Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
TOMMY, mengambil jarak mundur dan melemparkan Botol Pemadam Api ke dinding kaca lagi.
DHARR!
Botol pemadam api terpental lagi, jatuh ke lantai. Dinding Kaca tidak pecah.
ANDY
Sepertinya kaca ini tebal dan lentur.
LUKAS
Sudahlah Bung!
SFX: Brak!
Tiba-tiba sebuah sosok bayangan di luar kaca muncul dan menabrak kaca dari luar.
Sosok wanita dengan gaun putih besar, berjuntai dan tali tambang terikat di lehernya, wanita digantung!
Semua berteriak menjerit terjerembak kaget.
CU: Wajah Wanita digantung, putih, mata melotot, mulut ternganga gemetar, tangan bergetar kejang, hendak menggapai ke kaca.
TOMMY, LUKAS dkk teriak melongo melihat wanita digantung.
Beberapa saat kemudian, wanita digantung itu diam, tertunduk, lunglai, tidak bergerak. Mati. Badannya mengayun sedikit ke kiri dan ke kanan, bergelantungan. Pakaian putih lebarnya berjuntai, terkena angin malam.
Hening. Mencekam.
Kemudian, TOMMY, LUKAS, pelan-pelan berjalan mendekat ke kaca, ke wanita di gantung.
Tiba-tiba, wanita itu bergerak, bergeser ke atas dengan cepat. Sesuatu menarik wanita tersebut ke atas.
Semuanya kaget.
Lalu wanita digantung itu hilang dari pandangan.
Semuanya saling berpandangan.
LUKAS
(Bengong, gugup)
Itu t-tadi...?!
SIFA
Ha-ha-Hantu...
ANDY
(Gugup)
Aa.. eeng.. itu...
SIFA
(Terisak)
Kita semua akan mati di sini...
LUCY
Aku gak mau mati di sini.
SINU
Jangan kayak anak kecil.
LUCY
Memang kita melakukan dosa apa?
JUWI
Kita bukan malaikat Sist.
Semua orang pasti punya dosa.
ANDY
Kita harus cepat pergi dari sini.
SINU
(Nada sinis)
Ide bagus!
Terus bagaimana caranya?
ANDY
(Mengeluarkan HP, menggeleng-geleng)
Tidak ada sinyal. Kita benar-benar terjebak di sini.
LUKAS
(Memandang ANDY sejenak)
Ada yang menjebak kita di sini.
Ini semua sudah direncanakan.
Semuanya diam, saling berpandangan. Suasana tegang, hening sejenak.
JUWI
Siapa yang menjebak kita?
Semuanya saling berpandangan. Tatapan curiga. Suasana tegang.
SINU
(Menatap LUCY)
Kau!
LUCY
(Menatap SINU heran)
SINU
(Menatap LUCY)
Kau yang terakhir bersama wanita baju kuning tadi. Ke toiletnya bareng kan?
LUCY
Iya, mbaknya tadi masih di dalam pas saya,...
(kata-katanya terhenti, mata melirik ke semua orang satu-satu)
Wow wo wow, kalian menuduhku yang melakukan ini semua..??!!
ANDY
Kamu memang yang terakhir terlihat bareng si baju kuning.
LUCY
Aku baru kerja di sini dua minggu.
SINU
Aku tidak kenal kamu.
(Memandang ke semua orang)
Ada yang kenal dia?
Semua saling berpandangan satu ke yang lain, lalu menatap ke LUCY.
TOMMY
Sepertinya kita di sini tidak ada yang saling kenal.
SINU
(Mendekat LUCY)
Apa yang kau lakukan pada si baju kuning?
(Memegang kedua tangan LUCY dari belakang)
LUCY
(Meronta, tidak bisa bergerak)
He apa-apaan ini?!
TOMMY
He bro, apa yang kau lakukan?!
LUKAS
Jangan kelewatan Bung!?
SINU
Aku tidak main-main. Ada orang mati di sini.
SINU (CONT’D)
(Mengikat tangan LUCY dengan sabuknya)
Dia yang terakhir bersama si baju kuning.
LUCY
Kamu gila ya?!
He semuanya, kenapa diam saja?
Aku tidak tahu apa-apa.
SINU
(Mendekatkan wajahnya ke LUCY, menggeram)
Dan kau yang tadi terakhir muncul dari Lift dan sendirian.
Aku yakin kamu tadi juga yang terakhir bersama pak siapa itu tadi.
LUCY
Kerjaku bersih-bersih dari lantai-ke lantai.
(Setengah merengek)
SINU Mendudukkan LUCY ke lantai, mengikat kaki LUCY dengan dasinya
SIFA
Udah hentikan!
SINU
(Berdiri, melangkah mundur)
Kamu bisa membohongi semua orang. Tapi tidak bisa padaku.
Heh kawan-kawan, ni psikopat yang ngerjain kita!
JUWI
(Menatap SINU curiga)
Kamu tadi juga ke toilet, dan yang terakhir keluar.
SINU
(Menatap JUWI)
He, aku ke toilet pria, dia wanita.
ANDY
Dan hanya kamu yang tahu itu.
SIFA
Trik klasik. Menutupi dosa sendiri dengan menuduh orang lain.
LUKAS
(Memandang SINU)
Maling teriak maling.
SINU
(Melihat ke semua orang gantian)
Kalian menuduhku?!
JUWI
(Melihat SINU)
Dari awal, yang tampak tidak pingin keluar dari sini adalah kamu.
LUKAS, TOMMY, ANDY, JUWI, bergerak, melingkar seperti memulai mengepung dan mengintimidasi SINU.
TOMMY
(Melihat JUWI)
Dia benar.
(Menatap SINU)
Kamu paling pesimis terhadap semua usaha untuk keluar dari sini.
SINU mundur selangkah, memandang sekeliling.
SINU
(Mengeluarkan pisau dari tasnya)
Awas! Jangan mendekat!
LUCY menendang kaki SINU. SINU nyaris jatuh, memutar badan. LUKAS, dari samping menabrakkan badanya ke SINU, SINU menepis dan mendorong LUKAS, LUKAS jatuh ke lantai.
TOMMY menyerang, mendorong SINU dari sisi lengah, SINU terpelanting, terjatuh tengkurap di lantai.
SINU kejang-kejang, memutar badanya, wajahnya melotot kesakitan, tampak pisaunya menancap di dadanya. Darah membasahi kemejanya.
Lalu SINU diam, tidak bergerak, badanya tergeletak lunglai, mati.
Semuanya terdiam, bengong.