Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
43. Scene 43. Int. Lokasi Perlombaan – siang jelang sore
Semua peserta sudah berkumpul. Tempat perlombaan pun sudah terhiasi oleh lukisan para peserta di seluruh dinding.
PANITIA
Selamat kepada Devin! Anda menjadi juara ke 2!
FX. SUARA TEPUK TANGAN
PANITIA
Untuk juara pertama jatuh kepada...
FX. SUARA RIBUT ORANG - ORANG
Lukisan para peserta dipajang ke dinding mengitari seluruh ruangan sedangkan juara 1 sampai 3 dipajang di tengah. Para peserta juga boleh membawa pulang hasil karyanya setelah acara selesai. Kaila melihat ke bagian pemenang. Kaila terdiam karena terpesona melihatnya.
PESERTA - O.C
Sumpah pemandangannya kayak realistik gitu padahal waktunya cuma 2 jam.
PESERTA – O.C
Aku lebih suka yang juara 2.
PESERTA – O.C
Ih aku jadi pingin cepet – cepet ambil gambarku.
Kaila setuju dengan pendapat orang – orang tersebut. Walau hanya lukisan pohon beserta genangan air yang begitu nyata tapi langit yang dilukis merupakan perpaduan warna pelangi yang muncul sehabis hujan. Perpaduan warna rose quartz, dengan serenity, moccasin color menghasil pemandangan yang terlihat fascinating. Kaila tidak sadar ingin menyentuh warna langit itu.
DEVIN
Lagi apa?
KAILA
Hah! Devin!
Kaila tersentak langsung menyembunyikan tangan ke belakang punggungnya.
DEVIN
Kenapa kaget gitu?
KAILA
A-aku gak pegang apa – apa kok.
DEVIN
Hm~
KAILA
Ah pokoknya, selamat yaa
DEVIN
Gak perlu diselamatin, aku belum menuhin harapan orang – orang.
KAILA
Orang siapa? Kepsek? Dia mana paham dunia seni.
DEVIN
Pfftt..
KAILA
Gak usah minder. aku dengar komentar orang – orang, mereka lebih suka dengan lukisanmu kok.
DEVIN
Kalo kamu? Menurutmu siapa yang menang?
KAILA
Punyamu lah.. kan kita dari sekolah yang sama.
DEVIN
Hahh percuma tanya.
KAILA
Hihi..
Kaila ragu – ragu untuk mengucapkan ini, tapi akhirnya dia mengungkapkan sesuatu.
KAILA
Makasih.
DEVIN
Untuk apa?
KAILA
Gambarmu.
FLASHBACK
44. Scene 44. Int. Ruang tamu - pagiAda seorang anak kecil sendirian yang sedang menonton kartun favoritnya sambil mewarnai lembaran kosong dengan warna merah, kuning, hijau, biru. Warna terang layaknya gemerlap warna – warni di kamarnya.
KAILA – V.O
Mengingatkanku kembali pada rasa nyaman ketika sendirian.
MONTAGE – KAMAR
Kamar Kaila yang dipenuhi dengan bermacam hiasan dan boneka yang berwarna – warni.
KAILA – V.O
Rasanya ramai. Membuatku tidak kesepian lagi..
DISSOLVE TO - KAMAR
Kamar Kaila yang dulunya penuh warna menjadi gersang dan sepi. Semua hiasan dilepas beserta boneka yang memenemuhi kasur sudah hilang.
KAILA – V.O
Aku ingin kembali ke masa dulu.
DISSOLVE TO – MASA SEKARANG
45. Scene 45. Int. Lokasi Perlombaan – siang jelang soreKAILA
Aku ingin menggambar..
Tanpa sadar dia menyebutnya. Dia segera menutup mulutnya dengan kedua tangan. Devin yang dari tadi memperhatikannya menatap kebingungan.
KAILA
Pokoknya terimakasih udah ngajak aku ikut.
DEVIN
Aku gak ngajak tuh.
KAILA
Ah..
Cowok itu membalasnya dengan senyuman.
DEVIN
Kalo gitu mari kita lihat bagaimana lukisanmu.
KAILA
Hahh gak.. gak jangann.
DEVIN
Hidup harus give and take dong. Kamu lihat gambarku berapa lama coba.
KAILA
Orang – orang juga lihat gambarmu tuh. Kalo gitu kita lihat gambar orang lain dulu ya.
DEVIN
Iya nanti. Gambarmu yang pertama.
Devin tidak mempedulikan rengekan perempuan itu dan segera mencari gambar Kaila. Kaila pun dengan sekuat tenaga menahan tangan Devin.
KAILA
Jangan, plis, plis..
Namun ternyata, Devin lebih peka dari perkiraan Kaila. Dia tau lukisan yang dilukis oleh Kaila. Dia menunjuk lukisan di ujung kanan sana.
DEVIN
Yang itu kan?
KAILA
Hm? Enggak.. yang di kiri kok.
Kaila yang terlihat gugup membuat Devin yakin akan feeling-nya. Dia segera pergi ke tempat itu. Kaila mencoba menghadangnya dari depan tapi tidak mempengaruhi jalannya Devin. Mereka berdua terlihat sedang berebutan siapa yang pertama mencapai lukisan Kaila. Hampir sampai di lukisannya, ada beberapa orang yang sedang melihat lukisan tersebut.
ORANG 1 – O.C
Eh ini bagus loh.. aku suka lukisannya.
ORANG 2 – O.C
Cowoknya pasti pacarnya ya? ceweknya pasti gak bosen mandangin dia terus hahaha.
ORANG 1 – O.C
Aku iri deh.
ORANG 2 – O.C
Aku suka campuran warnanya loh warna universe gitu, hitam, biru, ungu...
ORANG 3 – O.C
Hah kupikir cuma monokrom gitu.
ORANG 1 – O.C
Eh langit? Jangan bilang cowoknya..
ORANG 3 – O.C
Oh gak, gak.. yuk ah cabut.
Devin berhenti melihat lukisan Kaila, dia masih memastikan nama yang tertera sebagai pemilik lukisan itu. Kemudian dia mulai menelaah lukisan.
DEVIN
Kamu gambar aku?
KAILA
Maaf aku gambar tanpa ijin.
Devin menatap Kaila penuh curiga.
DEVIN
Hm.. kamu gak mungkin sembarangan gambar aku kan? Aku tunggu alasanmu~
KAILA
Err.. itu..
CLOSE UP – LUKISAN
Lukisan Kaila benar – benar simple. Background-nya hanya warna langit malam yang dominan dengan hitam. Dia menambahkan menggambar seorang cowok di atasnya. Cowok itu adalah Devin yang hanya tampak samping. Kaila mewarnai seluruh wajahnya layaknya siluet namun dengan perpaduan warna biru dan ungu agar nampak wajahnya.
KAILA – V.O
Karena temanya pemandangan, yang terbesit adalah pemandangan yang tidak akan pernah lepas dari pandanganku.
MONTAGE
Sesosok laki - laki yang sedang memegang karya terbaiknya berada dihadapan Kaila. Suasana gelap hanya ada mereka berdua di tempat itu. Hal itu membuat Kaila takut dan mundur ke belakang. Namun saat bebalik, di hadapannya tetap laki - laki tadi dan kemudian laki – laki tersebut pergi meninggalkan.
KAILA – V.O
Sejauh manapun aku pergi, pandangan itu yang selalu teringat. Walaupun susah kugapai layaknya alam semesta di langit sana. Tapi jika aku berhenti sekarang...
DISSOLVE TO – LUKISAN KAILA
KAILA – V.O
Sepertinya akan mengesalkan karena nanti aku akan selalu dibayang – bayangi oleh ketakutan.
DEVIN
Kenapa diem?
KAILA
Ha? Oh ya itu karena temanya pemandangan. Aslinya aku cuma mau warnai langit malam aja. Terus kayaknya sepi jadi ku kasi wajahmu.
DEVIN
Cuma itu? gak terbesit akulah bintangnya gitu?
KAILA
Ha?? Gak lah.. aku kan gak bisa melukis.. cuma hitam putih doang. Jadilah begini.
DEVIN
Haaa.. emang sih harusnya aku gak berharap apa – apa.. kalo gitu lukisannya kusita.
KAILA
Kok gitu?
DEVIN
Kamu menggambarku tanpa ijin.
KAILA
A-aa.. itu bukan kamu kok.
DEVIN
Booohooong.
Devin merasa puas mengerjai Kaila. Suasana yang membuat mood Devin sedang happy ini, lagi – lagi terganggu oleh seseorang.
ELVANO
Hey, hey juara kedua kita.
DEVIN
Hah pengganggu siapa lagi.
ELVANO
Uuu siapa disini? Pacarmu ya?
DEVIN DAN KAILA
Bukan kok. (Jawab santai).
ELVANO
O-oke..
Elvano tidak menyerah, dia masih berusaha mencari tahu apa hubungan mereka berdua. Kemudian dia melihat ke arah lukisan yang mereka berdua ributkan.
ELVANO
Wah wah lihat lukisan siapa ini?
Dengan sigap, Devin menutupi lukisannya Kaila dengan badannya yang bidang dan tinggi.
DEVIN
Bukan apa – apa. Sana pergi.
ELVANO
Kenapaa..
KAILA
Ya udah aku pergi sekarang. Kamu boleh ambil lukisanku, aku juga ambil lukisanmu. Ingat kan give and take.
DEVIN
Ambil aja. Pasti nanti diminta kepsek.
KAILA
Haahh.. benar juga.. tch.
ELVANO
Halo, halo aku masih di sini loh. Kamu boleh kok ambil lukisanku.
KAILA
Ah gak makasih.
Devin hanya bisa menahan tawa. Elvano melirik Devin tak percaya apa yang dilihatnya.
KAILA
Kalo gitu aku pulang dulu deh..
ELVANO
Eh tunggu.. gimana kalo kamu masuk klub kami?
KAILA
Klub apa?
ELVANO
Klub menggambar tentunya. Syaratnya mudah kok. Bisa menggambar aja.
KAILA
Ahh maaf aku tidak memenuhi syarat pertama, permisi.
Kaila pergi mendahului mereka berdua.
ELVANO
Hah? Kok.. bisa..
DEVIN
(Menghela napas) kamu benar – benar merusak suasana. Kaila! Tunggu oi!
46. Scene 46. Ext. Lokasi perlombaan - sore
Kaila berjalan keluar sambil menggerutu. Dia benar – benar apes hari ini. Dia tidak bisa memenangkan lomba, juga tidak bisa membawa pulang lukisan satupun, dan bertemu dengan orang aneh.
KAILA
Mana ada klub syarat cuma gitu doang. Rame dong klubnya, pasti hanya akal – akalan buat promosiin produk.
DEVIN
Beneran perkumpulan kok itu.
KAILA
Hah kaget! Kupikir siapa..
Devin mengikuti Kaila dari belakang sambil membawa lukisannya Kaila.
KAILA
Tolong jauhkan lukisan itu.
DEVIN
Hahaha oke oke. Mau makan dulu?
KAILA
OKE!
Kaila memang bisa melupakan semua masalahnya dengan makan makanan yang enak.
47. Scene 47. Int. Restoran - sore
Mereka berdua akhirnya bisa mendapatkan tempat untuk makan di tengah keramaian. Dua porsi nasi goreng sudah berada di depan mereka. Namun, Kaila masih terganggu dengan lukisannya sendiri.
KAILA
Kenapa bawa – bawa sampe ke sini juga?
DEVIN
Perlu kupamerin sekalian?
KAILA
Ah jangan, jangan.. udah dibalik aja. Yuk makan.
FX. SUARA RIBUT ORANG
FX. SUARA PIRING
DEVIN
Gak mau join klub tadi?
KAILA
Kamu anggotanya ya?
DEVIN
Iya.
KAILA
Ngapain aja di sana?
DEVIN
Sebenarnya gak penting sih, ngomongin tentang gambar, tapi kamu bisa belajar hal baru saat bertemu orang baru seperti.. saat ketemu sama aku.
KAILA – V.O
Bertemu orang baru ya.. mereka mau nerima aku gak ya.. takut sih..
DEVIN
Gak sah takut, mereka baik semua kok.
KAILA
Ha?
DISSOLVE TO
Kaila mulai membayangkan kembali dimana di sebelahnya dan di depannya sudah ada orang – orang dari klub menggambar. Mereka yang sudah expert saling berinteraksi satu sama lain. Kecuali Kaila, dia terasingkan. Mereka layaknya berada di dunianya sendiri.
KAILA – V.O
Aku tau mereka pasti baik. Hanya saja jam terbangku dengan mereka masihlah jauh. Apakah aku bisa mengimbangi mereka saat berkumpul. Aku cuma takut aku gak paham apa – apa. Akhirnya aku hanya bisa diam
DISSOLVE TO – KEADAAN SEKARANG
Semua imajinasi Kaila hilang. Dia hanya berduaan dengan Devin saja.
DEVIN
Pikiranmu terlalu jauh, tinggal jawab saja, kamu mau atau gak?
KAILA
Mau sih.. tapi..
DEVIN
Oke.
KAILA
Gak.. gak.. biar kupikir lagi.
DEVIN
Mau kujemput apa gak?
KAILA
Udah kubilang aku pikir – pikir dulu.
DEVIN
Perlu kubentak lagi buat kamu mau ikut?
KAILA
Enggakk..(murung).
DEVIN
(Tersenyum) Oke minggu depan jam 10 aku ke rumahmu.
KAILA
Oke.. deh.
48. Scene 48. Int. Cafe – pagi jelang siang
INSERT – EXT. CAFE
Kaila dan Devin sudah sampai di tempat yang dijanjikan. Mereka masih berada di luar. Kaila masih ragu – ragu untuk masuk.
KAILA
Ohh jadi tempat perkumpulannya di cafe.
DEVIN
Mereka sumpek aja sekalian cari makan.
KAILA
Ooo..
DEVIN
Ayo masuk.
KAILA
Bentar, bentar.. aku ngenalin dirinya gimana?
DEVIN
Ya biasa aja.
KAILA
Begini kah? Haii semuanya kenalin namaku.. ah keliatan pura – pura banget. Oi kenalin nama gue.. ih sok banget..
Kaila semakin gugup, dia mencoba berlatih memperkenalkan diri agar tidak menimbulkan masalah nanti.
DEVIN
Hmm.. ribet dah..
Cowok itu pergi meninggalkannya.
KAILA
Hei entar..
Kaila juga tidak mau ditinggal sendirian. Mau tidak mau dia ikut masuk membuntuti Devin. Ketika masuk ke Cafe tersebut, mereka sudah disambut oleh cowok kemarin.
ELVANO
Hei.. sini!
Dia tidak malu melambaikan tangannya di tengah keramaian itu.
KAILA
Eh ternyata udah pada nunggu.. Gimana nii.
DEVIN
Santai aja orang gak ketemu sama guru.
Devin berjalan santai menemui teman – temannya. Di meja itu sudah berkumpul tiga orang. Satu orang bernama Elvano dan dua perempuan lainnya masih baru di mata Kaila. Jauh dari bayangan Kaila, dia berpikir bahwa dia akan bertemu dengan 10 orang sekaligus.
ELVANO
Wah kamu akhirnya mau ikut juga?
DEVIN
Yang bisa dateng cuma segini ya?
KAILA
Oh masih ada orang lagi ya?
ELVANO
Yohan lagi ngurusin neneknya, mbak adhira kayaknya lagi sibuk ngejar deadline.
DEVIN
Ohh..
Devin menarik kursi yang ada di depannya dan segera duduk sedangkan Kaila masih berdiri. Dia masih kebingungan harus berbuat apa.
VINA
Kamu temennya Devin ya? Siapa namanya?
KAILA
Oh ha-hai kak.. namaku Kaila.
VINA
Halo halo, kenalin aku Vina.
STELLA
Aku Stella, salam kenal yaa..
KAILA
Salam kenal kak..
Mereka saling bersalam – salaman. Kemudian tempat yang kosong hanya ada di sebelahnya Devin. Segeralah Kaila duduk bersebelahan dengannya.
ELVANO
Kita pernah ketemu sebelumnya kan, sedih banget kamu nolak tawaranku, tapi nerima tawaran dia.
KAILA
Hehe maaf kak.
ELVANO
Gak usah manggil kak, aku seangkatan kalian kok.
KAILA
Ohh oke.
VINA
Kaget ya? Yang dateng cuma segini?
KAILA
Hehe.. dikit sih kak..
VINA
Sebenarnya kami ada sih grup gitu kayaknya diisi 40 an.. tapi pastinya mereka punya kesibukan sendiri kan jadi Devin undang yang satu circle sama dia.. jadi santai aja yaa.
Kaila memandangi Cowok yang di sebelahnya itu. Ternyata dibalik sifat kasarnya itu masih ada rasa perhatian.
KAILA
Oohh.. gitu ya..
STELLA
Kalian belum pesen minum kan? Pesen dulu aja..
FX. SUARA KERAMAIAN
Di depan mereka sudah disuguhi berbagai makanan kecil dan minuman. Mereka asik membicarakan berbagai macam hal. Walaupun topik basa – basi, tapi Kaila bisa berbaur dengan baik.
STELLA
Jadi kamu suka gambar apa?
KAILA
Aku biasanya gambar wajah realistik gitu kak. Tapi sekarang lagi belajar yang lain hehe.
VINA
Baguslah kalo terus belajar.
Terlihat bahwa Vina lebih dominan di sini. Dia yang mulai membuka topik dan lainnya pun mulai membalas. Mereka membahas banyak hal. Masalah tentang gambar, bercerita tentang pengalaman, maupun penderitaan yang sedang mereka lalui. Namun tidak bagi Kaila, dia masih hati – hati dalam membuka dirinya.
VINA
Eh gaes sorry, aku harus ketemu klien. Aku sekalian pulang yaa, soalnya mau ngurus pindahan juga.
SEMUANYA
Iya ati – ati kak..
KAILA
Enak ya kalo kerja sesuai passion.
STELLA
Hm? Siapa? Kak Vina? Dia malah harus lepasin passion-nya buat tanggung jawab sebagai tulang punggung.
KAILA
Oh ya?
ELVANO
Jadi dia sering kumpul ke kita buat melepas stres hahaha.
Kaila terdiam, dia mulai terpikirkan sesuatu.
KAILA – V.O
Gimana kalo passion itu membuat stres apa itu namanya bukan passion?.
STELLA
Jadi kamu kalo bosen, ajak kita kumpul aja.
ELVANO
Video call-an juga boleh.
STELLA
Kayaknya kalo masih baru, masih malu – malu ya?
KAILA
Hehehe iya kak.
ELVANO
Atau kita ke basecamp aja.
KAILA
Basecamp?
ELVANO
Kita punya tempat buat circle kita sekarang ini biar asik sharing cerita.
STELLA
Iyaa aku juga pas buntu bikin cerita kadang ngajak kumpul buat cari inspirasi. Kapan – kapan mau ke sana?
KAILA
Boleh?
ELVANO
Oi Vin, ajak dia dong.
Dia yang sedari tadi diam, menopang kepalanya dengan satu tangan dan menoleh ke arah Kaila.
DEVIN
Mau?