Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LINGKARAN SETAN
Suka
Favorit
Bagikan
2. PART 2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

09. INT. TEMPAT JUDI — DAY 


Di sebuah ruangan terlihat Jarot sedang berjudi kartu dengan tiga temannya di salah satu meja. Di atas meja bertumpuk uang pecahan seratus dan puluhan ribu. Beberapa orang menonton di sekitarnya. Salah seorang pemain membuka kartunya sambil tertawa senang. Tiga kartu as. Yang lain mendesah kecewa. Jarot membanting kartunya sambil mengumpat.

 

JAROT

Brengsek! Dari kemarin kalah mulu. Sial! 

 

Jarot bangkit dari kursi dan mau pergi. Tapi salah seorang pria sebut saja Tedi mencekalnya.

 

TEDI 

Mau ke mana lo?

 

JAROT 

Pulang.

 

TEDI

Bayar hutang lo.

 

JAROT 

Iya, ya, ntar. 

 

Tedi marah lalu pukul Jarot hingga jatuh tersungkur. Yang lain berusaha melerai. 

 

TEDI

Dari kemarin lo ngeles aja. Gue udah hilang kesabaran. Hutang lo gak sedikit tahu. Gue bunuh lo kalau besok gak lo lunasin.

 

Jarot mengusap darah di sudut bibirnya. Salah seorang mendorong Jarot supaya pergi. Jarot pun melangkah pergi diiringi tatapan kesal Tedi. Orang-orang lalu kembali ke tempatnya masing-masing. 


CUT TO:

10. INT. RUMAH JAROT — DAY 


Jarot mondar mandir gelisah di tengah ruangan. Jarot bingung dari mana uang untuk melunasi hutang. Dengan kesal Jarot menendang kursi kayu hingga terpental mengenai pintu depan yang terbuka. Brak!

 

Pas saat Ranti dan Ardan yang baru pulang sekolah masuk ke dalam. Ranti pakai seragam SMA dan Ardan pakai seragam SD. Mereka menatap Jarot takut-takut. Jarot menatap mereka tajam. 

 

JAROT

Kalian... 

 

Tiba-tiba Jarot menarik tangan Ardan kasar dan hendak bawa keluar. 

 

JAROT (CONT'D)

Ayo, ikut. 

 

Ardan berusaha berontak. Ranti menghadang. 

 

RANTI

Bapak mau bawa Ardan ke mana?

 

JAROT

Biar dia ikut Liong jadi pemulung. Percuma dia sekolah cuma ngabisin duit. Dia anak yang gak berguna. 

 

ARDAN KECIL

(meratap) Aku gak mau.

 

RANTI 

Jangan, Pak. Ardan masih kecil. Jangan suruh kerja.

 

JAROT 

Aku sudah gak sanggup lagi ngurusin kalian. Duitku habis cuma buat ngasih makan dan bayar sekolah kalian. 

(jeda) 

Ini semua gara-gara perempuan sundal itu. Kalian sama ibu kalian sama saja. Sama-sama bawa sial! Muak aku!

 

Ranti menarik adiknya dan memeluknya. Ardan hanya menangis. Jarot menatap mereka dengan geram. Ranti dan Ardan menatap ayah mereka dengan takut-takut. 

Jarot menatap tajam Ranti dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tiba-tiba dia menyeringai. 


DISSOLVE TO:

11. INT. RUMAH JAROT — NIGHT 


ESTABLISHED: Rumah Jarot tampak depan dengan pintu tertutup. Lampu di dalam rumah terlihat remang remang. Suasana sepi.

 

Di dalam rumah Jarot duduk di ruang tengah sambil menghitung uang. Dari dalam kamar Ranti yang tertutup pintunya terdengar suara rintihan kesakitan Ranti. 

 

RANTI (O.S)

Jangan... jangan... (menangis) Ibu... ibuuu... hu hu hu. 

 

INSERT: Di dalam kamar lain Ardan duduk meringkuk ketakutan sambil menangis tanpa suara. Tubuh kecilnya menggigil. Dia sepertinya tahu apa yang terjadi pada kakaknya. 

 

Pintu kamar Ranti terbuka dan keluar seorang pria empatpuluhan dengan senyum puas sambil mengancing bajunya. Dia lalu menghampiri Jarot. 

 

PRIA 1

Mantap, bro. Anak lo beneran masih perawan. Besok gue ke sini lagi ya. 

 

Jarot hanya mengangguk dengan ekspresi masygul. Pria itu lalu melangkah pergi. Jarot masih duduk terpaku di tempatnya. 

 

RANTI (VO)

Malam itu adalah malam paling jahanam dalam hidup gue... bapak gue udah jual keperawanan gue. Entah, terbuat dari apa hati bapak gue, tega ngejual anak kandungnya sendiri. Ancurin hidup gue... bapak gue emang setan berujud manusia! 

 

Sementara di dalam kamar melalui pintu yang setengah terbuka terlihat Ranti dengan pakaian berantakan, rambut dan wajah kusut duduk di tepi ranjang. Ranti menangis tergugu. Hatinya sangat hancur karena baru saja kehilangan kesuciannya oleh perbuatan ayahnya yang telah menjual dirinya pada seorang pria bejat. 

 

Dissolve 

 

Beberapa saat kemudian. Saat tengah malam. Terlihat Jarot tertidur di kursi. Kepalanya di atas meja. Tiga botol minuman keras dan sebuah gelas tergeletak di atas meja. Suara dengkurannya terdengar keras. 

 

Ranti sambil bawa tas berisi pakaian menggandeng Ardan keluar dari kamar. Mereka mengendap-endap menuju keluar. Mereka berjalan sambil mengawasi Jarot yang masih tidur. 

 

RANTI (VO)

Malam itu juga gue putusin kabur sama adik gue dari rumah itu. Gue bersumpah gak akan pernah kembali ke neraka itu lagi. Gue juga bersumpah gak mau ketemu sama bapak gue seumur hidup gue. Dia udah gue anggap mati! 

 

Ranti dan adiknya berhasil keluar dari rumah itu. 


BACK TO:

12. INT. KAMAR HOTEL - LANTAI 4 — DAY 


Ranti memperhatikan Beni yang sedang mengenakan pakaian dengan buru-buru. 

 

RANTI

Lo kayak dikejar setan aja. Mau ke mana?

 

Beni tidak menjawab. Tiba-tiba ponsel Beni berdering. Beni mengangkatnya. 

 

BENI

Ada apa? Oke... ya, ya.... aku segera ke sana. 

 

Beni menutup telepon. Memasukkan ponselnya ke saku baju. Beni selesai berpakaian. Dia mengambil lima lembar uang seratus ribu dari dompetnya lalu meletakkan di atas meja. 

 

BENI (CONT'D) 

Gue pergi dulu. 

 

Beni lalu bergegas keluar. Ranti ambil uang di atas meja dan masukkan ke balik branya. Ranti mengisap rokoknya beberapa kali sebelum kemudian dimatikan di atas asbak. Ranti lalu berkemas dan menyusul pergi. 


CUT TO:

13. EXT. DEPAN HOTEL — DAY 


Beni berjalan menuju ke parkiran hotel. Beni menghampiri motor mogenya. Beni menaiki mogenya dan meluncur keluar dari pintu gerbang hotel. Beni melaju di jalan raya yang ramai.

 

Tak berapa lama kemudian terlihat Ranti keluar dari bangunan hotel dan berjalan menuju ke pinggir jalan. Sejenak dia menunggu taksi online pesanannya. Tak lama taksi muncul dan Ranti naik ke mobil taksi. Mobil taksi meluncur pergi.


CUT TO:

14. INT. MARKAS JOHNI — DAY 


Di dalam sebuah ruangan tertutup mirip sebuah basement gedung terlihat Johni dengan pakaian setelan jas berdiri di tengah ruangan. Beberapa anak buahnya berdiri di sisi belakangnya. Ini adalah markas Johni dan anak buahnya berkumpul. Ardan terlihat di sana. Adik Ranti itu tampak seperti pemuda idiot. Kepalanya bergerak gerak ke samping kiri. 

 

Seorang pria tigapuluhan sedang dihajar hingga berdarah-darah oleh Dedi yang sangar disaksikan oleh yang lain. Pria itu lalu didudukkan di hadapan Johni dalam posisi berlutut. Wajahnya bengkak dan berdarah. Johni mendekatinya dan mendongakkan kepala orang itu dengan ujung jari telunjuknya. 

 

JOHNI

Gue udah percayain lo selama bertahun-tahun tapi gini balasan lo.

 

ANAK BUAH JOHNI

(terbata gugup) 

Ampun, Bos. Gue kena jebak. 

 

JOHNI

Alasan.


CUT TO:

15. EXT. GUDANG — DAY 


ESTABLISHED: Bangunan gudang tua terlihat dari depan.

 

Gudang yang dijadikan tempat pengolahan dan penyimpanan narkoba itu digerebek polisi. Terlihat beberapa petugas polisi di sekitar gudang. Police line terpasang di depan pintu masuk gudang. Tiga mobil polisi parkir di depan. 

 

Beni dengan mogenya tiba di tempat itu. Beni memarkir sepeda motornya lalu masuk ke dalam gudang. Beni berpapasan dengan rekannya yang berpakaian preman sebut saja namanya Herman.

 

BENI 

Herman. Sudah lama?

 

HERMAN

Baru saja. Ada laporan dari informan tentang aktivitas di gudang kayu yang sudah lama gak kepake. Gila. Kita temukan hampir satu ton bahan baku sabu. 

 

BENI 

Ada yang tertangkap? 

 

HERMAN

Satu orang. Tapi dia ngaku cuma dibayar untuk jaga gudang. Dia nggak tahu kalau di dalamnya ada narkoba. Sekarang dia diamankan di kantor. 

 

Beni mengangguk. Beni lalu melangkah memasuki gudang. 


CUT TO:

16. INT. MARKAS JOHNI — DAY 


Kembali ke Johni dan anak buahnya. Johni sangat marah sekali karena gudang penyimpanan narkoba miliknya digregek polisi. 

 

JOHNI 

Kalian tahu berapa kerugian gue? Seratus miliar lebih! 

 

Johni menggebrak meja di dekatnya. Semua hanya terdiam. 


INTERCUT TO:

17. INT. GUDANG — DAY 


Beni menyisir ke seluruh sudut gudang. Beberapa petugas polisi masih bekerja mencatat dan memfoto barang bukti yang ditemukan berupa bubuk narkoba dalam plastik yang dijajar di atas meja.

 

Beni berjalan menuju ke sisi lain. Beni melihat sebuah benda kecil berupa flashdisk di bawah meja. Beni mengambilnya dan masukkan ke saku celana. Beni lalu bergerak ke sudut lain yang cukup sepi. Beni angkat ponselnya dan menelepon Johni.


INTERCUT TO:

18. INT. MARKAS JOHNI — DAY 


Johni mengangkat ponselnya yang berdering. Telpon dari Beni. 

 

BENI 

Aman, bos.

 

Johni menutup telponannya dan masukkan kembali ponsel ke balik saku jas. Johni lalu hampiri anak buahnya yang masih berlutut sambil mengambil pistol dari balik jasnya. Johni lalu menembak kening anak buahnya itu. DORRR! 

 

Pria itu tersungkur mati seketika. Semua orang di ruangan itu kaget. Ardan membelalakkan matanya ngeri. 

 

JOHNI

Ini peringatan buat kalian semua. Jika masih ada yang berkhianat, gue nggak segan tembak mati! 

 

Johni lalu melangkah pergi diikuti Dedi. Sementara yang lain masih berdiri terpaku diliputi ketegangan.


CUT TO:


 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)