Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kamar seorang perempuan anak tunggal. Kasur dan dinding yang dipenuhi dengan pernak – pernik boneka kesukaannya. Lantai kamar anak itu berantakan penuh dengan kertas bergambar, krayon, spidol berwarna dan macam – macam alat gambar lainnya.
FX. Mencorat – coret kertas dengan krayon
KAILA – V.O
Aku bersyukur..
CU. Kertas
Anak perempuan itu sedang asik mewarnai. Gambar yang ia hasilkan berupa gambar ayah dan ibunya yang saling menggandeng kedua tangan perempuan kecil itu. Tidak lupa anak itu menambahkan senyum manis pada ketiganya.
KAILA – V.O
Aku diberi kelebihan dari yang lain.
Anak perempuan kecil itu melepaskan krayon dari genggamannya yang ia gunakan untuk menggambar.
KAILA
Selesai!
FX. Menyambar kertas gambar dari meja
KAILA
Aku gak sabar buat pamer.
Anak kecil dengan girangnya berlari kecil ke arah ke luar kamar.
KAILA – V.O
Aku sudah menemukan apa bakatku dari kecil.
2. Scene 2. Int. Ruang tamu – pagi
FX. Suara langkah anak kecil yang berlari menuruni tangga
Kaila yang masih kelas 3 sekolah dasar. Dia menyukai apapun yang berwarna di matanya. Dia sangat bersemangat ketika menggambar. Gambar yang dia buat ingin dihadiahkan kepada orang yang ia sayangi. Saat menuruni tangga, Kaila sudah disambut oleh kedua orang tuanya.
IBU KAILA
Kenapa Ka? Kok buru – buru.
KAILA
Ma, Pa! Ini buat mama papa.
IBU KAILA
Pah.. lihat.. anakmu.. sepertinya dia punya bakat dalam menggambar
AYAH KAILA
Coba papa lihat..
Ayahnya yang sedang merapikan kemejanya siap untuk berangkat kerja, berhenti dari kegiatannya dan memperhatikan gambar dari anak satu – satunya.
AYAH KAILA
Wahhh.. anak papa memang berbakat.
Ayah Kaila memuji dengan tulus. Kedua orang tuanya tersenyum lebar tanda bangga pada anaknya. Melihat reaksi kedua orang tua yang puas dengan gambar Kaila. Kaila turut senang bahkan senyum yang Kaila pancarkan lebih lebar dibanding mereka.
KAILA – V.O
Saat itu aku merasa bangga.
BLACKOUT
KAILA – V.O
Namun itu tidak berlangsung lama.
ESTABLISH – Sekolah SMA
3. Scene 3. Int. Kelas – pagi menjelang siang
Seperti biasa waktu yang dihabiskan Kaila selama berada di kelas bahkan saat jam pelajaran adalah melatih tangan dengan membuat sketsa gambar.
GURU – O.C
Baik sekian kelas hari ini. Kerjakan PR kalian. Besok kamis kita akan periksan bersama – sama.
PARA MURID
Terimakasih Buu.
Kaila masih terhanyut pada gambarnya, dikagetkan oleh teman dari bangku belakangnya.
ELVINA
Wahh.. kamu bisa menggambar ternyata.
KAILA
Hahaha.. iya sedikit.
Salah satu teman lain yang berada di samping Kaila ikut penasaran.
NADIRA
Lihat dong lihat.
YONA
Wah iya bagus kok.
CLOSEUP – Kedua bola mata Yona dialihkan ke arah kiri
NADIRA
Oh ini buku sketsamu ya?
Nadira menyahutnya paksa dan melihat isinya tanpa ijin.
NADIRA
Wah bagus, bagus.
DESI
Iya keren.
CLOSEUP – Setiap pandangan orang selalu dialihkan ke arah lain tidak berani menatap Kaila
CLARISA
Uh dasar.. kalian ke mana aja baru sadar Kaila bisa gambar.
KAILA
Aku gak se-expert itu kok.
CLARISA
Lah aku cuma bisa gambar stickman.
KAILA
Hahaha.. dilatih lagi pasti bisa.
CLARISA
Hahh.. mau gambar ini itu pasti diledek adikku sendiri.. bener – bener yaa..
KAILA
Hahaha aku jadi penasaran seabsurd apa.
CLARISA
Loh kamu gak bela aku.
KAILA
Aku kan bukan adikmu (menjulurkan lidah mengejek).
CLARISA
Hahaha sini jadi adikku.
KAILA
Ihh ogah ah..
CLARISA
Mulai nakal yaa..
Clarisa menggandeng kepala Kaila dengan gurau. Kaila sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. Kaila mengenalnya dari pertama masuk SMA tapi mereka sudah merasa saling akrab. Clarisa pun berpikir demikian. Saat mereka asik bersenda gurau, salah satu temannya mengangeti mereka.
SASA – O.C
Wah gilaa.. itu kamu gambar sendiri?
Ucapannya membuat Kaila penasaran dan berhenti kegiatan menggambar. Para teman sekelas mengerubungi satu orang cowok. Mereka juga ikut penasaran. Namun, cowok tersebut sedang berusaha menutupi kertas gambarnya dengan badannya. Kaila yang penasaran dengan gambarnya pun ikut bangkit dari tempat duduknya dan pergi menuju cowok tersebut. Walaupun badannya bidang, tapi masih ada seperempat kertas yang terlihat. Kaila bisa melihat bahwa dia sedang menggambar pemandangan terlihat ada pohon di dalamnya. Gambarnya benar – benar realistik. Dia sangat niat menggambar per helai daun dengan pensil sehingga terlihat terasa nyata.
KAILA
Wah..
Bangku yang dia duduki mulai ramai dan dia mulai tidak nyaman. Segeralah dia bangkit dari tempat duduknya sambil membawa kertas itu
DEVIN
Gambarku bukan buat tontonan. Pergilah.
Jawaban yang dilontarkan agak meninggi nadanya. Dia benar – benar merasa terganggu akan hal itu. Lalu Devin pergi keluar kelas sambil membawa gambarnya untuk mencari udara segar.
SASA – O.C
Apasih. Kenapa marah coba?
KAILA
Sayang sekali padahal aku cuma lihat sekilas. Hahhh..
Kaila kembali ke tempat duduk. Dia mulai membandingkan gambarnya dengan milik cowok itu.
KAILA
Benar – benar jauh.
Kaila merasa sedikit kecewa dengan gambarnya sendiri.
4. Scene 4. Ext. Lorong kelas – siang menjelang sore
Kaila berjalan melewati koridor sambil membawa buku sketsanya dan tas punggung ia kenakan. Dia berjalan sambil terpaku pada gambarnya tadi. Dari kejauhan Clarisa memergoki Kaila sedang melamun sendiri. Dia berniat untuk mengagetinya dari belakang.
CLARISA
Hoi!!
KAILA
Hah?!
CLARISA
Ngelamun aja.
KAILA
Oh enggak kok..
CLARISA
Bohong.. lagi mikirin siapa hayo..
KAILA
Ih dibilang enggak kok.
Kaila yang berbohong pada temannya agar tidak ketahuan, dia buru – buru memasukkan buku itu ke dalam tas.
KAILA
Udahhh.. Ayo kita ke gerbang.
CLARISA
Eh iya aku juga mau jemput adikku juga, duluan yaa..
KAILA
Iyaa hati – hati.
5. Scene 5. Ext. Halaman luar sekolah – siang menjelang sore
Kaila melihat ke kiri dan ke kanan, menunggu jemputan datang.
CLOSEUP – JAM TANGAN
Dia melirik ke tangan kirinya untuk melihat jam. Jam menunjukkan pukul empat sore. Sudah 30 menit dia berdiri di depan gerbang
KAILA
Sepertinya sedikit telat ya..
Kaki Kaila sudah merasakan pegal di betisnya. Dia mulai menaikkan kaki kiri dan kanan bergantian untuk merenggangkan ototnya yang kaku.
F.X – Suara buntalan kertas dibuang ke tanah
Kaila yang sedari tadi melihat ke bawah karena tidak ada kerjaan, dia menjadi peka bahwa ada benda jatuh ke tanah. Dia mulai menengadah untuk melihat dan mencari siapa pelakunya. Ternyata cowok yang pintar menggambar tadi, Devin. Devin setelah membuang itu pergi bergitu saja. Kaila langsung berlari mengambil buntalan kertas itu. Kaila menjadi penasaran dan membuka buntalan yang ternyata gambar pemandangan kemarin.
KAILA
Wah gila! Keren banget.
Kaila tidak sadar menyuarakan rasa takjubnya setelah melihat keseleruhan gambar itu. Devin yang sudah hilang dari pandangannya membuat Kaila semakin bertanya – tanya.
KAILA
Kenapa dia buang ini? Apa jatuh ya?
Kaila segera memungutnya dan menepuk pelan membersihkan kotoran yang menempel ke kertas tersebut.
KAILA
Kenapa dibuang padahal bagus gini.
Kaila mencoba merapikan kertas itu walaupun sudah pasti usahanya sia – sia karena tentunya masih ada bekas tekukan. Kemudian dia menggulungnya dan dibawa pulang.
6. Scene 6. Int. Meja makan - malam
Keheningan menyelimuti satu keluarga tersebut. Mereka memang sudah dibiasakan untuk makan teratur tanpa berbicara sekalipun.
FX. SUARA BERISIK PIRING, SENDOK, GARPU
Setelah selesai semua selesai. Sang ibu membersihkan piring kotor yang ada di meja dibantu oleh anaknya, Kaila. Mereka berdua saling membantu mencuci piring.
FX. GEMERICIK AIR
FX. KRAN DIMATIKAN
IBU KAILA
Ka, kamu bisa gambarin orang kan?
KAILA
Hm? Bisa kok ma!
IBU KAILA
Coba kamu gambari temen mama dong. Fotonya udah mama kirim ke hpmu. Mama udah bilang ke dia kalo anak mama berbakat. Katanya dia mau lihat hasil gambarmu. Jangan kecewaiin ya!
KAILA
Pasti ma! Aku akan segera buat sekarang.
Kaila langsung berlari terburu – buru.
IBU KAILA
Jangan lari – lari Ka!
KAILA – O.C
Iyaa, iyaa
7. Scene 7. Int. Kamar - malam
Kaila merasa bersemangat lagi, dia segera meraih kertas yang ada di lacinya. Dia membuka ponsel untuk melihat wajah yang akan digambar. Kemudian tanpa basa – basi dia mulai membuat sketch. Sepanjang malam Kaila fokus dalam menggambar. Menghabiskan selama 6 jam untuk menggambar hingga mengarsir menggunakan pensil. Walaupun prosesnya lama tapi Kaila menikmati proses itu.
KAILA
Selesai!
Dia melirik ke arah jam dinding. Pukul 12.40.
KAILA
Hah! Ih dah malem banget ternyata. Aku harus tidur. Eh iya foto, foto.
Tidak lupa Kaila memfoto hasil jadinya.
KAILA
Oke waktunya tidur.
FADE OUT
8. Scene 8. Int. Dapur - pagi
Ibu kaila sedang sibuk menyiapkan makanan dibantu oleh seorang pembantu yang datang di pagi hari untuk membersihkan rumah ketika semua orang pergi lalu sore harinya ketika para tuan rumah sudah kembali. Pembantunya pun ikut pulang.
FX. HENTAKAN KAKI
Suara kaki yang berlari kecil itu mudah dikenali karena setiap kali Kaila sedang good mood dia menjadi kelebihan gula.
KAILA
Wahh.. kupikir aku telat..
IBU KAILA
Udah bangun? Sini bantu mama nyiapin.
Kaila segera menuju dapur dan mengambil beberapa perlengkapan makan untuk di tata di meja makan. Sambil sibuk mengurusi itu, Kaila membicarakan sesuatu.
KAILA
Ma, ma gambarku udah jadi loh..
IBU KAILA
Wahh cepet banget. Gambarmu udah meningkat yaa..
KAILA
Hihi.. aku ambilin sekarang..
IBU KAILA
Udah.. nanti aja.. sarapan dulu sana..
KAILA
OKE!
9. Scene 9. Ext. Rumah - pagi
Kaila pergi menuju mobil yang sudah menantinya. Tidak lupa dia berpamitan dengan kedua orang tuanya.
KAILA
Ma, jangan lupa kasi tau respon temen mama nanti ya.. tentang gambarku..
IBU KAILA
Iyaa.. pasti..
KAILA
Hihi.. ma, pa.. berangkat.. eh iya! Ketinggalan!
Kaila terburu – buru naik ke atas.
IBU KAILA
Ketinggalan apa Ka!!
CUT TO - KAMAR
Kaila masuk ke kamar dan mengambil kertas yang ada di meja belajarnya. Dia lupa untuk membawa gambar cowok kemarin.
IBU KAILA
Ka! Cepat.. nanti terlambat lho!
KAILA
Iyaa ma aku turun sekarang!
10. Scene 10. Int. Kelas – siang jelang sore
Kaila masih membawa gambar Devin. Sampai jam pulang sekolah pun, dia belum sempat memberikannya.
Gambar Devin masih tergulung rapi di laci bawah mejanya.
FX. HUJAN TURUN
TEMAN – O.C
Eh hujan di luar
TEMAN – O.C
Yahh aku gak bawa payung..
CLARISA
Yahh hujan.. aku gak bawa payung lagi.
KAILA
Pake payungku dulu ini.
CLARISA
Terus kamu gimana?
KAILA
Gak papa nanti minta bapaknya masuk gerbang aja.
CLARISA
Ya udah mumpung belum deres banget.. aku pinjem yaa.. besok kukembaliin..
KAILA
Santai..
CLARISA
Bye Kaa..
KAILA
Iyaa ati – ati..
Kaila melihat ke arah bangku Devin. Dia sedang siap – siap untuk pulang. Kaila segera mengeluarkan sesuatu yang ada di lacinya, membuka gulungan kertas tadi dan merapikan sedikit. Walaupun tidak serapi seperti awal yang terpenting gambarnya tidak terhapus. Kaila yang sibuk sendiri melewatkan bahwa Devin sudah beranjak pergi keluar.
KAILA
Eh.. tunggu!
CUT TO – LORONG KELAS
Devin sudah berjalan jauh meninggalkan Kaila. Kaila hanya bisa berteriak memanggilnya. Dia hanya berharap teriakannya bisa mengalahkan suara berisik hujan di luar.
KAILA
DEVIN!!
Beruntungnya, Devin mendengar itu dan menghentikan jalannya. Dia menoleh ke belakang. Kaila senang, dia tidak sia – sia menyakiti tenggorokannya itu membuahkan hasil. Kaila segera berlari ke arahnya.
DEVIN
Apa?
KAILA
Ini.
Kaila menyodorkan kertas yang dari tadi dia bawa itu,
KAILA
Sepertinya kamu jatuhin ini kemarin..
Devin yang melihat kertas itu, dahinya berkerut. Lalu dia membuang muka.
DEVIN
Aku memang membuangnya kok.
KAILA
Eh? kenapa dibuang? Itu kan gambarnya bagus..
Kaila merasa tidak terima dia berusaha lagi dengan menunjukkan kertas itu ke arah pandangnya.
DEVIN
Aku gak butuh.
Jawaban tegas dari mulut Devin membuat tangan Kaila menjadi lemas. Devin pun menepis kertas yang mengganggu pandangannya. Secara tidak sengaja kertas tersebut jatuh ke tanah yang basah karena hujan. Kaila kaget karena seluruh kertas hampir terkena air hujan.
KAILA
Yahh!
Kaila cepat – cepat mengambil kertas itu dan melihat apakah masih ada yang bisa diselamatkan.
KAILA
Ahh hancur semua.. sayang, padahal gambarnya bagus.
DEVIN
Udah.. aku mau pulang.
KAILA
Bentar..
Gerak reflek Kaila, memegang lengan jaketnya. Kemudian mata Kaila melirik ke atas mengisyaratkan untuk melihat ke arah langit.
KAILA
Kan lagi hujan.
Dia tanpa menjawabnya, langsung mengalungkan hoodienya agar menutupi kepalanya. Lalu dia pergi begitu saja. Kaila dari kejauhan berteriak.
KAILA
Kalo gitu.. gambarnya jadi milikku yaa! Sayang tauu!! Uhuk, uhuk.
Dia melangkah pergi tanpa medulikan perkataan Kaila sampai batuk – batuk karena tenggorokannya yang sakit.