Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LEPAS
Suka
Favorit
Bagikan
14. 13

EXT. SEKOLAH - PARKIRAN - DAY

Fajri memarkir motornya di halaman sekolah. Tidak banyak motor yang terparkir di sana. Fajri pun bergegas ke ruang guru untuk menemui wali kelasnya.

INT. SEKOLAH - RUANG GURU - DAY

Terdapat banyak meja di ruang guru, kebanyakan tidak ada orangnya. Fajri pun duduk menunggu di salah satu meja, tak lama kemudian wali kelasnya datang.

GURU BK

Eh, Fajri. Selamat ya, Ibu dengar kamu mendapatkan beasiswa full. Ibu seneng banget denger kamu mau lanjut kuliah.

Guru BK terduduk di kursi depan Fajri.

FAJRI

Beasiswa saya dibatalkan, Bu.

GURU BK

Lho, kenapa?!

FAJRI

Ceritanya panjang, Bu. Tapi, saya mau minta bantuan ke Ibu.

GURU BK

Bantuan apa, Nak?

FAJRI

Tolong bantu saya cari beasiswa atau bantuan dana untuk kuliah, Bu. Saya pikir saya akan mengikuti saran ibu waktu itu.

GURU BK

Aduh, sayang banget Fajri. Semua beasiswa full rata-rata penuh.

Fajri menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

GURU BK (CONT'D)

Tapi saya akan coba tanya semua kenalan saya, ya. Jika masih ada, saya akan segera menghubungi kamu malam ini.

Fajri tersenyum.

FAJRI

Terima kasih, Bu. Sekali lagi, terima kasih.

INT. RESTORAN ALL YOU CAN EAT - NIGHT

Restoran sudah tutup. Seperti biasanya, Fajri mulai membersihkan peralatan makan, nyapu, dan ngepel. Setelah pekerjaannya selesai, ia terduduk di anak tangga.

Ponsel Fajri berbunyi, wali kelasnya menelepon.

FAJRI

Malam, Bu.

GURU BK (O.S)

Fajri, kamu ngelakuin apa ya?

FAJRI

Ngelakuin apa? Maksudnya, Bu?

GURU BK (O.S)

Saya udah tanya ke lima teman saya yang berbeda, ke lima yayasan itu menolak ketika saya memberikan data kamu. Mereka bilang kamu di-blacklist. Fajri, kamu gak ngelakuin tindak kriminal, kan?

Tubuh Fajri rasanya lemas, tangannya mematikan panggilan wali kelasnya. Fajri meringkukkan badannya, ia menangis.

Hadi memerhatikan Fajri dari kejauhan, ia pun memutuskan untuk mendekat.

HADI

Ri?

Fajri tersadar. Ia mengangkat kepalanya, lalu menghapus air matanya.

FAJRI

Iya, Pak.

HADI

Kamu jadi kuliah?

FAJRI

Nggak kayaknya, Om.

HADI

Tawaran saya waktu itu masih berlaku, lho. Teman saya butuh karyawan di cabang baru dekat rumah kamu. Dan di sana cuma ada dua shift, jadi kamu bisa double job. Kalo kamu mau dateng ke sini untuk DW juga gak apa-apa.

Fajri menghela napasnya.

INT. FAST MART - AFTERNOON

Dua tahun kemudian.

Fajri memerhatikan temannya menghitung uang di kasir. Mereka sedang operan. Di seragam temannya, terdapat pin nama: WAWAN (21).

FAJRI

Udah belum, Bang?

WAWAN

Bentar dulu, Ri. Gue itung ulang dulu, ya. Takut salah.

Fajri memutar kedua bola matanya, bete.

WAWANOke, udah balance, ya. Sorry ya gue bego soal itung-itungan, gak kayak lo yang visioner ngitung di otak. Hehe.

FAJRI

Lho, bukannya lo D3 Akuntan?

WAWAN

(menyengir)

Kan pas belajar pake kalkulator ngitungnya, Ri.

FAJRI

Terus kalo di cabang sebelumnya, lo handover biar cepet gimana?

WAWAN

Ya pake kalkulator, Ri. Lagian gue kan baru join di Fast Mart 6 bulan yang lalu.

Fajri mengangguk paham.

FAJRI

Oke, gue balik, ya, Bang. Nanti kalo barang dateng, itung yang bener, ya. Jangan sampe minus lagi. Tagihan gue udah banyak, Bang. Jangan karena lo salah itung, gaji kita semua kepotong.

WAWAN

Hehehe, iya, Ri. (beat) Eh, tunggu bentar, Ri. Gue kebelet. Jaga kasir bentar, ya.

FAJRI

Yaudah, cepetan.

Wawan keluar dari meja kasir ke dapur toko. Fajri menunggu sembari memainkan ponselnya. Ada panggilan masuk dari Adel.

ADEL (O.S)

Mas, gue udah dapet surat peringatan untuk bayar PKL gue, nih.

FAJRI

Iya, besok gue gajian. Tinggal 1 juta, kan? Yaudah tenang aja. Besok gue bayar SPP lo sekalian.

ADEL (O.S)

Oke, Mas. Thank you, ya. Btw, lo masuk pagi, kan? Jemput gue, ya.

FAJRI

Ah, ngeribetin gue aja. Gue mau ke rumah Nana.

ADEL (O.S)

Sayang ongkos, Mas.

FAJRI

Yaudah, iya.

ADEL (O.S)

Asik! Yaudah, gue bentar lagi balik. Bye.

Sambungan telepon mati. Fajri memijat pelan kepalanya. Sesekali ia mengecek jam tangannya.

FAJRI

Lama banget si Wawan!

Fajri keluar dari meja kasirnya, hendak menghampiri Wawan di ruangan khusus staf. Tiba-tiba saja, teman-teman kerjanya dan Kepala Toko (KEVIN, 30) nya keluar membawa brownis panggang dan lilin 20 di atasnya. Mereka semua bernyanyi Happy Birthday untuk Fajri. Fajri tersipu.

FAJRI

Ya ampun, niat banget!

WAWAN

HBD ya, Bos!

Wawan menjabat tangan Fajri. Begitupun dengan Kevin.

KEVIN

Happy birthday ya, Ri!

FAJRI

Terima kasih ya, Pak.

KEVIN

Btw, biar gak usah lama-lama, saya mau kasih pengumuman nih.

Para staf yang berjumlah 4 orang mendengarkan.

KEVIN

Saya dipromosikan menjadi manajer di kantor pusat dan saya sudah menentukan siapa di antara kalian yang akan menggantikan saya.

Dua staf wanita, ZAHRA (19) dan RIKA (18), menunjuk Fajri.

ZAHRA

Udah jelas banget, sih.

RIKA

Iya, yang paling pinter di toko ini kan cuma Mas Fajri.

Fajri tersipu.

KEVIN

Ya, kalian keliru. Orang yang akan menggantikan saya adalah Wawan!

WAWAN

Yes! Makasih, Pak. Makasih atas kesempatannya.

Fajri, Zahra, dan Rika terdiam.

ZAHRA

Tapi kan yang paling lama kerja di sini Mas Fajri, Pak?

RIKA

Iya. Yang paling tau toko dan pembeli langganan juga Mas Fajri.

KEVIN

Ya, saya tau. Tapi kan untuk menjadi kepala toko, harus tau administrasi juga. Di antara kalian, yang kuliah cuma Wawan. Jadi, saya pikir Wawan yang pantas menggantikan saya.

Fajri menggeleng tidak percaya.

INT. RUMAH DIANA - RUANG TAMU - NIGHT

Fajri dan Diana terduduk di sofa. Fajri masih kesal soal keputusan Kevin, begitupun dengan Diana.

DIANA

Hah? Wawan?! Maksud kamu si anak baru yang kalo abis handover gak beres dan gak bisa stock opname?

Fajri mengangguk.

FAJRI

Kamu tau gak alasannya? Karena dia doang yang kuliah di antara kita berempat, jadi dia yang naik jabatan. Sinting banget. Dikira semua yang kuliah otomatis punya skill dewa apa?

DIANA

Gila banget sih, itu.

FAJRI

Lupain aja, lah. Kesel aku. Oh iya, gimana lomba kamu?

DIANA

Oh iya, hampir aja lupa!

Diana mengambil ponselnya di meja, lalu menunjukan sertifikat online dari emailnya.

FAJRI

Kamu menang?!

Diana mengangguk. Mereka berdua tertawa girang.

FAJRI

Jadi, nanti komik kamu tayang di Webtoon official?

DIANA

Iya. Duh, seneng banget!

FAJRI

Wah, selamat, ya! Kamu menang aja udah kado terindah untuk aku.

DIANA

Terima kasih, Sayang.

Fajri mencubit pipi Diana.

FAJRITapi kamu jangan kecapekan, ya.

DIANA

Iya.

Diana memeluk Fajri. Menaruh kepalanya di dada Fajri.

DIANA

Aku akan menghasilkan uang yang banyak, Kak. Aku juga akan melamar sebagai creative design di beberapa Digital Agency sebagai freelancer.

FAJRI

Pokoknya, aku akan selalu dukung kamu.

Diana mendengak, menatap Fajri. Jarak wajah mereka sangat dekat.

DIANA

Aku sayang banget sama kamu.

FAJRI

Aku juga, Sayang. (beat) Ayo kita menabung, terus kita nikah.

Diana mengangguk setuju.

INT. FAST MART - DAY, NIGHT

MONTAGE

Fajri melakukan pekerjaannya seperti biasa. Hari demi hari berlalu. Terlihat ada satu karyawan baru (SAIFUL, 19), ia masih mengenakan seragam putih hitam. Fajri mengajari cara kerja di toko. Fajri melihat dokumen yang ia bawa, Karyawan baru itu D1 Administrasi.

Beberapa bulan kemudian, di grup kerjaan mereka, Wawan dipecat karena tidak becus bekerja. Lalu mereka mengangkat Saiful menjadi kepala toko.

INT. RUMAH DIANA - KAMAR DIANA - DAY, NIGHT

MONTAGE

Diana sedang duduk di ranjangnya, ia sedang menggambar di tab-nya. Ponselnya berdering, Diana mengangkatnya. Diana mengangguk beberapa kali, lalu panggilan itu berakhir. Printer Diana mengeluarkan selembar kertas yang memuat cover suatu novel. Diana mengambil kertas itu. Di cover itu terdapat coretan di font, dan warna latar. Klien-nya meminta untuk diganti.

Jam di dinding terus berputar. Terlihat Diana tertidur, lalu ia bangun dan berkutik dengan tab-nya lagi. Ponselnya berdering, alarm-nya mengingatkan kalau besok ia harus mengirim episode baru ke Webtoon.

Diana melakukannya selama berbulan-bulan sampai kemudian ia ambruk.

INT. RUMAH FAJRI - KAMAR - NIGHT

Fajri merebahkan tubuhnya, ia memandang langit-langit kamarnya yang sudah menguning. Ia benar-benar lelah.

ADEL

Mas, gue udah ditanyain sama TU kapan mau bayar uang daftar ulang, lho.

Fajri memiringkan tubuhnya, membelakangi Adel. Adel duduk pinggir kasur.

ADEL

Ih, Mas, kebiasaan deh!

FAJRI

Ngomongin soal duitnya nanti dulu, ya. Gue pusing.

Adel menghela napasnya.

ADEL

Gue ngerepotin lo banget ya, Mas?

FAJRI

(bercanda)

Kok baru sadar?

Tiba-tiba saja Adel menangis.

ADEL

Maafin gue ya, Mas. Gue egois banget. Gue baru sadar sekarang. Dulu yang gue pikirin cuma diri gue doang, gue gak mikirin lo bakalan kerja hampir 24 jam sehari untuk nyekolahin gue sekaligus menafkahi keluarga kita.

Fajri terbangun, ia langsung duduk.

FAJRI

Lo kenapa nangis, Dek?

ADEL

Gue nyesel aja.

FAJRI

Ya nyesel juga udah telat, Dek. Lo udah kelas 3 sekarang.

Adel memukul tangan Fajri.

ADEL

Ih, gue serius!

Fajri tersenyum, ia menghapus air mata Adel.

FAJRI

Udah, pokoknya lo fokus aja sama pendidikan dan karir lo. Insya Allah kalo ada rejeki, gue bakalan kuliahin lo.

ADEL

Terus lo gimana?

FAJRI

Gue gak kepikiran untuk lanjut kuliah lagi sih, Dek. Mungkin karena udah keenakan kerja. Gue mau ngelamar di tempat lain dan agar gue punya jenjang karir. (beat) Mana sini surat peringatan lo? Malem ini gue gajian, biar gue bayar full. SPP lo bulan ini sama kemarin juga belum bayar, kan?

ADEL

U-udah, kok!

FAJRI

Gue gak inget udah bayar, deh.

ADEL

Pokoknya udah!

Fajri mencengkram kedua bahu Adel.

ADEL

Kak Laura.

Fajri mengembuskan napasnya.

FAJRI

Bilangin dia, bulan depan uangnya gue ganti. (beat) Sekarang, mana surat peringatan lo?

Adel meraih tas nya di atas lemari buku mereka. Fajri mendapat panggilan masuk dari Dian.

FAJRI

Malem, Ma.

(mendengarkan)

Hah? Nana lagi di rumah sakit?

(mendengarkan)

Apa?! Jantungnya bocor?!

Adel mengerutkan keningnya. Ia menyerahkan surat yang ia terima dari sekolahnya ke Fajri. Fajri menerimanya.

FAJRI

Gue pergi dulu ya, Dek. Nanti gue baca suratnya di jalan.

ADEL

Kak Nana kenapa?

Mata Fajri berlinang air mata.

FAJRI

Gue pergi dulu, ya.

INT. RUMAH SAKIT - KORIDOR - NIGHT

Fajri datang dan melihat Dian tengah terduduk di depan ruang operasi. Mereka berlinang air mata.

FAJRI

Ma? Nana dimana?

Tangan Dian menunjuk ruang operasi. Dian menangis.

DIAN

Operasinya berhasil. Tapi, Ri..., gimana biayanya? Kami cuma ada sepuluh juta, sedangkan totalnya tiga puluh juta, Ri.

FAJRI

Mama tenang aja, Fajri akan cari cara. Mama tenang aja, ya? Biar Fajri yang pikirin.

Dian mengangguk.

INT. RUMAH SAKIT - KORIDOR, LOBBY - NIGHT

Fajri terduduk sendirian di ruang tunggu. Ia memainkan ponselnya. Di layarnya terdapat jumlah tabungannya di bank sebesar 22 juta. Tangannya mulai membuka surat peringatan pembayaran sekolah Adel yang berjumlah 1,5 juta.

Fajri mengembuskan napasnya berat. Ia memijit kepalanya. Petugas administrasi menghampiri Fajri.

SUSTER

Bapak Fajri, benar? Tolong ke meja administrasi.

Fajri mengeluarkan kartu ATM di dompetnya, lalu ia membayar lunas semua biaya perawatan Diana. Tabungannya habis begitu saja.

EXT. BALAI DEPAN RUMAH FAJRI - NIGHT

Fajri terduduk di balai depan rumahnya. Ia memukul kepalanya sesekali. Ia sangat stress.

Fajri kembali melihat aplikasi m-Banking di tangannya. Jarinya menggulir layarnya, melihat riwayat pengeluarannya selama setahun terakhir. Semuanya untuk obat dan pengobatan Diana. Kemudian ia mengganti ke aplikasi Instagram. Terlihat akun Marvin sedang memamerkan teman-teman barunya di luar negeri, Marvin terlihat sangat bahagia. Fajri meringis, ia merindukan sahabatnya. Fajri meng-klik tombol pesan ke akun Marvin. Ia mengetik: 'Vin, apa kabar?', tapi ia hapus kembali. Lalu ia kembali mengetik: 'Lo bener, Vin. Cuma lo yang mampu menjaga Nana.' Fajri masih berkutik dengan ponselnya.

Fitri dan Adel bisa merasakan Fajri sedang tertekan, mereka pun menghampiri Fajri, lalu duduk keduanya duduk di samping kiri dan kanan Fajri.

FITRI

Gimana Nana?

Fajri mengunci ponselnya.

FAJRI

(suaranya bergetar)

Dia... operasinya berhasil, Ma. Dia akan baik-baik aja.

FITRI

Terus, gimana kamu?

Fajri menoleh ke ibunya.

FITRI (CONT'D)

Apa kamu akan baik-baik aja?

Fajri menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, ia menangis. Adel menepuk halus pundak kakaknya.

FAJRI

Aku, aku berjuang keras untuk mempertahankan semuanya, Ma. Mama, Adel, Nana. Aku gak akan melepaskan semuanya.

Fitri menarik Fajri ke pelukannya.

FAJRI (CONT'D)

Aku capek, Ma. Aku capek kerja. Aku capek harus muter otak nyari uang ke mana lagi. Aku capek banget sampai mau teriak setiap kali pulang kerja. Aku..., capek, Ma.

FITRI

Mas, coba kamu lihat deh sekeliling kamu. Semenjak kamu kerja, kamu ngelarang Mama untuk kerja. Alhamdulillah, sekarang pinggul Mama gak pernah sakit lagi. Dua tahun yang lalu setelah tahu gaji dan semua bonus kamu, kamu mengiyakan permintaan Adel untuk sekolah di SMK Bougenville. Lalu, Nana (beat) kamu mengatakan kamu mampu menjaganya dan kamu menepatinya, kamu menjaganya sampai sekarang. Cinta kamu tulus ke Mama, Adel, dan Nana. Terima kasih, ya.

FITRI (CONT'D)

Tapi, kemudian Mama lihat kamu. Motor kamu tetap sama, hp kamu gak pernah ganti, karir kamu gak berkembang, bahkan kamu harus berhenti main badminton karena gajinya gak seberapa. Padahal dulu, cita-cita kamu jadi pelatih badminton. Dari semua hal yang kamu genggam sekarang, apa yang kamu dapatkan, Mas? Nggak ada. Kamu gak dapet apa-apa.

Fitri menangis.

FITRI (CONT'D)

Mas, beberapa janji memiliki usia. Kamu menjanjikan beberapa hal dan kamu sudah menepatinya. Kadang, menggenggam hanya akan saling menyakiti. Jadi, kalau misalkan kamu mau berhenti, gak apa-apa.

ADEL

Gue bisa kerja dulu, baru kuliah, kok. Lo gak perlu merasa bertanggungjawab lagi setelah gue lulus SMK.

FITRI

Dan Mama juga gak akan mempermasalahkan lagi kalo harus sekali/dua kali cuci atau menyetrika baju tetangga. Setelah Adel lulus, kita bisa pindah dari sini dan memulai hidup baru. Kami minta maaf ya, kami gak pernah nyangka bahu kamu bisa sangat rapuh. Kami minta maaf, ya.

Fajri memeluk ibunya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar