Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LINGKARAN SETAN
Suka
Favorit
Bagikan
1. PART 1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator


FADE IN

01. INT. KAMAR HOTEL - LANTAI 4 — DAY


Ranti (27) dengan hanya pakai celana pendek dan tank top berdiri di depan jendela kaca memandang keluar. Tangan kirinya bersilang di atas perut, sementara tangan kanannya pegang rokok. Ranti habis bercinta dengan Beni yang masih terbaring di ranjang. (Belum diperlihatkan dulu). 

 

RANTI (VO)

Hidup itu bukan pilihan, tapi pertaruhan. Jika hidup adalah pilihan, tentu gue nggak akan milih hidup kayak gini. Orang bilang ini udah takdir... nasib... (pause) seperti orang-orang di luar sana.

 

INSERT: Terlihat pemandangan di bawah jalan raya ramai lalu lalang kendaraan. Aktivitas orang-orang di beberapa sudut pinggir jalan. Diiringi suara bising kendaraan dan suara keriuhan orang-orang. 

 

RANTI (CONT'D) (VO)

Mereka jalani nasibnya masing-masing. Mereka sedang pertaruhkan hidup mereka. Mencari uang buat penuhi kebutuhan. Nggak jarang nyawa jadi taruhan. Nggak orang kaya nggak orang miskin berlomba nyari uang. Bedanya orang kaya dapatnya banyak, orang miskin dapatnya kecil... begitu seterusnya sampai kiamat.

 

INSERT: Terlihat seorang pedagang cilok dengan gerobak kecil di pinggir jalan. Melintas mobil sedan mewah di depannya. Di dalamnya seorang pria berjas rapi sedang telponan dengan koleganya membahas bisnis.

 

RANTI (CONT'D) (VO)

Apa sebenarnya tujuan mereka sampai pertaruhin semua itu? Hidup bahagia? (pause) Seperti apa namanya bahagia? Punya uang banyak? Punya rumah besar? Punya mobil mewah? Punya pasangan cakep? Punya anak cantik ganteng?

 

INSERT: Terlihat sebuah mobil sedan mewah melintas di jalan. Seorang anak laki-laki duduk di dalam mobil terlihat berwajah murung menatap keluar. 

 

Di pinggir jalan seorang anak pengemis dengan baju kumal asyik makan gorengan dengan wajah riang. 

 

RANTI (OS) 

Bicara bahagia, gue nggak tahu lagi apa itu bahagia. Karena seumur hidup gue hanya penderitaan demi penderitaan yang gue alamin. Sampai sampai perasaan gue kebal ngadepin yang namanya penderitaan. Rasa sakit dan perih udah jadi makanan hidup gue sehari-hari. Dan itu dimulai sejak gue masih kecil. 


Ranti menerawang jauh. Mengingat kehidupannya di masa lalu. 


DISSOLVE TO FLASHBACK:

02. EXT. DEPAN RUMAH JAROT — DAY 


Di bangku teras seorang anak perempuan kecil berusia tujuh tahun (Ranti) menangis sambil memeluk adik laki-lakinya yang masih 3 tahun (Ardan). Terdengar suara teriakan pertengkaran ayah ibu mereka di dalam rumah. 

 

ROSA MUDA (OS) 

Pokoknya aku mau pergi dari rumah ini. Aku sudah nggak kuat lagi hidup sama kamu! 

 

JAROT MUDA (OS)

Kamu tega ninggalin anak-anak yang masih kecil? 

 

ROSA MUDA (OS)

Itu urusanmu.

 

JAROT MUDA (OS)

Kubunuh kamu kalau keluar dari pintu itu! 

 

Rosa tak peduli peringatan Jarot. Dia melangkah tergesa-gesa sambil bawa tas keluar dari rumah. Diperlihatkan kakinya yang pakai sandal jepit berjalan melewati pintu depan. Ranti kecil berseru memanggilnya. 

 

RANTI KECIL

Ibuuuu...

 

Rosa berhenti sejenak di halaman. Dia terlihat ragu. Perasaannya seperti diaduk-aduk. Rosa tak membalikkan badan dan menahan tangis. Kembali terdengar panggilan putrinya, tapi tak digubris. (Belum diperlihatkan sosok Rosa muda. Kamera hanya menangkap punggungnya atau dishot dari belakang)

 

RANTI KECIL 

Ibu, jangan tinggalin kami.

 

Rosa berjalan setengah berlari menuju jalan. Di dalam rumah tampak Jarot berdiri memandang kepergian istrinya dengan wajah geram. 

 

Ranti kecil dan Ardan kecil masih menangis di teras.

 

RANTI (VO)

Keluarga seharusnya jadi tempat tumbuhnya kasih sayang dan perlindungan. Rumah tangga dibangun di atas cinta. Tapi kenapa justru kebencian dan keinginan saling menyakiti yang terjadi... Begitulah yang terjadi dengan rumah tangga orang tua kami. 


CUT TO

 

Di ujung jalan sebuah mobil menunggu. Rosa menghampiri mobil itu. Ranti kecil mengejar sampai jalan dan memanggil ibunya. 


RANTI KECIL

Ibuuuu... jangan pergi... jangan tinggalin kami...

 

Rosa yang sudah tiba di dekat mobil sempat terpaku sejenak. Tapi akhirnya dia masuk ke dalam mobil dan mobil melaju pergi. Ranti kecil terduduk menangis di tengah jalan. Diiringi musik yang menyayat hati. (SLOWMOTION)


BACK TO:

03. INT. KAMAR HOTEL - LANTAI 4 — DAY 


Kembali ke Ranti yang masih berdiri di depan kaca jendela sedang mengisap rokok dan menghembuskan ke kaca menimbulkan gumpalan asap putih bertebaran. 

 

RANTI (VO)

Kesedihan terbesar gue bukan karena kehilangan ibu, tapi kenapa gue sama adik gue mesti lahir ke dunia. Manusia lahir ke dunia menanggung dua kutukan. Jadi manusia baik atau jadi setan... (pause, menghela napas panjang) Gue nggak tahu gue termasuk manusia apa. Karena di mata orang gue kayak nggak pernah ada benernya. Gue dianggap kotoran, sampah, najis... 

 

Ranti menarik napas dalam. Ranti lalu berbalik melihat ke atas ranjang. Terlihat Beni yang sempat tertidur menggeliat bangun. Dia mengumpat lirih.

 

BENI 

Damn! Kenapa lo nggak bangunin gue. 

 

Beni yang setengah telanjang cuma pakai celana dalam buru-buru turun dari ranjang dan mengenakan kemejanya. Di atas meja tampak lencana polisi dan pistol dalam sarungnya.

 

RANTI (VO)

Di mata gue semua orang nggak ada yang bener. Mereka kebanyakan egois, serakah, tamak, suka ambil keuntungan buat diri sendiri, manipulatif, pembohong, culas, licik, bengis, anarkis... persis setan. Mungkin di dunia ini banyakan lahir manusia setan... seperti bapak gue.

 

Ranti kembali berbalik ke jendela dan menerawang mengingat kejadian masa lalu.


DISSOLVE TO FLASHBACK:

04. EXT. SUDUT KAMPUNG — DAY


Terlihat lima anak laki-laki sedang asyik ngelem dengan menghirup lem karet Aibon dari kaleng kecil di belakang bak sampah. Diantara mereka ada Ardan. Mereka pada teler, bahkan sebagian duduk lemas dengan mata sayu. Ardan pun tampak teler berat. 

 

RANTI (VO)

Inilah adik gue, Ardan. Kehilangan ibu membuatnya seperti anak ayam kehilangan induknya. Dia sebenarnya anak yang baik. Keadaan dan lingkunganlah yang bikin dia seperti itu. 


CUT TO:

05. EXT. JALAN KAMPUN — DAY


Jarot berjalan sambil membawa kayu pentungan mencari Ardan. Wajahnya tampak meradang. 

 

RANTI (OS)

Inilah bapak gue. Laki-laki yang sebenarnya nggak pantas dipanggil bapak karena kelakuannya kayak setan. Gue sangat membencinya.

 

Jarot bertanya ke seorang wanita di tengah jalan. Sang wanita menunjuk ke satu arah. (No dub/audio)


CUT TO:

06. EXT. SUDUT KAMPUNG — DAY


Jarot menemukan anak-anak yang sedang ngelem. Jarot menarik tangan Ardan dan menggebukinya. Ardan menjerit kesakitan. Anak-anak lain ketakutan dan kabur. Jarot lalu menyeret Ardan pulang. Di sepanjang jalan orang-orang hanya diam menonton. 


CUT TO:

07. EXT. TERAS DEPAN RUMAH JAROT — DAY 


Setiba di rumah Jarot memukuli Ardan tanpa ampun. Anak itu terkaing kaing kesakitan. Ranti dengan seragam SMP baru pulang sekolah kaget melihatnya. Dia langsung berlari memeluk adiknya, berusaha melindungi dari pukulan kayu. Punggungnya terkena pukulan. Ranti terpekik tertahan.

 

RANTI 

Jangan, Pak. Jangan pukulin Ardan. Dia masih kecil. 

 

Jarot berhenti memukul. Nafasnya tersengal-sengal. Matanya melotot tajam. Kemarahannya masih belum reda.

 

JAROT

Anak setan! Awas kalau ngelem lagi. Bapak akan bunuh kamu!

 

Jarot meludah dan melemparkan kayu pentungan lalu masuk ke dalam rumah. 


Setelah ayahnya pergi Ardan memeluk Ranti sambil menangis sesenggukan. Ranti ikut menangis. 


DISSOLVE TO:

08. INT. RUMAH JAROT — NIGHT


Pintu rumah digedor dari luar. Terdengar suara Jarot dengan nada marah.

 

JAROT (OS)

Buka pintunya. Bukaaaaa!!

 

Ranti terburu-buru keluar dari kamar untuk membuka pintu. Ketika pintu dibuka, Jarot dengan jalan sempoyongan masuk ke dalam sambil mengomel. Matanya memerah kebanyakan minum. 

 

JAROT 

Buka pintu lama amat. Kamu sama aja dengan ibu kamu. Perempuan tolol! Pembawa sial! 

 

Jarot duduk di kursi masih menceracau. 

 

JAROT 

Kenapa gue dulu kawinin perempuan itu. Gara-gara dia hidup gue berantakan. Hancur! Dia udah bikin gue kere. Kereee... he he he .... (tertawa sengau)

 

Ranti remaja hanya menatap ayahnya prihatin. 

 

Jarot menutup matanya dan tertidur dalam posisi duduk. Suara dengkurannya keras. Ranti lalu masuk kamar. 


DISSOLVE TO:

 


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)