Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
38. Scene 38. Int. Sekolah - pagi
Kaila berjalan sendiri sambil menyemil sesuatu. Namun pikirannya di tempat lain. Dia kebingungan ketika bertemu dengan Devin harus memberikan alasan apa.
DEVIN
Kaila!
KAILA
Hah!!
DEVIN
Kenapa kaget gitu?
KAILA
De-dengar kemarin aku benar – benar membangunkanmu kok. Tapi kamu gak bangun.
DEVIN
(Menghela napas) Hahh.. aku dengar kita gak menangin lomba apapun ya?
KAILA – V.O
Dia pasti kecewa ya?
KAILA
I-iya.
KAILA dan DEVIN
Kamu gak apa – apa?
KAILA
Eh? harusnya kamu yang kecewa dong.
DEVIN
Hah aku emang gak berharap apa – apa sih. Toh aku bikin asal – asalan.
KAILA
Haha begitu ya.. terus kurang tidur kenapa dong?
DEVIN
Oh latihan buat lomba.
KAILA
Oh iya ya.. udah mau dekat yaa..
DEVIN
Kamu belum jawab pertanyaanku, kamu gak papa?
KAILA
Aku? gak papa kok..
Kaila sedikit berbohong. Dia sendiri juga berpikir tidak pantas untuk berharap lebih.
DEVIN
Kamu gak mau ikut lomba?
KAILA
Hahaha aku sadar diri kok. Kemampuanku masih dibawah rata – rata.
DEVIN
Terus memangnya kenapa?
KAILA
Udah pasti gak menang kan..
DEVIN
Emangnya kamu dari masa depan? Bisa tau kalo kamu gak menang.
KAILA
Kepedean itu juga gak baik tau. Harus tau kondisi juga. Sekarang, siapa juga yang ikut lomba tanpa bakat..
DEVIN
Yang penting kamu suka.
Kaila terdiam.
DEVIN
Kamu suka. Kamu menikmati proses itu.
KAILA
Orang cuma peduli sama hasilnya.
DEVIN
Trus kamu nyerah sebelum coba gitu aja?
Kaila terdiam
DEVIN
Aku iri padamu..
KAILA
Ha? Apa yang lebih dariku coba..
DEVIN
Aku iri ketika kamu bisa sesenang itu saat menggambar.. tanpa peduli hasilnya.
KAILA
Itu dulu aku terlalu naif. Sekarang aku paham kok. DEVIN
Aku suka gambarmu.
Kaila terdiam, dia mulai kebingungan.
KAILA
kamu aja belum pernah lihat gambarku..
DEVIN
Aku follow tuh.. sosmedmu (menunjukkan ponselnya menampilkan social media akun milik Kaila).
KAILA
Oh? Aku follback nanti.
Devin menghela napas panjang.
DEVIN
Aku benar – benar kecewa kamu hapus semua dirimu yang dulu.
Kaila hanya bisa menatap ke arahnya. Mulutnya tidak bisa menyangkal lagi.
DEVIN
Hah serah deh.. kamu mau ikut lomba atau gak. Sayang aja.. kamu nyerah tanpa tau hasilnya. Dengar ya.. hidupmu bukan perlombaan siapa yang menang dan kalah. Lebih baik kamu fokus ke dirimu sendiri.
Devin langsung pergi setelah menceramahi Kaila. Kaila setengah hati kesal mendengar ucapannya itu.
KAILA
Kenapa dia bisa bilang gitu. Siapapun juga ingin menang, bukti bahwa kamu diakui. Dan aku tau kalo yang menang sudah pasti bukan aku. Heiss.
Kaila berjalan membelakangi cowok itu. Selama berjalan entah ke arah mana. Selama berjalan, dia menggerutu.
KAILA
Dasar sok tau, dasar sok bijak. Memangnya dia tau apa tentangku.. memangnya hidup dia lebih lama dariku.. mentang – mentang semua berpusat pada dirinya sendiri jadi sombong, dia gak tau apa – apa..
KAILA
Dia..
Kaila menghentikan jalannya. Dia menjatuhkan badannya ke bawah sambil memeluk kedua kakinya. Degup jantungnya berdetak keras.
KAILA
(Gumam) Walaupun mulutku menyangkalnya. Tapi hatiku ingin mempercayai kata – katanya.
39. Scene 39. Int. Kamar - malam
Kaila masuk ke kamar. Dia sudah ditunggu dengan kado yang ada di meja belajarnya.
KAILA
Apa ini?
Kemudian Kaila membuka kadonya. Kaila menutup mulutnya dengan satu tangan. Ada pesan di dalam kado tersebut, “Maaf mama cuma bisa menempelkan sebagian. Lainnya mama tidak tau mana yang cocok.”
CLOSE UP – KERTAS GAMBAR
Gambar – gambar Kaila yang sudah menjadi robekan ditempeli kembali dengan solasi oleh ibunya
MONTAGE
Ibu Kaila masuk ke kamar mengambil sampah, dan ditemukan gambar – gambar milik Kaila. Lalu di malam harinya Ibu Kaila bergadang mencari dan menyatukan kembali gambarku satu persatu.
KAILA – O.C
Huaaaa..
Kaila tidak bisa menahannya lagi, dia menangis sekeras kerasnya.
CLOSE UP – KERTAS
Sebuah pesan dari ibunya yang dipegang Kaila jatu ke lantai.
BIG CLOSE UP - TULISAN DI KERTAS
Ada tulisan lainnya lagi di pesan tersebut. “Simpanlah ini sebagai memori bahagiamu.”
FADE OUT
40. Scene 40. Ext. Tempat perlombaan - pagi
Hari minggu yang cerah. Hari perlombaan dimulai beberapa jam lagi. Para peserta berhamburan dan berbaris ke sebuah stand, tempat untuk absensi.
STAF
Baik, selanjutnya.
Devin ada orang selanjutnya yang maju.
STAF
Siapa namanya?
DEVIN
Devin Kavindra
STAF
Tunggu sebentar ya.. ini silahkan nomor urutnya. Selanjutnya!
Devin berbalik dan mengalungkan nomor absennya. Di waktu yang bersamaan terdengar suara yang familiar di telinganya.
KAILA
Permisi maaf.. di mana saya ambil nomor urut ya?
ORANG LEWAT
Di sana..
KAILA
Oh terimakasih.
Kaila melihat ke arah yang ditunjuk oleh orang tadi. Dia kaget bahwa di depannya sudah ada Devin. Dia melihati Kaila denga tersenyum nyengir. Kaila merasa malu lalu memalingkan wajah.
DEVIN
Hah ngapain ke sini?
KAILA
Oh enggak.. waktuku luang sih jadi nemenin kamu. Sepertinya dari sekolah kita cuma kamu doang kan?
DEVIN
Hahaha cuma aku cukup buat menang kok.
Kaila mengepalkan kedua tangannya karena sikapnya yang narsis itu, tapi dia tahan.
KAILA
Semangat! Hehe..
Kaila mulai mencomel dalam hati. Di tengah – tengah itu ada seseorang yang memanggil.
ELVANO
Vin!
DEVIN
Oh..
ELVANO
Wah.. kamu ikutan juga?
DEVIN
Gak.. ke sini cuma jogging.
ELVANO
Hahaha..
Devin merasa terganggu dengan keberadaanya. Kaila yang dari tadi merasa terasingkan. Dia sadar diri.
KAILA
Kayaknya aku ganggu mereka. Aku cari tempat pendaftaran dulu deh. (Gumam).
ELVANO
Yuk kumpul ke sana. Kukenalin sama temen – temnku.
DEVIN
Gak.. aku sama..
Devin yang menoleh ke samping, dia tidak menemukan batang hidung perempuan itu. Dia mulai mencari.
DEVIN
Kemana dia?
ELVANO
Kamu bawa orang lain? Ehh mau kemana?
Tanpa memedulikannya, Devin segera mencari sekeliling. Tidak disangka gerakan Kaila secepat itu. Akhirnya ditemukanlah cewek itu sedang sibuk membaca brosur. Devin segera menghampirinya dan menjitak dahi Kaila.
KAILA
Ouch.. ahh siapa sih.. loh? Kok ke sini?
DEVIN
Kupikir kamu kabur lagi.
KAILA
Hmmm.. tuh kan butuh ditemenin.. (nada mengejek).
DEVIN
Hah.. apasih.. ya udah sana pulang.
KAILA
Yee.. yee..
Kaila kembali sibuk melihat brosur.
DEVIN
Lagi lihat apa?
KAILA
Oh lagi lihat denah.
DEVIN
Aku tau tempat ini, kamu gak sabar mau masuk?
KAILA
Ah enggak aku mau ke toilet karena gugup.
DEVIN
Ya udah sini ikut aku.
KAILA
Kamu mau apa?!
DEVIN
Kenapa sih kaget gitu? Aku arahin doang. Emang pikiranmu kemana?
KAILA
Oh hehe. Tolong tunjukan arahmu master.
DEVIN
Cih. (Menyeringai).
41. Scene 41. Int. Ruangan – pagi
Para peserta sudah dipersilahkan masuk. Devin dan Kaila mengikuti mereka.
DEVIN
Kamu tau kan kalo ini lomba melukis?
KAILA
Iya aku udah belajar kok.
DEVIN
Aku nantiin gambarmu.
KAILA
Aku juga. Aku yakin gambarmu akan ngalahin semua peserta!
DEVIN
Haha apa sih.
KAILA
Hihi semangat!
FX. SUARA JEPRETAN FOTO
Devin lagi – lagi merasa terganggu. Keberadaanya sendiri sudah membuat Devin malas – malasan.
ELVANO
Lihat ini kamu tersenyum lho! Wah kupikir kamu robot, gak pernah berekspresi.
DEVIN
Hapus itu atau kubuat tanganmu gak bisa gambar lagi.
ELVANO
O-oke.. sebelum aku mati di tanganmu. Aku harus membagikan ke yang lain hahaha.
DEVIN
Cih.
Devin lupa bahwa daritadi Kaila ada di sana. Dia ketakutan.
KAILA
Jangan pedulikan aku.. aku tidak melihat apapun.
Kaila mengacir pergi.
DEVIN
Bukan.. hahhh (berantakin rambut).
Memasuki ruangan, Kaila mulai mencari nomor tempat duduk. Dia duduk hampir paling belakang.
PANITIA
Baik para peserta silahkan persiapkan diri kalian, karena sebentar lagi perlombaan akan segera dimulai. Perlombaan ini akan berlangsung selama 2 jam. Tema akan kami beritahu setelah ini. Kalian sudah siap?
PARA PESERTA
SIAP!
PANITIA
Baik! Temanya cukup sederhana.. temanya adalah pemandangan! (membalik tirai). Kami mencari kreativitas kalian saat mendengar tema tersebut. Tanpa berlama – lama lagi. Perlombaan dimulai dari sekarang!
Para peserta saling sibuk menggambar dengan pensil. Ada yang tanpa ragu langsung melukis dengan cat. Kaila masih memandangi kanvas yang kosong. Kemudian dia melihat ke arah Devin di depanya. Agak jauh namun masih dalam jangkauan pandangannya. Dia terlihat serius sampai mengerutkan dahinya.
KAILA – V.O
Wah dia benar – benar menganggap serius ya lomba ini.
Kaila memandangi langit mencoba mencari inspirasi.
KAILA
Hahh langitnya benar – benar putih.
FX. SUARA BEL
Perlombaan telah selesai.
PANITIA
Waktu sudah habis!
Para peserta segera membereskan perlengkapan yang mereka bawa itu.
PANITIA
Terimakasih kepada peserta atas keterlibatannya selama lomba ini. Kami meminta kalian semua untuk menunggu di luar karena juri akan menilai lukisan kalian satu – satu.
PANITIA
Diluar sudah banyak stand menunggu kalian, kalian bisa mengisi perut atau mengunjungi stand – stand untuk melihat karya anak bangsa...
42. Scene 42. Ext. Tempat perlombaan - siang
Seperti biasa Kaila keluar dengan termenung. Mangsa empuk bagi Devin untuk mengagetinya.
DEVIN
Gimana? Kamu gambar apa jadinya?
KAILA
Hah!
Lagi – lagi Kaila termakan itu. Wajah kagetnya itu membuat Devin tidak bisa menyembunyikan senyumnya.
KAILA
Aa kayak ulangan.., datang, kerjakan, lupakan. Aku benar – benar lupa gambar apa tadi hahaha.
DEVIN
Hmm..
Kaila berjalan jalan mendahuluinya, dia tidak ingin ditanya lebih lanjut
DEVIN
Oi!
KAILA
Ya?
DEVIN
Kamu gak marah?
KAILA
Sama siapa?
DEVIN
Enggak... kemarin kan aku sedikit.. meninggikan nadaku..
KAILA
Oh itu.. aku gak tau omonganmu benar apa gak. Kalo salah aku juga gak tau yang benar apa. Jadi aku gak ada alasan buat marah sih.
Devin tersenyum lega mendengar jawaban itu dari mulut Kaila.