Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. STUDIONYA ARSA – SEKITAR PUKUL 5.30 PAGI DI AKHIR PEKAN
Adria tampak tak ragu lagi untuk memencet bel studio.
Setelah beberapa kali ia pencet belnya, keluarlah Arsa dengan sweatpants, seperti sedang tertidur lelap dan terpaksa bangun untuk membukakan pintu.
ARSA:
(jeda)
Lo ngapain sih?
Arsa hendak menutup pintu studionya tapi Adria menahan dengan kakinya.
Arsa menatap dengan sedikit sebal.
ADRIA:
Pagi – pagi gini enaknya olahraga.
Terus makan bubur atau bakso anget.
Beuhh, enak kaliiii
Saya traktir mas, tenang aja~~~
Arsa menatap aneh ke Adria.
ARSA:
Lo abis mabok atau ngobat sih?
Dia hendak menutup pintu lagi tapi Adria dengan gesit menahan dengan seluruh tubuhnya sekarang.
ADRIA:
Ck.
Saya itu kesini mau ngajak diskusi~
Ngelanjutin acara special event kemarin.
Ya ya ya?
ayolahhh
Engga lama kok
Ya ya?
Arsa terlihat tidak punya pilihan.
Dengan sedikit malas dia keluar dan menutup pintu studio.
ARSA:
(menghembuskan napas)
Kemana?
CU. Adria terlihat sumringah.
Cut to:
EXT. TAMAN KOTA – AS BEFORE
Adria dan Arsa sedang duduk di rumput dengan kaki selonjoran.
ADRIA:
Udara jam segini itu baik buat kesehatan.
Taman ini jarang ada kendaraan,
Jadi udaranya masih mayan bersih.
Arsa menatap Adria dengan heran.
ARSA:
Oi, sebenernya ngapain
lo ngajak gue keluar jam segini?
Kita kan bisa diskusiin special event di studio.
Adria tidak menjawab, hanya menengok ke arah Arsa.
ARSA:
Ck.
Gue balik aja.
Arsa beranjak berdiri.
ADRIA:
Saya ketemu sama dokter Amelia.
MCU. Kaki Arsa yang berhenti melangkah.
Raut wajahnya sungguh tidak enak.
ADRIA:
Saya juga tahu…
Tentang masa lalu Mas…
Arsa berbalik menatap dengan kemarahan di matanya.
ARSA:
Terus?
kenapa?
lo jijik?
Lo pikir gue perlu dikasihani?
Adria tetap tenang meskipun tangan dan bibirnya sedikir bergetar karena tegang.
ADRIA:
…
Saya engga pernah ngerti.
Dan saya engga akan bilang
Saya paham
Karena saya bukan Mas.
Tapi,
Sekarang Mas kan masih hidup
Engga ada salahnya
Untuk berubah sesuai
Keinginan mas untuk masa depan
Arsa menatap mengejek ke Adria.
Kemudian tertawa terbahak-bahak sehingga beberapa orang menoleh.
Adria menatap Arsa dengan heran.
CU. Arsa yang berhenti tertawa dan langsung berubah dingin.
Dia meinggalkan lapangan dengan Adria yang langsung mengejar di belakangnya.
Arsa tidak memperlambat langkahnya meskipun Adria berteriak memanggil namanya.
Orang-orang mulai memperhatikan mereka, tapi mereka pura-pura acuh.
ADRIA:
ARSA RAJASA!!!
Arsa berhenti sejenak.
Kemudian dia menoleh ke arah Adria yang sedikit tersengal-sengal.
ADRIA:
Kalau sampai sedetik aja
Lo masih mikir,
Kalau lo orang paling malang di dunia.
Gue harap lo buka mata
Lo baik – baik
Arsa terkaget dengan Adria yang sudah membuang panggilan hormat ke dirinya.
ADRIA:
Lo tau gak berapa banyak anak di Afrika sana
yang bisanya cuman makan pasir???
lo tau gak banyak anak yang diculik
terus dijual buat diambil organnya???
Atau buat dijadikan budak seks???
Lo tau gak beruang kutub sama penguin
terancam punah karena pemanasan global???
lo tau gak seberapa banyak hutan
yang ditebang illegal gara gara
orang – orang yang cuma mikir untung
buat diri mereka sendiri?
Lo tau gak? Hah?
Arsa mendengarkan Adria dengan kening berkerut.
ADRIA:
…
takdir memang bikin masa lalu lo engga bisa diubah
Tapi…
Sekarang lo masih hidup.
Ubah yang ada di depan sesuai mau lo…
Arsa mulai meneteskan air mata.
Dia memakai hoodienya agar orang tak melihatnya menangis.
CU. Adria menghampiri Arsa yang masih diam di tempatnya.
Dengan pelan, dia memeluk Arsa dari belakang.
Erat.
Berbagi kesedihan.
CUT TO: