Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
31.EXT.TERAS RUKO-MALAM HARI
Heru duduk termenung menunggu hujan. Heru memperhatikan ruko tempatnya berteduh itu.
CUT TO FLASHBACK:
32.EXT.TERAS RUKO-MALAM HARI (FLASHBACK)
Heru dan Rudi kecil berlari menuju teas ruko yang sedang tutup untuk berteduh dari hujan.
RUDI KECIL
Pak hujannya makin deras.
HERU
Kita tunggu di sini dulu ya. Nanti juga reda.
Rudi kecil tampak kedinginan.
HERU
Dingin ya? Sini!
Heru mendekap Rudi kecil. Kemudian terdengar suara perut keroncongan.
HERU
Suara apatuh? Kayak suara perut dinosaurus kelaperan.
Terdengar suara perut Heru.
RUDI KECIL
Haa Bapak juga laper kan?
Heru tertawa. Heru mengambil sebungkus snack kecil yang tersimpan di antara jamu-jamu dalam tas.
HERU
Kita makan ini aja ya?
Rudi kecil mengangguk. Heru dan Rudi kecil memakan snack bersama-sama.
FLASHBACK CUT TO:
33.INT.RUMAH HERU-DAPUR-MALAM HARI
Rudi memasukkan gula dan kopi ke dalam gelas sambil melihat catatan. Rudi menuangkan air panas kemudian mengaduknya. Rudi meletakkan kopi itu di atas meja makan. Rudi membuka tirai jendela sambil menunggu Heru. Rudi menutup tirai kemudian duduk di depan meja makan.
Rudi melihat segelas jamu dengan sticky note "Jangan lupa jamunya diminum, biar cepat sembuh". Rudi tersenyum kemudian memfoto jamu dan tulisan itu. Rudi mengunggahnya ke media sosial.
34.INT.BACKSTAGE-MALAM HARI
Maria membalas story Rudi dan bertanya tentang jamu itu. Rudi menjelaskan bahwa itu adalah obat herbal buatan bapaknya.
CREW PANGGUNG
Maaf kak Maria, kita check sound dulu yuk.
MARIA
Oh iya.
35.EXT.HALAMAN RUMAH HERU-PAGI HARI
Rudi menghampiri Heru yang sedang memperbaiki mesin motor.
RUDI
Permisi, ada yang bisa dibantu?
HERU
Mau bantuin?
RUDI
Jika Anda mengizinkan.
HERU
Ambilin amplas di gudang! Kayaknya businya kotor.
RUDI
Siap boss.
Rudi berjalan menuju gudang.
HERU
Rud, catat! Nanti sampe gudang kamu lupa.
RUDI
Ingat kok. Cari amplas kan?
HERU
Catat!
Rudi mengambil buku catatan di kantong bajunya. Rudi menuliskan "cari amplas". Rudi berjalan menuju gudang.
36.INT.GUDANG-PAGI HARI
Rudi masuk ke dalam gudang dan melihat sekeliling. Rudi mengingat-ingat apa yang mau dia lakukan. Rudi melihat buku catatannya. Rudi berusaha mencari amplas.
Rudi melihat amplas di atas lemari. Rudi memasukkan bukunya ke dalam saku. Rudi lompat untuk meraih amplas itu. Amplas jatuh ke dalam tumpukan perkakas di sekitar lemari. Rudi mencari amplas di sekitar perkakas. Rudi menemukan sepasang sepatu hitam, kemudian mengambilnya.
Rudi meletakkan sepatu itu ke tempatnya lagi. Rudi mengambil amplas kemudian pergi berjalan ke arah pintu. Rudi tersandung dan amplas jatuh. Rudi membungkuk untuk mengambil amplas. Tiba-tiba buku catatannya jatuh dari kantong baju dan terbuka. Rudi melihat gambar sepatu di dalam buku catatan yang terbuka.
Rudi melihat ke arah gambar dan ke arah sepatu hitam di samping lemari secara bergantian. Rudi mengambil buku catatan kemudian mengambil sepatu itu.
RUDI
Pembunuh.
Rudi memfoto sepatu itu.
RUDI
Siapa pemilik sepatu ini? Kenapa ada di rumah ini? Jangan-jangan ini punya Bapak.
37.INT-KAMAR RUDI-PAGI HARI
Rudi menelepon Maria dengan tergesa.
MARIA
Halo? Kenapa Rud?
RUDI
Aku nemu petunjuk baru soal pembunuh itu.
MARIA
Apa, Rud? Suara kamu nggak jelas.
RUDI
Aku sudah menemukan sepatu pembunuh itu.
MARIA
Ha? Apa? Menemukan apa?
RUDI
Sepatu. Aku menemukan sepatu pembunuh itu.
MARIA
Mmm, Rud. Maaf ya aku tutup dulu telfonnya. Suara kamu kalah sama suara penonton. Nanti aku telfon balik. Oke? Bye.
Maria menutup telepon.
HERU
Lagi telfon siapa, Rud?
Rudi kaget.
RUDI
Maria, Pak.
HERU
Mana amplasnya?
RUDI
Amplas apa?
HERU
Tuh kan, lupa. Rud, Rud. Katanya tiap hari kamu diterapi sama Maria. Tapi ingatan kamu masih gitu-gitu aja. Nggak ada perkembangan. Sebenernya kalian itu terapi apa pacaran doang sih?
RUDI
Memangnya tiap hari Rudi diterapi sama Maria?
HERU
Kalo di buku catatan kamu sih begitu. Tapi nggak tahu kenyataannya. Jangan-jangan Maria cuma manfaatin kamu buat penelitiannya dia.
RUDI
Penelitian apa?
HERU
Dulu itu awalnya kamu jadi responden penelitiannya Maria. Eh tau-tau kamu udah pacaran aja sama dia. Bapak aja sampe heran, kok mau ya Maria pacaran sama kamu.
RUDI
Yeee emang kenapa? Gini gini kan Rudi lumayan ganteng juga.
HERU
Dih, kamu bisa ganteng begitu juga karena Bapak tahu. Dulu pas jaman masih muda, Bapak itu mirip sama Adipati Dolken.
RUDI
Adipati Dolken? Siapa itu?
HERU
Artis. Masa kamu gatau? Coba sebutin nama artis yang kamu tahu.
RUDI
Nggak ada, Pak. Rudi cuma tahu Guntur Adisurdjo, pencipta lagu "Belenggu Rindu".
HERU
Kenapa kamu malah ingatnya sama pencipta lagu sih?
RUDI
Ya emang kenapa? Rudi ngefans sama dia.
HERU
Halah. Nggak ada untungnya kamu ngefans sama dia.
RUDI
Ya untunglah, Pak. Karena dia sudah menciptakan lagu "Belenggu Rindu", Rudi jadi punya petunjuk untuk menemukan pembunuh ibuk.
HERU
Pembunuh lagi, pembunuh lagi. Sampai kapan sih Rud kamu mau cari dia terus? Kamu mau menghabiskan umurmu buat cari pembunuh itu? Bapak sudah eneg dengernya.
RUDI
Memangnya kenapa? Memangnya Bapak rugi kalau nanti Rudi bisa menemukan pembunuh itu? Nggak kan?
HERU
Rud, ini bukan masalah untung dan rugi. Bapak cuma mau kamu ikhlas. Biarin ibu kamu tenang di sana dan stop cari pembunuh itu!
RUDI
Nggak bisa, Pak. Rudi harus balas dendam. Bapak tahu kan, orang itu yang sudah menghancurkan ingatan Rudi. Orang itu yang juga menghancurkan masa depan Rudi. Orang itu yang buat Rudi jadi menderita begini, Pak.
HERU
Terserah kamu mau ngomong apa. Bapak nggak peduli sama semua alasan kamu. Denger baik-baik! Kalau kamu nurut sama Bapak, mulai sekarang lupakan ibumu dan stop cari pembunuh itu!
Heru meninggalkan kamar Rudi. Rudi melempar benda-benda di atas meja karena marah. Kemudian Rudi melihat sebuah foto yang terjatuh dari meja.
RUDI
Ini foto siapa?
38.INT.RS.PRAMESTI (PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-PAGI HARI
MARIA
Kemarin kamu telfon mau ngomong apa, Rud? Kayaknya penting.
RUDI
Memangnya aku telfon?
MARIA
Boleh aku lihat buku catatan kamu?
RUDI
Buat?
MARIA
Siapa tau kamu nyatet sesuatu yang penting.
Rudi memberikan buku catatannya kepada Maria. Di dalam buku terselip foto.
MARIA
Ini foto pernikahan siapa, Rud?
RUDI
Ha? Mana? Coba aku lihat.
Rudi memperhatikan foto.
RUDI
Yang ini sih mirip sama Bapak.
(menunjuk foto pengantin laki-laki)
MARIA
Berarti ini foto pernikahan bapak sama ibu kamu. Tapi kenapa wajah ibu kamu dicoret-coret? Terus, yang ini dicoret juga (menunjuk foto lelaki yang memegang gitar). Kamu ingat nggak dapat foto ini dari mana?
Rudi menggeleng.
MARIA
Apa mungkin bapak kamu yang nyoret-nyoret foto ini?
RUDI
Tapi kenapa Bapak nyoret-nyoret muka ibuk?
MARIA
Ya aku nggak tahu. Itu yang harus kita selidiki. Kita harus cari tahu juga siapa lelaki yang bawa gitar ini.
RUDI
Gimana kalau kita tanya Bapak?
MARIA
Ya nggak mungkin lah, Rud.
RUDI
Kenapa?
MARIA
Aku justru curiga sama bapak kamu.
RUDI
Curiga apa?
MARIA
Aku curiga kalau bapak kamu pembunuhnya.
RUDI
Ha? Jangan ngomong sembarangan kamu! Ya nggak mungkin lah Bapak bunuh istrinya sendiri.
MARIA
Rud, kalau bapak kamu nyoret foto ibu kamu, berarti dia lagi memendam kebencian. Mungkin aja kebencian itu berujung pada pembunuhan. Itu mungkin aja kan?
RUDI
Ya tapi kenapa bapak benci sama ibuk?
MARIA
Ya aku nggak tahu. Mungkin ibu kamu selingkuh sama lelaki yang bawa gitar ini.
RUDI
Cukup! Jangan bicara lagi! Aku nggak mau kamu ngomong aneh-aneh soal bapak dan ibuku.
MARIA
Rud, aku nggak bermaksud menjelekkan bapak atau ibu kamu. Aku cuma...
RUDI
Stop! Kepalaku sakit.
MARIA
Aku nggak peduli kepala kamu sakit atau nggak. Tapi aku harus bilang kalau Bapak kamu itu harus dicurigai. Soal ini juga (sambil menunjukkan layar HP-nya). Ini story yang kamu buat beberapa hari yang lalu. Aku sengaja screenshot karena aku curiga sama jamu buatan bapak kamu ini. Aku takut kalau dia ngasih jamu itu bukan demi kesembuhan kamu, tapi justru untuk memperburuk ingatan kamu.
RUDI
Ha? Buat apa?
MARIA
Selama ini Bapak kamu nggak pernah mendukung kamu untuk cari pembunuh itu kan? Mungkin aja dia nggak mau ketahuan kalau dia adalah pembunuhnya.
Rudi diam dan berpikir.
MARIA
Mulai sekarang kamu harus waspada, Rud. Hati-hati cari tempat bernaung, diam-diam dia bisa jadi musuh yang mengaum.
39.INT.RUMAH HERU-DAPUR-MALAM HARI
Heru dan Rudi sedang makan bersama.
HERU
Enak?
RUDI
Banget. Kokinya handal nih. Bapak belajar masak di mana sih?
HERU
Dulu pas masih tinggal di dinas sosial, Bapak diajarin masak, diajarin bikin kerajinan, pokoknya diajarin kegiatan yang produktif lah.
RUDI
Dinas sosial itu rumahnya siapa?
HERU
Rumahnya pemerintah.
RUDI
Bapak pemerintah?
HERU
Bukan. Dulu itu Bapak sempat kena amnesia. Bapak nggak ingat siapa keluarga Bapak, di mana rumah Bapak. Jadi Bapak nggak tahu harus pulang ke mana. Makannya Bapak dibawa ke dinas sosial.
RUDI
Siapa yang bawa?
HERU
Ya nggak ingat lah. Kan amnesia. Amnesia itu nggak ingat apa-apa. Hampir sama kayak kamu sekarang.
RUDI
Berarti sekarang Rudi juga amnesia?
HERU
Bukan.
RUDI
Terus apa?
HERU
Coba kamu tanya Maria aja lah. Bapak nggak tahu namanya. Pokoknya selama amnesia, Bapak benar-benar menderita, Rud. Kamu masih untung punya keluarga. Ada yang mengurus kamu, ada tempat bercerita. Sedangkan Bapak waktu itu benar-benar tidak ada keluarga yang berkunjung atau mencari Bapak. Rasanya seperti terjebak dalam teka-teki. Raga Bapak memang hidup, tapi hati rasanya kosong, hampa. Dan semenjak itu, Bapak benar-benar merasakan arti penting sebuah keluarga. Makannya setelah sembuh, Bapak coba kamu.
RUDI
Memangnya selama Bapak sakit, Rudi tinggal sama siapa?
HERU
Ya sama ibumu lah.
RUDI
Waktu Bapak keluar dari dinas sosial, ibuk masih hidup?
HERU
Masih.
RUDI
Terus pas ibuk meninggal, Bapak tahu nggak?
HERU
Tahu.
RUDI
Bapak tahu siapa orang yang membunuh ibuk?
Heru diam kemudian menggeleng. Rudi melihat tajam ke arah Heru.
RUDI
Bapak benar-benar nggak tahu?
HERU
Rud jangan bahas soal itu lagi. Bapak jadi nggak selera makan. Kamu sadar nggak sih, dengan cara seperti ini ingatan kamu justru akan memburuk, otak kamu akan semakin terbebani.
RUDI
Tapi setidaknya otak Rudi jadi terlatih mengingat sesuatu kan?
HERU
Gini aja. Bapak buatin kamu jamu. Hari ini kamu belum minum jamu kan?
Heru berdiri menuju tempat gelas yang ada di belakang Rudi. Rudi mengambil HP-nya dan membuka kamera depan. Rudi merekam Heru yang sedang meracik jamu di belakangnya. Rudi memperhatikan setiap bahan yang dimasukkan ke dalam gelas.
40.INT.RS PRAMESTI (PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-PAGI HARI
Maria menonton video Heru yang sedang meracik jamu.
MARIA
Ini apa, Rud?
(menunjuk layar HP)
RUDI
Yang mana?
MARIA
Ini yang kayak serbuk.
RUDI
Nggak tahu.
MARIA
Rud, ini benar-benar mencurigakan. Buat apa jamu dikasih serbuk kayak begitu? Kamu harus cari bungkus serbuk itu di rumah.
RUDI
Kenapa nggak kita berdua aja yang cari sama-sama? Kalau aku sendirian, pasti bakal lupa.
MARIA
Aku ke rumah kamu gitu?
RUDI
Iya.
MARIA
Nggak bisa, Rud. Aku lagi sibuk banget. Aku datang ke sini juga nyempetin waktu buat bantuin kamu. Dan lima belas menit lagi aku harus pergi. Aku ada on air di radio.
RUDI
Kamu penyiar radio?
MARIA
Nggak, Rud. Aku kan udah bilang berkali-kali kalau aku ini penyanyi. Dan penyanyi itu kerjanya bisa di TV, di radio, bisa di mana aja.
RUDI
Ha? Bukannya kamu dokter?
MARIA
Bukan, Rud. Aku ini psikiater. Tapi penyanyi juga.
Rudi terlihat bingung.
MARIA
Yaudah biar kamu percaya, dengerin ya.
Maria mengambil gitar di pojok ruangan kemudian menyanyikan lagu "Belenggu Rindu". Rudi terdiam sambil terheran-heran. Setelah Maria selesai bernyanyi, Rudi memberi tepuk tangan.
RUDI
Gila. Aku nggak nyangka lho kamu bisa nyanyi "Belenggu Rindu".
MARIA
Itu lagu aku, Rud.
RUDI
Ha? Lagu kamu?
MARIA
Lebih tepatnya sih itu lagu mamaku. Terus aku nyanyiin lagi.
RUDI
Mama kamu penyanyi?
MARIA
Iya. Penyanyi lawas. Dia yang nyanyiin "Belenggu Rindu" pertama kali. Pasti ibu kamu tahu deh. Kan kata kamu dia fans beratnya "Belenggu Rindu".
41.INT.KAMAR HERU-PAGI HARI
Heru mencari-cari foto pernikahannya yang hilang.
CUT TO FLASHBACK:
42.INT.KAMAR HERU-MALAM HARI (flashback)
Heru mencoret-coret foto pernikahannya. Kemudian foto itu dilempar.
FLASHBACK CUT TO:
43.INT.KAMAR HERU-PAGI HARI
Heru mencari foto di bawah kolong kasur. Tapi, foto itu tidak ditemukan. Tiba-tiba ada telefon.
HERU
Halo? Oh iya. Iya saya antar sekarang ya.
43.INT.RS PRAMESTI (PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-PAGI HARI
MARIA
Nama ibu kamu siapa?
RUDI
Aku nggak tahu. Yang aku inget cuma nama Bapak. Kalau nama mama kamu siapa?
MARIA
Santi Widuri.
RUDI
Boleh aku ketemu sama mama kamu?
MARIA
Mamaku sudah lama meninggal, Rud.
RUDI
Ha? Jadi kamu juga udah nggak ada ibu di rumah?
MARIA
Iya. Kita berdua sama-sama nggak punya sosok ibu di rumah. Tapi kamu tenang aja. Karena kamu nggak mungkin ketemu sama penyanyi asli "Belenggu Rindu", aku bakal ngajak kamu ketemu sama pencipta lagunya. Gimana?
RUDI
Ha? Serius? Kamu kenal sama Guntur Adisurdjo?
MARIA
Iya. Aku kenal baik sama dia.
RUDI
Kenapa kamu nggak bilang dari dulu? Boleh nggak aku ketemu sekarang? Aku ngefans banget sama dia.
MARIA
Nggak boleh. Ini surprise buat ulang tahun kamu nanti.
RUDI
Emang kapan aku ulang tahun?
MARIA
Dua hari lagi. Jadi sabar dulu ya. Kan buat surprise.
RUDI
Kalau udah dikasih tahu duluan, itu namanya bukan surprise.
MARIA
Ya nggak apa-apa. Toh pasti kamu juga bakal lupa kan kalau aku pernah ngomong mau kasih surprise.
RUDI
Iyasih. Tapi aku mau catet.
MARIA
No! Jangan dicatat dong.
RUDI
Aku tetap catet.
MARIA
Noooo.
Maria mencegah Rudi yang sudah memegang bolpoin. Rudi dan Maria tertawa bersama. Kemudian handphone Maria berdering.
MARIA
Halo? Iya pa? Oh sekarang? Oke aku berangkat ya.
MARIA
Rud, aku harus pergi. Maaf ya akhir-akhir ini jadwalku padet banget. Oh iya, jangan lupa untuk cari tahu soal serbuk itu. Coba deh kamu cari bungkusnya di dapur.
RUDI
Serbuk apa?
MARIA
Serbuk yang di dalam video tadi, Rud. Yaudah nanti aku telfon aja ya. Oh iya, sekalian aku pesenin ojek online ya. Alamat kamu Gang Buntu nomor 7 kan?