Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LOVE DRAWS
Suka
Favorit
Bagikan
10. PART #10

 

75.     Scene 75. Int. Ruang tamu – pagi jelang siang

IBU KAILA

Kaa.. ada paket buatmu!

 

Kaila berjalan lesu menuju ruang tamu. Ada paket yang besar dibawa oleh ibunya. Dibantu oleh ibunya, dibukanyalah paket tersebut. Pen tablet yang dijanjikan oleh Devin benar – benar datang sebagai kado di hari ulang tahun Kaila. Bukannya senang, Kaila kembali bersedih. Dia membungkus kembali kado tersebut dan pergi.

 

IBU KAILA

Loh Ka, mau ke mana? Ati – ati tanganmu!

76.     Scene 76. Int. Ruang tamu – pagi jelang siang

FX. PINTU TERKETUK

Devin membuka pintu dan muncullah Kaila yang sedang kewalahan membawa kardus berisi pen tablet itu. Devin segera membantu memapahnya.

 

DEVIN

Kaila, kok kamu.. tangan kamu kenapa?

KAILA

Serius kamu kasi ini ke aku?

DEVIN

Oh barangnya udah dateng.

KAILA

Kok gak kamu pake?

DEVIN

Yang lebih butuh kan kamu.

KAILA

Tapi, tapi..

DEVIN

Apa lagi?

KAILA

Kamu gak mau lanjut gambar beneran?

DEVIN

Kenapa? Kamu sedih karena role modelmu sudah berhenti menggambar?

KAILA

Hiks.. iya.

 

Kaila tidak bisa menahan tangisnya. Devin menjadi kebingungan.

 

DEVIN

Eh kamu kenapa nangis.. udah masuk dulu aja.

 

77.     Scene 77. Int. Kamar – pagi jelang siang

Devin dan Kaila menuju ke kamar Devin. Kamarnya penuh dengan kardus yang ter-packing seperti mau pindahan. Kamarnya sepi tanpa perabotan. Seperti bukan kamar seorang penyuka seni. Devin mengambil tisu yang ada di mejanya.

 

DEVIN

Nih tisu, jangan nangis lagi. Duduklah.

 

Kaila menyeka air matanya dan duduk di atas kasur sedangkan Devin duduk di kursi yang menghadap Kaila. Dia mengambil sebuah pigura yang hanya ada dirinya dengan ibunya.

CLOSEUP - PIGURA

 

DEVIN

Kamu tau kenapa aku menyerah? Ah gak dari awal aku gak memilih ini kok.

KAILA

Kenapa?

MONTAGE

Kamar Devin berubah yang dari sepi menjadi penuh macam lukisan, alat lukis, kanvas, dan lainnya. Ada seorang anak kecil laki – laki yang duduk di sebuah bangku dan mulai mencoret – coret menggunakan krayon. Namun, berselang waktu dia mulai mematahkan krayon tersebut.

 

DEVIN – V.O

Sejak kecil aku sudah disuruh memegang krayon. Aku kadang dibiarkan mencoret – coret dinding sekalipun. Tapi aku membuangnya. Aku lebih suka bermain mobil – mobilan.

 

Ayah Devin datang dengan amarah. Dia mulai mendatangkan guru untuk mengajarinya langsung menggambar secara privat.

 

DEVIN – V.O

Tapi usaha ayahku tidak berhenti sampai itu. akhirnya disuruh les menggambar. Jadinya aku mengikuti dengan asal – asalan. Yang terpenting hasilnya bagus walaupun itu mencontoh karya orang. Tapi ayahku tidak peduli.

 

Kemudian ayah Devin pergi digantikan oleh ibunya. Ibunya memeluk Devin. Devin pun merasakan kebahagiaan bersama perempuan itu. Devin kecil pun bisa tertidur dalam senyuman. Namun ketika anak kecil bangun, sudah dilihat ibunya tidak ada bersamanya. Devin yang sudah besar menatap anak kecil itu dengan wajah bersedih.

 

DISSOLVE TO – MASA SEKARANG

Kamarnya menjadi sepi seperti awal lagi.

 

DEVIN

Sampai sekarang pun jika tidak ada contoh, aku gak bisa menggambarnya. Aku juga menuruti perkataan ayahku karena janji akan membawa pulang ibuku ke sini. Tapi kemarin saat di taman, ibuku ternyata lebih bahagia bersama orang lain. Aku gak mau paksain kehendak lagi.

 

Kaila kaget mendengarnya, dia memastikan lagi bahwa ibu paruh baya yang dia gambar adalah ibunya Devin dengan melihat foto yang ada di pigura.

 

DEVIN

Tapi kamu beda, aku lihat kamu have fun saat menggambar dan kamu bisa gunakan imajinasimu untuk menghasilkan sesuatu. Aku selalu bilang sukai gambarmu sendiri tapi pada akhirnya aku juga gak lakuin itu. Aku cuma takut kamu berakhir kayak aku.

 

Kaila memeluk erat Devin. Sakit yang ada di tangannya terlupakan. Sakit yang diderita Devin melebihi itu.

 

DEVIN

Kai.. apa yang..

KAILA

Dasar bodoh.. hiks..

 

Air mata Kaila turun begitu saja. Devin yang merasakan basah dipunggungnya, hanya bisa menepuk kepala Kaila pelan untuk menenangkannya.

 

78.     Scene 78. Int. Kamar - siang

Devin datang dengan segelas air.

DEVIN

Ini minum dulu.

KAILA

*ceguk* makasih *ceguk*

DEVIN

Hahaha lihat wajahmu, matamu bengkak semua.

KAILA

Ish.. jangan ngeledek.

DEVIN

Terus sekarang kamu mau ngikuti jalanku?

KAILA

Iya.

DEVIN

(Menghela napas).

KAILA

Awalnya.. awalnya aku akan bergantung padamu sedikit lebih lama. Tidak. Tanpa sadar aku jadi bergantung padamu. Apa – apa aku jadinya mengandalkanmu. Lalu gimana kalo kamu gak da, aku udah takut setengah mati jika jalan sendiri.

 

CLOSEUP – LUKISAN KAILA

Kaila memandangi satu – satunya lukisan yang dipajang oleh Devin.

 

KAILA – V.O

Haha sampai akhir ternyata aku masih berada dibayang – bayangmu.

DEVIN

Tenang aja.. aku gak bakal ninggalin kamu.

KAILA

(Senyum) aku tau kok. Aku akan hargai apapun keputusanmu. Semoga kamu sukses di jalan lain. Tenang saja.. Sebelumnya saat bersamamu, aku seperti kupu – kupu yang masih bersembunyi dalam kepompong. Sekarang saatnya aku melangkah keluar. Ruteku masih panjang sampai jadi kupu – kupu yang bisa terbang sendiri.

DEVIN

Lalu kupu – kupu itu kutangkap, sehari kemudian mati.

KAILA

Hah.. kenapa jadi kisah tragis yaa.. (melongo).

DEVIN

Pfftt.. hahaha.

KAILA

Hahaha.

79.     Scene 79. Int. Ruang tamu – siang jelang sore

Kaila mencoba mengangkat kardus berisi pen tablet dengan satu tangan.

DEVIN

Kamu bisa bawa gak?

KAILA

Bisa kok tenang aja.

DEVIN

Sini biar kubantu bawa keluar.

KAILA

Oya, aku lupa bilang sesuatu.

DEVIN

Apa?

KAILA

Aaa aku gak tau gimana perasaanmu kalo denger ini. Aku cuma pingin kamu tau kalo mamamu juga kangen sama kamu.

 

Devin tersentak mendengarnya kemudian dia merubah raut wajahnya menjadi datar kembali.

 

DEVIN

Makasih udah kasi tau.

80.     Scene 80. Ext. Teras rumah – siang jelang sore

Kaila dan Devin beranjak keluar dari rumah. Kaila sudah ditunggu oleh mobil yang menjemputnya. Devin membantu memasukkan kardus itu ke dalam bagasi. Kaila bersiap untuk masuk ke dalam mobil. Tapi dia berbalik.

 

KAILA

Satu hal lagi, kamu tanya kan kenapa aku gambar itu pas lomba kemarin.

DEVIN

Iya kenapa?

KAILA

Karena kamu adalah my universe. (senyum cerah) makasih sudah menjadi orang yang tulus suka dengan gambarku.

 

Kaila menutup pintu mobil dan pergi meninggalkan Devin yang tidak kuasa menahan mukanya yang merona merah.

 

FADE OUT

Punggung seorang cowok berbalik. Ternyata dibalik wajah itu adalah Devin yang sedang menanti seseorang. Kaila segera berlari mengarah cowok itu.

CLOSEUP – KAKI COWOK

Kaki Kaila menyamakan pijakan kakinya dengan cowok tersebut dan berjalan bersama, melangkah keluar dari masa lalu.

FADE IN

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar