Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH SAKIT - KAMAR INAP DIANA - MORNING
Diana sedang menggambar di tab-nya. Hanya ada dia sendiri di sana.
Terdengar suara ketukan pintu, Fajri datang.
DIANA
Akhirnya kamu dateng! Udah seminggu semenjak aku bangun dari operasi, tapi kamu baru sempet dateng sekarang.
Fajri tersenyum kaku. Fajri duduk tepat di samping ranjang Nana, ia menatap Nana dalam-dalam.
DIANA
Aku lagi gambar buat episode minggu depan. Kamu mau liat, gak?
Fajri mengangguk. Diana memperlihatkan gambarnya, tapi Fajri fokus menatap Diana.
DIANA
Bagus, kan?
Diana menyadari kalau Fajri tidak memerhatikan gambarnya.
DIANA
Aku tau aku cantik banget, tapi gak usah diliatin terus, sih! Aku jadi malu.
Fajri berlinang air mata, kemudian ia tertawa.
DIANA
Tuh, kan, bener. Aku emang secantik itu, meskipun belum mandi.
Fajri bergeming, ia terus menatap Diana.
DIANA
Kenapa, sih? Ada yang salah? Kamu natap aku terus. Kamu cinta banget ya sama aku? Haha.
Fajri mengangguk. Air matanya terjatuh ke pipinya, Diana menghapus air matanya. Fajri menggenggam tangan Diana di pipinya, kemudian ia mencium tangan Diana.
DIANA
Kenapa? Kamu ada masalah?
Fajri menarik Diana ke pelukannya.
DIANA
Maaf, ya. Kamu pasti khawatir banget sama aku. Aku selalu berusaha untuk sehat, mungkin usaha aku kurang. Maaf juga karena aku selalu ngerepotin kamu. Jadi...,
Fajri melepaskan pelukannya.
FAJRI
Ayo kita putus.
Diana mendorong tubuh Fajri.
DIANA
Jangan bercanda, Kak.
FAJRI
Marvin bener. Cuma dia yang mampu menjaga kamu. Entah seberapa keras aku mencoba, perjalanan aku masih terlalu jauh untuk bersama kamu, Na.
DIANA
Kak, sumpah...,
FAJRI
AKu emang bajingan, Na. Maafin aku. Tapi aku gak bisa melanjutkan hubungan kita lagi. (beat) Kamu gak akan bahagia jika hidup bersama aku nantinya.
DIANA
Kamu gak perlu kaya untuk hidup sama aku, Kak. Aku gak minta kamu untuk kaya.
FAJRI
Tapi aku terlalu miskin untuk membiayai semua pengobatan kamu, Na. Kamu hanya akan tersiksa kalau tetap bersama aku.
Diana memukul dada Fajri, ia mulai menangis.
DIANA
Kamu janji gak akan pernah ninggalin aku. Tapi sekarang? Kamu mau melepaskan aku?
FAJRI
Kita hanya akan saling menyakiti, Na.
DIANA
Bajingan kamu, Kak! Sialan!
Diana meremas bajunya.
DIANA
Gue sayang sama lo. Gue sayang banget sama lo. Gue percaya lo gak akan ninggalin gue.
FAJRI
Aku minta maaf, Na. Aku emang bajingan.
DIANA
Gue gak butuh maaf lo, Kak, gue butuh lo.
Fajri kembali memeluk Diana. Diana menangis kejer. Ia mendorong tubuh Fajri, tapi Fajri tetap menariknya ke pelukannya.
FAJRI
Tolong jangan bandel lagi. Jangan kecapekan. Makan semua yang Mama masakin untuk kamu. Jangan skip minum obat. Selalu bawa dua inhaler tiap mau berpergian. Hubungin Marvin, dia akan selalu ada untuk lo. Dan gue mohon, sampai nanti kita ketemu lagi... tetap hidup, Na. Gue sayang banget sama lo.
DIANA
Bullshit!
Fajri mencium kening Diana. Lalu ia meninggalkan Diana yang menangis kejer di kamarnya. Sebelum ia membuka pintu kamar untuk keluar, Fajri mengambil ponselnya. Ia membuka aplikasi Instagram, lalu membuka roomchat Marvin. Terlihat pesan yang ia tulis semalam. Fajri pun mengirim pesan itu.
int. restoran - NIGHT
(SATU TAHUN KEMUDIAN)
Fajri menaiki anak tangga. Ia melihat tanda smoking area di temboknya. Ia menengok ke segala arah. Ia kembali mengecek alamat di ponselnya. Ponsel Fajri sudah ganti, menjadi model terbaru. Style Fajri pun sudah berubah.
SISWA 5
(melambaikan tangannya)
Fajri! Di sini!
Fajri tersenyum lebar, ia menghampiri sudut restoran yang sudah dipenuhi oleh teman-teman SMA nya.
SISWA 4
Berisik banget lo.
SISWA 5
Bodo.
Fajri duduk di salah satu kursi bersama mereka.
SISWA 3
Apa kabar lo?
FAJRI
Baik, dong. Lo gimana?
SISWA 3
Lumayan lah, haha. Lo kerja dimana?
FAJRI
Di retail.
SISWA 2
Jadi kasir?
FAJRI
Manajer.
SEMUA TEMAN-TEMANNYA
Anjay!
Fajri tersipu.
SISWA 1
Bintang satu laginya belum dateng, ya?
SISWA 2
Katanya bentar lagi sampai. Nah, tuh, dia!
Fajri menoleh ke belakang, Marvin datang ke reuni teman-teman mereka.
SEMUA TEMAN-TEMANNYA
ASIK, PAK BOS DATENG!
Marvin tertawa.
MARVIN
Apaan sih, gila lo semua, haha.
SISWA 3
Mister, kumaha damang?
MARVIN
Tolol, ye, kadang-kadang.
Marvin duduk berseberangan dengan Fajri. Keduanya terlihat canggung. Semua teman-temannya berusaha mencairkan suasana.
SISWA 5
Yuk ah kita pesen. Yang bayar kan Marvin.
MARVIN
Yaudah, yaudah, silakan pesen.
CUT TO :
Semuanya bersenang-senang. Salah seorang temannya menggoyangkan gelas red wine di tangannya.
SISWA 3
Mister, please order taxi online for me. I sudah wasted.
SISWA 4
Yaelah timbang fanta doang mabok lo. Gimana naik mobil pake pengharum jeruk!
Mereka semua tertawa.
Fajri dan Marvin saling melirik, kemudian memalingkan wajah mereka. Teman-temannya merokok, lalu Fajri pun ikut merokok.
MARVIN
Gue pikir lo udah berhenti merokok.
FAJRI
Udah setahun semenjak gue ngerokok lagi.
Marvin mengangguk.
FAJRI
Gimana kabar Nana?
MARVIN
Kok lo nanya gue? (beat) Tunggu, kalian putus?!
FAJRI
Gue DM Instagram lo setahun yang lalu, Vin.
MARVIN
Serius?! Instagram gue dipegang sama mantan gue waktu itu.
FAJRI
Shit...
INT. MOBIL MARVIN - JALANAN - NIGHT
Marvin tengah menyetir, sedangkan Fajri tampak sangat khawatir. Mereka sudah sampai di kediaman Om Dion di Bogor.
MARVIN
Emang bajingan lo, Ri. Bisa-bisanya lo ninggalin dia gitu aja setelah lo rebut dia dari gue?!
FAJRI
Kalo aja lo gak ngebuat gue di-blacklist di semua yayasan beasiswa dan perguruan tinggi, mungkin gue masih sama dia.
MARVIN
Kalo sampe Nana kenapa-napa, gue gak akan maafin lo.
Mereka berdua turun dari mobil.
INT. RUMAH OM DION - RUANG TAMU - NIGHT
Dion mempersilakan mereka untuk masuk. Rumah Dion tidak begitu besar dan terlihat sangat tidak terawat.
DION
Semenjak Nana putus dari Fajri, kondisi kesehatannya memburuk. Hampir tiap bulan ia harus ke dokter. Dian memutuskan untuk menjual kedua rumahnya dantinggal di rumah yang lebih kecil.
MARVIN
Dimana mereka sekarang, Om?
Dion mengembuskan napasnya berat.
INT. RUMAH SAKIT - KORIDOR - NIGHT
Marvin dan Fajri berlari ke depan pintu ruang operasi. Dian terduduk tidak berdaya sembari berdoa kesembuhan putrinya.
MARVIN
Tante?
Dian menoleh ke sumber suara. Ada Marvin dan Fajri.
MARVIN
Nana... operasinya berhasil?
Dian menangis kejer. Dian melirik Fajri di belakang Marvin. Ia bangun dan memukul dada Fajri.
DIAN
Kenapa kamu ninggalin Nana?! Kenapa?! Setiap hari dia selalu menangisi kamu. Bahkan sampai hari ini pun dia terus menangis! Semuanya hancur karena kamu! (beat) Andaikan kamu gak pernah hadir di hidup Nana, mungkin Nana akan berakhir dengan Marvin. Dasar sampah!
Fajri tidak menjawab, ia menunduk, merasa bersalah.
Seorang perawat keluar dari ruang operasi.
DIAN
Gimana, Sus, gimana anak saya?
Perawat itu membuka maskernya. Dia adalah Laura.
FAJRI
Laura?
Laura terkejut melihat Marvin dan Fajri.
LAURA
Dokter bilang operasinya berjalan cukup lancar. Pasien mungkin akan terbangun setelah satu hari karena efek obat bius. Namun, seperti yang dikatakan dokter sebelum operasi... Resiko pasca operasi cukup tinggi. Di mohon doanya agar pasien cukup kuat untuk sadar kembali.
MARVIN
Apa maksudnya cukup kuat untuk sadar kembali?!
DIAN
Tingkat keberhasilan operasi ini hanya 30%.
Fajri ambruk seketika.
Marvin menarik kerah Fajri.
MARVIN
Kalo sampe Nana kenapa-napa. Lo tau akibatnya.
INT. RUMAH SAKIT - KORIDOR, LOBBY - NIGHT
Marvin dan Laura terduduk di kursi tunggu. Laura menahan tangisnya sembari menceritakan semua yang ia tahu tentang alasan Fajri meninggalkan Diana.
LAURA
MasFajri bekerja di retail selama dua tahun tanpa ada pengangkatan jabatan. Dari yang gue denger, manajemen di sana lebih welcome ke lulusan diploma ke atas. Dengan gajinya yang segitu, Mas Fajri mencari kerjaan lainnya. Entah itu kurir atau pelayan. Apapun itu. Selama itu juga dia berjuang menafkahi keluarganya, membayar sekolah adiknya, dan membayar semua pengobatan Nana. Semua uang yang ia hasilkan, ia keluarkan untuk orang lain. Dia menderita selama dua tahun. Adel cerita ke gue, kadang dia suka lihat Mas Fajri ketiduran dengan ponsel menyala. Kakak tau apa yang sering dia searching? Kampus. Mas Fajri sangat ingin berkuliah. Tapi dengan semua tanggung jawab itu, dia gak pernah berani untuk mendaftar.
Marvin termenung.
LAURA (CONT'D)
Seakan-akan ia udah mengubur cita-citanya. Bahkan sekarang dia gak pernah lagi main badminton. Dia sibuk kerja. Meskipun dia bisa ngajar, tapi gajinya gak seberapa. Mas Fajri bener-bener hancur, Kak. (beat) Kemudian ia berpikir kalau ia udah gak sanggup lagi, Kak. Kalo hubungan itu tetap dipaksakan, baik Mas Fajri atau Nana hanya akan tersakiti akhirnya. Jadi, dia memutuskan untuk mengirimi lo pesan kalau dia sudah putus dengan Nana. Dia juga berpesan agar Nana menghubungi lo lagi. Tapi, lo tau Nana gak mungkin melakukan hal itu.
Laura membuka tas yang ia bawa, mengeluarkan sepucuk surat yang ditulis Diana.
LAURA
Nana menitipkan ini ke gue sesaat sebelum operasi. Dia ngejelasin semuanya di sini.
Marvin menerima surat itu.
MARVIN
Thank you, Ra.
LAURA
Gue mungkin gak tau perasaan lo gimana, tapi kalo bisa... tolong jangan terlalu keras dengan Mas Fajri.
MARVIN
Apa yang dilakuin Fajri di kehidupan sebelumnya sampai dia dikelilingi dua cewek yang sayang banget sama dia?
Laura tersenyum.
LAURA
Gue lanjut kerja dulu, ya.
Di belakang mereka, Fajri mendengarkan percakapan mereka. Ia meneteskan air mata.
INT. RUMAH SAKIT - KAMAR INAP DIANA - NIGHT TO MORNING
Dian mengelap keringat di dahi Nana. Ia menangisi kondisi anaknya. Tiba-tiba saja detak jantungnya melemah. Dian memencet tombol emergency, tak lama kemudian para perawat datang. Begitupu dengan Marvin dan Fajri yang langsung berlari ke kamar Nana.
MARVIN
Na? Bangun, Na!
Tenaga medis itu menyiapkan AED. Mereka bersiap mengejutkan jantung Diana. Percobaan pertama, Diana tidak merespon. Percobaan kedua, Diana masih tidak merespon. Percobaan ketiga, detak jantung Diana kembali.
Semua orang menghela napasnya.
CUT TO :
(Beberapa jam kemudian)
Tangan Diana bergerak, matanya membuka perlahan. Marvin yang berada di sisi kiri ranjang Diana mencium tangannya.
DIANA
Kak...,
MARVIN
Aku di sini, Na.
DIANA
Fajri?
Mendengar namanya dipanggil, Fajri langsung menghampirinya. Diana mengerjapkan matanya sesekali, Fajri tampak seperti siluet di matanya.
Fajri meraih tangan Diana. Ia menangis sembari menciumi tangannya.
FAJRI
Na, aku di sini. Aku gak akan ninggalin kamu lagi, aku janji. Yang penting sekarang kamu harus sehat, Na.
DIANA
Terima kasih untuk semuanya.
Fajri menangis tersedu-sedu.
DIANA
Mama?
Dian berdiri di samping Marvin.
DIANA
Mama harus kuat, ya.
Mata Diana beralih ke Marvin, air matanya jatuh.
DIANA
(ke Marvin)
Maaf. Maaf untuk semuanya.
MARVIN
It's okay, Na. It's okay.
DIANA
Dan terima kasih untuk segalanya.
MARVIN
(mengangguk)
Aku sayang sama kamu, Na. Please jangan tinggalin aku untuk kedua kalinya. Please.
Marvin mencium tangan Diana. Diana tersenyum tipis.
Kemudian, detak jantung Diana berhenti.
EXT. MAKAM - DAY
Orang-orang melayat kematian Diana. Hampir semua tokoh menghadiri pemakamannya. Marvin menangis frustasi, begitupun Fajri yang merasa bersalah. Kita bisa mendengar isi surat Diana.
DIANA (O.S)
Dear Marvin. Kakak inget gak di saat aku lagi nakal-nakalnya, terus kamu selalu datang untuk menghentikan aku? Kayaknya karena kamu selalu melarang aku ini-itu, aku jadi kecanduan untuk melanggar aturanmu. Rasanya aku ingin terus-menerus membantahmu. Mungkin karena aku enggak beranjak dewasa dan selalu dimanja?
Dear Marvin. Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta. Orang itu adalah sahabatmu, Fajri. Mungkin karena kami berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi yang sama, aku merasa nyaman di dekatnya. Ketika aku berkumpul bersama keluarganya, ada perasaan bahagia yang tidak aku dapatkan saat bersama Tante Mia dan Om Rico. Sebenarnya aku tau kamu adalah Guardian Angel-ku yang sebenarnya, tapi aku sangat kecewa ketika kamu menumpahkan semuanya ke Fajri. Padahal kamu orang yang baik.
Dear Marvin. Kamu dan Mama selalu bilang semua kesialanku bermula ketika Fajri masuk ke dunia kita, tapi menurutku semua kesialan ini terjadi karena aku masuk ke kehidupan kalian.Jadi, kalau ternyata operasiku gagal, tolong jangan salahkan Kak Fajri. Selama bersamanya, aku melihat semua perjuangannya untukku. Kuharap kamu bisa lebih lunak kepadanya.
Dear Marvin. Kak Fajri merupakan pria yang cerdas dan pekerja keras. Tolong cabut semua tag buruk itu dari dia dan biarkan dia memulai semuanya dari awal.
Dear Marvin. Aku selalu sayang sama kamu. Semoga kamu bisa menemukan gadis lain yang jauh lebih baik dariku, ya.
Tertanda, adik yang paling kamu sayangi.
INT. STADION BADMINTON 'NA FOUNDATION' - MORNING
(LIMA TAHUN KEMUDIAN)
Terlihat anak-anak kecil sedang berlatih badminton. Fajri sedang mengevaluasi mereka satu persatu.
FAJRI
Ayo, semuanya istirahat makan siang!
Fajri berjalan ke pinggir lapangan. Terlihat Marvin sedang duduk memerhatikannya dari tadi.
MARVIN
Jadi, si Putri udah masuk timnas?
Fajri duduk di samping Marvin.
FAJRI
Ya, minggu lalu.
Mereka tersenyum.
MARVIN
Gak nyangka ya, Ri. Akhirnya gue jadi investor dan lo punya akademi sendiri.
FAJRI
Semuanya berkat lo. (beat) Dan Nana.
Marvin tersenyum kecil.
Mereka berdua saling menatap, lalu tertawa.
MARVIN
Ayo kita janji, Ri. Kita gak akan suka sama cewek yang sama lagi. Gue gak mau kisah cinta dan persahabatan kita akan berakhir tragis.
FAJRI
Berakhir kayak Nana?
Marvin memelototinya.
FAJRI
Oke.
Dari belakang mereka, Laura datang membawa kedua bekal.
LAURA
Ayo, makan siang dulu. Gue udah masak, nih.
Spontan Fajri dan Marvin menghampiri Laura.
FAJRI DAN MARVIN
Oke, Ra!
Fajri dan Marvin saling menatap.
FAJRI
Jangan bilang kalo lo juga...?
MARVIN
Shit, lo juga?
Tiba-tiba terdengar suara teriakan Laura. Fajri dan Marvin berlari ke arahnya.