Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
09. INT. TEMPAT JUDI — DAY
Di sebuah ruangan terlihat Jarot sedang berjudi kartu dengan tiga temannya di salah satu meja. Di atas meja bertumpuk uang pecahan seratus dan puluhan ribu. Beberapa orang menonton di sekitarnya. Salah seorang pemain membuka kartunya sambil tertawa senang. Tiga kartu as. Yang lain mendesah kecewa. Jarot membanting kartunya sambil mengumpat.
JAROT
Jarot bangkit dari kursi dan mau pergi. Tapi salah seorang pria sebut saja Tedi mencekalnya.
TEDI
JAROT
TEDI
JAROT
Tedi marah lalu pukul Jarot hingga jatuh tersungkur. Yang lain berusaha melerai.
TEDI
Jarot mengusap darah di sudut bibirnya. Salah seorang mendorong Jarot supaya pergi. Jarot pun melangkah pergi diiringi tatapan kesal Tedi. Orang-orang lalu kembali ke tempatnya masing-masing.
CUT TO:
10. INT. RUMAH JAROT — DAY
Jarot mondar mandir gelisah di tengah ruangan. Jarot bingung dari mana uang untuk melunasi hutang. Dengan kesal Jarot menendang kursi kayu hingga terpental mengenai pintu depan yang terbuka. Brak!
Pas saat Ranti dan Ardan yang baru pulang sekolah masuk ke dalam. Ranti pakai seragam SMA dan Ardan pakai seragam SD. Mereka menatap Jarot takut-takut. Jarot menatap mereka tajam.
JAROT
Tiba-tiba Jarot menarik tangan Ardan kasar dan hendak bawa keluar.
JAROT (CONT'D)
Ardan berusaha berontak. Ranti menghadang.
RANTI
JAROT
ARDAN KECIL
RANTI
JAROT
(jeda)
Ranti menarik adiknya dan memeluknya. Ardan hanya menangis. Jarot menatap mereka dengan geram. Ranti dan Ardan menatap ayah mereka dengan takut-takut.
Jarot menatap tajam Ranti dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tiba-tiba dia menyeringai.
DISSOLVE TO:
11. INT. RUMAH JAROT — NIGHT
ESTABLISHED: Rumah Jarot tampak depan dengan pintu tertutup. Lampu di dalam rumah terlihat remang remang. Suasana sepi.
Di dalam rumah Jarot duduk di ruang tengah sambil menghitung uang. Dari dalam kamar Ranti yang tertutup pintunya terdengar suara rintihan kesakitan Ranti.
RANTI (O.S)
INSERT: Di dalam kamar lain Ardan duduk meringkuk ketakutan sambil menangis tanpa suara. Tubuh kecilnya menggigil. Dia sepertinya tahu apa yang terjadi pada kakaknya.
Pintu kamar Ranti terbuka dan keluar seorang pria empatpuluhan dengan senyum puas sambil mengancing bajunya. Dia lalu menghampiri Jarot.
PRIA 1
Jarot hanya mengangguk dengan ekspresi masygul. Pria itu lalu melangkah pergi. Jarot masih duduk terpaku di tempatnya.
RANTI (VO)
Sementara di dalam kamar melalui pintu yang setengah terbuka terlihat Ranti dengan pakaian berantakan, rambut dan wajah kusut duduk di tepi ranjang. Ranti menangis tergugu. Hatinya sangat hancur karena baru saja kehilangan kesuciannya oleh perbuatan ayahnya yang telah menjual dirinya pada seorang pria bejat.
Dissolve
Beberapa saat kemudian. Saat tengah malam. Terlihat Jarot tertidur di kursi. Kepalanya di atas meja. Tiga botol minuman keras dan sebuah gelas tergeletak di atas meja. Suara dengkurannya terdengar keras.
Ranti sambil bawa tas berisi pakaian menggandeng Ardan keluar dari kamar. Mereka mengendap-endap menuju keluar. Mereka berjalan sambil mengawasi Jarot yang masih tidur.
RANTI (VO)
Ranti dan adiknya berhasil keluar dari rumah itu.
BACK TO:
12. INT. KAMAR HOTEL - LANTAI 4 — DAY
Ranti memperhatikan Beni yang sedang mengenakan pakaian dengan buru-buru.
RANTI
Beni tidak menjawab. Tiba-tiba ponsel Beni berdering. Beni mengangkatnya.
BENI
Beni menutup telepon. Memasukkan ponselnya ke saku baju. Beni selesai berpakaian. Dia mengambil lima lembar uang seratus ribu dari dompetnya lalu meletakkan di atas meja.
BENI (CONT'D)
Beni lalu bergegas keluar. Ranti ambil uang di atas meja dan masukkan ke balik branya. Ranti mengisap rokoknya beberapa kali sebelum kemudian dimatikan di atas asbak. Ranti lalu berkemas dan menyusul pergi.
CUT TO:
13. EXT. DEPAN HOTEL — DAY
Beni berjalan menuju ke parkiran hotel. Beni menghampiri motor mogenya. Beni menaiki mogenya dan meluncur keluar dari pintu gerbang hotel. Beni melaju di jalan raya yang ramai.
Tak berapa lama kemudian terlihat Ranti keluar dari bangunan hotel dan berjalan menuju ke pinggir jalan. Sejenak dia menunggu taksi online pesanannya. Tak lama taksi muncul dan Ranti naik ke mobil taksi. Mobil taksi meluncur pergi.
CUT TO:
14. INT. MARKAS JOHNI — DAY
Di dalam sebuah ruangan tertutup mirip sebuah basement gedung terlihat Johni dengan pakaian setelan jas berdiri di tengah ruangan. Beberapa anak buahnya berdiri di sisi belakangnya. Ini adalah markas Johni dan anak buahnya berkumpul. Ardan terlihat di sana. Adik Ranti itu tampak seperti pemuda idiot. Kepalanya bergerak gerak ke samping kiri.
Seorang pria tigapuluhan sedang dihajar hingga berdarah-darah oleh Dedi yang sangar disaksikan oleh yang lain. Pria itu lalu didudukkan di hadapan Johni dalam posisi berlutut. Wajahnya bengkak dan berdarah. Johni mendekatinya dan mendongakkan kepala orang itu dengan ujung jari telunjuknya.
JOHNI
ANAK BUAH JOHNI
(terbata gugup)
JOHNI
CUT TO:
15. EXT. GUDANG — DAY
ESTABLISHED: Bangunan gudang tua terlihat dari depan.
Gudang yang dijadikan tempat pengolahan dan penyimpanan narkoba itu digerebek polisi. Terlihat beberapa petugas polisi di sekitar gudang. Police line terpasang di depan pintu masuk gudang. Tiga mobil polisi parkir di depan.
Beni dengan mogenya tiba di tempat itu. Beni memarkir sepeda motornya lalu masuk ke dalam gudang. Beni berpapasan dengan rekannya yang berpakaian preman sebut saja namanya Herman.
BENI
HERMAN
BENI
HERMAN
Beni mengangguk. Beni lalu melangkah memasuki gudang.
CUT TO:
16. INT. MARKAS JOHNI — DAY
Kembali ke Johni dan anak buahnya. Johni sangat marah sekali karena gudang penyimpanan narkoba miliknya digregek polisi.
JOHNI
Johni menggebrak meja di dekatnya. Semua hanya terdiam.
INTERCUT TO:
17. INT. GUDANG — DAY
Beni menyisir ke seluruh sudut gudang. Beberapa petugas polisi masih bekerja mencatat dan memfoto barang bukti yang ditemukan berupa bubuk narkoba dalam plastik yang dijajar di atas meja.
Beni berjalan menuju ke sisi lain. Beni melihat sebuah benda kecil berupa flashdisk di bawah meja. Beni mengambilnya dan masukkan ke saku celana. Beni lalu bergerak ke sudut lain yang cukup sepi. Beni angkat ponselnya dan menelepon Johni.
INTERCUT TO:
18. INT. MARKAS JOHNI — DAY
Johni mengangkat ponselnya yang berdering. Telpon dari Beni.
BENI
Johni menutup telponannya dan masukkan kembali ponsel ke balik saku jas. Johni lalu hampiri anak buahnya yang masih berlutut sambil mengambil pistol dari balik jasnya. Johni lalu menembak kening anak buahnya itu. DORRR!
Pria itu tersungkur mati seketika. Semua orang di ruangan itu kaget. Ardan membelalakkan matanya ngeri.
JOHNI
Johni lalu melangkah pergi diikuti Dedi. Sementara yang lain masih berdiri terpaku diliputi ketegangan.
CUT TO: