Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FX. SUARA DEGUP JANTUNG
Kaila menatap cowok itu lama. Sikap perhatiannya selama ini membuat Kaila kebingungan. Apalagi sikapnya yang sekarang ini. Kaila merasa ada yang beda pada cowok itu.
KAILA – V.O
Apa aku boleh bergantung padanya sekali lagi?
Kaila membuang semua pikiran aneh itu. Dia harus fokus apa yang terjadi sekarang. Dia memalingkan wajah ke depan.
KAILA
Ah bentar! Apa yang harus dibawa ya pas ke sana?
ELVANO
Bawa diri aja.
STELLA
Sama niat.
ELVANO
Pasti itu hahaha.
Kaila berbalik menoleh ke arah cowok itu.
KAILA
Kalo gitu Vin, tolong bantu aku lagi ya.
Devin masih di posisi yang sama kemudian tersenyum kepada Kaila.
49. Scene 49. Int. Ruang makan - malam
Satu keluarga telah selesai menyelesaikan makannya. Kaila yang hendak beranjak keluar ditahan oleh ayahnya.
AYAH KAILA
Nanti kelas 2 kamu mau masuk ipa apa ips?
KAILA
Masih gak tau, pa.
AYAH KAILA
Papa harap sih kamu masuk ipa, prospek kerja lebih luas.
IBU KAILA
Tapi anak kita kan suka gambar.
AYAH KAILA
Ya mulai dari sekarang coba kamu pikir sendiri masa depanmu, kamu mau kerja jadi apa.
KAILA
Baik pa.
50. Scene 50. Int. Kamar - malam
Kaila menubrukkan dirinya yang lemas di atas kasur. Dia mulai memikirkan apa yang dikatakan oleh ayahnya.
KAILA
Apa benar aku suka menggambar? Tapi aku selalu stres melihat gambarku sendiri.
KAILA
Mau masuk DKV sih tapi skripsinya ngapain ya..
MONTAGE
Seorang perempuan yang mengajukan judul skripsi ke dosen pembimbing berulang kali ditolak.
KAILA – V.O
Tapi kalo kemampuanku menurun begini yang jadi malah gak lulus kan?
MONTAGE
Kalender yang penuh dengan tulisan ”revisi” di setiap minggunya. Meja belajarnya pun penuh dengan slip pembayaran untuk daftar ulang per semester.
KAILA – V.O
Apalagi aku anak tunggal, apa boleh aku bergantung lagi?
FX. SUARA NOTIFIKASI PONSEL
Suara ponselnya membuat Kaila sadar akan lamunannya. Dia meraih ponselnya dan membuka notifikasi tersebut, ternyata pesan dari Devin.
CLOSEUP - PONSEL
[DEVIN]
“Besok pulang sekolah, kita ke tempat perkumpulan.”
[KAILA]
“Gak bisa lain waktu lagi ya?”
[DEVIN]
“Gak bisa.”
KAILA
Cih jutek banget.
51. Scene 51. Int. Kelas. – pagi jelang siang
Di kelas, jam menunjukkan waktu istirahat. Teman sekelas sudah pada pergi meninggalkan kelas. Tinggal Kaila sendirian yang sedang membaringkan kepalanya di atas meja. Kaila mulai memejamkan matanya perlahan.
DEVIN
Hidupmu maju mundur mulu ya?
Devin berada di sebelah Kaila dengan posisi dia yang sedang berjongkok. Tubuhnya yang tinggi membuat kedua tangannya bisa disandarkan di meja Kaila agar arah pandangnya Devin sejajar langsung dengan Kaila. Suara Devin itu membuat Kaila terbangun. Dia tersentak bahwa jaraknya dia dengan wajah Devin sangat dekat. Kaila segera bangun.
KAILA
Oh Devin.. apa tadi?
DEVIN
Katanya kemarin mau ke tempat kumpul, kenapa sekarang gak jadi?
Devin beranjak dari tempatnya dan duduk di bangku depan Kaila yang kosong.
KAILA
Ohh.. hari ini kepalaku pusing. Reschedule aja yaa.
DEVIN
Iya aku dah bilang anak – anak kemarin.
Tiba – tiba tangan Devin menyentuh dahi Kaila.
DEVIN
Kamu sakit ya? Kok lesu gitu.
Kaila segera menepis tangan itu karena kaget.
KAILA
E-enggak kok.. cuma kepikiran sesuatu.
DEVIN
Apaan?
KAILA
Nanti kelas dua kamu mau masuk IPA apa IPS?
DEVIN
IPA.
KAILA
Kok gitu?
DEVIN
Kok gak boleh?
KAILA
Gak.. kok mau ipa?
DEVIN
Gini – gini otakku encer tau.
KAILA
Cih hidup gak adil. Apa yang gak dia bisa coba.
DEVIN
Kamu gak masuk IPA kan?
KAILA
IPA kok.
DEVIN
Hah? Jangan nyusahin aku ya.
KAILA
(Cemberut) yee.. yee..
Temannya dari kejauhan mendengar itu semua. Dia sedang membawa makanan kecil langsung di tubrukkan di atas meja.
CLARISA
Kamu mau masuk IPA? Serius? Nanti kita gak bakal sekelas dong.
KAILA
Saa.. maaff.. hiks
CLARISA
Cup cup sini peluk.
Baru kali ini Devin merasa diabaikan. Dia menggunakan kesempatan ini untuk mengambil makanan yang di bawa Clarisa dan makan di tempat.
CLARISA
Tapi kenapa ipa? Matematika mu aja jelek. Fisika apalagi..
KAILA
Cukup! Gak usah diingetin.. aku tau kok.
CLARISA
Terus?
KAILA
Selama ini hidup yang kujalanin gak pernah berjalan lancar. Setiap aku maunya apa hasilnya lain. Kayaknya emang aku harus ikutin saran orang tua hihi.
Senyum Kaila tidak tulus.
CLARISA
Tapi kan ini hidupmu.
KAILA
Tapi kan aku baru pertama kali, mereka kan sudah mengalami masa ini. Mereka tau konsekuensinya. Aku juga gak tau hidupku mau mengarah ke mana.
Clarisa hanya terdiam. Dia juga tidak punya hak untuk mencampuri hidup Kaila. Devin pun juga menghentikan makannya.
CLARISA
Hmmm.. semangat sayangku. (mengelus kepala Kaila). Jika ada yang ngapa- ngapain kamu, bilang ya.
KAILA
Kandidat pertama kamu sih.
CLARISA
Hihh cari temen dong.
KAILA
Haha iyaa iyaa.
CLARISA
Ini aku bawain makanan..
Melihat ke arah meja, ternyata makanannya hampir dihabiskan oleh Devin.
CLARISA
Hah! Kok kamu abisin semua!
DEVIN
Cuma makanan yang menganggapku di sini sih.
KAILA
Pftt hahahah..
Devin tidak mempedulikan omelan Clarisa, dia menatap tajam Kaila yang tertawa itu.
52. Scene 52. Int. Sekolah - pagi
Masa UAS telah tiba. Kaila mati – matian belajar mata pelajaran yang dia kurang agar bisa masuk IPA. Dia garuk – garuk kepala tanda otaknya mulai panas. Devin entah datang dari mana dengan sengaja menyetuhkan botol minuman yang dingin ke dahi Kaila.
KAILA
Ah dingin!
DEVIN
Kasian tu otakmu kepanasan.
KAILA
Ish..
DEVIN
Minum dulu tu..
Devin membuka tutup botol dan memberikannya ke Kaila.
KAILA
Makasih..
Kaila langsung meminumnya.
DEVIN
Jadi kapan pergi ke klub?
Kaila tersedak, dia hampir memuncratkan air yang dia minum. Dia juga sadar dia punya utang, berjanji akan datang ke perkumpulan.
KAILA
aa.. nanti yaa.. fokus UAS dulu..
DEVIN
Hm.. ya udah.
53. Scene 53. Int. Kelas - pagi
SMA kelas XI, Kaila berhasil masuk ke jurusan IPA. Walaupun nilainya pas–pasan, tapi dia bersyukur bisa masuk sesuai keinginan ayahnya. Sayang sekali Kaila sekelas lagi dengan Devin. Seperti biasa di perkumpulan para perempuan, Kaila masih belajar untuk berbaur dengan yang lain.
TEMAN 1
Lihat pacarku masak cuekin aku dari kemarin.
TEMAN 2
Sibuk kali.
TEMAN 1
Iihh kapan ada waktu buatku.
TEMAN 3
Kaila diem aja, mau kukenalin ma temen cowok aku gak?
KAILA
Ha?
TEMAN 3
Kamu juga, kalo udah bosen ma cowokmu, temen aku ada banyak.
TEMAN 1
Punya fotonya gak?
TEMAN 3
Ini, Kaila mau lihat juga?
KAILA
Oh.. oke. (terpaksa).
54. Scene 54. Int. Sekolah - siangHari – hari bosan dijalani oleh Kaila seperti biasa. Belajar, mengerjakan pr, ulangan. Mencari teman, membicarakan mata pelajaran yang susah, membicarakan guru dari belakang, dan membicarakan lawan jenis. Sangat damai tanpa gangguan hingga Devin datang.
DEVIN
Kaila!
Kaila yang bersama teman – temannya, kaget mendengar panggilan namanya sendiri.
KAILA
Ah iya aku mau ke toilet dulu.
TEMAN
Kita ke kelas duluan yaa..
55. Scene 55. Int. Lorong kelas - siang
Devin menunggu seorang diri di depan toilet bertuliskan wanita. Dia menunggu Kaila keluar dari persembunyiannya. Saat Kaila merasa aman, dia keluar.
DEVIN
Oi! Mau ngehindar ke mana lagi?
KAILA
Uhuk. Kamu mesum ya? Ngapain di depan kamar mandi.. cewek?
DEVIN
Dari kemarin kupanggil gak bales tuh..
KAILA
Ehem..
DEVIN
Chat juga diabaiin.
KAILA
Errhem..
DEVIN
Kamu benci aku ya?
KAILA
Ha? Gak kok.
Kaila takut dengan Devin yang sikapnya seperti menagih utang itu membuat Kaila tidak menatap ke wajah Devin sedari tadi.
DEVIN
Coba bilangnya sambil natap mataku.
KAILA
(menelan ludah) gak.. kok.
DEVIN
Nah bagus.
KAILA
Udah kan.. Aku balik kelas dulu ya..
DEVIN
Eit tunggu. (menarik kerah baju Kaila). Kapan kamu mau ke tempat perkumpulan?
KAILA
Ahh itu..
DEVIN
Udah terlanjur janji sih.
Akhirnya kalimat itu muncul, membuat Kaila mengatupkan lagi mulutnya.
DEVIN
Udah setaun juga loo.
KAILA
Hah baru juga desember kemarin.
DEVIN
Dah dicari anak – anak tau.
KAILA
Iyakah?
DEVIN
Jangan bilang mau dibatalin.
KAILA
Kayaknya sih gitu.
DEVIN
Ha?
FX. SUARA BEL
Bel masuk kelas berdengung. Anak perempuan pun mulai keluar dari kamar mandi memergoki kedua sejoli yang berbincang – bincang tidak tahu pada tempatnya. Lorong itu mulai dipenuhi dengan para murid.
KAILA
Err.. kita masuk kelas dulu deh.
56. Scene 56. Ext. Lapangan sekolah – siang jelang sore
Kaila berjalan mengarah gerbang sekolah. Jalannya kemudian terhenti karena ada yang menghadang dengan tubuh tinggi dan bidang milik Devin.
DEVIN
Pulang gitu aja?
KAILA
Haaa..
DEVIN
Bilang alasannya, biar aku kasi tau ke lain.
Kaila harus bertanggung jawab. Dia menarik napas dan menghembuskan panjang. Dia sudah siap diomeli jika mengatakan alasannya.
KAILA
Aku.. udah mau berhenti menggambar kok.
DEVIN
Haa?
KAILA
Hidup gak melulu menggambar kan.. harus lihat masa depan juga. Bukannya kamu juga? Kamu masuk IPA, karena kamu nantinya bisa kerja di mana aja kan kan? A-aku juga berpikir sama denganmu kok.
DEVIN
Sama? Bicaramu ragu – ragu gitu.
KAILA
I-ini karena.. malu.
DEVIN
(Mengacak rambutnya) Aahh ini terlalu jauh sih.. masa depan? Kerja? Kenapa dipikir sekarang? Kamu aja belum tau apa yang akan terjadi besok.
KAILA
Ha-harus dong. Semua butuh rencana! Kalo gak kamu rencanain dari sekarang gimana kamu bisa melangkah?
DEVIN
Kalo gitu buktiin, rencana apa yang akhirnya berjalan sesuai yang harapanmu.
Kaila merasa tertohok. Layaknya benar apa yang dikatakan oleh cowok itu.
DEVIN
Mengenai gambarmu, terima dan cintailah gambarmu layaknya kamu mencintai dirimu.
KAILA – V.O
Siapa yang mau menyukai orang kayak aku..
Devin memegang kedua pundak Kaila.
DEVIN
Hidupmu masih panjang. Lakukan apapun asal kamu gak akan menyesal.
CLOSEUP – WAJAH KAILA
Kaila merasa marah, dia menggertakkan gigi karena dia tidak bisa membalas omongan Devin tadi. Dia menjadi marah pada dirinya sendiri.
KAILA
Aku menyesal karena bergantung padamu!
Kaila melepas eratan tangan Devin dan pergi meninggalkan dia.
DEVIN
KALO KAMU SUKA, YA HARUS DIPERJUANGIN!
Kaila terkejut, dia menoleh karena tidak pernah dalam hidupnya diteriaki dengan nada marah seperti itu. Saat membalikkan badan juga terlihat Devin syok sendiri dengan apa yang dia lakukan.
KAILA
Cih.. DASAR SOK TAU!
Pas sekali mobil yang menjemput Kaila sudah datang, dia segera masuk dan menutup pintu mobil dengan keras.