Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
11. Scene 11. Int. Kamar - sore
Kaila menjemur gambar itu di depan jendela. Berharap bisa kering sendirinya. Kaila memandangi sketsa gambar itu terus menerus. Kaila membuka laci. Di dalam kaci tersebut penuh dengan kertas yang sudah ada gambarnya. Semua gambar itu adalah hasil buatannya sendiri. Kaila mencari kertas yang masih bersih hingga ke dasar. Akhirnya dia menemukannya dan memulai untuk menggambar. Dia menggambar seorang yang perawakannya seperti laki – laki memakai hoodie.
FX. SUARA PINTU UTAMA MENUTUP
KAILA
Oh! mama udah pulang.
Kaila menghentikan menggambarnya dan segera berlari keluar. Dia tidak sabar ingin mendengar respon mamanya.
CUT TO – RUANG TAMU
KAILA
Mama! Gimana? Gimana?
IBU KAILA
Aduh.. baru juga sampe. Bantu mama bawa makanan nih.
KAILA
Ooh oke.
Kaila benar – benar seperti anak kecil yang dijanjikan akan membelikan mainan untuknya. Dia tergesa – gesa membawa kantong plastik berisi makanan ke meja makan dan kembali ke sofa ke tempat mamanya beristirihat sebentar.
IBU KAILA
Mbak, kamu udah boleh pulang sekarang.
PEMBANTU
Iya terimakasih bu.
Ibu Kaila yang mempersilahkan pembantunya untuk pulang, Kaila sedang memanjakan ibunya dengan memijat lengan yang hanya tulang itu.
IBU KAILA
Hahaha kamu semangat banget ya kalo udah urusan gambar.
KAILA
Hehe penasaran sih. Kan selama ini yang lihat gambarku cuma mama, papa, sama temenku.
Kaila menyelesaikan memijat ibunya. Dia duduk di samping ibunya dengan mata berbinar. Wajah ibunya walaupun dihiasi dengan senyuman namun mata tidak bisa membohongi. Mata beliau terlihat sedih.
IBU KAILA
Bagus kok. Katanya suka banget sama gambarmu..
KAILA
Serius ma?!
Namun dengan polosnya, Kaila menerima semua kebohongan itu dengan wajah sumringah.
IBU KAILA
Iya.. terus.. Temen mama lagi promosiin ke rekan kerja lain. Jadi kalo nanti ada yang mau minta digambarin, mama bilang ke kamu. Kamu bisa kan?
KAILA
Siap.. hihi makasih maa..
Seketika Kaila memeluk ibunya. Degup jantung yang kencang ini membuat Kaila semakin bersemangat.
12. Scene 12. Int. Kelas – pagi jelang siang
Kaila seperti biasa menggambar apapun baik saat berada di rumah maupun di kelas waktu istirahat sehingga teman – teman sekelas mulai sadar dengan gambarnya.
RISA
Wah Kaila kamu pinter gambar yaa.. gambarin aku dong. Bisa kan?
KAILA
Iyaa! Sini.. sini..
FX. ARSIRAN PENSIL
Kaila mula – mula menggambar pola dulu, kemudian mulai dari mata, hidung, dan yang terakhir rambut. Kaila hanya menggambar wajahnya saja.
KAILA
Sudah.. bagaimana?
RISA
Hmm.. pipinya kegendutan gak sih? Coba ditirusin.
KAILA
Oh? Oke.
Kaila menghapus dan menggambar ulang. Dia mencoba menuruti kata temannya dengan memperbaiki gambar di bagian pipinya. Walaupun itu sudah merubah wajah asli.
KAILA
Begini?
RISA
Wah cantik.. tapi kayaknya bukan aku gak sih?
KAILA
Eh?
RISA
Matanya bukan melengkung ke bawah deh.. Hidungnya juga kurang mancung gitu.
Banyak komplain yang Kaila terima. Alhasil dia merevisi berkali – kali. Namun temannya masih merasa tidak puas. Lalu dia mulai membuka ponselnya dan menunjukkan gambar dengan style milik orang lain.
RISA
Kayak gini ni.. bisa gak buat kayak gini?
KAILA
Ha? itu kan gambar orang lain.
RISA
Contoh ajaa.. lihat ni matanya bisa jadi cantik gitu..
KAILA – V.O
Ini gak seperti yang kubayangkan.
KAILA
Hmm akan kucoba. (Senyum dengan terpaksa).
RISA
Nah gini kan bagus.. thankyou yaa..
Dia mengambil gambar yang dibuat Kaila dan pergi begitu saja.
KAILA
Iya sama – sama.. walaupun itu jauh dari styleku.. (bergumam).
Kaila mencari tahu akun yang diperlihatkan Risa sebagai contoh tadi. 200ribu likes.
KAILA
Gambarnya emang bagus. (suara parau).
Kemudian Kaila kembali melihat gambar yang dia post. 10 likes, 20 likes.
KAILA
Tidak aku harus semangat.., masih ada yang suka dengan gambarku.
BLACK OUT
KAILA – V.O
Begitu pikirku.. namun nyatanya..
13. Scene 13. Int. Kamar - sore
Kaila duduk sendirian di kamar menghadap meja belajarnya.
CLOSE UP – KERTAS GAMBAR
Kaila hanya menatap kertas kosong itu sambil memegang pensil.
CLOSE UP – KALENDER
Hari – berganti hari. Bulan berganti bulan. Meja belajar Kaila tetap sama. Hanya kertas kosong. Tidak ada satupun gambar yang dihasilkan oleh Kaila. Berbulan – bulan tidak ada yang meminta Kaila untuk menggambar.
14. Scene 14. Int. Ruang tamu - siang
INSERT – LORONG TANGGA
Kaila turun ke bawah untuk mengambil minum. Dia mendengar suara berisik ibunya bersama rekan kerja yang asik merumpi.
CUT TO – RUANG TAMU
REKAN 1
Eh anak kamu nanti mau masuk mana?
IBU KAILA
Belum tahu. Biarin dia sendiri yang milih lah.
REKAN 2
Eh tapi anakmu pintar gambar kan? Sekolahin aja ke DKV tu biar makin terasah.
REKAN 1
Eh iya kalian gak mau minta digambarin sama anaknya. Bagus loh.
REKAN 3
Ah buat apa bayar - bayar. Kalo diedit sendiri bisa hahaha.
REKAN 2
Hahaha iya sekarang teknologi udah maju kan yaa.
REKAN 4
Bener... dan lebih bagus wajah asli kan yaa..
SEMUA REKAN
Hahahaha..
Kaila segera berlari ke kamarnya. Dia menubrukkan badannya di atas kasur dan menutup mukanya dengan bantal.
BLACK OUT
KAILA – V.O
Saat itu kupikir aku memiliki bakat ternyata itu bukan apa – apa.
15. Scene 15. Int. Kelas - siang
Dua orang teman kelas Kaila datang dari kantin. Mereka asik membicarakan sesuatu hingga duduk di depan bangku Kaila.
ELVINA
Eh, eh liat yang di kantin tadi gak? Cakep banget yaa.
NADIRA
Lah sepemikiran.
CLARISA
Kalian gak ada sehari gak ngomongin cowok yaa..
ELVINA
Hihi.
Clarisa datang menghampiri dan ikut menggerombol. Kaila yang dari tadi melamun dikagetkan oleh Elvina.
ELVINA
Kaila diem aja pasti mikirin cowok yaa..
KAILA
Ha? Oh enggak.. lagi mikirin sesuatu sih.
CLARISA
Apa? Apa? Ayo cerita.
KAILA
Masalah gambarku..
CLARISA
Kenapa emangnya?
KAILA
Kayaknya gambarku jelek ya?
NADIRA
Haa siapa bilang? Bagus kok.. mereka yang bilang jelek pasti gak punya taste.
ELVINA
Iyaa.. udah biarin aja omongan mereka.
KAILA
Hehehe makasih semuanya..
Kaila merasa lega hatinya. Beban yang menumpuk dipikirannya berkurang karena dia berani menceritakan ke teman – temannya. Perkataan dan dukungan teman – temannya membuat hati Kaila terhibur.
16. Scene 16. Int. Kamar mandi – pagi jelang siang
CLOSEUP – GAGANG PINTU
Kaila hendak membuka pintu kamar mandi, namun balik pintu terdengar suara berisik teman sekelasnya. Mereka sedang membicarakan orang sambil merapikan dandanan dan rambutnya.
ELVINA
Tau gak Kaila?
SASA
Napa? Kenapa?
ELVINA
Dia tu sok polos atau caper sih?
YONA
Apa sih jangan bikin penasaran..
ELVINA
Males aja gitu apa – apa ngomongin gambarnya dia mulu, minta banget diakui.
SASA
Hah? Kapan?
ELVINA
Kemarin dia sok sedih gitu trus tanya, gambarku jelek ya?
SASA
Terus?
ELVINA
Ya pasti dijawab gak lah, pasti dia minta banget dipuji kalo gambarnya bagus.
YONA
Hahahaha.
SASA
Kasian tu Clarisa harus baik – baik di depannya, pasti muak juga.
ELVINA
Hahaha sok sedih, berasa dia punya masalah paling berat.
SASA
Nah.. Yuk balik kelas.
CUT BACK TO - TOILET
Tangan kaila melepas gagang pintu. Kaila tidak jadi membuka pintu.
17. Scene 17. Int. Sekolah - siang
Kaila berhenti di tengah jalan memandangi sebuah papan pengumuman,
CLOSEUP – MADING
“LOMBA MENGGAMBAR”
“TOTAL HADIAH 10 JUTA!”
Kaila hanya termenung memandangi poster lomba itu. Dari kejauhan, Clarisa melihat Kaila yang sedang bengong sambil membawa tumpukan buku.
CLARISA
Kaila! Ngapain?
Clarisa datang menghampiri. Dia akhirnya tahu apa yang membuat temannya berpikir keras itu.
CLARISA
Kamu mau ikut lomba itu?
KAILA
Oh.. gak kok.
CLARISA
Eh? Kenapa?
KAILA
Gambarku kan.. (diam sejenak).
KAILA – V.O
Aku tidak boleh membicarakan gambarku lagi..
CLARISA
Kenapa gambarmu? Ada yang bilang jelek lagi? Siapa yang bilang? Pasti teman sekelas ya? Kasi tau aku mana orangnya. Biar kuhajar..
KAILA
Haha gak kok.. oh ya aku ke ruang guru dulu buat ngumpulin pr kalian.. daa
18. Scene 18. Int. Ruang guru - siang
FX. SUARA BERISIK PARA MURID
FX. PINTU TERBUKA
Kaila masuk dari luar dan segera menutup pintu kembali. Dia menuju ke meja seorang guru.
KAILA
Permisi pak. Mau menyerahkan pr..
GURU
Oh iya taruh saja di meja saya.
Kaila menaruh buku – buku itu ke meja guru tersebut sesuai perintahnya. Dia merapikan sedikit. Di waktu bersamaan di sebelahnya ada Devin sedang berbincang dengan guru lain.
GURU
Baguslah jika kamu ikut lomba itu. saya tahu kamu berbakat.. bawa nama baik sekolah ini juga yaa (menepuk bahu Devin).
DEVIN
Iya pak. Kalau gitu saya permisi.
GURU
Iya silahkan. Berlatihlah yang keras!
Devin melewati Kaila dari belakang. Kaila menoleh memperhatikan Devin.
KAILA – V.O
Keputusanku sudah tepat untuk tidak ikut.
KAILA
Ini sudah semua pak. Mari pak.
Kaila menundukkan kepala lalu pergi.
FX. SUARA MENUTUP PINTU
19. Scene 19. Int. Kamar - malam
Kaila tiduran di kamar sambil melihat gambar di social media, scrolling ke bawah terus menerus.
KAILA
Bagus..
KAILA
Ini juga keren.
KAILA
Cantik banget..
KAILA
Eh ini padahal gambarnya bagus kenapa likes nya dikit.
Kaila terus menerus mengomentari setiap gambar yang dia lihat . kemudian dia beralih dan menekan di bagian akunnya sendiri.
KAILA
Jelek.
Kaila menekan bagian gambar yang dia post. Dari post dia yang pertama hingga terakhir terlihat bahwa jumlah orang yang menyukai tidak meningkat.
KAILA
Malu – malu in, aku harusnya sadar sendiri.
CLOSE UP - PONSEL
Layar ponsel milik Kaila menampilkan sebuah perintah.
[Anda yakin ingin menghapus ini]
[Ya]
Kaila menekannya.
[Jumlah post anda : 0]
Kaila melempar ponselnya ke samping. Dia mulai membalikkan badan dan meringkuk.
20. Scene 20. Int. Kelas - pagi
Kaila sedang mendengarkan pelajaran sambil mencatatnya.
GURU
Baik semuanya, sekarang mulai kerjakan latihan soal. coba kerjakan dari no 1 sampai 10 di buku cetak ini. Bagi yang sudah tahu caranya silahkan maju ke depan dan tulis caranya nanti saya kasi poin tambahan.
PARA MURID
Arrghhh..
Kaila hanya memegang kepalanya yang pusing. Matematika merupakan mata pelajaran yang dia benci. Dia tidak mencoba mengerjakan tapi malah mencoret – coret buku catatan dengan menggambar sesuatu.
KAILA
Bosan (gumam).
Menggambar sketsa sekali kemudian dihapus, diulang lagi, lalu dihapus. Hapus. Hapus hingga..
FX. SUARA KERTAS TEROBEK
Kaila melihat sekeliling takut ada yang menoleh ke belakang karena dia berisik sendiri. Untungnya tidak ada yang memperhatikan, pikir Kaila. Namun, ternyata dari pojok kiri sana Devin mengamati Kaila dari tadi.
21. Scene 21. Int. Kamar - malam
Di malam hari, kamar Kaila berantakan penuh dengan untaian kertas maupun sobekan yang menjadi sampah. Terlihat di meja belajar, Kaila sedang membungkuk, sibuk mengerjakan sesuatu.
KAILA – V.O
Aku gak menduga bahwa perkataan itu mempengaruhiku. Mulutku mengatakan aku tidak akan menyerah tapi tanganku berkata lain.
KAILA
Arggghhh.. kenapa gak mirip sih.
Kaila menghapus semua yang sudah tergambar di kertas kosong itu.
KAILA
Ah gak, gak masih kurang.
Kaila meremas kertas itu dan membuangnya. Itu sudah percobaan ke sepuluhkalinya hingga kertasnya robek karena terlalu sering dihapus.
FX. PENSIL JATUH DARI MEJA
Kaila melempar semua barang yang ada di meja belajarnya. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
KAILA
Hah.. hah..
BLACK OUT
KAILA – V.O
Jujur aku takut aku kehilangan bakatku satu – satunya.