Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Memori Jangka Pendek
Suka
Favorit
Bagikan
2. Scene 17-30
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

17.EXT.HALAMAN TOKO KELONTONG-SORE HARI

Heru dan Rudi turun dari motor. Heru mengambil tas berisi jamu yang dibawa Rudi.

RUDI

Jangan lama-lama ya, Pak.

HERU

Iya.

Heru masuk ke dalam toko. Rudi melihat dua anak kecil yang sedang mencoret-coret kaca mobil di pinggir jalan.

RUDI

Heh!

Rudi berlari untuk mengusir anak kecil itu.

18.PINGGIR JALAN-SORE HARI

Anak-anak kecil kabur.

RUDI

Wah dasar anak nakal.

GUNTUR

Ada apa, Mas?

RUDI

Tadi ada anak-anak yang coret-coret di sini, Pak.

GUNTUR

Oh, anak-anak yang lari barusan?

RUDI

Iya. Ini mobil Bapak?

GUNTUR

Iya. Makasih lho Mas udah mau ngusir anak-anak tadi.

CUT TO:

19.INT.TOKO KELONTONG-SORE HARI

MARNI

Besok temulawaknya 10 pack sama kunyit bubuknya 5 pack ya.

HERU

Temulawaknya yang bubuk apa yang kering?

MARNI

Yang bubuk aja. Kalau yang kering nggak begitu laku.

HERU

Beras kencurnya enggak nih?

MARNI

Itu aja masih banyak.

HERU

Yasudah. Besok tak antar ke sini.

MARNI

Ini berapa jadinya?

(menunjuk tas jamu yang dibawa Heru)

HERU

Dua puluh ribu. Tapi bayarnya gausah pake uang, pake beras aja. Berasku udah habis di rumah.

CUT BACK TO:

20.EXT.PINGGIR JALAN-SORE HARI

GUNTUR

Rumah Mas di sekitar sini?

Rudi berusaha mengingat-ingat. Rudi terlihat bingung.

GUNTUR

Mas? Mas tersesat?

RUDI

Mmm, kayaknya iya.

GUNTUR

Memang rumahnya di mana?

Rudi berusaha mengingat alamat rumahnya.

CUT TO FLASHBACK:

21.INT.RUMAH HERU-RUANG TV-PAGI HARI(FLASHBACK)

Rudi kecil sedang duduk berhadapan dengan Heru.

HERU DAN RUDI KECIL

Aku Rudi Wishnu. Bapakku Pak Heru. Si penjual jamu. Yang bermata satu. Tinggal di Gang Buntu. Rumah nomor tujuh. Kusayang bapakku. Dia pahlawanku. (nada lagu "Lihat Kebunku")

FLASHBACK CUT TO:

22.EXT.PINGGIR JALAN-SORE HARI

RUDI

di Gang Buntu No.7

GUNTUR

Loh, itu kan nggak terlalu jauh dari sini, Mas. Kok bisa tersesat?

RUDI

Mmm, saya lupa jalan.

GUNTUR

Yasudah kalau gitu mari saya antar. Oh iya, Mas namanya siapa?

RUDI

Rudi.

GUNTUR

Silakan masuk Mas Rudi.

(membuka pintu mobil)

RUDI

Terima kasih.

Rudi masuk ke dalam mobil.

23.INT.DALAM MOBIL-SORE HARI

Guntur melaju bersama Rudi.

GUNTUR

Mas, saya putarkan radio ya.

RUDI

Oh iya, Pak. Silakan. Bapak suka mendengarkan radio ya?

GUNTUR

Iya, Mas. Saya suka nyetir sambil dengerin radio. Biar rame.

Guntur memutar radio. Terdengar lagu "Belenggu Rindu" dari radio.

RUDI

Bukannya ini "Belenggu Rindu"?

GUNTUR

Oh, Mas Rudi tahu juga lagu ini? Ya memang sih, sekarang kan ini yang lagi trending. Bahkan semua radio isinya "Belenggu Rindu". Padahal ini lagu lawas lho, tapi ternyata kalau diarrangement ulang, anak-anak muda pada suka.

RUDI

Oh ini diarrangement ulang?

GUNTUR

Iya. Ini lagu dari jaman saya masih muda dulu.

RUDI

Oh pantesan saya dengar-dengar kayaknya "Belenggu Rindu" yang saya tahu nggak begini.

GUNTUR

Loh, memangnya Mas Rudi suka dengerin "Belenggu Rindu" yang versi lama?

RUDI

Ibu saya yang suka. Dulu hampir setiap hari dia nyanyi lagu ini.

GUNTUR

Dulu pas jaman lagu ini dinyanyikan sama Santi Widuri memang sudah booming, Mas. Tapi pas dinyanyikan ulang sama Maria Iko, ternyata nggak kalah booming juga.

RUDI

Siapa itu Maria Iko?

GUNTUR

Anaknya Santi Widuri. Penyanyinya "Belenggu Rindu" yang sekarang. Lagi naik daun lho dia. Masa Mas Rudi nggak tahu?

CUT TO:

24.INT.STUDIO TALK SHOW-SORE HARI

PEMBAWA ACARA

Maria, nyangka gak sih kalau lagu kamu ini akhirnya bisa booming kaya gini?

MARIA

Waduh nggak nyangka sama sekali ya. Karena kan tujuan utama aku menyanyikan lagu ini sebenarnya untuk mengenang almarhumah mama. Dan sekarang aku yakin kalau mama pasti bahagia di atas sana karena lagunya bisa dicintai lagi sama banyak orang.

PEMBAWA ACARA

Dan pasti almarhumah sangat bangga sama Maria anaknya sudah sukses menjadi penyanyi terkenal. Kita beri terpuk tangan dulu dong buat Maria.

CUT BACK TO:

25.INT.DALAM MOBIL-SORE HARI

GUNTUR

Kalau Mas Rudi nggak tahu Maria Iko, berarti Mas Rudi kurang update nih (tertawa).

Rudi ikut tertawa.

RUDI

Saya justru tahu pencipta lagunya, Guntur Adisurdjo. Saya ngefans banget sama dia. Dia orang yang sangat berjasa dalam hidup saya. Kalau saya ketemu dia, saya mau bilang terimakasih karena sudah menciptakan "Belenggu Rindu", lagu favorit ibu saya.

GUNTUR

Wah, sepertinya Mas Rudi sangat sayang ya sama ibunya? Saya doakan semoga Mas Rudi bisa cepat ketemu sama Guntur Adisurjo. Mmm, ibunya Mas Rudi umur berapa?

RUDI

dia sudah lama meninggal.

GUNTUR

Waduh, maaf lho mas.

RUDI

Tidak apa-apa kok Pak. Lagi pula, saya kan bukan anak kecil lagi.

GUNTUR

Sejak kapan meninggalnya?

RUDI

Sudah lama sekali. Waktu saya masih kecil.

GUNTUR

Sakit?

RUDI

Tidak. Dia dibunuh.

Guntur kaget.

RUDI

Nasibnya kurang beruntung karena bertemu dengan orang jahat. Pembunuh itu adalah manusia yang paling saya benci saat ini. Jika bertemu dengan dia, saya akan melakukan hal yang sama seperti apa yang dia lakukan kepada ibu saya. Dia harus membayar lunas atas perbuatannya.

26.EXT.PINGGIR JALAN-SORE HARI

Heru menengok ke sekitar jalanan. Kemudian Heru menelepon Rudi.

27.INT. DALAM MOBIL-SORE HARI

Guntur memberhentikan mobil.

GUNTUR

Saya turut prihatin ya, Mas.

Telepon Rudi berdering. Rudi mengangkat telepon.

RUDI

Halo?

HERU (O.S)

Halo, Rud? Kamu di mana?

Rudi melihat sekeliling.

RUDI

Rudi lagi di...(berbicara dengan telepon) Sekarang kita di mana ya, Pak? (bertanya kepada Guntur)

GUNTUR

Ini Gang Buntu nomor tujuh. Rumah Mas Rudi bukan yang ini?

RUDI

Mm, Rudi di rumah, Pak.

(berbicara dengan bapaknya di telepon)

HERU

Ha? Kenapa kamu nggak nunggu Bapak? Kan tadi kamu ikut Bapak ngantar jamu. Kenapa malah pulang sendiri?

RUDI

Yang penting kan udah sampe rumah, Pak.

HERU

Yasudahlah, sekarang kamu lihat ke depan rumah, itu rumah nomor berapa?

Rudi melihat ke arah luar jendela mobil.

RUDI

Nomor tujuh. Pak, kalau alamat rumah Rudi nggak mungkin lupa. Lagian Rudi udah lihat nama Bapak kok di depan teras.

Tampak tulisan "Jamoe Cak Heroe" yang ada di depan teras rumah.

RUDI

Iya, bapakku pahlawanku.

Rudi menutup telepon.

GUNTUR

Gimana Mas? Rumahnya benar yang ini apa bukan?

RUDI

Benar kok, Pak.

GUNTUR

Yakin?

RUDI

Iya.

GUNTUR

Mas Rudi ini baru pertama kali ke sini atau bagaimana sih?

RUDI

Mmmm, begini Pak. Sebenarnya saya ini punya penyakit bawaan sejak kecil. Mmm, saya sulit mengingat sesuatu, termasuk rumah saya sendiri. Kalau alamatnya saya masih bisa ingat, Gang Buntu no.7. Cuma kalau bentuk rumahnya kayak gimana, saya gampang lupa.

GUNTUR

Ha? Penyakit apa itu?

RUDI

Mmm, saya tidak tahu namanya Pak. Intinya saya kesulitan dalam mengingat. Mengingat bentuk rumah, mengingat wajah orang. Bahkan saya lupa kenapa sekarang saya ada di sini bersama Bapak. Bapak ini siapa ya?

GUNTUR

Tadi kan kita ketemu di jalan.

RUDI

Ohya? Berarti kita baru kenal?

GUNTUR

Iya. Mmm, tunggu. Tapi Mas yakin namanya Rudi?

RUDI

Iya. Aku Rudi Wishnu. Bapakku Pak Heru. Si penjual jamu. Yang bermata satu. Tinggal di Gang Buntu. Rumah nomor tujuh. (berbicara biasa, tidak dinyanyikan)

Guntur diam sambil terheran-heran.

RUDI

Itu sebenarnya lirik lagu, Pak. Sejak kecil bapak saya mengajari lagu itu dan sampai sekarang saya masih hafal karena musik membuat saya lebih mudah mengingat. Ya setidaknya kalau ditanya sama orang, saya bisa jawab siapa nama saya, siapa bapak saya, di mana rumah saya.

GUNTUR

Wah berarti bapaknya berjasa banget ya. Terus selama ini Mas Rudi sudah berobat ke mana saja? Apa kata dokter?

RUDI

Mana mungkin saya ingat kata dokter, Pak. Bentuk rumah saja saya lupa.

28.EXT.HALAMAN RUMAH HERU-SORE HARI

Rudi keluar dari mobil dan berjalan selangkah menuju halaman rumah. Kemudian Rudi berbalik badan dan berbicara dengan Guntur lewat jendela mobil.

RUDI

Mm, Pak boleh saya foto wajah Bapak? Barangkali kalau kita ketemu lagi, saya bisa ingat.

GUNTUR

Oh iya boleh. Tapi kita fotonya berdua saja ya. Kesannya, saya seperti narapidana kalau difoto sendiri.

RUDI

Hahaha...

Guntur keluar dari mobil dan berfoto bersama Rudi.

29.EXT.JALANAN DEPAN RUKO-SORE HARI

Heru mengendarai sepeda motor. Tiba-tiba, motornya macet. Heru turun dan mengecek mesinnya. Tapi kemudian tiba-tiba turun hujan. Heru mendorong motornya ke teras sebuah ruko untuk berteduh. Heru menelepon Rudi.

HERU

Halo, Rud? Rud ini Bapak lagi kejebak hujan. Sekarang kamu cepat ambil ember di dapur, terus taruh di atas kasur kamar Bapak.

30.INT.KAMAR HERU-SORE HARI

Rudi menaruh ember di atas kasur untuk menampung bocoran air hujan. Rudi bicara di telepon.

RUDI

Ha? Motor Bapak macet? Di mana? Rudi susulin ya?

HERU

Gausah, Rud. Kalaupun kamu ke sini itu juga nggak akan bantu apa-apa. Pokoknya sekarang kamu di rumah aja, jangan kemana-mana sampai Bapak pulang.

Telepon mati. Rudi melihat foto yang terjatuh di bawah tempat tidur Heru. Rudi mengambil foto itu. Terlihat sepasang pengantin dan 3 orang lelaki muda. Salah satu lelaki muda itu ada yang membawa gitar. Wajah pengantin perempuan dan lelaki muda pembawa gitar itu dicoret-coret dengan bolpoin. Rudi memperhatikan foto pengantin laki-laki.

RUDI

Bapak?

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar