Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LOVE DRAWS
Suka
Favorit
Bagikan
6. PART #6

 

43.     Scene 43. Int. Lokasi Perlombaan – siang jelang sore

Semua peserta sudah berkumpul. Tempat perlombaan pun sudah terhiasi oleh lukisan para peserta di seluruh dinding.

 

PANITIA

Selamat kepada Devin! Anda menjadi juara ke 2!

 

FX. SUARA TEPUK TANGAN

 

PANITIA

Untuk juara pertama jatuh kepada...

FX. SUARA RIBUT ORANG - ORANG

Lukisan para peserta dipajang ke dinding mengitari seluruh ruangan sedangkan juara 1 sampai 3 dipajang di tengah. Para peserta juga boleh membawa pulang hasil karyanya setelah acara selesai. Kaila melihat ke bagian pemenang. Kaila terdiam karena terpesona melihatnya.

 

PESERTA - O.C

Sumpah pemandangannya kayak realistik gitu padahal waktunya cuma 2 jam.

PESERTA – O.C

Aku lebih suka yang juara 2.

PESERTA – O.C

Ih aku jadi pingin cepet – cepet ambil gambarku.

 

Kaila setuju dengan pendapat orang – orang tersebut. Walau hanya lukisan pohon beserta genangan air yang begitu nyata tapi langit yang dilukis merupakan perpaduan warna pelangi yang muncul sehabis hujan. Perpaduan warna rose quartz, dengan serenity, moccasin color menghasil pemandangan yang terlihat fascinating. Kaila tidak sadar ingin menyentuh warna langit itu.

 

DEVIN

Lagi apa?

KAILA

Hah! Devin!

 

Kaila tersentak langsung menyembunyikan tangan ke belakang punggungnya.

 

DEVIN

Kenapa kaget gitu?

KAILA

A-aku gak pegang apa – apa kok.

DEVIN

Hm~

KAILA

Ah pokoknya, selamat yaa

DEVIN

Gak perlu diselamatin, aku belum menuhin harapan orang – orang.

KAILA

Orang siapa? Kepsek? Dia mana paham dunia seni.

DEVIN

Pfftt..

KAILA

Gak usah minder. aku dengar komentar orang – orang, mereka lebih suka dengan lukisanmu kok.

DEVIN

Kalo kamu? Menurutmu siapa yang menang?

KAILA

Punyamu lah.. kan kita dari sekolah yang sama.

DEVIN

Hahh percuma tanya.

KAILA

Hihi..

 

Kaila ragu – ragu untuk mengucapkan ini, tapi akhirnya dia mengungkapkan sesuatu.

 

KAILA

Makasih.

DEVIN

Untuk apa?

KAILA

Gambarmu.

 

FLASHBACK

44.     Scene 44. Int. Ruang tamu - pagi

Ada seorang anak kecil sendirian yang sedang menonton kartun favoritnya sambil mewarnai lembaran kosong dengan warna merah, kuning, hijau, biru. Warna terang layaknya gemerlap warna – warni di kamarnya.

 

KAILA – V.O

Mengingatkanku kembali pada rasa nyaman ketika sendirian.

 

MONTAGE – KAMAR

Kamar Kaila yang dipenuhi dengan bermacam hiasan dan boneka yang berwarna – warni.

 

KAILA – V.O

Rasanya ramai. Membuatku tidak kesepian lagi..

 

DISSOLVE TO - KAMAR

Kamar Kaila yang dulunya penuh warna menjadi gersang dan sepi. Semua hiasan dilepas beserta boneka yang memenemuhi kasur sudah hilang.

 

KAILA – V.O

Aku ingin kembali ke masa dulu.

 

DISSOLVE TO – MASA SEKARANG

45.     Scene 45. Int. Lokasi Perlombaan – siang jelang sore

KAILA

Aku ingin menggambar..

 

Tanpa sadar dia menyebutnya. Dia segera menutup mulutnya dengan kedua tangan. Devin yang dari tadi memperhatikannya menatap kebingungan.

 

KAILA

Pokoknya terimakasih udah ngajak aku ikut.

DEVIN

Aku gak ngajak tuh.

KAILA

Ah..

 

Cowok itu membalasnya dengan senyuman.

 

DEVIN

Kalo gitu mari kita lihat bagaimana lukisanmu.

KAILA

Hahh gak.. gak jangann.

DEVIN

Hidup harus give and take dong. Kamu lihat gambarku berapa lama coba.

KAILA

Orang – orang juga lihat gambarmu tuh. Kalo gitu kita lihat gambar orang lain dulu ya.

DEVIN

Iya nanti. Gambarmu yang pertama.

 

Devin tidak mempedulikan rengekan perempuan itu dan segera mencari gambar Kaila. Kaila pun dengan sekuat tenaga menahan tangan Devin.

 

KAILA

Jangan, plis, plis..

 

Namun ternyata, Devin lebih peka dari perkiraan Kaila. Dia tau lukisan yang dilukis oleh Kaila. Dia menunjuk lukisan di ujung kanan sana.

 

DEVIN

Yang itu kan?

KAILA

Hm? Enggak.. yang di kiri kok.

 

Kaila yang terlihat gugup membuat Devin yakin akan feeling-nya. Dia segera pergi ke tempat itu. Kaila mencoba menghadangnya dari depan tapi tidak mempengaruhi jalannya Devin. Mereka berdua terlihat sedang berebutan siapa yang pertama mencapai lukisan Kaila. Hampir sampai di lukisannya, ada beberapa orang yang sedang melihat lukisan tersebut.

 

ORANG 1 – O.C

Eh ini bagus loh.. aku suka lukisannya.

ORANG 2 – O.C

Cowoknya pasti pacarnya ya? ceweknya pasti gak bosen mandangin dia terus hahaha.

ORANG 1 – O.C

Aku iri deh.

ORANG 2 – O.C

Aku suka campuran warnanya loh warna universe gitu, hitam, biru, ungu...

ORANG 3 – O.C

Hah kupikir cuma monokrom gitu.

ORANG 1 – O.C

Eh langit? Jangan bilang cowoknya..

ORANG 3 – O.C

Oh gak, gak.. yuk ah cabut.

 

Devin berhenti melihat lukisan Kaila, dia masih memastikan nama yang tertera sebagai pemilik lukisan itu. Kemudian dia mulai menelaah lukisan.

 

DEVIN

Kamu gambar aku?

KAILA

Maaf aku gambar tanpa ijin.

 

Devin menatap Kaila penuh curiga.

 

DEVIN

Hm.. kamu gak mungkin sembarangan gambar aku kan? Aku tunggu alasanmu~

KAILA

Err.. itu..

 

CLOSE UP – LUKISAN

Lukisan Kaila benar – benar simple. Background-nya hanya warna langit malam yang dominan dengan hitam. Dia menambahkan menggambar seorang cowok di atasnya. Cowok itu adalah Devin yang hanya tampak samping. Kaila mewarnai seluruh wajahnya layaknya siluet namun dengan perpaduan warna biru dan ungu agar nampak wajahnya.

 

KAILA – V.O

Karena temanya pemandangan, yang terbesit adalah pemandangan yang tidak akan pernah lepas dari pandanganku.

 

MONTAGE

Sesosok laki - laki yang sedang memegang karya terbaiknya berada dihadapan Kaila. Suasana gelap hanya ada mereka berdua di tempat itu. Hal itu membuat Kaila takut dan mundur ke belakang. Namun saat bebalik, di hadapannya tetap laki - laki tadi dan kemudian laki – laki tersebut pergi meninggalkan.

 

KAILA – V.O

Sejauh manapun aku pergi, pandangan itu yang selalu teringat. Walaupun susah kugapai layaknya alam semesta di langit sana. Tapi jika aku berhenti sekarang...

 

 

DISSOLVE TO – LUKISAN KAILA

 

KAILA – V.O

Sepertinya akan mengesalkan karena nanti aku akan selalu dibayang – bayangi oleh ketakutan.

DEVIN

Kenapa diem?

KAILA

Ha? Oh ya itu karena temanya pemandangan. Aslinya aku cuma mau warnai langit malam aja. Terus kayaknya sepi jadi ku kasi wajahmu.

DEVIN

Cuma itu? gak terbesit akulah bintangnya gitu?

KAILA

Ha?? Gak lah.. aku kan gak bisa melukis.. cuma hitam putih doang. Jadilah begini.

DEVIN

Haaa.. emang sih harusnya aku gak berharap apa – apa.. kalo gitu lukisannya kusita.

KAILA

Kok gitu?

DEVIN

Kamu menggambarku tanpa ijin.

KAILA

A-aa.. itu bukan kamu kok.

DEVIN

Booohooong.

 

Devin merasa puas mengerjai Kaila. Suasana yang membuat mood Devin sedang happy ini, lagi – lagi terganggu oleh seseorang.

 

ELVANO

Hey, hey juara kedua kita.

DEVIN

Hah pengganggu siapa lagi.

ELVANO

Uuu siapa disini? Pacarmu ya?

DEVIN DAN KAILA

Bukan kok. (Jawab santai).

ELVANO

O-oke..

 

Elvano tidak menyerah, dia masih berusaha mencari tahu apa hubungan mereka berdua. Kemudian dia melihat ke arah lukisan yang mereka berdua ributkan.

 

ELVANO

Wah wah lihat lukisan siapa ini?

 

Dengan sigap, Devin menutupi lukisannya Kaila dengan badannya yang bidang dan tinggi.

 

DEVIN

Bukan apa – apa. Sana pergi.

ELVANO

Kenapaa..

KAILA

Ya udah aku pergi sekarang. Kamu boleh ambil lukisanku, aku juga ambil lukisanmu. Ingat kan give and take.

DEVIN

Ambil aja. Pasti nanti diminta kepsek.

KAILA

Haahh.. benar juga.. tch.

ELVANO

Halo, halo aku masih di sini loh. Kamu boleh kok ambil lukisanku.

KAILA

Ah gak makasih.

 

Devin hanya bisa menahan tawa. Elvano melirik Devin tak percaya apa yang dilihatnya.

 

KAILA

Kalo gitu aku pulang dulu deh..

ELVANO

Eh tunggu.. gimana kalo kamu masuk klub kami?

KAILA

Klub apa?

ELVANO

Klub menggambar tentunya. Syaratnya mudah kok. Bisa menggambar aja.

KAILA

Ahh maaf aku tidak memenuhi syarat pertama, permisi.

 

Kaila pergi mendahului mereka berdua.

 

ELVANO

Hah? Kok.. bisa..

DEVIN

(Menghela napas) kamu benar – benar merusak suasana. Kaila! Tunggu oi!

 

46.     Scene 46. Ext. Lokasi perlombaan - sore

Kaila berjalan keluar sambil menggerutu. Dia benar – benar apes hari ini. Dia tidak bisa memenangkan lomba, juga tidak bisa membawa pulang lukisan satupun, dan bertemu dengan orang aneh.

 

KAILA

Mana ada klub syarat cuma gitu doang. Rame dong klubnya, pasti hanya akal – akalan buat promosiin produk.

DEVIN

Beneran perkumpulan kok itu.

KAILA

Hah kaget! Kupikir siapa..

 

Devin mengikuti Kaila dari belakang sambil membawa lukisannya Kaila.

 

KAILA

Tolong jauhkan lukisan itu.

DEVIN

Hahaha oke oke. Mau makan dulu?

KAILA

OKE!

 

Kaila memang bisa melupakan semua masalahnya dengan makan makanan yang enak.

 

47.     Scene 47. Int. Restoran - sore

Mereka berdua akhirnya bisa mendapatkan tempat untuk makan di tengah keramaian. Dua porsi nasi goreng sudah berada di depan mereka. Namun, Kaila masih terganggu dengan lukisannya sendiri.

 

KAILA

Kenapa bawa – bawa sampe ke sini juga?

DEVIN

Perlu kupamerin sekalian?

KAILA

Ah jangan, jangan.. udah dibalik aja. Yuk makan.

FX. SUARA RIBUT ORANG

FX. SUARA PIRING

 

DEVIN

Gak mau join klub tadi?

KAILA

Kamu anggotanya ya?

DEVIN

Iya.

KAILA

Ngapain aja di sana?

DEVIN

Sebenarnya gak penting sih, ngomongin tentang gambar, tapi kamu bisa belajar hal baru saat bertemu orang baru seperti.. saat ketemu sama aku.

KAILA – V.O

Bertemu orang baru ya.. mereka mau nerima aku gak ya.. takut sih..

DEVIN

Gak sah takut, mereka baik semua kok.

KAILA

Ha?

 

DISSOLVE TO

Kaila mulai membayangkan kembali dimana di sebelahnya dan di depannya sudah ada orang – orang dari klub menggambar. Mereka yang sudah expert saling berinteraksi satu sama lain. Kecuali Kaila, dia terasingkan. Mereka layaknya berada di dunianya sendiri.

 

KAILA – V.O

Aku tau mereka pasti baik. Hanya saja jam terbangku dengan mereka masihlah jauh. Apakah aku bisa mengimbangi mereka saat berkumpul. Aku cuma takut aku gak paham apa – apa. Akhirnya aku hanya bisa diam

 

DISSOLVE TO – KEADAAN SEKARANG

Semua imajinasi Kaila hilang. Dia hanya berduaan dengan Devin saja.

 

DEVIN

Pikiranmu terlalu jauh, tinggal jawab saja, kamu mau atau gak?

KAILA

Mau sih.. tapi..

DEVIN

Oke.

KAILA

Gak.. gak.. biar kupikir lagi.

DEVIN

Mau kujemput apa gak?

KAILA

Udah kubilang aku pikir – pikir dulu.

DEVIN

Perlu kubentak lagi buat kamu mau ikut?

KAILA

Enggakk..(murung).

DEVIN

(Tersenyum) Oke minggu depan jam 10 aku ke rumahmu.

KAILA

Oke.. deh.

 

48.     Scene 48. Int. Cafe – pagi jelang siang

INSERT – EXT. CAFE

Kaila dan Devin sudah sampai di tempat yang dijanjikan. Mereka masih berada di luar. Kaila masih ragu – ragu untuk masuk.

 

KAILA

Ohh jadi tempat perkumpulannya di cafe.

DEVIN

Mereka sumpek aja sekalian cari makan.

KAILA

Ooo..

DEVIN

Ayo masuk.

KAILA

Bentar, bentar.. aku ngenalin dirinya gimana?

DEVIN

Ya biasa aja.

KAILA

Begini kah? Haii semuanya kenalin namaku.. ah keliatan pura – pura banget. Oi kenalin nama gue.. ih sok banget..

 

Kaila semakin gugup, dia mencoba berlatih memperkenalkan diri agar tidak menimbulkan masalah nanti.

 

DEVIN

Hmm.. ribet dah..

 

Cowok itu pergi meninggalkannya.

 

KAILA

Hei entar..

 

Kaila juga tidak mau ditinggal sendirian. Mau tidak mau dia ikut masuk membuntuti Devin. Ketika masuk ke Cafe tersebut, mereka sudah disambut oleh cowok kemarin.

 

ELVANO

Hei.. sini!

 

Dia tidak malu melambaikan tangannya di tengah keramaian itu.

 

KAILA

Eh ternyata udah pada nunggu.. Gimana nii.

DEVIN

Santai aja orang gak ketemu sama guru.

 

Devin berjalan santai menemui teman – temannya. Di meja itu sudah berkumpul tiga orang. Satu orang bernama Elvano dan dua perempuan lainnya masih baru di mata Kaila. Jauh dari bayangan Kaila, dia berpikir bahwa dia akan bertemu dengan 10 orang sekaligus.

 

ELVANO

Wah kamu akhirnya mau ikut juga?

DEVIN

Yang bisa dateng cuma segini ya?

KAILA

Oh masih ada orang lagi ya?

ELVANO

Yohan lagi ngurusin neneknya, mbak adhira kayaknya lagi sibuk ngejar deadline.

DEVIN

Ohh..

 

Devin menarik kursi yang ada di depannya dan segera duduk sedangkan Kaila masih berdiri. Dia masih kebingungan harus berbuat apa.

 

VINA

Kamu temennya Devin ya? Siapa namanya?

KAILA

Oh ha-hai kak.. namaku Kaila.

VINA

Halo halo, kenalin aku Vina.

STELLA

Aku Stella, salam kenal yaa..

KAILA

Salam kenal kak..

 

Mereka saling bersalam – salaman. Kemudian tempat yang kosong hanya ada di sebelahnya Devin. Segeralah Kaila duduk bersebelahan dengannya.

 

ELVANO

Kita pernah ketemu sebelumnya kan, sedih banget kamu nolak tawaranku, tapi nerima tawaran dia.

KAILA

Hehe maaf kak.

ELVANO

Gak usah manggil kak, aku seangkatan kalian kok.

KAILA

Ohh oke.

VINA

Kaget ya? Yang dateng cuma segini?

KAILA

Hehe.. dikit sih kak..

VINA

Sebenarnya kami ada sih grup gitu kayaknya diisi 40 an.. tapi pastinya mereka punya kesibukan sendiri kan jadi Devin undang yang satu circle sama dia.. jadi santai aja yaa.

 

Kaila memandangi Cowok yang di sebelahnya itu. Ternyata dibalik sifat kasarnya itu masih ada rasa perhatian.

 

KAILA

Oohh.. gitu ya..

STELLA

Kalian belum pesen minum kan? Pesen dulu aja..

 

FX. SUARA KERAMAIAN

Di depan mereka sudah disuguhi berbagai makanan kecil dan minuman. Mereka asik membicarakan berbagai macam hal. Walaupun topik basa – basi, tapi Kaila bisa berbaur dengan baik.

 

STELLA

Jadi kamu suka gambar apa?

KAILA

Aku biasanya gambar wajah realistik gitu kak. Tapi sekarang lagi belajar yang lain hehe.

VINA

Baguslah kalo terus belajar.

 

Terlihat bahwa Vina lebih dominan di sini. Dia yang mulai membuka topik dan lainnya pun mulai membalas. Mereka membahas banyak hal. Masalah tentang gambar, bercerita tentang pengalaman, maupun penderitaan yang sedang mereka lalui. Namun tidak bagi Kaila, dia masih hati – hati dalam membuka dirinya.

 

VINA

Eh gaes sorry, aku harus ketemu klien. Aku sekalian pulang yaa, soalnya mau ngurus pindahan juga.

SEMUANYA

Iya ati – ati kak..

KAILA

Enak ya kalo kerja sesuai passion.

STELLA

Hm? Siapa? Kak Vina? Dia malah harus lepasin passion-nya buat tanggung jawab sebagai tulang punggung.

KAILA

Oh ya?

ELVANO

Jadi dia sering kumpul ke kita buat melepas stres hahaha.

 

Kaila terdiam, dia mulai terpikirkan sesuatu.

 

KAILA – V.O

Gimana kalo passion itu membuat stres apa itu namanya bukan passion?.

STELLA

Jadi kamu kalo bosen, ajak kita kumpul aja.

ELVANO

Video call-an juga boleh.

STELLA

Kayaknya kalo masih baru, masih malu – malu ya?

KAILA

Hehehe iya kak.

ELVANO

Atau kita ke basecamp aja.

KAILA

Basecamp?

ELVANO

Kita punya tempat buat circle kita sekarang ini biar asik sharing cerita.

STELLA

Iyaa aku juga pas buntu bikin cerita kadang ngajak kumpul buat cari inspirasi. Kapan – kapan mau ke sana?

KAILA

Boleh?

ELVANO

Oi Vin, ajak dia dong.

 

Dia yang sedari tadi diam, menopang kepalanya dengan satu tangan dan menoleh ke arah Kaila.

 

DEVIN

Mau?

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar