Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MONA
Suka
Favorit
Bagikan
2. 2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

5. INT. RUMAH MONA. SORE.

Mona baru pulang kerja. Di ruang tamu ada Mama yang sedang duduk dan membaca majalah. Mona lewat dan tak menganggap Mama ada.

MAMA

Mona!

MONA

Apa?

MAMA

Mau sampai kapan kamu bersikap seperti ini?

MONA

Mau sampai kapan Mama dan Papa menyembunyikan rahasia itu dariku?

MAMA

(memandang dengan kesal)

MONA

Kalau Mama dan Papa segera memberi tahu, aku akan siap dengan konsekuensi apa pun. Termasuk angkat kaki dari rumah ini!

Mona masuk ke kamar. Ia merebahkan diri di kasur dan matanya menatap langit-langit.

6. INT. RUMAH MONA. FAJAR. (MONA FLASHBACK)

Cast: Mona, Papa, Mama.

Fajar di ufuk timur sedang indah-indahnya. Kehidupan kota mulai menggeliat.

Mona membuka pintu rumah, dan ia berjalan menuju kamar. Ketika akan membuka kunci pintu kamar, Papa menghampiri Mona.

PAPA

Mona!

MONA

(menengok sekejap lalu kembali mencoba membuka kunci)

PAPA

Anak kurang ajar, ya! 

MONA

Udah, Pa? Mona capek. Pengen tidur.

PAPA

Mona!

MONA

Hmm??

MAMA

(datang tiba-tiba dari kamar)

Begini kelakuanmu? Dari dulu sama saja. Kamu selalu membangkang!

MONA

Begini cara menyambut anak?

MAMA

Dasar anak pembangkang!

MONA

Mama Papa mau pukul Mona? Mau nampar Mona? Mau ngurung Mona di gudang atau di kamar mandi lagi? 

PAPA

(memandang dengan raut emosi)

MONA

(membuka pintu kamar lalu membantingnya keras-keras)

MAMA

Dasar anak pembantu! 

MONA

(menghentikan langkah)

PAPA

(menampar Mama, suaranya terdengar dari dalam kamar)

MONA

(keluar kamar)

Apa yang tadi Mama bilang? Anak pembantu?

PAPA

Mon, tenang, Mon..

MONA

Maksudnya apa, Pa?!

PAPA

Kamu anak Papa, Mon

MONA

Apa yang dimaksud Mama?!

(terdiam)

Jawab, Pa!!

MAMA-PAPA

(membisu)

MONA

(menangis tersedu dan membanting pintu)

PAPA

(mengetuk-ngetuk pintu)

Mon, Mon..

MONA

(bersandar di pintu dan menangis)

PAPA

(memandang marah pada Mama lalu masuk ke kamar)

FLASHBACK BERAKHIR.

7. INT. KAMAR MONA. SORE.

Cast: Mona

Mona menangis, air matanya membasahi bantal. Mona lalu duduk di ambang tempat tidur. Mengambil fotonya bersama Papa dan Mama ketika ia masih kecil, lalu melemparkannya ke kasur.

8. EXT. SEBUAH BUKIT. SIANG

Cast: Mona, Leni

Dari bukit itu, Mona dan Leni memandangi pemandangan yang terhampar. Angin berhembus semilir. Mona menangis dan Leni duduk di sampingnya.

MONA

Gini banget hidup gue, Len

LENI

Suatu saat lu pasti tahu siapa orang tua lu yang sebenarnya, Mon

MONA

(berdiri lalu berteriak sekencang-kencangnya)

Gema suara Mona terdengar hingga scene selanjutnya.

9. EXT. TERAS RUMAH MONA. MALAM

Cast: Mona, Papa, Mama

Mona pulang dengan masih menyisakan air mata. Namun, ketika ia sudah berada di teras dan akan membuka pintu, ia mendengar suara pertengkaran Papa dan Mama dari dalam rumah. Mona mendengarkan pertengkaran itu dengan bersandar di tembok.

PAPA

Sudah kubilang jangan sampai Mona tahu kalau kau bukan ibu kandungnya!

MAMA

Dan kau bukanlah ayahnya! Toh suatu saat dia pasti tahu!

PAPA

Tapi bukan dengan cara seperti ini!

MAMA

Lalu dengan cara apa? Dengan menunggu aku mati, lalu kamu baru bilang kalau aku bukan ibu kandungnya hah?

PAPA

(menampar Mama)

Jaga mulutmu!

MAMA

Kau pun harus sadar bahwa kita di sini hanya menumpang pada Mona karena rumah ini milik Mona sepenuhnya. Kau menjual harta warisan orang tuamu dan hasilnya kini kau tak punya rumah sama sekali, kan?

PAPA

Jaga omonganmu!

MAMA

Kau pun keliru karena tak memberi tahu Mona rahasia ini sejak dulu

PAPA

Kalau bukan kita yang merawat, bakal jadi apa Mona jika ia hidup bersama ibunya?

MAMA

MAMA

Mona tak mendapat kasih sayang di rumah ini.

(terdiam sejenak)

 Kau bahkan tak tahu di mana ibu Mona sekarang berada setelah kau mengusirnya ketika ayahmu meninggal tak lama setelah Mona lahir

PAPA

Aku tak peduli. 

Mona masih bersandar di tembok dan ia menangis. Ia lalu terduduk..

10. INT. RUANG TAMU RUMAH MARKO. PAGI.

Cast: Mona, Marko.

MONA

Mama Papa ke mana?

MARKO

Lagi keluar ke rumah saudara. Tumben kamu mampir tanpa ngabarin aku?

MONA

(diam dan mulai menangis)

MARKO

Kenapa, Bi?

(memandang Mona dengan tatapan heran dan penuh pertanyaan)

MONA

Aku ngerasa kamu berubah, Bi..

11. INT. KANTOR. SIANG

Cast: Mona, Leni, Mbak Lilik, dan rekan-rekan kantor.

Hari itu Mona menjalani hari-harinya dengan murung. Wajahnya layu. Leni menghampiri Mona di meja kerjanya. Rekan-rekan yang lain sibuk dengan pekerjannya masing-masing, ada yang sedang menatap layar komputer, ada yang mondar-mandir membawa map, dan ada yang sedang memeriksa cetakan majalah API PEREMPUAN.

LENI

Mon..

MONA

(tersadar dari kelesuannya dan memandang Leni)

Hmm?

LENI

Semangat dong..

MONA

Gue enggak bisa konsen

LENI

(menghela nafas)

Dari pintu ruangannya, Mbak Lilik memanggil Mona.

MBAK LILIK

Mon..

(tangannya melambai memanggil Mona lalu masuk lagi)

MONA

(berdiri dengan malas)

Ya, Mbak..

(masuk ke ruangan Mbak Lilik)

Ruangan Mbak Lilik tak terlalu besar. Di samping meja kerjanya ada buku-buku yang tertata rapi di sebuah lemari. Di meja kerjanya terdapat tumpukan dokumen-dokumen. Mbak Lilik duduk di kursinya, memandangi Mona.

MONA

(duduk di kursi seberang Mbak Lilik)

MBAK LILIK

Kamu batal ke Lombok. Kiki yang gantiin kamu karena kupikir dia lebih punya banyak pengalaman buat ngeliput pariwisata..

MONA

(duduk tertunduk dan menghela nafas)

MBAK LILIK

Kamu ganti liputan ke sebuah desa di Jawa Tengah. Ada sebuah surat pembaca yang masuk dan si pengirim surat meminta kita untuk meliput ke sana. Kata si pengirim surat, banyak lelaki di desa itu yang merantau. Tulislah kehidupan perempuan di sana. Amati hal-hal yang menarik dan kupaslah. Kupikir kamu punya sudut yang bagus untuk liputan ini. Aku beri waktu tiga minggu. Tiket travel udah kusiapin. minggu depan kamu langsung berangkat.

MONA

(termenung, memandangi foto keluarga Mbak Lilik yang dipasang di dinding belakang Mbak Lilik. Di foto itu terlihat Mbak Lilik bersama kedua orang tuanya berpose dengan sangat mesra)

12. INT. RUANG TAMU RUMAH MONA – KAMAR MONA. MALAM.

Cast: Mona, Mama, Papa.

Mata Mona sembab. Ia masuk ke rumah dengan murung. Mama dan Papa duduk termenung di sofa.

PAPA

Mona, dengerin penjelasan Papa

MONA

Siapa sebenarnya orang tuaku?

PAPA

Aku adalah papamu, Mon..

MONA

Siapa sebenarnya orang tuaku?!!

MAMA

(mulai menangis dan masuk ke kamar)

PAPA

(memandangi Mama)

MONA

(masuk ke kamar)

Mona duduk di ambang tempat tidur dan menangis. Ia lalu berdiri dan menuju meja, membuka laci dan mengambil gunting. Dipegangnya erat-erat gunting itu, sehingga memberi kesan bahwa ia akan melakukan percobaan bunuh diri. Namun akhirnya Mona mengambil foto dirinya bersama Mama dan Papa sewaktu kecil, lalu mengguntingnya – sehingga yang tersisa adalah hanya foto dirinya sendiri. Mona memandang guntingan foto dirinya itu sembari menangis, lalu tertunduk.

13. EXT. PANTAI. SIANG

Cast: Mona, Marko.

Mereka berdua duduk di tepi pantai, memandangi ombak-ombak yang berkejaran. Wajah mereka berdua lesu.

MARKO

Bi..

MONA

Ya?

MARKO

Aku mau ngomong sesuatu

MONA

Ngomong apa?

MARKO

Ini penting

MONA

Tinggal bilang aja

MARKO

(terdiam)

MONA

(memandang Marko dengan serius)

Kenapa, Bi?

MARKO

Aku udah enggak bisa ngelanjutin hubungan ini..

MONA

Apa kamu bilang? Bukannya belum lama ini kamu bilang mau ngelamar aku?

MARKO

Aku minta maaf, Bi..

MONA

(terdiam nanar memandangi Marko)

Bi..

(menangis, lalu berkata dengan suara tinggi)

Kenapa sih kamu harus bilang ini sekarang di saat aku juga sedang terpuruk? Kamu denger sendiri kan, apa yang udah aku ceritain, hah? Aku sekarang sebatang kara. Kalau bukan sama kamu, aku mau hidup sama siapa lagi?!

14. EXT. KAMAR LENI. SORE.

Cast: Leni, Mona.

Di kamar Leni ada foto Leni dan Mona yang tergeletak di meja.

MONA

(menangis tersedu)

LENI

(memeluk Mona)

Yang kuat, ya, Mon. Lu pasti bisa ngelewatin fase ini. Gue tau lu lagi terpuruk, tapi gue juga tahu lu bisa bangkit..

MONA

(masih tersedu)

Gue mau nyerah aja.. gue pengen mati, Len..

Pelukan mereka berdua terlepas.

LENI

Mon.. tenangin diri dulu. Lihat, apa yang lu idamkan udah bisa lu raih. Lu pengen jadi penulis, lu udah mencapai itu..

(diam dan menghela nafas)

Siapa tahu dengan lu ambil job liputan itu, lu bisa nemu hal-hal baru yang bikin pikiran lu tenang, Mon.. 

MONA

(membuka ponsel dan terlihat mengetik pesan)

LENI

(mengambil tisu di meja, lalu mengulungkannya pada Mona)

MONA

(mengambil sehelai tisu untuk mengelap air matanya)

Temenin gue Len

LENI

Ke mana??

15. EXT. DEPAN RUMAH MARKO. MALAM.

Cast: Marko, Mona, Leni.

Mona dan Leni berboncengan. Mona turun di depan rumah Marko dan Leni menunggu di sebuah jarak yang tak terlalu jauh dan Leni masih bisa memandangi Mona dengan jelas. Mona lalu mengirim pesan pada Marko. Marko keluar rumah kemudian.

MONA

Bi..

(menangis)

MARKO

(tertunduk)

MONA

Kamu udah enggak cinta aku?

MARKO

(menggeleng agak ragu)

MONA

(menangis)

MARKO

Bagiku, kita udah cukup..

MONA

Kamu mendadak cuek akhir-akhir ini, apakah kamu sadar?

MARKO

Aku udah capek sama kamu..

MONA

Kamu capek tapi bukan gini caranya. Kamu bilang kek ke aku kalau aku bikin salah..

MARKO

Aku harus bilang apa lagi?

MONA

Kamu harus tahu, Bi. Aku masih sangat mencintaimu. Ayo bangun lagi hubungan kita..

MARKO

Udah.. aku minta maaf..

MONA

(memegang tangan Marko)

Bi, aku ingin peluk kamu untuk yang terakhir kalinya, Bi..

MARKO

(melepaskan perlahan tangan Mona)

Udah, Bi. Kamu harus bahagia. Aku juga sulit mengambil keputusan ini. Setelah ini aku tak ingin berhubungan dengan siapa-siapa. Aku juga bersedih karena ternyata aku bukan orang yang tepat bagimu..

MONA

Oke, Bi, aku minta maaf kalau selama ini aku enggak pernah merhatiin kamu, dan aku kadang suka nyuekin kamu. Aku minta maaf, Bi.. ayo bangun lagi hubungan kita..

MARKO

Udah kumaafin, Bi. Kamu jangan nangis. Kamu harus bahagia

MONA

Bahagiaku kalau aku bisa sama kamu

MARKO

(terdiam)

Udah cukup! Aku capek! Kamu udah kena delusi!

(masuk ke dalam)

MONA

Bi.. please. Jangan pergi..

(tertunduk dan masih menangis)

MARKO

(mengintip dari jendela namun tak terlihat dari luar)

Leni menghampiri Mona.

LENI

Mon.. ayo pulang..

MONA

(menuju Leni sembari menengok ke pintu rumah Marko)

16. INT. CAFÉ. PAGI.

Cast: Mona,Marko, Pelayan.

Mona datang ke sebuah café, memesan menu, lalu menuju tempat yang kosong. Mona menggeser kursi lalu duduk. Di hadapannya ada meja kayu yang tak terlalu besar dan sebuah kursi kosong. Mona lalu membuka hape dan mengirim pesan via WhatsApp pada Marko, isinya: Aku tunggu di café yang menjadi tempat kita bertemu untuk pertama kali. Ini mungkin pertemuan terakhir kita. Aku harap kau datang. Jam di café menunjukkan pukul 9.25. Mona lalu mengecek pesannya lagi dan ternyata pesan itu sudah dibaca oleh Marko, namun Marko tak membalasnya.

Pelayan datang membawa pesanan Mona. Mona melamun dan selalu memandang ke arah pintu masuk, berharap Marko akan datang. Mona duduk dengan gelisah. Ia minum sedikit demi sedikit minumannya hingga tak sadar minumannya sudah habis. Jam café menunjukkan pukul 12.05. Mona memesan minuman lagi. Berkali-kali ia mengecek ponsel dan Marko tak mengiriminya kabar. Pesanannya datang lagi.

Mona sangat gelisah dan ada air mata yang menggenang di matanya. Ia mengecek ponsel lagi, dan memandang ke arah pintu masuk. Jam café menunjukkan pukul 14.30. Minumannya tinggal setengah. Café itu sudah mulai penuh oleh pengunjung.

MARKO DATANG (MONA BERMIMPI). Marko berjalan dari luar, membuka pintu masuk, lalu menuju meja Mona. Mona menyambutnya dengan tangisan bahagia. Marko berdiri di seberang mejanya dan tersenyum penuh perhatian. 

Lalu terdengarlah SUARA PELAYAN yang membangunkan Mona. 

PELAYAN

Mbak, Mbak..

(tersenyum)

MONA

(tersadar dan tergeragap)

Ya, Mas.. maaf..

PELAYAN

Kursinya enggak dipakai, Mbak? Ada pengunjung lain yang belum mendapat kursi..

MONA (VO)

(melihat ke arah jam dinding, 16.55.)

Marko enggak datang..

PELAYAN

Enggak dipakai, kan, Mbak? Atau ada teman Mbak yang mau datang?

MONA

Enggak, Mas

(dengan tegas dan mantap)

17. INT. RUMAH MONA. MALAM.

Cast: Mona, Mama, Papa

Di kamar, Mona memasukkan baju-bajunya ke dalam sebuah tas besar, sembari menangis tersedu-sedu. Ia lalu keluar dan melihat Mama sedang menangis di sofa. Tiba-tiba Papa datang dari kamarnya.

PAPA

Mona!

MONA

(hanya menengok lalu membuang muka lagi)

PAPA

(menghampiri Mona)

Mona! Mau ke mana kamu?!

MONA

Terserah Mona. Mona udah gede.

PAPA

(menampar Mona)

MONA

(memegangi pipinya, dan memandangi Papa dengan raut benci, lalu keluar)

PAPA

Mona! Kurang ajar ya kamu!

MONA

(masuk ke mobil travel yang sudah menunggu di depan rumah, lalu air matanya tumpah ruah)

Travel itu hanya diisi oleh lima orang, dua lelaki dan tiga perempuan termasuk Mona. Mona duduk di kursi paling belakang. 

18. INT. CAFÉ. MALAM. (MONA FLASHBACK)

Cast: Mona, Marko.

Marko dan Mona duduk berhadap-hadapan. Mereka berdua saling melempar senyum seakan mereka berdua adalah pasangan paling bahagia di dunia.

MARKO

Seandainya aku pisah sama kamu, aku enggak akan menjalin hubungan dengan siapa pun, karena kamu adalah yang terakhir untukku. Jadi, tetap di sisiku..

MONA

Jika kelak kita satu rumah, aku bayangkan kamu akan datang ke meja kerjaku dengan membawa segelas teh atau kopi, dan kamu bilang “don’t worry, baby. Sekarang aku milikmu, bahkan selamanya – walau salah satu di antara kita harus mati lebih dulu..

(Mona tersenyum, senyum yang sangat manis)  

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar