Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LINGKARAN SETAN
Suka
Favorit
Bagikan
3. PART 3

19. INT. RUMAH RESTU — DAY 


ESTABLISH: Rumah mewah Restu tampak dari depan.

 

Pagi hari di dalam rumah tepatnya di ruang tengah terlihat Restu (55), pejabat eselon 2 direktorat pajak, sudah rapi dengan setelan jas siap berangkat ke kantor. Restu sedang telponan dengan bawahannya pakai handphone. Wajahnya tampak serius.

 

RESTU 

Pokoknya saya minta kamu beresin dulu dokumen yang itu... ingat, cuma kamu sama Hendra yang handel. Jangan bilang dulu sama Bu Tuti...

 

Dari dalam kamar Rosa (47) keluar menenteng tas kerja suaminya berjalan menghampiri Restu.

 

ROSA

Ini, Pa.

 

Restu yang masih telfonan mengisyaratkan dengan telunjuk tangan kirinya untuk meletakkan tas itu di meja. 

 

RESTU 

Ya, ya... bagus.

 

Setelah meletakkan tas di meja, Rosa membenahi dasi dan krah kemeja suaminya. Restu membiarkannya.

 

RESTU 

Oke. Saya segera ke kantor. Pokoknya saya minta semua sudah beres begitu saya tiba di kantor.

 

Restu lalu menutup pembicaraan dan masukkan handphone ke saku jas.

 

ROSA

Tumben pagi-pagi papa sudah ke kantor.

 

RESTU

Ada inspeksi dari pusat. Aku harus beresin semuanya biar gak dapat nilai merah.

 

CUT TO CUT 

 

Kita lihat Fatia (23) yang baru bangun tidur masih pakai baju tidur keluar dari kamar sambil bawa handphone. Fatia berjalan menuju ke meja makan. Duduk cuek lalu minum susu sambil mainan HP. 

 

Restu melihat ke Fatia lalu menghampirinya. Rosa mengikuti di belakang.

 

RESTU 

Mana adik kamu, Fatia. Dari semalam gak pulang. 

 

FATIA 

(agak cuek) 

Gak tahu.

 

RESTU 

Kamu harusnya ngawasin dia. Papa gak suka lihat dia tiap hari kelayapan. Foya-foya sama temen-temennya ngabisin duit. Gak mikirin kuliah. Mau jadi apa dia... (mendengus kesal)

 

Fatia diam masih asyik dengan hapenya seakan tidak peduli dengan keluhan ayahnya. Sementara Rosa menenangkan suaminya. 

 

ROSA

Sudah, Pa. Jangan marah-marah. Nanti kalau Roni pulang bisa dibilangin baik-baik. 

 

RESTU

Aku capek ngadepin kelakuannya. Berapa kali aku mesti keluarin dia dari kantor polisi karena narkoba. Untung aku punya orang dalam. Tapi orang gak tahu kapan apesnya. Ini taruhannya jabatanku juga. 

 

ROSA

Iya, ya, Pa. Aku ngerti. Roni cuma salah pergaulan. Kita masih bisa lurusin lagi. 

(Ke Fatia)

Fatia, tolong nanti kamu cari adikmu.

 

Fatia menatap ibu tirinya itu dengan sengit. 

 

FATIA 

(ketus)

Aku bukan baby sitter. Cari aja sendiri anak kalian. 

 

Restu tidak suka dengan ucapan putrinya dan mau marahin, tapi Rosa menyentuh lengannya sambil menggeleng.

 

ROSA

Udah, Pa. Keburu siang nanti papa telat. Biar nanti aku urusin Roni.

 

Restu ambil nafas dalam tak jadi marah. Restu pamit ke Rosa.

 

RESTU

Aku berangkat.

 

Restu lalu melangkah ke depan diikuti Rosa. Di tempatnya Fatia memandangi dengan ekspresi dingin.


CUT TO:

20. INT. APARTEMEN — DAY 


Di dalam sebuah apartemen mewah terlihat keadaan berantakan. Beberapa plastik bekas bungkus makanan berserakan. Tirai jendela masih ditutup. Suasana dalam ruangan pun agak remang meskipun sudah siang. 

 

Di atas meja terlihat beberapa barang seperti handphone, bungkus rokok, asbak, kardus pizza yang menyisakan sepotong pizza, botol minuman bir, air mineral, dan bong serta alat suntik untuk narkoba. Di sofa tampak dua pemuda tidur dalam posisi tengkurap dan satu setengah duduk. Salah satunya adalah Roni (19). Mereka habis pesta narkoba semalam. 

 

Handphone Roni di atas meja bergetar dan menyala karena ada yang menelpon. CU HP RONI: Mama calling. Roni yang masih tidur tak juga bangun. Nyala handphone akhirnya mati sendiri. 

 


CUT TO:

21. INT. RUMAH RESTU — DAY


Rosa yang menelpon Roni tampak gelisah karena panggilannya tidak juga direspon. Rosa terus menelpon berungkali tetap tidak diangkat. Rosa menggerundel kesal. 

 

ROSA 

Ke mana sih, ini anak.

 

Rosa hela napas berat dan tak menelpon lagi. 

 


CUT TO:

22. INT. KAFE — DAY


Ranti memasuki kafe tempat dia biasa nongkrong. Ranti duduk di salah satu meja dan letakkan tasnya di meja. Ranti ambil ponselnya dan mulai ngecek chat satu persatu. CU HP RANTI: Diperlihatkan beberapa nama orang dan grup di Whatsapp. Ranti ngasih nama unik pada beberapa kontak diantaranya: Bangsat, Anjing, Broker, Lonte 1, 3, Grup Lonte, Mami germo, dan lainnya. Ranti ambil sebatang rokok dari dalam bungkus di tas dan mulai merokok. 

 


CUT TO:

23. EXT. JALANAN — DAY

Suasana di sudut jalan yang ramai di pusat kota. Terlihat Ardan berjalan di trotoar. Dengan pakaian sederhana celana jins belel dan kaos bergambar tengkorak. Ardan terus berjalan melewati beberapa gerobak pedagang makanan di pinggir jalan. Ardan tiba di salah sudut pinggir jalan. Ardan menemui dua pemuda yang tampaknya sudah menunggunya. Ardan bertos tangan dengan dua pemuda itu seakan mereka teman akrab. Ardan ambil sebungkus shabu dari saku celana lalu diberikan ke salah satu pemuda sambil berjabat tangan. Pemuda itu pun membayar dengan uang kertas yang juga diselipkan lewat jabatan tangan. Setelah transaksi, Ardan lalu pergi. Kedua pemuda itu pun pergi ke arah berlawanan. 



CUT TO:

24. EXT. KANTOR POLDA — DAY


Terlihat Beni dengan pakai seragam polisi dilapisi jaket kulit hitam mengendarai sepeda motornya memasuki halaman kantor kepolisian kota besar. Beni berhenti di parkiran. Beni turun dari motor dan berjalan menuju gedung kantor. Saat berpapasan dengan sesama polisi yang berpangkat lebih tinggi Beni memberi hormat lebih dulu. Sebaliknya jika berpapasan dengan yang berpangkat lebih rendah, mereka duluan yang beri hormat. Beni memasuki gedung.

 


CUT TO:

25. INT. GEDUNG KANTOR PAJAK — DAY 


ESTABLISHED: Bangunan gedung kantor pajak berlantai sepuluh. 

 

Di halaman depan gedung berderet mobil-mobil pegawai di area parkir. 

 

Mobil Restu baru tiba berhenti di depan pintu masuk gedung. Restu turun dari mobil bagian belakang dan berjalan menapaki anak tangga gedung sambil menenteng tas kerja. Seorang petugas security yang berjaga di depan membukakan pintu kaca sambil mengangguk hormat.

 

SECURITY

Selamat pagi, Pak Restu.

 

RESTU

Pagi.

 

Restu memasuki loby gedung menuju ke ruangan kerjanya. Beberapa pegawai bawahannya yang berpapasan dengannya mengangguk hormat sambil menyapa ramah.

 

PEGAWAI 1

Pagi, Pak.

 

Restu hanya mengangguk. 

 


CUT TO:

26. INT. RUMAH RESTU — DAY


Terlihat seorang wanita ART sedang beres beres di ruang tengah. Rosa keluar dari kamarnya sudah dandan cantik pakai dress mewah sambil bawa tas branded. 

 

ROSA 

Bik, Roni udah pulang?

 

BIBIK

Belum, Bu.

 

ROSA

Fatia udah pergi?

 

BIBIK

Sudah, Bu.

 

ROSA

Saya mau ke salon. Nanti kalau Roni pulang, siapin makanan buat dia ya, Bik.

 

BIBIK

Ya, Bu.

 

Rosa lalu berjalan ke depan diiringi tatapan kagum bibik pembantu.

 


CUT TO:

27. EXT. TEMPAT SYUTING OUTDOOR — DAY


Terlihat suasana di lokasi tempat syuting. Beberapa kru sibuk dengan peralatannya masing-masing. Fatia bawa mobil sedan tiba di lokasi. Fatia turun dari mobil. Dua gadis muda cantik sahabat Fatia sebut saja Nindi dan Eva melihat kedatangan Fatia langsung menghampiri dan menyapa dengan riang. 

 

NINDI

Hai, Fatia. Cantik banget kamu hari ini.

 

EVA

Iya nih. Tumben datang sendiri. Biasanya dianterin mas seragam.

 

Keduanya ketawa menggoda. 

 

FATIA

Dia lagi di kantor. Eh, syutingnya udah dimulai belum?

 

NINDI

(mengeluh)

Belum. Bang Zein bilang naskahnya belum turun. Gak tahu jam berapa nanti. 

 

EVA

Kita ngadem dulu yuk. 

 

FATIA

Yuk. 

 

Mereka lalu jalan bareng menuju ke tempat yang lebih teduh. 

 


CUT TO:

28. INT. HOTEL — DAY


ESTABLISHED: Bangunan gedung hotel bintang lima.

 

Sebuah mobil mewah berhenti di depan pintu masuk hotel. Johni pakai stelan jas dengan kemeja tanpa dasi dan kancing bagian atas terbuka turun dari mobil diikuti dua pengawalnya berbadan kekar pakai kaos dan celana jins. Tangan mereka bertato. Mereka berjalan memasuki hotel. Pegawai resepsionis membungkuk hormat pada Johni. Dengan gaya penuh wibawa dan angkuh Johni terus berjalan menuju pintu lift. Setiba di depan pintu lift salah satu pengawalnya memencet tombol lift. Saat pintu lift terbuka Johni masuk diikuti kedua pengawalnya. Pintu lift tertutup dan lift naik ke lantai atas.

 


CUT TO:


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)