Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT – NIGHT - TOILET
LUKAS masuk ruang toilet, diikuti TOMMY, ANDY, LUCY, SIFA.
LUKAS
(Membuka kran air di wastafel)
Buka kran yang di closet.
TOMMY Menuju closet, menekan tuas flush.
ANDY
(Membongkar closet bagian atas)
Lucu! Selama ini kita menghindari banjir. Sekarang, kita sungguh menginginkan banjir.
CU: Air mengucur keluar dari kran, memenuhi wastafel, hingga mulai tumpah ke lantai.
Di closet, air meluap dari bak closet, membasahi lantai.
LUKAS
(Tersenyum)
Hehe kita berhasil. Ayo banjirlah sampai ke bawah, air air,... mengalirlah.
TOMMY
(Tersenyum)
Kita tinggal menunggu security yang datang memeriksa..
Semuanya saling melihat dan tersenyum.
.
INT – NIGHT – RUANG LOBBY DEPAN LIFT
Ruang Lobby, security Lobby duduk di kursi Resepsionis sambil memainkan HP. DARMAN berjalan memasuki ruang LOBBY.
SENTRAL (OS)
DARMAN, DIRAN, saatnya memeriksa lantai atas.
DARMAN
(Memegang HT)
OK, siap. Ini sedang otw.
DIRAN (OS)
Siap komandan. Ntar lagi nyusul. Ni lagi di belakang sebentar.
DARMAN
(Kepada security Lobby)
Pak, saya mau patroli memeriksa atas.
SECURITY LOBBY
(Mengangguk kepala)
Siap.
DARMAN Berjalan menuju Lift.
.
INT – NIGHT – TOILET
LUKAS, TOMMY, ANDY, LUCY dan SIFA memandangi air yang mengucur membasahi lantai dengan tersenyum.
CU: Air yang keluar dari kran mulai mengecil, beberapa saat, lalu mati.
Demikian juga air di bak closet, mulai mati.
LUKAS
Apa apaan ni?
TOMMY
(Mengutak-utik kran)
Sepertinya maniak ini sudah mengantisipasi ide kita ini.
SIFA
Atau mungkin dia memang mendengar apa-apa yang kita bicarakan?
Semuanya saling melihat, heran lalu melihat ke sekeliling ruangan.
ANDY
Lalu dia mematikan saluran air.
LUKAS
Sepertinya dia memang menyaksikan kita sepanjang waktu.
TOMMY
(Teriak ke sekeliling)
Hei man, apa yang kau inginkan?!
LUCY
Tinggal menunggu waktu saja kita akan berhadapan dengan maniak ini.
LUKAS
(Menatap LUCY)
Kamu benar juga.
(Melangkah ke luar)
TOMMY
Mau kemana kau?
(Mengikuti LUKAS keluar)
ANDY, LUCY, SIFA mengikuti melangkah keluar.
.
INT – NIGHT – RUANG LOBBY DEPAN LIFT
DARMAN berdiri di depan Lift.
DARMAN
Kok lama banget?
Lift nya rusakkah?
(Menengok ke Security di Lobby)
SECURITY LOBBY Menggeleng kepala.
.
INT – NIGHT – DEPAN LIFT
LUKAS muncul dari lorong Toilet, diikuti TOMMY, dan yang lain.
LUKAS
Aku rasa dia benar.
(Mendekat mayat SINU)
Cepat atau lambat, kita bakal berhadapan dengan maniak gila ini.
(Membungkuk menggeledah mayat SINU)
Dan sebaiknya kita bersiap-siap.
ANDY
Kita sepertinya butuh senjata jika mau menghadapi hantu atau psikopat ini.
LUCY
Senjata apaan?
LUKAS
Apa saja yang bisa kita gunakan.
(Menghunuskan pisau milik SINU)
Tiba-tiba layar TV-LCD-HD di dinding menyala.
LUKAS, TOMMY, LUCY, ANDY dan SIFA melihat ke layar, diam terpaku, lalu berjalan perlahan mendekat ke layar.
LAYAR TV-LCD: Sebuah kursi kosong di ruang eksekusi, lalu muncul SI PEMBUNUH, memakai topeng ski, duduk, menghadap camera, seperi posisi siaran berita.
SI PEMBUNUH bicara dengan suara yang di effect sengau, distorsi, ngebass. Hingga tidak dikenal suara aslinya.
Semua terpana, bergidik ngeri melihat layar LCD.
SI PEMBUNUH
(Bicara dengan tempo lambat)
Malam ini, takdir kalian ada di tanganku.
Dosa-dosa kalian sendiri yang membuat kalian terjebak di lantai 9, dan harus berhadapan denganku.
Sudah siap berhadapan denganku?
Karena siap atau tidak, aku akan datang menjemput kalian.
(Menghunuskan pisaunya ke camera)
Satu demi satu.
LUCY
(Mendekat ke Layar LCD, Merengek, jengkel)
Apa yang kau inginkan dari kami??
Apa salah kami padamu?
Di saat yang sama, di sisi yang berseberangan, lift no.4 terbuka tanpa bersuara, dan lampu di dalam lift mati. Dari dalam lift, muncul sosok mengendap-endap: SI PEMBUNUH!
SI PEMBUNUH mendekati orang yang paling belakang; SIFA!
LUCY, ANDY, TOMMY dan LUKAS sedang terpana memperhatikan layar TV-LCD yang menampilkan SI PEMBUNUH, hingga tidak menyadari yang di belakang mereka.
Sekonyong-konyong, SI PEMBUNUH menyekap SIFA, dan menariknya masuk ke dalam Lift no.4. SIFA meronta, mulutnya disekap sehingga hanya suara gak jelas seperti kumur-kumur.
Semua kaget, menoleh ke SIFA, tepat ketika pintu lift bergerak menutup, dan SIFA di dekap SI PEMBUNUH, sedang tangan kanan SI PEMBUNUH memegang pisau besar sudah terangkat. Jleg! Pintu Lift tertutup.
LUKAS, TOMMY, menggedor-gedor pintu lift no.4. LUCY menjerit-jerit gak jelas.
Suara sayup-sayup bergema dibalik pintu lift: Jleb! Jleb! SIFA menjerit mengaduh.
Kemudian hening.
Sesaat semua diam, bengong.
TOMMY
Dia mengecoh kita.
LUKAS
(Berjalan ke mayat SINU, mengeluarkan isi tasnya)
Mungkin ada barang-barang lain yang bisa dipakai untuk senjata.
LUCY, ANDY dan TOMMY Mengeluarkan isi tasnya.
LUKAS Mengeluarkan isi barang-barang yang digeledah dari SINU. Juga mengeluarkan beberapa botol air mineral dari tasnya.
LUCY
(Menatap sebuah benda yang digeledah dari mayat SINU)
Itu sepertinya kunci Gudang?
LUKAS
Kunci Gudang?
LUCY
(Menoleh ke pintu Gudang di sebelah pintu darurat)
LUKAS
(Ikut menoleh ke arah pintu gudang)
Banyak peralatan kebersihan?
(Memungut kunci gudang)
Semuanya melihat ke pintu gudang.
ANDY
Kenapa dia membawa kunci Gudang?
LUKAS Memegang kunci, berjalan mengendap-endap menuju gudang.
Semuanya mengikuti LUKAS mengendap-endap, mendekati gudang.
LUKAS Memasukkan kunci kelubang kunci pintu, memutar kunci, lalu memutar handle pintu pelan-pelan. Pintu Gudang terbuka, dan kosong. Hanya beberapa perlengkapan kebersihan, sapu, alat pel, ember, dst.
LUKAS
(Menunjuk sisi atas Gudang)
Lihat itu!
Sebuah lubang angin, ventilasi di atap gudang.
Semuanya menengok ke arah ventilasi.
TOMMY
Itu lubang yang cukup besar untuk orang lewat.
LUKAS
Barangkali lubang itu nyambung ke lantai lain,..
Biar kuperiksa.
(Menyela, memeriksa dinding untuk tumpuan memanjat)
ANDY
Tunggu tunggu tunggu.
Semua menghentikan gerakannya, menatap ANDY.
ANDY (CONT’D)
Bagaimana jika ini jebakan yang telah disiapkan si maniak?
Semua saling berpandangan. LUCY angkat bahu.
TOMMY
(Berbalik)
Aku ambil kursi.
TOMMY datang membawa kursi. LUKAS naik kursi, lalu tangannya menggapai membuka penutup lubang angin. LUKAS Memanjat, memasukan kepala dan badannya ke lubang angin.
Semua memandang LUKAS dengan harap-harap cemas.
LUCY Menggigit bibir.
Tiba-tiba LUKAS teriak, mengaduh, separuh badan bagian bawahnya bergerak-gerak menggeliat, menggelepar.
Semuanya menjerit, teriak panik.
LUKAS
(Menurunkan kepala dari lubang. Sambil tertawa)
Hehe... kena kau!
Semuanya berseloroh.
TOMMY
Oh Man!
(Jengkel)
ANDY
(Nada ngomel)
Lucu sekali kau!
LUKAS
Haha... Di sini gelap. Tidak ada apa-apa di...
Tiba-tiba tangan LUKAS tertarik ke atas, kepala dan seluruh tubuhnya tertarik ke dalam lubang angin.
Suara dari balik atap gudang: LUKAS mengaduh, kesakitan.
SFX: dak duk, dak duk, benturan pada sekat atap.
Semuanya menjerit, kaget, histeris.
SFX dari balik atap: Jleb, jleb, jleb, bunyi pisau (menusuk daging)
LUKAS mengaduh, mengerang kesakitan.
TOMMY memegang kaki LUKAS, menariknya. Tapi kaki LUKAS tidak bergeming. Darah merembes, menetes di celana LUKAS.
Tiba-tiba, tubuh LUKAS tertarik ke atas dengan cepat. Tubuh LUKAS menghilang ke dalam lubang angin.
Semuanya tertegun, bengong dan takut.
SFX: BRUG!!
Semuanya terkejut. Dari lubang angin, terjuntai kedua kaki LUKAS hingga lutut. Darah menetes dari kaki LUKAS.
TOMMY menggapai kaki LUKAS, menariknya dengan sekuat tenaga, tapi kaki LUKAS tidak bergerak. Tersangkut oleh sesuatu yang kuat.
Semuanya diam, terengah-engah.
LUCY Terduduk, lemas.
ANDY
Mungkin kita tidak perlu melakukan apa-apa lagi.
Diam di sini bersama, menunggu pagi. Kalau ntar pagi, kan banyak aktifitas seperti biasa.
TOMMY
Ini hari Jumat ANDY. Besok libur dua hari, weekend. Gak ada aktifitas sampai senin pagi.
LUCY
Dua hari tiga malam...
(Merengek)
Eeeng…
ANDY
(Menatap TOMMY)
Dan tidak ada jalan keluar dari sini.
TOMMY
(Menatap ANDY)
Tidak ada jalan keluar, tidak ada tempat sembunyi.
(Melihat sekeliling)
Kita benar-benar terpojok.
ANDY
Nampaknya satu-satunya jalan keluar, harus menghadapi maniak ini.
TOMMY
Sepertinya begitu.
SFX: “THING” (suara bell Lift)
Semuanya menengok ke arah Lift, kaget. Cemas.
TOMMY Mengambil sapu, memegangnya seperti alat pukul.
Semuanya menengok ke arah Lift No.2, kaget. Cemas.
Pintu Lift No.2 mulai membuka. Cahaya dari dalam Lift menyeruak menerangi lantai di depannya.
Semuanya melihat dengan cemas dan takut.
Dan sekonyong-konyong, di lantai depan LIFT yang terkena cahaya, menjadi gelap. Sebuah bayangan!