Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RESTORAN ALL YOU CAN EAT - NIGHT
Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Laura terduduk di meja kasir, tepat di samping pamannya. Sesekali ia menoleh ke belakangnya, Fajri sedang clear up piring-piring sisa pelanggan.
HADI
(ke Laura)
Masih ada pembeli?
LAURA
Masih, Om. Di lantai 2.
HADI
Baru dateng?
LAURA
Kayaknya dari jam 8, sih.
HADI melirik ke arah FAJRI.
HADI
(memberikan uang Rp 80.000)
Nih, kamu kasih Fajri. (beat) Tamu di lantai atas biar Om yang ngusir. Nanti kalo tamunya udah turun, minta tolong FAJRI clear up, ya.
LAURA
(menerima uangnya)
Iya, Om.
Laura berjalan mendekati Fajri yang sudah hampir selesai mencuci piring.
LAURA
Ini dari Om Hadi.
FAJRI
Simpen dulu bentar.
Laura bersandar di tembok.
LAURA
Gue penasaran kenapa kalian berantem, ternyata karena cewek itu.
Tangan FAJRI berhenti sejenak, tapi kemudian ia mengabaikannya.
LAURA (CONT'D)
Gue gak habis pikir, Mas. Kenapa harus Diana di antara semua cewek?
FAJRI
(mengabaikan)
Ngomong apa sih, Ra?
LAURA
Gue udah denger semuanya dari Kak Marvin.
FAJRI memaksakan senyumannya, ia tidak nyaman dengan pertanyaan ini.
FAJRI
(nada lembut, menahan amarah)
Terus, emang kenapa kalo gue jadian sama Nana?
(mendengarkan)
Toh, dia juga suka sama gue, bukan Marvin.
LAURA memutar kedua bola matanya.
LAURA
Lupain aja. (beat) Gue udah tanya bagian TU, katanya ada caranya agar Adel bisa dapet diskon.
FAJRI telah selesai mencuci piring. Ia mengelap tangannya.
FAJRI
(bersemangat)
Wah, apa tuh?
LAURA meraih telapak tangan FAJRI, memberikan upahnya hari ini, lalu menggenggamnya.
LAURA
(tersenyum)
Serahin aja sama gue.
FAJRI
(tersenyum)
Thanks ya, Ra.
Dari arah tangga, MARVIN dan DIANA melihat momen antara FAJRI dan LAURA.
MARVIN tersenyum, ia berpikir kalau FAJRI dan LAURA benar-benar berkencan. Namun DIANA tampak marah, matanya fokus melihat ke LAURA yang menggenggam tangan FAJRI.
FAJRI
(melepas genggaman Laura)
Gue mau ngambil pel dulu, lo duluan aja.
LAURA(canggung)
Oke.
FAJRI kembali masuk ke ruangan khusus staf. MARVIN dan DIANA berjalan ke arah LAURA. LAURA tampak terkejut, ia tidak menyangka mereka akan berada di sini.
MARVIN
(heboh)
Asik! Udah jadian lo, Ra?
LAURA
(gagap)
Kak Marvin? (mata Laura melirik ke Diana yang menahan amarahnya) Ah, belum, kok.
MARVIN
Gue gak nyangka. Gue kira lo bohong.
Dari dalam ruangan khusus staf, kita bisa mendengar suara FAJRI.
FAJRI (O.S)
(berteriak)
Ngomong sama siapa, Ra?
DIANA melirik sebentar ke ruangan khusus staf. Lalu ia menarik tangan MARVIN.
DIANA
(ke Marvin)
Kita pergi sekarang.
Sembari melangkah ke luar, mulut MARVIN berkata: 'Selamat ya!' kepada LAURA.
LAURA menelan ludahnya pahit. Tak lama kemudian FAJRI keluar dengan memegang lobby duster.
FAJRI
Ada siapa, Ra?
LAURA
(menggeleng, gagap)
Bu-bukan siapa-siapa. Tamu yang di lantai dua tadi minta maaf karena kelamaan.
FAJRIOalah. Gue kira dia marah-marah gara-gara diusir Om Hadi, suaranya lantang banget.
LAURA
(tertawa kecil)
Ah iya, kata Om Hadi, tolong clear up lantai atas sebelum pulang.
FAJRI
Oh, oke.
LAURA
Yaudah, gue pulang dulu, ya.
FAJRI
Oh, yaudah. Hati-hati ya, Ra. Thanks juga soal bantuan lo. Kabarin gue terus ya.
LAURA
(mengangguk)
Oke.
LAURA berlari kecil ke arah parkiran. Ia berharap MARVIN dan DIANA belum pergi.
EXT. RESTORAN 'ALL YOU CAN EAT' - PARKIRAN - night
Terlihat MARVIN sedang mengeluarkan motornya dan DIANA menunggunya di gerbang. LAURA menghampiri DIANA, ia menyentuh lengan DIANA. DIANA terkejut.
LAURASorry, gue gak bermaksud..., ini bukan salah Mas Fajri. Mas Fajri gak tau apa-apa. Tolong jangan bilangin mereka kalo gue bohong tentang PDKT sama Mas Fajri.
DIANA melepaskan genggaman tangan LAURA.
DIANA
(bingung)
Sumpah, gue bener-bener gak ngerti ada masalah apa antara mereka berdua. Sekarang lo terlibat di masalah mereka. (beat) Lo bilang ini bukan salah Kak Fajri? Tapi feeling gue, masalah ini bermula dari dia. Gue pikir hubungan gue dan dia cukup sampai di sini aja. Terlalu banyak hal yang gue enggak tau tentang dia.
LAURA mengembuskan napasnya berat.
LAURA
Mas Fajri... dia beneran sayang sama lo. Tapi ada beberapa hal yang belum bisa dia ungkapin ke lo. (beat) Dia minta waktu sampai UN, kan? Tunggu sampai hari itu.
DIANA menggeleng.
LAURA (CONT'D)
Percaya sama gue, Na. (beat) Oke, kalo lo emang mau tau kebenaran semuanya, lo bisa hubungin gue kalo lo siap.
DIANA dan LAURA saling menatap. Tatapan LAURA berusaha meyakinkan DIANA, sedangkan DIANA berusaha percaya kepada LAURA.
Motor MARVIN mendekati mereka.
MARVIN
(menyerahkan helm ke Diana)
Ayo naik, Na.
DIANA mengambil helm yang diberikan MARVIN dan menaiki motornya.
MARVIN (CONT'D)
Duluan ya, Ra. Salam buat Fajri. Bilangin ke dia, jangan kelamaan ngambek sama gue. Bye!
LAURA
(mengangguk)
Eh, iya.
Dari balkon lantai atas yang menghadap langsung ke parkiran, FAJRI mendengar semua yang DIANA dan LAURA perbincangkan. FAJRI tampak tidak percaya kalau LAURA berbohong untuknya, ia memijat pelan pelipisnya.
EXT. rumah fajri - teras
FAJRI memarkirkan motornya di teras rumahnya. Wajahnya terlihat sangat lesu dan banyak pikiran.
FAJRI mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Kita bisa lihat tanggal di layar kunci ponselnya: Kamis, 28 Februari 2019. FAJRI membuka kunci layarnya dan menyentuh aplikasi kalender. Jarinya menggeser ke bulan April, tepatnya tanggal 1 April 2019. Di tanggal itu ada note: 'UN!'. Lalu pada tanggal 8 April 2019 terdapat note: 'AKHIR UN, kasih tau Marvin'. FAJRI meremas ponselnya, kemudian ia memijat pelan pelipisnya.
Tiba-tiba saja dari dalam rumah, ADEL membuka pintu dan menyambut kakaknya.
ADEL
Eh, Mas Fajri udah pulang!
FAJRI tampak bingung.
FAJRI
Sok asik banget lo.
FAJRI turun dari motornya, lalu melewati ADEL yang berdiri di depan pintu.
ADEL(menggerutu)
Ish!
Mereka pun masuk ke dalam rumah.
INT. RUMAH FAJRI - RUANG TAMU DAN KAMAR - NIGHT
FITRI menengok ke arah pintu, anak sulungnya sudah datang.
FAJRI membuka sweaternya, lalu salim ke ibunya yang sedang menonton TV sembari memijit pelan pinggulnya.
FITRI
Kamu udah makan, Mas?
FAJRI terduduk di samping ibunya.
FITRI (CONT'D)
Bilasan dulu sana, Mas. Nanti Mama masakin nasi goreng atau telur, ya. Hari ini Mama gak masak dulu, pinggul Mama sakit banget.
FAJRI
Gak apa-apa, aku udah makan di resto tadi.
ADEL membungkuk, mengambil sweater kakaknya.
ADEL
Sini, biar gue aja yang gantungin di kamar.
FAJRI tampak bingung, tapi ia membiarkan ADEL mengambil sweaternya.
ADEL (CONT'D)
Lo mau gue bikinin teh manis, gak?
Kali ini, bukan hanya FAJRI yang kebingungan, tapi FITRI juga.
ADEL (CONT'D)
Oke, gue buatin, ya.
ADEL pun masuk ke kamar, lalu ke dapur.
FAJRI
(ke FITRI)
Kenapa dia?
FITRI
(mengangkat bahunya)
Gak tau. Hari ini dia ceria banget. (beat) Oh iya, katanya kamu punya pacar, Mas?
FAJRI tertegun.
FAJRI
(canggung)
Ah, Mama denger dari mana.
FITRI
(tersenyum meledek)
Udah, jangan bohongin Mama. Mama juga gak masalah kalo kamu pacaran, yang penting gak ganggu pekerjaan kamu.
FAJRI
(malu-malu)
Iya, Ma. Hehe.
FITRI
Kok gak dikenalin ke Mama? Katanya cewek yang ini sering banget kamu bawa ke stadion.
FAJRI
Ah, sering dari mana? Baru dua kali aku ajak.
FITRI
Siapa namanya?
Tepat sebelum FAJRI menjawab, ADEL datang membawa dua teh manis untuk FAJRI dan FITRI.
FAJRI
Namanya Diana, Ma.
ADEL
(sembari menaruh dua teh manis di depan Fajri dan Fitri)
Yang dipanggil Nana itu bukan? Katanya Kak Laura dia penyakitan, kan?
FITRI
(mengernyit)
Hah? Penyakitan?
FAJRI
Ah, gak gitu...,
ADEL
(memotong)
Iya. Kalo gak salah punya penyakit jantung bawaan gitu, Ma. Udah parah banget.
FITRI
(terkejut)
Aduh, kok ngeri, sih? (berbicara ke Fajri) Mas, kamu yakin sama dia?
FAJRI jengkel dengan ADEL.
FAJRI
Ya kan masih pacaran, Ma.
FITRI
Iya, sih. Pokoknya selagi gak ngeganggu pekerjaan kamu, ya gak apa-apa.
Senyuman FAJRI terbit kembali.
FAJRI
Nanti kalo aku selesai UN, aku kenalin ke Mama, ya.
FITRI
(mengangguk, tersenyum)
Iya, anak ganteng Mama. (menyentuh dagu Fajri).
ADEL
(nada menyinyir)
Mendingan sama Kak Laura, Mas.
FAJRI menyentil kening adiknya.
FITRI
(ke Adel)
Ssttt, gak apa-apa. Itu pilihan hatinya. Anak kecil gak usah ikut campur.
FAJRI memeluk ibunya, lalu menjulurkan lidah ke ADEL.
ADEL
(memutar dua bola matanya)
Gak jelas.
FITRI
Udah, ketimbang berantem, mending balurin balsem ke pinggul Mama. Pegel banget rasanya.
FAJRI
Sini, biar aku aja, Ma. Mau sekalian aku tempelin koyo, gak? Koyo-nya spesial, pake lembaran 50.000.
FITRI
Pegang aja buat ongkos kamu. Buat besok Mama masih ada pegangan.
FAJRI
Oke!
(ke Adel)
Sana, belajar!
ADEL mendengus dan langsung ke kamarnya. Sedangkan FAJRI memijat punggung ibunya.
CUT TO :
EXT. SEKOLAH - HALAMAN/LAPANGAN - afternoon
Keesokan harinya.
DIANA tengah terduduk di pinggir lapangan, melihat teman-temannya pemanasan. Ia tertawa melihat salah satu temannya hampir jatuh karena tidak seimbang. Kemudian ia melirik ke jam dinding yang menggantung di dinding koridor. Sudah jam dua lewat 45 menit. Tinggal 15 menit lagi sampai pulang sekolah.
TIba-tiba saja ada yang memanggil DIANA dari koridor sekolah. Guru BK, sekaligus wali kelas FAJRI dan MARVIN. Ia terlihat membawa begitu banyak buku.
GURU BK
Nak, sini!
DIANA menoleh, lalu menghampirinya.
EXT/INT. SEKOLAH - KORIDOR - AFTERNOON
DIANA terlihat membuntuti GURU BK sembari membawa buku-buku milik siswa kelas XII.
GURU BK
(bergumam)
Pasti kelas kacau, nih. Mentang-mentang Pak Ardi gak masuk dan gak ngasih tugas.
DIANA tidak menjawab.
Kemudian mereka berdua memasuki kelas XII-1, kelas FAJRI dan MARVIN.
INT. SEKOLAH - KELAS MARVIN & FAJRI - AFTERNOON
GURU BK terbelalak melihat kelasnya seperti kapal pecah. Para siswa terlihat menyatukan meja mereka. Ada yang makan, menggosip, bahkan menyalakan musik melalui speaker bluetooth.
GURU BK
Ya Tuhan. Baru ditinggal jam kosong satu jam aja udah kacau balau ini kelas! Semuanya rapihin meja dan kursi!
Para siswa terlihat terkejut melihat wali kelas mereka.
GURU BK (CONT'D)
Fajri! Ini teman-temannya berantakan bukannya dibilangin!
FAJRI yang terduduk di paling belakang bergeming. FAJRI terlihat menyembunyikan wajahnya dibalik tasnya di meja paling belakang.
GURU BK (CONT'D)
Fajri?!
MARVIN buru-buru menghampiri gurunya, sedangkan teman-temannya yang berada di dekat FAJRI berusaha membangunkannya.
MARVIN
Ini semuanya lagi prepare modern dance buat tugas akhir praktek, Bu.
DIANA dan MARVIN saling tatap.
DIANA
(suaranya kecil)
Dia tidur?
MARVIN mengangguk, ekspresi wajah DIANA berubah jadi khawatir.
FAJRI pun terbangun, ia menyingkirkan tas dari wajahnya, mengucek kedua matanya. Ketika ia mau menguap, matanya fokus ke depan kelas, ada DIANA di sana.
GURU BK
Semuanya duduk di tempatnya masing-masing.
Para siswa, termasuk MARVIN, langsung duduk di tempatnya.
GURU BK (CONT'D)
Karena Pak Ardi sedang absen dan kalian gak dikasih tugas sama sekali, Pak Ardi minta tolong kalian koreksi jawaban dari kelas XII-2. Satu anak satu buku.
(ke Diana)
Sini, Nak. Bagiin bukunya per barisan.
DIANA
(mengangguk)
Baik, Bu.
DIANA melakukan apa yang disuruh GURU BK.
DIANA
Sudah semuanya, Bu.
GURU BK
Kamu gak ikut pelajaran olah raga, kan?
(memberi Diana selembar kertas jawaban)
Tolong bantu ibu catat ini di papan tulis.
DIANA
(menerima kertasnya)
Baik, Bu.
GURU BK
(ke semua siswa)
Jangan rame, ya! Ibu mau ke kelas sebelah dulu sebentar. Dikoreksi jawaban temannya. Kan total soalnya ada 20, nanti jumlah jawaban yang betul dibagi 2, ya. Lalu dikumpulkan di meja ibu.
SEMUA SISWA
Baik, Bu.
Lalu GURU BK keluar dari ruang kelas.
Kita bisa lihat para siswa laki-laki menggoda DIANA ketika DIANA mulai menulis jawaban di papan tulis.
SISWA 3
Dek, namanya siapa?
SISWA 4
Itu kok jawabannya B, ya? Bukannya D?
DIANA melihat lembarannya kembali, memastikan ia tidak melakukan kesalahan.
SISWA 4
Dek, dek ...
DIANA menengok.
SISWA 4
Dek Tayo, Dek Tayo.
Seisi kelas tertawa.
MARVIN melirik tajam SISWA 4. Kita bisa dengar teman sebangku SISWA 4 berbisik kepadanya, tapi FAJRI bisa mendengarnya (mereka duduk di depan FAJRI)
SISWA 5
(berbisik)
Itu ceweknya Marvin, Bego.
SISWA 4
(berbisik)
Seriusan?
SISWA 5
Iye.
Fajri tampak sebal mendengarnya. Fajri pun membawa tas dan buku tulis yang sedang ia koreksi ke meja MARVIN yang berada di paling depan. Melihat FAJRI yang pindah ke sampingnya, MARVIN tampak senang.
FAJRI
(berbicara tanpa menoleh ke arah Marvin)
Di belakang gak keliatan.
Marvin tertawa kecil, ego FAJRI memang sangat tinggi. Diana bisa mendengar suara FAJRI dari dekat, ia pun melirik ke belakang sebentar. FAJRI mengedipkan sebelah matanya kepada DIANA tanpa MARVIN sadari (MARVIN fokus ke buku tulisnya). DIANA masih kesal perihal kemarin, tapi ia tidak bisa menutupi kalau ia tersipu.
Bel pulang berbunyi, semua siswa mengumpulkan buku-buku yang telah mereka koreksi dan segera pulang tanpa basa-basi berdoa. Begitupun DIANA yang memutuskan untuk keluar dari kelas mereka.
FAJRI menghampiri meja guru, mengumpulkan buku-buku itu, dan hendak membawanya kembali ke ruang guru. Namun, MARVIN menahannya.
MARVIN
Ri, sorry soal beberapa waktu lalu.
FAJRI enggan merespon.
MARVIN (CONT'D)
Gue bego banget, bisa-bisanya gue gak percaya sama lo.
(tersenyum)
Oh iya, selamat ya udah jagian. Hehe. Jangan terlalu lama marah sama gue, ya. Gue bingung gaada sohib lagi selain lo.
MARVIN menatap FAJRI tulus. Seakan-akan ia benar-benar tulus meminta maaf dan tidak ingin kehilangan sahabatnya. Mata FAJRI berubah sendu.
FAJRI
Iya, Vin. (beat) Vin, ada yang mau gue omongin sama lo.
MARVIN
Apa, Ri?
Kita masuk ke khayalan FAJRI.
MARVIN
(hiperbola)
Apa? Lo seriusan jadian sama cewek yang gue suka? Gila, Ri. Lo jahat banget. Lo tau perjuangan gue buat dia, Ri, lo tau!
FAJRI
(meneteskan air mata)
Sorry, Vin. Tiba-tiba aja gue jatuh cinta.
MARVIN
Nggak, gak bisa gini. Gue bakalan bawa Nana kuliah ke luar negeri bareng gue. Dan lo (beat) lo bakalan kehilangan pacar dan sahabat yang tulus sama lo.
FAJRI
Vin, please, dengerin gue dulu...,
MARVIN keluar dari ruang kelas, ia berderai air mata.
Balik lagi ke kesadaran FAJRI.
MARVIN
Ri? Mau ngomong apa?
Tatapan FAJRI kosong, ia memijit pelipisnya, lalu termenung.
MARVIN (CONT'D)
Ri?
Tiba-tiba saja DIANA mendatangi kelas mereka lagi, ia berdiri di pintu kelas. Ia sudah siap dengan tasnya.
DIANA
(ke Marvin)
Ayo, pulang.
MARVIN
(ke Diana)
Oke, bentar.
(ke Fajri)
Ngomongnya besok aja, ya? Gue mau nganterin Nana pulang dulu.
Fajri tersadar.
FAJRI
Oh, oke.
Marvin menyentuh bahu Fajri, lalu menghampiri Diana di pintu kelas. FAJRI menatap DIANA yang dirangkul erat oleh Marvin. Hatinya kacau balau.