Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Gambaran adegan siklus hidup manusia, dengan sedikit nuansa klasik 70-80 an. Dari lahir, mulai merangkak, berjalan dititah orang tua, berlari, bermain sepeda di sekitaran rumah, bermain dengan remaja sepantaran, jatuh cinta dengan anak laki-laki di sekolah, memasuki fase dewasa dengan kuliah, mencari kerja, menikah, punya anak, menua bersama hingga tubuh sudah dingin dan gambar pemakaman, perbesar pada nisan, tapi nama pada nisan tersebut samar, dan bunga segar di atas gundukan tanah berumput.
NARRATOR:
Masalah yang membentang seluas samudera di masa depan generasi sekarang itu bukan tentang uang, kekuasaan ataupun cinta. Tapi, waktu. Kehilangan banyak waktu padahal tuannya adalah kita sendiri. Padahal waktu adalah harga termahal yang bisa diberikan seseorang, karena ia tidak bisa diputar ulang.
Cut to:
Generasi milenial di ibukota dengan hiruk pikuk lampu kendaraan di jalanan. Macet. Gedung-gedung tinggi. Semua orang sibuk dengan handphone masing-masing. Nongkrong di kafe-kafe hits sembari berswafoto atau foto makanan/outfit mahal atau travelling di dalam/luar negeri sebagai seserahan social media agar dikatakan melek peradaban.
NARRATOR:
Waktu terus melaju tapi seakan manusia semakin mundur kebelakang. Ironis memang. Karena manusia mengklaim bahwa ras merekalah yang terdepan.
Cut to:
Perbesar ke salah satu gedung apartemen bertingkat 10. Tidak terlalu mewah, tapi tepat di tengah kota. Semakin fokus ke salah satu kamar bernomor 701.
NARRATOR:
Padahal kita semua hanya ras destruktif, baik ke lingkungan, orang lain dan bahkan ke diri kita sendiri. Jadi, kubur saja dalam-dalam ego serta harga diri yang terlalu tinggi itu. karena begitu linimasa kita habis, kita tidak diberi waktu tambahan.
JEDA
Bahkan sedetik pun.
Kemudian layar gelap seperti TV dimatikan.
Cut to:
INT. KAMAR APARTEMEN – TENGAH MALAM
Adria, seorang wanita umur 25an sedang mengetik di depan komputer, terlihat sibuk dengan tumpukan kertas serta beberapa gambar referensi karya seni. Lagu barat genre slow rock 80 sampai awal ‘00an terdengar cukup nyaring di telinga.
Pop up notifikasi aplikasi chat muncul dari sisi kanan bawah layar komputer.
GAYATRI:
Ya, uda kelar blm?
Deadline bsk loh, w bisa k kamar lu skrg kl lu mau
Suami w uda tdur lelappp ;)
CU - Adria membaca chat dari sahabat baiknya tersebut dengan senyum simpul. Teman dari kecil memang paham betul luar dalam.
Split screen.
Menjadi 3 bagian.
Paling atas CU. wajah Adria. Tengah BCU. chat antara Adria & Gayatri itu sendiri. Paling bawah CU. wanita yang terlihat sudah memakai piyama di atas tempat tidur dengan suaminya.
BCU. Isi chat satu persatu diperlihatkan di layar bagian tengah sebagaimana ekspresi Adria & Gayatri disorot di layar bagian atas & bawah.
ADRIA:
Hm.
Gue baca-baca isi chat lo ko rsanya aneh ya.
-_-
Uda. Tdur manis aja sma suami lo.
Gue slsein mlm ini jga,
Eh mskd gue pagi ini jga
Ahahaha.
Uda ah bai.
GAYATRI:
W bisa bantu lu slsein ppt lbh cepet
timbng lu krjain sndri Ya
Seenggakny lu bisa dpet tdur 2-3 jam
Niat baik w malah lu tolak gtu aja
Hiks
“-“
ADRIA:
Dih, kumatkan lebai lo
Uda ah, asli lo bkin gue jdi g konsen,
gue mute chat lo lama lama klo berisik wktu
gue lagi lembur gini
GAYATRI:
Tpi lu keseringan Yaaaa!
Ga baik tauk buat kshatan!
Cpet keriput baru tau rasa!
Dikra kaka ade ntar wktu jln sama Eyang Rina!
ADRIA:
HAAHAHAHAHAHAHHA!
Iya iya,
Biar gue smngat, lo bsok traktir gue
di kafe bru sberang kntor aja deh Tri
Kan lo blon trktir gue buat
prmosi jabtan lo kmrin
;)
GAYATRI:
Ck, iye w traktir
Ya uda, ktmu ntar d kntor
ADRIA:
Hm.
Thank you uda prhatian my bff
Muah
:*
GAYATRI:
HOEKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK!
Cut to:
Adria balik ke layar komputer yang menampilkan PPT nya dengan senyum puas.
Kemudian dia menuju ke arah dapur mengisi ulang kopi yang sudah habis. Sembari dia meletakkan cangkir di coffee maker, dia terlihat terhenti sesaat dan menatap jauh jendela apartemennya.
BCU. Adria yang seperti menerawang, kemudian menyeruput kopi dari mug hitam miliknya.
Fade out:
INT. KANTOR – KEESOKAN PAGINYA
Long shot:
Ruangan kantor mereka yang tidak terlalu sibuk. Lebih ke santai tetapi tetap fokus dengan pekerjaan masing-masing.
Adria sedang sibuk membaca dokumen.
Di kubikal sebelahnya, Gayatri juga sedang menatap layar komputer sembari menelepon.
Seorang laki-laki umur 35an dengan perawakan gempal menghampiri Adria di mejanya.
PAK BRATA:
Adria, hasil lanjutan meeting minggu kemarin,
kamu bisa ketemu langsung sama salah satu seniman
buat rencana pembukaan Pandora Arts Centre.
ADRIA:
(kaget)
Eh? Hari ini Pak?
PAK BRATA:
Engga. Besok.
Nanti kamu ajak dia makan siang sekalian.
ADRIA:
(kaget)
Eh? Makan siang juga?
PAK BRATA:
Iya.
Aduh kamu dari tadi kaget kaget aja.
Biasa ini.
Untuk ramah tamah.
Saya sudah aturkan untuk makan siang
besok di kafe dekat studionya si mas-mas seniman ini.
ADRIA:
(berpikir bahwa dia harus
menyelesaikan banyak
deadline)
hmmmm
PAK BRATA:
And dia masih single Ya, sapa tau kan?
(kedua alis naik turun)
ADRIA:
…
(jeda)
Bapak mau saya bantu comblangin bapak
sama mas-mas seniman ini?
Istri bapak gimana kabar?
PAK BRATA:
Aduh, kamu ini!
Katanya lulusan UI.
Gini aja kok gak paham.
ADRIA:
HAHA.
Iya Pak Brata, untuk niat baik bapak,
saya ucapkan terima kasih.
Sekarang, saya beresin beberapa kerjaan
dulu ya Bapak.
Sekian selamat siang.
Adria meninggalkan ruangan kerja kubikal tersebut diiringi dengan tawa tertahan dari rekan-rekan seruangan.
Cut to:
INT. TOILET KANTOR – AS BEFORE
Adria membasuh muka di depan wastafel kemudian mengambil tisu dan mengelap wajahnya pelan dengan tatapan lelah.
CU - Menatap cermin sambil menghela napas.
ADRIA (V.O.):
Gini aja terus tiap hari.
Adria keluar dari toilet, keluar dari gedung kantor dan menuju convenience store terdekat.
Cut to:
INT. KAFE-INN – MALAMNYA SEKITAR PUKUL 8 MALAM
Kafe dengan nuansa country. Hangat & nyaman.
Lagu-lagu ballad era 90an diputar.
ADRIA:
Gue suka kafe ini.
(mengangkat gelas kopinya dengan tangan kiri
Sambil melihat sekeliling)
GAYATRI:
Iya gue kan emang milih yang sesuai
sama style lo Ya.
ADRIA:
Lu tau kafe ini dari mana?
GAYATRI:
Dari laki gue.
Dia yang ngebantu ngedesain kafe ini.
Yang punya kafe ini itu satu angkatan sama
laki gue waktu kuliah di Bandung.
ADRIA:
Hooo
GAYATRI:
Tuh, disini juga jual kopi dari banyak daerah di dunia.
Silahkan mau pilih yang mana,
Gua bayarin.
ADRIA:
Yah. Gitu doang nih?
Coffee makernya engga sekalian?
GAYATRI:
(melotot)
ADRIA:
(Tertawa terbahak-bahak)
Candaaaaa!
Emang deh, sahabat gue ini paling cantik.
GAYATRI:
Dih, dari lair kali.
ADRIA:
Oh pantes!
Suara lo juga keren Tri, waktu lair
yang ngadzanin di telinga lo siapa?
Penyanyi India itu bukan?
Jangan - jangan dia ngadzanin sambil joget joget
di balik tiang gitu yak?
GAYATRI:
(melotot sambil siap memaki)
ADRIA:
Eits Kaka sabar.
Melotot gitu ntar matanya cembung.
Adria kabur ke bagian rak yang sudah didesain dengan country style, disitu ada papan bertuliskan “COFFEE MUSEUM”
CU. Rak yang terbuat dari kayu dengan menggunakan desain tangga sebagai display berbagai macam kemasan kopi, dan Adria memperhatikannya satu demi satu.
Tapi dia tanpa sengaja menjatuhkan salah satu kemasan kopi ke lantai.
CU. Tangan Adria yang sudah menyentuh kemasan kopi yang terjatuh di lantai tersebut.
BCU. Tangannya terinjak kaki yang mengenakan boots warna hitam.
Dengan efek dramatis suara tangan yang terinjak.
CU. Pelan-pelan Adria mengangkat pandangannya ke atas.
BCU. Mata Adria menangkap sosok jangkung dengan rambut ikal sedikit berantakan. Tapi tidak terlalu jelas wajah sosok tersebut karena tertutup hoodie yang dia pakai.
Split screen.
Di layar kanan pov sosok yang menunduk, memandang aneh Adria dengan tatapan tajam. Dilayar kiri pov Adria mendongak ke atas, memandang dengan tatapan tidak percaya. Kenapa? Karena kaki sosok tersebut tidak segera berpindah dari atas tangannya.
ADRIA:
…
Kakinya engga bisa dipindahin dulu kak?
Uda gepeng ini tangan saya.
ARSA:
(diam dan dengan santai mengangkat kakinya)
ADRIA:
Aduhhh.
Lain kali tolong lebih hati-hati dong…
ARSA:
Hmph.
(seperti menahan tawa)
Adria menatap Arsa dengan heran.
ADRIA:
Sorry.
Barusan situ ketawa?
ARSA:
Lucu.
ADRIA:
Hah?
Apanya yang lucu?
Nginjek tangan orang lucu?
ARSA:
Salah siapa tangan pake ditaroh di lantai?
(sarkastik)
Kemudian Arsa acuh meninggalkan Adria yang tidak habis pikir.
CU. Wajah Adria yang melihat Arsa keluar dari pintu kafe.
Dissolve to: