai memanggil Mona lalu masuk lagi)
MONA
(berdiri dengan malas)
Ya, Mbak..
(masuk ke ruangan Mbak Lilik)
Ruangan Mbak Lilik tak terlalu besar. Di samping meja kerjanya ada buku-buku yang tertata rapi di sebuah lemari. Di meja kerjanya terdapat tumpukan dokumen-dokumen. Mbak Lilik duduk di kursinya, memandangi Mona.
MONA
(duduk di kursi seberang Mbak Lilik)
MBAK LILIK
Kamu batal ke Lombok. Kiki yang gantiin kamu karena kupikir dia lebih punya banyak pengalaman buat ngeliput pariwisata..
MONA
(duduk tertunduk dan menghela nafas)
MBAK LILIK
Kamu ganti liputan ke sebuah desa di Jawa Tengah. Ada sebuah surat pembaca yang masuk dan si pengirim surat meminta kita untuk meliput ke sana. Kata si pengirim surat, banyak lelaki di desa itu yang merantau. Tulislah kehidupan perempuan di sana. Amati hal-hal yang menarik dan kupaslah. Kupikir kamu punya sudut yang bagus untuk liputan ini. Aku beri waktu tiga minggu. Tiket travel udah kusiapin. minggu depan kamu langsung berangkat.
MONA
(termenung, memandangi foto keluarga Mbak Lilik yang dipasang di dinding belakang Mbak Lilik. Di foto itu terlihat Mbak Lilik bersama kedua orang tuanya berpose dengan sangat mesra)
12. INT. RUANG TAMU RUMAH MONA – KAMAR MONA. MALAM.
Cast: Mona, Mama, Papa.
Mata Mona sembab. Ia masuk ke rumah dengan murung. Mama dan Papa duduk termenung di sofa.
PAPA
Mona, dengerin penjelasan Papa
MONA
Siapa sebenarnya orang tuaku?
PAPA
Aku adalah papamu, Mon..
MONA
Siapa sebenarnya orang tuaku?!!
MAMA
(mulai menangis dan masuk ke kamar)
PAPA
(memandangi Mama)
MONA
(masuk ke kamar)
Mona duduk di ambang tempat tidur dan menangis. Ia lalu berdiri dan menuju meja, membuka laci dan mengambil gunting. Dipegangnya erat-erat gunting itu, sehingga memberi kesan bahwa ia akan melakukan percobaan bunuh diri. Namun akhirnya Mona mengambil foto dirinya bersama Mama dan Papa sewaktu kecil, lalu mengguntingnya – sehingga yang tersisa adalah hanya foto dirinya sendiri. Mona memandang guntingan foto dirinya itu sembari menangis, lalu tertunduk.
13. EXT. PANTAI. SIANG
Cast: Mona, Marko.
Mereka berdua duduk di tepi pantai, memandangi ombak-ombak yang berkejaran. Wajah mereka berdua lesu.
MARKO
Bi..
MONA
Ya?
MARKO
Aku mau ngomong sesuatu
MONA
Ngomong apa?
MARKO
Ini penting
MONA
Tinggal bilang aja
MARKO
(terdiam)
MONA
(memandang Marko dengan serius)
Kenapa, Bi?
MARKO
Aku udah enggak bisa ngelanjutin hubungan ini..
MONA
Apa kamu bilang? Bukannya belum lama ini kamu bilang mau ngelamar aku?
MARKO
Aku minta maaf, Bi..
MONA
(terdiam nanar memandangi Marko)
Bi..
(menangis, lalu berkata dengan suara tinggi)
Kenapa sih kamu harus bilang ini sekarang di saat aku juga sedang terpuruk? Kamu denger sendiri kan, apa yang udah aku ceritain, hah? Aku sekarang sebatang kara. Kalau bukan sama kamu, aku mau hidup sama siapa lagi?!
14. EXT. KAMAR LENI. SORE.
Cast: Leni, Mona.
Di kamar Leni ada foto Leni dan Mona yang tergeletak di meja.
MONA
(menangis tersedu)
LENI
(memeluk Mona)
Yang kuat, ya, Mon. Lu pasti bisa ngelewatin fase ini. Gue tau lu lagi terpuruk, tapi gue juga tahu lu bisa bangkit..
MONA
(masih tersedu)
Gue mau nyerah aja.. gue pengen mati, Len..
Pelukan mereka berdua terlepas.
LENI
Mon.. tenangin diri dulu. Lihat, apa yang lu idamkan udah bisa lu raih. Lu pengen jadi penulis, lu udah mencapai itu..
(diam dan menghela nafas)
Siapa tahu dengan lu ambil job liputan itu, lu bisa nemu hal-hal baru yang bikin pikiran lu tenang, Mon..
MONA
(membuka ponsel dan terlihat mengetik pesan)
LENI
(mengambil tisu di meja, lalu mengulungkannya pada Mona)
MONA
(mengambil sehelai tisu untuk mengelap air matanya)
Temenin gue Len
LENI
Ke mana??
15. EXT. DEPAN RUMAH MARKO. MALAM.
Cast: Marko, Mona, Leni.
Mona dan Leni berboncengan. Mona turun di depan rumah Marko dan Leni menunggu di sebuah jarak yang tak terlalu jauh dan Leni masih bisa memandangi Mona dengan jelas. Mona lalu mengirim pesan pada Marko. Marko keluar rumah kemudian.
MONA
Bi..
(menangis)
MARKO
(tertunduk)
MONA
Kamu udah enggak cinta aku?
MARKO
(menggeleng agak ragu)
MONA
(menangis)
MARKO
Bagiku, kita udah cukup..
MONA
Kamu mendadak cuek akhir-akhir ini, apakah kamu sadar?
MARKO
Aku udah capek sama kamu..
MONA
Kamu capek tapi bukan gini caranya. Kamu bilang kek ke aku kalau aku bikin salah..
MARKO
Aku harus bilang apa lagi?
MONA
Kamu harus tahu, Bi. Aku masih sangat mencintaimu. Ayo bangun lagi hubungan kita..
MARKO
Udah.. aku minta maaf..
MONA
(memegang tangan Marko)
Bi, aku ingin peluk kamu untuk yang terakhir kalinya, Bi..
MARKO
(melepaskan perlahan tangan Mona)
Udah, Bi. Kamu harus bahagia. Aku juga sulit mengambil keputusan ini. Setelah ini aku tak ingin berhubungan dengan siapa-siapa. Aku juga bersedih karena ternyata aku bukan orang yang tepat bagimu..
MONA
Oke, Bi, aku minta maaf kalau selama ini aku enggak pernah merhatiin kamu, dan aku kadang suka nyuekin kamu. Aku minta maaf, Bi.. ayo bangun lagi hubungan kita..
MARKO
Udah kumaafin, Bi. Kamu jangan nangis. Kamu harus bahagia
MONA
Bahagiaku kalau aku bisa sama kamu
MARKO
(terdiam)
Udah cukup! Aku capek! Kamu udah kena delusi!
(masuk ke dalam)
MONA
Bi.. please. Jangan pergi..
(tertunduk dan masih menangis)
MARKO
(mengintip dari jendela namun tak terlihat dari luar)
Leni menghampiri Mona.
LENI
Mon.. ayo pulang..
MONA
(menuju Leni sembari menengok ke pintu rumah Marko)
16. INT. CAFÉ. PAGI.
Cast: Mona,Marko, Pelayan.
Mona datang ke sebuah café, memesan menu, lalu menuju tempat yang kosong. Mona menggeser kursi lalu duduk. Di hadapannya ada meja kayu yang tak terlalu besar dan sebuah kursi kosong. Mona lalu membuka hape dan mengirim pesan via WhatsApp pada Marko, isinya: Aku tunggu di café yang menjadi tempat kita bertemu untuk pertama kali. Ini mungkin pertemuan terakhir kita. Aku harap kau datang. Jam di café menunjukkan pukul 9.25. Mona lalu mengecek pesannya lagi dan ternyata pesan itu sudah dibaca oleh Marko, namun Marko tak membalasnya.
Pelayan datang membawa pesanan Mona. Mona melamun dan selalu memandang ke arah pintu masuk, berharap Marko akan datang. Mona duduk dengan gelisah. Ia minum sedikit demi sedikit minumannya hingga tak sadar minumannya sudah habis. Jam café menunjukkan pukul 12.05. Mona memesan minuman lagi. Berkali-kali ia mengecek ponsel dan Marko tak mengiriminya kabar. Pesanannya datang lagi.
Mona sangat gelisah dan ada air mata yang menggenang di matanya. Ia mengecek ponsel lagi, dan memandang ke arah pintu masuk. Jam café menunjukkan pukul 14.30. Minumannya tinggal setengah. Café itu sudah mulai penuh oleh pengunjung.
MARKO DATANG (MONA BERMIMPI). Marko berjalan dari luar, membuka pintu masuk, lalu menuju meja Mona. Mona menyambutnya dengan tangisan bahagia. Marko berdiri di seberang mejanya dan tersenyum penuh perhatian.
Lalu terdengarlah SUARA PELAYAN yang membangunkan Mona.
PELAYAN
Mbak, Mbak..
(tersenyum)
MONA
(tersadar dan tergeragap)
Ya, Mas.. maaf..
PELAYAN
Kursinya enggak dipakai, Mbak? Ada pengunjung lain yang belum mendapat kursi..
MONA (VO)
(melihat ke arah jam dinding, 16.55.)
Marko enggak datang..
PELAYAN
Enggak dipakai, kan, Mbak? Atau ada teman Mbak yang mau datang?
MONA
Enggak, Mas
(dengan tegas dan mantap)
17. INT. RUMAH MONA. MALAM.
Cast: Mona, Mama, Papa
Di kamar, Mona memasukkan baju-bajunya ke dalam sebuah tas besar, sembari menangis tersedu-sedu. Ia lalu keluar dan melihat Mama sedang menangis di sofa. Tiba-tiba Papa datang dari kamarnya.
PAPA
Mona!
MONA
(hanya menengok lalu membuang muka lagi)
PAPA
(menghampiri Mona)
Mona! Mau ke mana kamu?!
MONA
Terserah Mona. Mona udah gede.
PAPA
(menampar Mona)
MONA
(memegangi pipinya, dan memandangi Papa dengan raut benci, lalu keluar)
PAPA
Mona! Kurang ajar ya kamu!
MONA
(masuk ke mobil travel yang sudah menunggu di depan rumah, lalu air matanya tumpah ruah)
Travel itu hanya diisi oleh lima orang, dua lelaki dan tiga perempuan termasuk Mona. Mona duduk di kursi paling belakang.
18. INT. CAFÉ. MALAM. (MONA FLASHBACK)
Cast: Mona, Marko.
Marko dan Mona duduk berhadap-hadapan. Mereka berdua saling melempar senyum seakan mereka berdua adalah pasangan paling bahagia di dunia.
MARKO
Seandainya aku pisah sama kamu, aku enggak akan menjalin hubungan dengan siapa pun, karena kamu adalah yang terakhir untukku. Jadi, tetap di sisiku..
MONA
Jika kelak kita satu rumah, aku bayangkan kamu akan datang ke meja kerjaku dengan membawa segelas teh atau kopi, dan kamu bilang “don’t worry, baby. Sekarang aku milikmu, bahkan selamanya – walau salah satu di antara kita harus mati lebih dulu..
(Mona tersenyum, senyum yang sangat manis)