Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Memori Jangka Pendek
Suka
Favorit
Bagikan
1. Scene 01-16
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

01.INT.RUANG TV-PAGI HARI(FLASHBACK)

RUDI KECIL sedang duduk berhadapan dengan HERU. HERU mengenakan penutup mata sebelah kiri. Terdengar suara TV yang menyala dengan volume kecil. Mereka tidak menonton TV, tapi bernyanyi bersama.

HERU DAN RUDI KECIL

Aku Rudi Wishnu. Bapakku Pak Heru. Si penjual jamu. Yang bermata satu. Tinggal di Gang Buntu. Rumah nomor tujuh. Kusayang bapakku. Dia pahlawanku. (nada lagu "Lihat Kebunku")

HERU

Pinter!

(sambil mengelus kepala Rudi)

Ini siapa?

(sambil menunjuk dada Rudi)

RUDI KECIL

Rudi.

HERU

Ini?

(menunjuk dirinya sendiri)

RUDI KECIL

Bapak.

HERU

Namanya?

RUDI KECIL

Pak Heru.

HERU

Kita tinggal di mana?

RUDI KECIL

Gang Buntu nomor tujuh.

HERU

Wih hebat anak Bapak. Yaudah nih main lagi

(menyodorkan mobil-mobilan)

Heru diam sambil memandangi Rudi kecil yang sedang bermain mobil-mobilan. Terdengar suara TV yang menyiarkan berita seorang penyanyi terkenal bernama Santi Widuri yang meninggal karena bunuh diri. Heru tak menggubris suara TV dan tetap memandangi Rudi selama beberapa detik.

HERU

Nak, ini siapa?

(sambil menunjuk dada Rudi)

Rudi kecil diam saja sambil mengingat-ingat.

HERU

Nama kamu siapa?

RUDI KECIL

Nggak tau.

HERU

Kalau ini?

(sambil menunjuk dirinya sendiri)

Rudi kecil tetap diam saja kemudian menggeleng.

RUDI KECIL

Nggak tau.

HERU

Oke. Gimana kalau kita nyanyi lagi? Ikutin Bapak ya.

Aku Rudi Wishnu. Bapakku Pak Heru

(nada lagu "Lihat Kebunku").

Rudi kecil mulai ingat dan ikut menyanyi di tengah-tengah lirik.

HERU dan RUDI KECIL

Si penjual jamu. Yang bermata satu. Tinggal di Gang Buntu. Rumah nomor tujuh. Kusayang bapakku. Dia pahlawanku (nada lagu "Lihat Kebunku").

HERU

Nama kamu siapa?

RUDI KECIL

Rudi.

HERU

Kalau ini?

(sambil menunjuk dirinya sendiri)

RUDI KECIL

Bapak.

HERU

Nama bapak kamu siapa?

RUDI KECIL

Pak Heru.

HERU

Hebaaat. Oke, karena Rudi hebat, Rudi minum ini dulu ya biar cepet sembuh

(menyodorkan jamu).

RUDI KECIL

Emangnya Rudi sakit apa?

Heru terdiam sejenak.

PEMBELI JAMU (o.s.)

Pak Heru, beli jamu.

HERU

Bapak ke depan dulu ya? Ayo diminum jamunya.

Heru meninggalkan Rudi. Rudi tidak meminum jamunya. Rudi mendengar lagu berjudul "Belenggu Rindu" yang dinyanyikan almarhumah Santi Widuri di TV. Rudi terus memandang ke arah TV dan terlihat sangat familiar dengan lagu tersebut.

FLASHBACK CUT TO:

02.INT.RS.PRAMESTI(PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-SORE HARI

RUDI DEWASA terperanjat kaget bangun dari tempatnya berbaring. MARIA mematikan lagu "Belenggu Rindu" yang sengaja diperdengaran di samping telinga Rudi.

RUDI

Kamu siapa?

MARIA

Maria.

(sambil menunjukkan homescreen ponsel Rudi yang ada foto Maria).

RUDI

Pacar saya?

Maria mengangguk.

MARIA

Gimana? Dapat petunjuk baru?

Rudi memegangi kepalanya.

RUDI

Namaku Rudi Wishnu. Bapakku Heru. Penjual jamu. Dia bermata satu. Rumahku di Gang Buntu no.7

(sambil berusaha mengingat-ingat)

MARIA

Oke. Nggak apa-apa. Kita coba lagi ya.

Maria membantu Rudi berbaring lagi. Maria memutar lagu "Belenggu Rindu" di ponselnya dan meletakkannya di samping telinga Rudi.

MARIA

Pejamkan mata kamu pelan-pelan. Dengarkan lagunya baik-baik.

Rudi memejamkan matanya perlahan.

03.INT.DEPAN RUANGAN-MALAM HARI (FLASHBACK)

Rudi kecil melihat siluet adegan pertengkaran ibunya dengan seorang lelaki yang sedang memperebutkan suatu barang. Rudi kecil ingin menyelamatkan ibunya tapi tidak bisa masuk ke dalam ruangan.

RUDI KECIL

Ibuukk... ibukk...

(sambil menggedor-gedor jendela)

Lelaki tersebut terlempar ke luar ruangan. Wajahnya tidak tampak jelas. Rudi melihat ibunya tergeletak di dalam ruangan.

RUDI KECIL

Ibuukk... ibukk...

(sambil menggedor-gedor jendela)

04.INT.RS.PRAMESTI(PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-SORE HARI

Rudi dewasa sedang terbaring sambil mendengarkan lagu "Belenggu Rindu".

CUT TO:

05.INT.DEPAN RUANGAN-MALAM HARI (FLASHBACK)

Di dalam ruangan muncul api. Ruangan mulai terbakar. Heru menggendong paksa Rudi kecil agar pergi dari sana.

RUDI KECIL

Ibuukk... ibukk...

(berteriak sambil digendong)

Rudi kecil terlepas dari gendongan. Rudi kecil berusaha kabur tapi kakinya ditarik. Rudi kecil terjatuh, kepalanya terbentur lantai. Tampak sepasang kaki yang mengenakan sepatu hitam, kemudian gelap.

CUT BACK TO:

06.INT.RS.PRAMESTI(PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-SORE HARI

Rudi dewasa terperanjat kaget bangun dari tempatnya berbaring.

RUDI

Pembunuh itu. Pembunuh itu memakai sepatu hitam.

Rudi membuka semua laci meja dengan tergesa.

MARIA

Rud,kamu cari apa?

RUDI

Catatan. Aku butuh catatan.

Maria membuka tas Rudi kemudian memberikan buku catatan dan pensil. Rudi segera menggambar bentuk sepatu hitam yang dikenakan si pembunuh.

RUDI

Sepatu ini. Pembunuh itu memakai sepatu seperti ini.

MARIA

Bagus. Ingatan kamu berkembang, Rud. Ini bisa menjadi petunjuk.

RUDI

Sebentar lagi aku akan menemukan pembunuh sialan itu.

MARIA

Kamu ingat ciri-ciri orangnya?

Rudi menggeleng.

RUDI

Mengingat wajah ibuku saja aku tidak bisa, apalagi pembunuh itu. Kalau saja ingatanku tidak bermasalah, pasti aku bisa membalaskan dendam sejak dulu.

(sambil marah-marah)

MARIA

Sakit kamu ini namanya gangguan memori jangka pendek, Rud. Sepertinya benturan di kepala kamu itulah yang menyebabkan kerusakan syaraf di bagian otak.

RUDI

Memangnya kepalaku pernah terbentur?

MARIA

Bukannya kamu jatuh karena kakimu ditarik pembunuh itu?

RUDI

Kok kamu tahu?

MARIA

Rud, setiap kali kita recall memory seperti ini, kamu selalu cerita kalau pembunuh itu menarik kaki kamu, terus kamu jatuh dan nggak ingat apa-apa lagi. Benar kan? Itulah kenapa memori otak kamu tidak bisa bekerja dengan normal lagi. Memori otak kamu tidak bisa merekam sesuatu dalam jangka waktu yang lama, Rud. Setelah kamu cerita, beberapa menit setelahnya kamu akan lupa apa yang baru saja kamu katakan. Setelah kamu menggambar seperti ini (menunjuk gambar sepatu), sebentar lagi kamu akan lupa kalau kamu baru saja menggambar. Dan itulah yang disebut gangguan memori jangka pendek.

RUDI

Apa memoriku sama sekali nggak bisa ingat sesuatu?

MARIA

Kamu masih bisa ingat memori terakhir sebelum kamu jatuh. Yaitu peristiwa pembunuhan ibu kamu. Itu karena syaraf di otak masih bisa bekerja dengan normal. Tapi semua kejadian setelah itu, memorimu tidak bisa menyimpan apapun karena syarafnya rusak. Sudah ya. Percuma juga aku jelaskan panjang kali lebar. Toh kamu juga nggak bakal ingat apa yang aku jelasin kan?

RUDI

Sebentar aku akan mencatatnya.

Rudi bergegas mengambil bolpoin dan buku catatan di depannya.

MARIA

Rud, kamu sudah pernah mencatatnya.

(sambil menunjukkan catatan Rudi tentang gangguan memori jangka pendek)

07.EXT.HALAMAN RUMAH HERU-SORE HARI

Rudi turun dari ojek. Rudi melihat nomor rumah yang ada di depannya. Rudi sudah yakin bahwa itu rumahnya.

RUDI

Makasih ya.

PENGEMUDI OJEK

Sama-sama, Bang. Saya permisi ya.

RUDI

Tunggu. Boleh saya foto wajah kamu?

PENGEMUDI OJEK

Buat apa, Bang?

RUDI

Saya gampang lupa sama orang. Ya siapa tahu kalau kita ketemu lagi, saya bisa ingat sama kamu.

PENGEMUDI OJEK

Oh iya deh boleh.

Rudi memfoto pengemudi ojek.

RUDI

Makasih ya.

PENGEMUDI OJEK

Sama-sama. Saya permisi ya Bang.

RUDI

Iya.

Pengemudi ojek meninggalkan Rudi.

08.EXT.RUMAH HERU-TERAS-SORE HARI

Heru menyirami tanaman toga di depan teras.

HERU

Dari mana, Rud?

10Rudi berusaha mengingat-ingat.

HERU

Sudah-sudah, jangan dipaksa. Sana masuk, makan dulu.

Rudi masuk ke dalam rumah.

09.INT.RUMAH HERU-RUANG TAMU-SORE HARI

Rudi duduk di ruang tamu sambil mengingat-ingat ia dari mana. Terlihat pesan masuk di HP-nya. Rudi melihat homescreen HP-nya, yaitu foto Maria. Rudi mendekat ke jendela.

10.EXT.RUMAH HERU-TERAS-SORE HARI

Rudi mendongakkan kepalanya keluar jendela.

RUDI

Dari rumah Maria, Pak.

Heru tersenyum kemudian melanjutkan menyirami tanaman toga.

HERU

Enak ya punya psikiater pribadi. Bisa sekalian pacaran.

Rudi tampak bingung.

11.INT.RUMAH HERU-RUANG TAMU-SORE HARI

Rudi duduk kembali kemudian membaca buku catatannya. Terlihat catatan hasil recall memory yang dilakukan Rudi dengan Maria setiap hari. Dari hari ke hari, hasil recall memori tetap sama, yaitu peristiwa pembunuhan ibu Rudi.

Rudi melihat gambar sepatu di buku catatannya. Rudi memutar lagu "Belenggu Rindu" di ponselnya. Rudi memejamkan mata dan berusaha me-recall memorinya lagi. Tiba-tiba lagu berhenti. Mata Rudi terbuka.

HERU

Kamu nggak bosan setiap hari dengerin lagu ini?

RUDI

Pak, jangan dimatikan dong.

HERU

Ini lagu lawas lho, Rud. Udah nggak jaman.

RUDI

Pak, lagu itu adalah satu-satunya perantara supaya Rudi bisa mengingat kejadian pembunuhan ibuk. Setiap Rudi mendengarkan lagu itu, Rudi bisa ingat pembunuh itu.

HERU

Rud, kamu tidak perlu melakukan ini. Jangan memaksa otakmu bekerja keras kaya gini. Tugas kita hanyalah ikhlas. Karena semua ini tidak akan bisa mengembalikan ibumu kepada kita.

RUDI

Tapi Pak, Rudi harus menemukan pembunuh itu. Rudi harus tahu siapa orang yang sudah membunuh ibuk. Orang itu sudah menghancurkan hidup Rudi, Pak. Orang itu juga yang membuat Rudi jadi begini. Sudah bertahun-tahun Rudi hidup tapi rasanya seperti orang mati. Nggak bisa sekolah, nggak bisa kerja, nggak punya temen. Kalaupun ada orang yang temenan sama Rudi, pasti Rudi juga lupa.

Rudi dan Heru diam sejenak.

RUDI

Selama hidup, hanya empat orang yang bisa Rudi ingat. Bapak, Ibuk, Maria, dan pembunuh itu. Rudi nggak pernah tahu rasanya punya banyak teman. Bapak nggak tahu kan betapa tersiksanya Rudi? Walaupun Bapak larang, Rudi akan terus mencari pembunuh itu.

Rudi pergi meninggalkan Heru.

12.INT.KAMAR RUDI-MALAM HARI

Heru masuk ke dalam kamar kemudian meletakkan segelas jamu di atas meja. Heru menyelimuti Rudi yang sedang tidur. Heru melihat buku catatan yang tergeletak di atas meja. Heru duduk di kursi kemudian membuka buku catatan Rudi. Tampak tulisan-tulisan tentang hal-hal yang harus diingat. Heru meneteskan air mata.

CUT TO FLASHBACK:

13.INT.RUMAH HERU-DAPUR-SORE HARI (FLASHBACK)

Heru menumbuk kunyit. Rudi kecil duduk di sampingnya sambil memperhatikan.

RUDI KECIL

Pak, mata Bapak kenapa?

(sambil memperhatikan mata Heru yang ditutup sebelah)

HERU

Sakit, Nak.

RUDI KECIL

Kalau sakit, kenapa Bapak kerja terus?

HERU

Nggak apa-apa. Bapak kan kuat.

RUDI KECIL

Nanti kalau Rudi sudah besar, Bapak nggak usah kerja. Biar Rudi yang kerja cari uang yang banyak supaya Bapak cepat sembuh.

Heru tertawa kemudian mencium kening Rudi kecil.

FLASHBACK CUT TO:

14.INT.KAMAR RUDI-MALAM HARI

Heru menangis sambil melihat buku catatan Rudi. Tampak tulisan "2 sendok gula + 1 sendok kopi + air panas" di buku catatan.

CUT TO FLASHBACK:

15.INT.DAPUR-MALAM HARI (FLASHBACK)

Rudi melihat catatan bertuliskan "2 sendok gula + 1 sendok kopi + air panas". Kemudian Rudi memasukkan 2 sendok gula dan 1 sendok kopi ke dalam gelas. Setelah itu Rudi melihat sekelilingnya untuk mencari air panas. Rudi melihat panci di atas kompor yang mengeluarkan uap panas (kompor mati, panci terbuka). Rudi mengambil air panas dari dalam panci tersebut dan menuangkannya ke dalam gelas lalu mengaduknya.

HERU

Rud, kamu ngapain?

RUDI

Rudi bisa bikin kopi lho buat Bapak.

HERU

Ini kamu yang bikin? Kok bisa?

RUDI

Iyalah. Udah Rudi catet semuanya. Ayo dong dicobain kopi buatan Rudi.

Heru meminum kopi, lalu memuntahkannya.

RUDI

Kenapa, Pak?

HERU

Kok rasanya begini? Tadi kamu pakai air itu?

(menunjuk panci di atas kompor)

RUDI

Iya. Di sini tulisannya air panas (menunjuk catatan). Bener kan itu air panas?

HERU

Rud, itu air rebusan daun sirsak. Buat jamu. Air panas itu tempatnya di sini (menunjuk termos). Kan kemarin Rudi sudah ingat kalau air panas tempatnya di sini, kenapa lupa lagi?

RUDI

Maaf ya, Pak. Bikin kopi aja Rudi nggak bisa. Apalagi bantuin kerjaan Bapak.

Heru memeluk Rudi.

FLASHBACK CUT TO:

16.INT.KAMAR RUDI-MALAM HARI

Heru menutup buku catatan Rudi. Heru menulis sesuatu di buku catatan itu kemudian merobek dan menempelkannya di gelas jamu. Tertulis "Jangan lupa diminum ya jamunya. Biar cepat sembuh."

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar