Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LANTAI 9
Suka
Favorit
Bagikan
4. Perkenalan

SINU tergeletak, diam, tidak bergerak, badanya lunglai, mati.

Semuanya terdiam, bengong.

LUKAS Mendekat dan memeriksa SINU, lalu melihat ke TOMMY, sambil menggelengkan kepalanya.

JUWI

Senjata makan tuannya sendiri.

ANDY

Kita harus menyingkirkan dia dari sini.

ANDY, LUKAS, menyeret SINU, menaruhnya di depan pintu besi sisi selatan, sebelahan dengan mayat AGUS.

SIFA

Kenapa ini bisa terjadi?!

JUWI

(Ke SIFA)

Kenapa kenapa kenapa?

Mau menangis?

(Mengguman sendiri)

Kenapa aku tadi kerja lembur? Biasanya juga ga pernah lembur.

SIFA

Hik hik... Aku memang tidak pernah lembur.

Baru kali ini aku lembur,... engng...

Semuanya saling melihat ke yang lain.

ANDY

Aku, sudah biasa lembur. Hari ini jadwalku lembur.

LUCY

Hari ini giliranku shift sore. Memang pulangnya jam segini.

TOMMY

Aku, juga sudah biasa lembur.

Semuanya melihat ke LUKAS.

LUKAS

Aku sih sebenarnya tidak lembur, tadi kecapekan, istirahat sambil nonton film. Ee gak kerasa udah jam segini.

Tiba-tiba layar LCD-HD di dinding menyala.

Semuanya melihat ke layar, diam terpaku, lalu berjalan perlahan mendekat ke layar.

LAYAR TV-LCD. CAMERA POV PEMBUNUH: dari dalam closet mengintip lewat celah pintunya. LUCY (tampak belakang), mencuci tangan di wastafel, lalu kepalanya memiringkan sedikit.

LUCY

(Melirik arah ke camera)

Mbak...?

(berjalan keluar)

Saya duluan...

CAMERA POV PEMBUNUH: LUCY berjalan keluar ruang TOILET.

CAMERA PAN: Di dalam closet, YULI tergeletak pingsan.

Layar gelap, lalu nyala lagi.

Di layar TV-LCD: YULI duduk terikat, matanya sembab menangis. Muncul sosok dengan tangan memegang pisau besar, menghunus leher YULI.

JUWI

Itu dia...

 YULI

Hik-hik...

Aku melakukan aborsi...hik..

Pacarku pergi,...hik...

Aku menjual info-info rahasia perusahaan ke pesaingnya,..hik...

Aku membohongi orangtuaku,...hik

SI PEMBUNUH yang hanya kelihatan tangan dengan pisau, menusuk leher YULI dari samping hingga tembus ke samping satunya. Darah segar menyembur dari kedua sisi leher YULI, juga dari mulut dan hidungnya. Dalam sekejap YULI tertunduk, lemas, mati.

Layar TV-LCD-HD mati.

Semua bengong, terdiam, hening.

Semua menatap ke LUCY.

LUCY

(Merengek, menggeleng)

Aku tidak melakukanya...

TOMMY

(Berjalan ke LUCY, melepaskan ikatanya)

Maafkan aku.

(Tanganya menepuk pundak LUCY)

Aku harusnya percaya padamu.

SIFA Membantu membuka ikatan LUCY.

JUWI

(Menatap LUCY)

Sorry,...

TOMMY

(Membantu LUCY berdiri)

Sepertinya kita pernah bertemu, di mana ya?

LUCY Menggelengkan kepalanya.

TOMMY

Seminar, training, apa ya?

LUCY

Saya cleaning service mas. Tidak kenal seminar.

SIFA

Iya, mbaknya ini artis ya? Tika Bravani!

LUCY

(Menggeleng)

Beda lah.

SIFA

Persis banget dengan Tika Bravani.

LUKAS

(Melihat SINU)

Kita telah membunuh orang yang tidak bersalah.

(menghela nafas, menggelengkan kepala)

JUWI

Secara teknis, sebenarnya bukan kita yang membunuhnya.

LUKAS

Heh ini nyawa orang yang kita bicarakan, bukan main-main!

JUWI

Aku tidak main-main!

Dia sendiri yang memulai, menghunuskan pisaunya ke kita,...

LUKAS

Itu karena kita yang memojokkannya!

JUWI

Kita memojokkannya karena dia memang mencurigakan.

TOMMY

Sudah sudah!

Sesaat semua terdiam, saling berpandangan.

JUWI

Dan dia memang benar-benar menyebalkan!

TOMMY

Heh, sudahlah!

JUWI

Aku mengatakan apa yang kalian semua pikirkan!

(Menunjuk TOMMY)

Dan kau membelanya karena sesama laki-laki, hah?

TOMMY

He sudah sudah! Oke?!

Apapun,... Apapun itu...

Sepertinya pelakunya adalah orang lain selain kita.

Semua terdiam, saling berpandangan.

SIFA

Atau hantu?

JUWI

Hantu itu tidak ada nona.

SIFA

Namaku SIFA, bukan nona!

Semua saling berpandangan.

LUKAS

Sudah saatnya kita saling mengenal satu sama lain.

Aku LUKAS, dari bagian engineering, lantai 33.

TOMMY

Aku TOMMY, bagian operasional, di lantai 30.

ANDY

ANDY, bagian IT, lantai 31.

SIFA

Aku SIFA, bagian Keuangan, di lantai 34.

JUWI

Aku JUWI, bagian ADMINISTRASI, di lantai 35.

LUCY

Aku LUCY, bagian Cleaning Service.

JUWI

Situasi yang sungguh aneh untuk berkenalan.

LUCY

Ini kayak di film-film horor, sekelompok orang akan mati satu persatu.

ANDY

Ya, biasanya yang hilang atau mati karena terpisah atau sedang sendiri.

TOMMY

Jadi, sebaiknya kita tetap bersama-sama terus.

SIFA

Kenapa kalian tidak mau mendengarkan aku.

Tidak ada manusia yang bisa melakukan ini, ini kelakuan hantu. Hantu lantai 9.

SFX: “THING”, (bel lift berbunyi)

Semuanya kaget, terdiam.

Pintu Lift no.5 terbuka. Cahaya terang dari dalam Lift menerangi depannya.

Semuanya menoleh ke lift 5 dengan pandangan heran. Berjalan pelan mengendap-endap untuk melongok melihat di dalam lift.

Semua ekspresi cemas, takut, heran.

CAMERA SLIDE (Reveal): Di dalam Lift, YULI duduk dikursi, kepala tertunduk dengan tangan terikat. Darah berceceran di lantai lift dan membasahi blazer kuningnya.

Semuanya teriak, kaget, bengong.

LUKAS

Ini benar-benar kelewatan!

SIFA

Takuut...

ANDY

Kenapa dia menaruh mayatnya di sini?

ANDY (CONT’D)

Dan menunjukan video nya ke kita?

TOMMY

Dia ingin menteror kita.

LUKAS

Dia ingin menunjukan bahwa dirinya berkuasa.

Seperti mengatakan kalau nasib kita akan seperti mereka ini.

(Menghela nafas)

Semua ini sudah direncanakan sebelumnya.

JUWI

(Menunjuk ke mayat SINU)

Kata dia, hanya teknisi gedung dan jajaran manajer yang punya akses ke pengendalian Lift.

Semua menatap JUWI. JUWI memandang ke para lelaki bergantian.

JUWI (CONT’D)

Apa ada dari kalian yang memacari teknisi gedung atau manajer?

Dan membuatnya patah hati?

Semua saling berpandangan. TOMMY menggeleng, LUKAS, ANDY juga menggelengkan kepala.

ANDY

Kau benar-benar berpikir pelakunya ini adalah wanita?

JUWI

(Menggeleng)

There’s always a woman behind a gun.

Hanya mencoba deduksi, menebak saja.

Menurutmu?

ANDY

(Mengangkat bahu)

Aku orang IT, bukan detektif.

SIFA

Kenapa kita yang mengalami ini?

LUKAS

Itu kuncinya!

Kenapa kita ada di sini?

LUCY

Mungkin ada sesuatu yang telah kita lakukan?

LUKAS

Gini guys, kita semua di sini karena habis kerja lembur, ya kan?

(Memandang ke semua orang)

Maniak yang menjebak kita ini, pasti punya akses ke atasan kita,

yang memerintahkan kerja lembur hari ini.

ANDY

Atau memang kebetulan saja.

Psikopat gila ini sudah menyiapkan jebakan di lantai ini,

dan siapapun yang hari ini pulang malam, masuk deh ke perangkapnya.

Dan malam ini, kebetulan kita yang pulang malam.

LUKAS

Aku tidak percaya kebetulan.

 SIFA

Engngng... temen-temen lihat neh.

Kita awalnya ada 9 orang kan.

Ini sekarang kita di lantai 9.

Tanggal 9. Bulan 9.

JUWI

9-9-9-9...

ANDY

Maksudmu pelakunya ini hantu angka 9?

TOMMY

Oke-oke, semua orang bisa punya teori sendiri.

Sekarang saatnya konsentrasi mencari jalan keluar dari sini.

LUKAS

Ada ide?

Semua saling berpandangan.

ANDY

(Melihat sekeliling, lalu menatap ke atap, sebuah Sensor kebakaran)

Mungkin ini bisa menolong kita.

(Menunjuk sensor kebakaran)

LUKAS Melihat ke sensor kebakaran.

LUKAS (CONT’D)

Iya. Sensor kebakaran akan memanggil damkar untuk datang ke sini.

(Melihat ANDY)

 

JUWI

Itu terlalu tinggi.

TOMMY

(berjalan bergegas masuk Lift no.6. Mengambil kursi)

Kita bisa pakai kursi ini.

SIFA

Heh ntar dulu. Kalian mau bakar apa? Nanti kebakaran beneran malah berabe!!

Lagian kalau kebakaran, bukanya nanti lampu juga ikut mati?

Terus gelap dong?!

LUCY

Aku gak mau gelap-gelapan...!!

ANDY

(Melihat sekeliling. Melihat ke Botol Pemadam Kebakaran)

Itu bisa kita pakai.

TOMMY

(Membawa kursi ke posisi di bawah sensor)

Ada yang bawa korek?

(Berdiri di atas kursi)

LUKAS

(Mengeluarkan korek dari sakunya)

Ini.

(Memberikan ke TOMMY)

Apa yang kita bakar?

ANDY

(Mengeluarkan dokumen dari tasnya)

Ini mungkin bisa...

(Memberikan ke TOMMY)

TOMMY Mengeluarkan beberapa kertas dari tasnya. Lalu menggulungnya.

SIFA

Pemadam Api. Siapkan kalau ada apa-apa...

ANDY Mengangguk, mengambil pemadam api dan memegangnya dalam posisi siap menyemprotkan.

TOMMY Menyulut kertas, hingga terbakar lalu mendekatkan api ke sensor.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar