Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SINU tergeletak, diam, tidak bergerak, badanya lunglai, mati.
Semuanya terdiam, bengong.
LUKAS Mendekat dan memeriksa SINU, lalu melihat ke TOMMY, sambil menggelengkan kepalanya.
JUWI
Senjata makan tuannya sendiri.
ANDY
Kita harus menyingkirkan dia dari sini.
ANDY, LUKAS, menyeret SINU, menaruhnya di depan pintu besi sisi selatan, sebelahan dengan mayat AGUS.
SIFA
Kenapa ini bisa terjadi?!
JUWI
(Ke SIFA)
Kenapa kenapa kenapa?
Mau menangis?
(Mengguman sendiri)
Kenapa aku tadi kerja lembur? Biasanya juga ga pernah lembur.
SIFA
Hik hik... Aku memang tidak pernah lembur.
Baru kali ini aku lembur,... engng...
Semuanya saling melihat ke yang lain.
ANDY
Aku, sudah biasa lembur. Hari ini jadwalku lembur.
LUCY
Hari ini giliranku shift sore. Memang pulangnya jam segini.
TOMMY
Aku, juga sudah biasa lembur.
Semuanya melihat ke LUKAS.
LUKAS
Aku sih sebenarnya tidak lembur, tadi kecapekan, istirahat sambil nonton film. Ee gak kerasa udah jam segini.
Tiba-tiba layar LCD-HD di dinding menyala.
Semuanya melihat ke layar, diam terpaku, lalu berjalan perlahan mendekat ke layar.
LAYAR TV-LCD. CAMERA POV PEMBUNUH: dari dalam closet mengintip lewat celah pintunya. LUCY (tampak belakang), mencuci tangan di wastafel, lalu kepalanya memiringkan sedikit.
LUCY
(Melirik arah ke camera)
Mbak...?
(berjalan keluar)
Saya duluan...
CAMERA POV PEMBUNUH: LUCY berjalan keluar ruang TOILET.
CAMERA PAN: Di dalam closet, YULI tergeletak pingsan.
Layar gelap, lalu nyala lagi.
Di layar TV-LCD: YULI duduk terikat, matanya sembab menangis. Muncul sosok dengan tangan memegang pisau besar, menghunus leher YULI.
JUWI
Itu dia...
YULI
Hik-hik...
Aku melakukan aborsi...hik..
Pacarku pergi,...hik...
Aku menjual info-info rahasia perusahaan ke pesaingnya,..hik...
Aku membohongi orangtuaku,...hik
SI PEMBUNUH yang hanya kelihatan tangan dengan pisau, menusuk leher YULI dari samping hingga tembus ke samping satunya. Darah segar menyembur dari kedua sisi leher YULI, juga dari mulut dan hidungnya. Dalam sekejap YULI tertunduk, lemas, mati.
Layar TV-LCD-HD mati.
Semua bengong, terdiam, hening.
Semua menatap ke LUCY.
LUCY
(Merengek, menggeleng)
Aku tidak melakukanya...
TOMMY
(Berjalan ke LUCY, melepaskan ikatanya)
Maafkan aku.
(Tanganya menepuk pundak LUCY)
Aku harusnya percaya padamu.
SIFA Membantu membuka ikatan LUCY.
JUWI
(Menatap LUCY)
Sorry,...
TOMMY
(Membantu LUCY berdiri)
Sepertinya kita pernah bertemu, di mana ya?
LUCY Menggelengkan kepalanya.
TOMMY
Seminar, training, apa ya?
LUCY
Saya cleaning service mas. Tidak kenal seminar.
SIFA
Iya, mbaknya ini artis ya? Tika Bravani!
LUCY
(Menggeleng)
Beda lah.
SIFA
Persis banget dengan Tika Bravani.
LUKAS
(Melihat SINU)
Kita telah membunuh orang yang tidak bersalah.
(menghela nafas, menggelengkan kepala)
JUWI
Secara teknis, sebenarnya bukan kita yang membunuhnya.
LUKAS
Heh ini nyawa orang yang kita bicarakan, bukan main-main!
JUWI
Aku tidak main-main!
Dia sendiri yang memulai, menghunuskan pisaunya ke kita,...
LUKAS
Itu karena kita yang memojokkannya!
JUWI
Kita memojokkannya karena dia memang mencurigakan.
TOMMY
Sudah sudah!
Sesaat semua terdiam, saling berpandangan.
JUWI
Dan dia memang benar-benar menyebalkan!
TOMMY
Heh, sudahlah!
JUWI
Aku mengatakan apa yang kalian semua pikirkan!
(Menunjuk TOMMY)
Dan kau membelanya karena sesama laki-laki, hah?
TOMMY
He sudah sudah! Oke?!
Apapun,... Apapun itu...
Sepertinya pelakunya adalah orang lain selain kita.
Semua terdiam, saling berpandangan.
SIFA
Atau hantu?
JUWI
Hantu itu tidak ada nona.
SIFA
Namaku SIFA, bukan nona!
Semua saling berpandangan.
LUKAS
Sudah saatnya kita saling mengenal satu sama lain.
Aku LUKAS, dari bagian engineering, lantai 33.
TOMMY
Aku TOMMY, bagian operasional, di lantai 30.
ANDY
ANDY, bagian IT, lantai 31.
SIFA
Aku SIFA, bagian Keuangan, di lantai 34.
JUWI
Aku JUWI, bagian ADMINISTRASI, di lantai 35.
LUCY
Aku LUCY, bagian Cleaning Service.
JUWI
Situasi yang sungguh aneh untuk berkenalan.
LUCY
Ini kayak di film-film horor, sekelompok orang akan mati satu persatu.
ANDY
Ya, biasanya yang hilang atau mati karena terpisah atau sedang sendiri.
TOMMY
Jadi, sebaiknya kita tetap bersama-sama terus.
SIFA
Kenapa kalian tidak mau mendengarkan aku.
Tidak ada manusia yang bisa melakukan ini, ini kelakuan hantu. Hantu lantai 9.
SFX: “THING”, (bel lift berbunyi)
Semuanya kaget, terdiam.
Pintu Lift no.5 terbuka. Cahaya terang dari dalam Lift menerangi depannya.
Semuanya menoleh ke lift 5 dengan pandangan heran. Berjalan pelan mengendap-endap untuk melongok melihat di dalam lift.
Semua ekspresi cemas, takut, heran.
CAMERA SLIDE (Reveal): Di dalam Lift, YULI duduk dikursi, kepala tertunduk dengan tangan terikat. Darah berceceran di lantai lift dan membasahi blazer kuningnya.
Semuanya teriak, kaget, bengong.
LUKAS
Ini benar-benar kelewatan!
SIFA
Takuut...
ANDY
Kenapa dia menaruh mayatnya di sini?
ANDY (CONT’D)
Dan menunjukan video nya ke kita?
TOMMY
Dia ingin menteror kita.
LUKAS
Dia ingin menunjukan bahwa dirinya berkuasa.
Seperti mengatakan kalau nasib kita akan seperti mereka ini.
(Menghela nafas)
Semua ini sudah direncanakan sebelumnya.
JUWI
(Menunjuk ke mayat SINU)
Kata dia, hanya teknisi gedung dan jajaran manajer yang punya akses ke pengendalian Lift.
Semua menatap JUWI. JUWI memandang ke para lelaki bergantian.
JUWI (CONT’D)
Apa ada dari kalian yang memacari teknisi gedung atau manajer?
Dan membuatnya patah hati?
Semua saling berpandangan. TOMMY menggeleng, LUKAS, ANDY juga menggelengkan kepala.
ANDY
Kau benar-benar berpikir pelakunya ini adalah wanita?
JUWI
(Menggeleng)
There’s always a woman behind a gun.
Hanya mencoba deduksi, menebak saja.
Menurutmu?
ANDY
(Mengangkat bahu)
Aku orang IT, bukan detektif.
SIFA
Kenapa kita yang mengalami ini?
LUKAS
Itu kuncinya!
Kenapa kita ada di sini?
LUCY
Mungkin ada sesuatu yang telah kita lakukan?
LUKAS
Gini guys, kita semua di sini karena habis kerja lembur, ya kan?
(Memandang ke semua orang)
Maniak yang menjebak kita ini, pasti punya akses ke atasan kita,
yang memerintahkan kerja lembur hari ini.
ANDY
Atau memang kebetulan saja.
Psikopat gila ini sudah menyiapkan jebakan di lantai ini,
dan siapapun yang hari ini pulang malam, masuk deh ke perangkapnya.
Dan malam ini, kebetulan kita yang pulang malam.
LUKAS
Aku tidak percaya kebetulan.
SIFA
Engngng... temen-temen lihat neh.
Kita awalnya ada 9 orang kan.
Ini sekarang kita di lantai 9.
Tanggal 9. Bulan 9.
JUWI
9-9-9-9...
ANDY
Maksudmu pelakunya ini hantu angka 9?
TOMMY
Oke-oke, semua orang bisa punya teori sendiri.
Sekarang saatnya konsentrasi mencari jalan keluar dari sini.
LUKAS
Ada ide?
Semua saling berpandangan.
ANDY
(Melihat sekeliling, lalu menatap ke atap, sebuah Sensor kebakaran)
Mungkin ini bisa menolong kita.
(Menunjuk sensor kebakaran)
LUKAS Melihat ke sensor kebakaran.
LUKAS (CONT’D)
Iya. Sensor kebakaran akan memanggil damkar untuk datang ke sini.
(Melihat ANDY)
JUWI
Itu terlalu tinggi.
TOMMY
(berjalan bergegas masuk Lift no.6. Mengambil kursi)
Kita bisa pakai kursi ini.
SIFA
Heh ntar dulu. Kalian mau bakar apa? Nanti kebakaran beneran malah berabe!!
Lagian kalau kebakaran, bukanya nanti lampu juga ikut mati?
Terus gelap dong?!
LUCY
Aku gak mau gelap-gelapan...!!
ANDY
(Melihat sekeliling. Melihat ke Botol Pemadam Kebakaran)
Itu bisa kita pakai.
TOMMY
(Membawa kursi ke posisi di bawah sensor)
Ada yang bawa korek?
(Berdiri di atas kursi)
LUKAS
(Mengeluarkan korek dari sakunya)
Ini.
(Memberikan ke TOMMY)
Apa yang kita bakar?
ANDY
(Mengeluarkan dokumen dari tasnya)
Ini mungkin bisa...
(Memberikan ke TOMMY)
TOMMY Mengeluarkan beberapa kertas dari tasnya. Lalu menggulungnya.
SIFA
Pemadam Api. Siapkan kalau ada apa-apa...
ANDY Mengangguk, mengambil pemadam api dan memegangnya dalam posisi siap menyemprotkan.
TOMMY Menyulut kertas, hingga terbakar lalu mendekatkan api ke sensor.