Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Memori Jangka Pendek
Suka
Favorit
Bagikan
6. Scene 59-66
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

59.INT.RS.PRAMESTI (PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-SORE HARI

Rudi duduk di kursi sambil memegang sebungkus serbuk kecil. Terlihat ada chat masuk.

Maria: "Rud, maaf ya rencana kita buat ketemu Guntur Adisurdjo cancel dulu. Hari ini aku ada kerjaan mendadak."

Rudi memfoto serbuk lalu mengirimnya ke Maria.

Rudi : "Kapan kamu mau lihat serbuk ini?"

60.INT.RUMAH HERU-DAPUR-SORE HARI

Heru membuka laci. Heru memperhatikan bungkusan-bungkusan serbuk putih. Heru mengambil semuanya lalu membuangnya.

61.INT.RS.PRAMESTI (PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-MALAM HARI

Rudi memperhatikan chatnya yang belum dibalas Maria. Jam menunjukkan pukul 20.00 WIB. Rudi memasukkan bungkusan serbuk dan HP-nya ke dalam tas. Rudi membuka pintu dan hampir bertabrakan dengan Maria.

MARIA

Rud, maaf ya aku....

RUDI

Aku mau pulang.

MARIA

Rudi! Please maafin aku. Aku tahu kamu pingin ketemu sama Guntur Adisurdjo, tapi ...

RUDI

Ini bukan soal Guntur Adisurdjo. Ini soal serbuk yang kamu bilang racun itu.

MARIA

Iya aku tahu kamu pingin cepat-cepat tahu isi serbuk itu. Tapi kamu harus ngertiin aku juga dong Rud.  Kerjaan aku itu nggak cuma ngurusin pembunuh ibu kamu.

RUDI

Kerjaan itu kamu kayaknya penting banget ya.

MARIA

Rud, aku cuma minta pengertian kamu. Aku ini punya pekerjaan lain selain ngurusin ksmu. Jadi tolong kamu ngerti. Lagian aku udah nggak bisa ngebantu banyak, Rud. Selama ini aku udah ngasih terapi psikologis, recall memori, tapi hasilnya tetap nihil. Buktinya ingatan kamu masih gitu-gitu aja kan? Aku capek, Rud. Usaha aku tuh nggak ada hasilnya. Aku punya pekerjaan lain yang jauh lebih penting dari itu.

RUDI

Jadi ini semua nggak penting? Kamu nyesel udah ngebantu aku? Oke, kalau kamu nyesel, aku gak bakal ganggu kamu lagi. Aku nggak butuh bantuan dari orang yang egois kayak kamu.

MARIA

Yaudah. Aku mau lihat sampai mana kamu bisa berjuang tanpa bantuan aku.

RUDI

Oke. Aku bakal buktiin kalau aku bisa cari pembunuh itu sendiri.

MARIA

Yaudah sana. Gausah minta bantuan aku lagi.

Rudi meninggalkan Maria. Maria menyandarkan badannya ke tembok kemudian duduk bersimpuh sambil menangis.

62.EXT.JALANAN-MALAM HARI

Rudi tampak sedih menyusuri jalanan. Rudi berhenti melihat poster konser amal yang tertempel di tiang listrik. Terlihat foto Maria sebagai bintang tamu. Rudi mengambil poster dari tiang listrik.

63.INT.RUANG TV-MALAM HARI

Heru mengambil gitar di depannya kemudian menyanyikan lagu "Belenggu Rindu".

RUDI

Loh, Bapak bisa nyanyi? Wih kereen bisa min gitar lagi.

HERU (v.o)

Pasti Rudi lupa kalau tadi pagi kita bertengkar.

RUDI

Ini baru ya? Kok masih kinclong?

(sambil mengambil gitar)

HERU

Iya. Kamu mau Bapak ajarin main gitar?

RUDI

Ya mau lah, Pak. Aku tuh pengen banget bisa main alat musik. Lagian Bapak kenapa nggak pernah bilang sih kalau bisa main gitar? Kayaknya ini juga pertama kali deh Rudi lihat Bapak main gitar. Apa Rudi yang lupa ya?

HERU

Nggak kok, kamu nggak lupa. Bapak memang udah lama nggak main gitar. Kamu suka gitarnya?

RUDI

Suka banget, Pak. Bagus.

HERU

Karena hari ini kamu ulang tahun, gitar itu sekarang punya kamu.

RUDI

Ha? Serius? Beneran nih?

Heru mengambil kue tart.

HERU

Selamat ulang tahun Rudi. Semoga kamu selalu bahagia. Bapak bersyukur punya kamu. Terima kasih karena kamu masih ada di samping Bapak sampai sekarang. Kalau nggak ada kamu, mungkin Bapak udah nggak punya semangat hidup lagi.

Heru meneteskan air mata. Rudi mengusap air mata Heru. Rudi ikut menangis.

RUDI

Seharusnya Rudi yang bilang terima kasih sama Bapak. Bapak adalah orang yang paling hebat dalam hidup Rudi. Makasih ya Pak, meskipun Rudi banyak ngrepotin Bapak, tapi Bapak tetap mau ngurusin Rudi. Dan maafin Rudi juga karena Rudi nggak bisa bantuin Bapak cari uang. Kalau nanti Rudi bisa sembuh, Rudi janji bakal cari uang yang banyak buat Bapak, supaya Bapak nggak perlu jualan jamu lagi.

Rudi memeluk Heru sambil menangis.

64.INT.KAMAR RUDI-MALAM HARI

Rudi membaca tulisan "musuh Bapak" pada foto lelaki pemegang gitar. Rudi membaca tulisan di belakang foto.

"Aku tahu kamu nggak setuju. Tapi aku menduga kalau Bapak kamulah pembunuhnya. Bapak kamu mencoret muka ibumu dan lelaki di sampingnya. Kemungkinan lelaki ini juga korbannya. Aku sengaja tulis di sini supaya kamu nggak lupa dan mau mempertimbangkan pendapatku. -Maria-."

Rudi mengambil HP-nya lalu meletakkannya lagi. Rudi mengambil poster dan mencoret-coret foto Maria.

RUDI

Aku nggak butuh bantuan Maria lagi. Aku harus bisa menemukan pambunuh itu sendiri.

Rudi mengambil foto dan memperhatikan tulisan di belakang foto. Rudi menyalakan lagu "Belenggu Rindu" kemudian memejamkan mata.

RUDI

Ah! Sial! Kenapa sih ingatanku nggak mau bekerja. Kenapa aku harus bergantung sama bantuan orang lain.

Rudi memasukkan foto ke dalam tas. Kemudian Heru masuk ke dalam kamar sambil membawa gitar.

HERU

Jadi nggak belajar gitarnya?

Heru melihat poster.

HERU

Apa ini, Rud? Kenapa dicoret?

(sambil mengambil poster)

RUDI

Nggak apa-apa.

HERU

Nanti kamu dipenjara lho nyoret-nyoret muka artis.

RUDI

Emang nyoret begituan bisa dipenjara?

HERU

Maria Iko?

(sambil membaca tulisan di poster)

CUT TO:

65.INT.TOKO GITAR-PAGI HARI (FLASHBACK)

Heru duduk sambil mendengarkan lagu "Belenggu Rindu" dari radio.

PENYIAR RADIO (O.S)

Oke kita kembali lagi di Dyaz FM masih bersama Maria Iko dan Om Guntur Adisurdjo. Waduh aku masih deg-degan lho ini berhadapan langsung sama penyanyi dan pencipta lagu "Belenggu Rindu".

CUT TO BACK:

66.INT.KAMAR RUDI-MALAM HARI

HERU

Bentar, ini Maria Iko anaknya Guntur Adisurdjo itu?

RUDI

Guntur Adisurdjo? Penciptanya "Belenggu Rindu"?

HERU

Iya.

RUDI

Jadi Maria itu anaknya Guntur Adisurdjo? Pantesan hari ini dia mau ngajak Rudi ketemu sama Guntur Adisurdjo.

HERU

Kamu kenal sama Maria Iko?

RUDI

Itu pacarnya Rudi, Pak.

HERU

Ha? Jadi Maria yang kamu ceritain ke Bapak itu, Maria yang ini? (sambil menunjuk poster) Artis? Jangan bohongin Bapak kamu.

RUDI

Rudi nggak bohong, Pak. Maria yang ada di poster itu memang pacarnya Rudi. Nih, fotonya.

(sambil menunjukkan fotonya bersama Maria)

HERU

Ya ampun, Rud. Jadi Maria pacar kamu itu artis? Kenapa kamu nggak pernah bilang sama Bapak dari dulu sih?

RUDI

Ya mungkin Rudi lupa. Kan Bapak tahu sendiri Rudi pelupa.

HERU

Coba sekarang kamu telfon dia dong. Bapak mau dengar suaranya.

RUDI

Rudi tuh lagi marahan sama Maria, Pak.

HERU

Ha? Marahan kenapa?

RUDI

Tadi kita ribut kecil gitu.

HERU

Tadi? Tumben kamu ingat kejadian tadi? Biasanya abis bertengkar sama orang, kamu itu langsung lupa. Terus tahu-tahu kamu bersikap normal aja kayak nggak ada apa-apa.

RUDI

Emang iya?

Heru mengangguk.

RUDI

Iya juga ya. Kok Rudi bisa ingat ya.

HERU

Coba sekarang kamu cerita sama Bapak, kenapa kamu bertengkar sama Maria?

RUDI

Rudi lupa alasannya sih, Pak. Tapi Rudi ingat betul kalau tadi kita itu bertengkar dan nggak tahu kenapa Rudi tuh masih ngrasa kesel gitu.

Heru tersenyum.

RUDI

Kenapa Bapak malah senyum?

HERU

Bapak seneng, Rud. Itu artinya ingatan kamu ada sedikit kemajuan.

Rudi melihat sticky notes "Racun Penghapus Memori".

RUDI (V.O)

Kemajuan? Apa karena aku nggak minum jamu dari Bapak ya? Jangan-jangan jamu itu memang racun penghapus memori.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar