Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN
EXT – DAY – CITY VIEW
ELAPSED TIME SHOT: Kota Jakarta pagi menuju siang. Matahari terbit, jalanan, mobil-mobil, motor, bis, angkot, pejalan kaki, lalu lalang, sibuk.
EXT – DAY – GEDUNG PERSADA TOWER
ELAPSED TIME SHOT: Pagi menuju siang, Gedung Persada Tower yang tinggi menjulang.
INT – DAY – CENTRAL POS SECURITY
Central POS Security, beberapa petugas security mengenakan seragam warna biru tua, lengkap dengan atribut topi, sepatu, dst, sedang berbaris rapi.
Komandan Security, sedang memberikan briefing.
INT – DAY – RUANG LOBBY
Meja besar resepsionis, 3 orang wanita duduk di belakangnya menebar senyum. Orang-orang, laki dan perempuan, dengan mengenakan pakaian formal, rapi, warna-warni, berdatangan, seperti arus air, menuju ruang Lift.
2 orang petugas security berdiri, sibuk menyapa dan senyum kepada tiap orang yang lewat.
INT – DAY – LANTAI 9
Lantai 9, sisi utara adalah dinding kaca, bagian depan gedung yang menghadap jalanan dan kota Jakarta.
Sisi barat-timur, ada masing-masing 3 lift berjejer. Di dinding sisi barat di sebelah Lift, terpajang layar TV-LCD-HD, menampilkan iklan dan kampanye perusahaan.
Sisi Selatan, sebuah lorong dengan 2 security berjaga di depan lorong, menuju ke salah satu ruang kantor eksklusif.
Di samping security, di dinding, terdapat keybord dan layar (seperti ATM) menjadi akses pembuka pintu.
Beberapa orang hilir mudik masuk Lift.
CU: Tulisan di dinding “Lantai 9”.
TITLE: LANTAI 9.
EXT – DAY – CITY VIEW
ELAPSED TIME SHOT: Kota Jakarta, siang menuju senja. Mobil-mobil, motor, bis, angkot, pejalan kaki, lalu lalang, sibuk.
EXT – DAY – GEDUNG PERSADA TOWER
ELAPSED TIME SHOT: Siang, senja menuju malam, Gedung Persada Tower.
INT – DAY – RUANG LOBBY
Ruang Lobby, sepi, tidak ada orang, hanya 2 petugas security duduk di meja resepsionis, berbincang-bincang.
INT – DAY – DEPAN LIFT LANTAI 9
CU: Tulisan di dinding “Lantai 9”.
Ruangan Sepi. Sisi selatan, pintu besi tertutup.
INT – NIGHT – CENTRAL POS SECURITY
Di sisi kanan sekat ruangan, DIRAN (L, 30th) petugas security, berbicara dengan seorang wanita seragam Office Girl. Gestur, mimic DIRAN, menunjukan dirinya play boy, sok gagah, sedang merayu.
DARMAN (L, 35 th) petugas security, dari sisi samping, berjalan menuju Ruang POS Central Security, mengambil sebuah dokumen dari meja, membaca sebentar, lalu menengok ke DIRAN.
DARMAN Melambaikan tangan ke DIRAN, isyarat memanggil
DIRAN Menoleh ke DARMAN, mengacungkan telunjuknya. Lalu melambaikan tangan ke wanita, sambil tersenyum. Kemudian berjalan mendekati DARMAN
DARMAN dan DIRAN, berjalan meninggalkan Central POS.
START MONTAGE
INT – NIGHT – GUDANG #1
LUCY (P, 30th), pakaian seragam Cleaning Sevice, melihat ke jam di tangannya.
CLOSE UP: jam tangan menunjukan pukul 20:00.
Lalu LUCY membereskan alat pel dan sapu, memasukkan ke Gudang, menatanya lalu menutup pintu Gudang. Melihat jam tangannya lagi, lalu berjalan.
INT – NIGHT – RUANG KANTOR #2
SINU (L, 28 th), kemeja rapi gelap, berdiri di depan meja, merapikan arsip dalam folder di mejanya. Melirik jam di tanganya, lalu menaruh folder di rak samping meja, mengambil ransel di bawah meja, dicangklongkan di pundaknya. Berjalan menuju pintu.
INT – NIGHT – KORIDOR KANTOR #1
SIFA (P, 25 th), blazer gelap, berjalan sambil memainkan HP.
INT – NIGHT – KORIDOR KANTOR #2
YULI (P, 30 th), blazer kuning, berjalan, sesekali melihat jam di tanganya.
INT – NIGHT – KORIDOR KANTOR #3
JUWI (P, 25 th), blazer warna pink cerah, berjalan.
INT – NIGHT – DEPAN LIFT #1
LUKAS (L, 30 th), Mengenakan sweater gelap, membawa tas, berdiri di depan Lift, sambil memainkan HP.
INT – NIGHT – RUANG IT
ANDI (L, 25th), duduk di depan layar Komputer, mengutak-atik keybord, wajah serius mengamati layar komputer. Menengok ke arah jam dinding, menunjukan Pukul 20:00, lalu bangkit, membereskan berkas di meja, mengambil jaket, tas ransel, kemudian berjalan meninggalkan mejanya.
INT – NIGHT – RUANG KANTOR #1
AGUS (L, 43 th) kemeja rapi, dengan dasi, duduk di kursi besar, dan meja yang penuh dengan berkas-berkas, sedang meneliti sebuah dokumen dan mencoret-coretnya. Lalu menengok ke jam dinding, menunjukkan pukul 20:00, menghela nafas sebentar, kemudian melanjutkan memeriksa dokumen lagi.
INT – NIGHT – RUANG KANTOR #3
TOMMY (L, 27th), kemeja rapi cerah dan dasi, membereskan mejanya, megambil tas koper, berjalan menuju ruang besar. Membuka pintu, melihat sekeliling, kosong, mematikan lampu, lalu jalan keluar.
INT – NIGHT – KORIDOR KANTOR #4
TOMMY berjalan bergegas, menuju Lift.
INT – NIGHT – DEPAN LIFT LANTAI 30
TOMMY memencet tombol Lift. Pintu Lift terbuka.
END MONTAGE
INT – NIGHT – LIFT #1
ANDY, YULI, sudah berdiri di dalam Lift, TOMMY masuk, kemudian memencet tombol di samping Pintu Lift pada angka “1”.
CU: Tombol di sisi Lift, berjajar dari angka 35 urut sampai dengan 1. Jari tangan TOMMY memencet tombol angka 1.
TOMMY
(Menoleh ke ANDY dan YULI)
Pada lembur juga ya?
ANDY
(Tersenyum)
Iya,
YULI
(Melirik ke TOMMY, acuh)
CU: Tombol yang menyala urut dari 30, terus 29, 28, 27, dst.
TOMMY, ANDY, YULI, berdiri di dalam Lift, diam. Suasana hening.
CUT TO
INT – NIGHT – RUANG KANTOR #1
Ruang kantor besar, AGUS memeriksa dokumen di mejanya. Hening, sendirian. Melirik ke jam dinding.
CU: Jam dinding menunjuk pukul 20:03.
SFX: suara orang dari ruangan luar.
AGUS menoleh ke arah luar.
AGUS
ASEP...?!
(Kepalanya mendongak, memandang keluar ruangan)
AGUS bangkit, berjalan menuju pintu, membukanya menyembulkan kepalanya.
AGUS
ASEP...? Kau masih di sini?
(Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan)
Berjalan perlahan menuju sisi samping, sambil celingukan.
CAMERA POV ON AGUS dari belakang: CAMERA mendekat perlahan, langkah demi langkah.
AGUS menoleh ke camera, wajah terkejut, mata terbelalak.
SFX: DUG! (Suara pukulan benda keras)
BLACK SCREEN.
SFX: BRUK! (Suara tubuh jatuh ke lantai)
FADE IN
INT – NIGHT – RUANG EKSEKUSI
Sebuah ruangan tidak terlalu luas, dinding dan lantainya dari keramik kamar mandi warna putih. AGUS terduduk, di sebuah kursi, mulai siuman dari pingsan, tangan dan kakinya terikat. Di hadapan AGUS, sebuah handycam di atas tripod, mengarah ke AGUS.
Sebuah sosok, lengan panjang gelap, dengan topeng ski, memegang pisau, mendekati handycam: SI PEMBUNUH!
Secarik kertas menempel di atas handycam, bertuliskan “AKUI DOSA-DOSAMU”. Tangan SI PEMBUNUH yang dibungkus sarung tangan kulit, memegang pisau, memencet tombol power.
AGUS
(Meronta, melihat ke SI PEMBUNUH)
Apa-apaan ini??
SI PEMBUNUH berjalan pelan, mengitari AGUS.
AGUS
(Melihat SI PEMBUNUH, melihat pisau, ketakutan)
Heh apa yang kamu lakukan??
SI PEMBUNUH mengambil posisi di belakang AGUS. Kemudian menghunuskan pisau ke leher AGUS.
CUT TO
INT – NIGHT – DALAM LIFT No.1
TOMMY, ANDY, YULI berdiri, diam.
CU: Tombol yang menyala bergantian, 15, 14, 13, 12, dst, hingga di angka 9, stop.
Lampu di Lift byar-pet, byar-pet, TOMMY, ANDY dan YULI, celingukan ke atas, saling memandang heran.
TOMMY
Apa nih? Gempa?
ANDY
Mati lampu?
Sesaat, lampu ruang Lift menyala normal, Pintu Lift terbuka.
TOMMY
(Melihat ke tombol di samping pintu Lift)
Lantai 9?
(Menengok ke ANDY dan YULI)
Mau turun di lantai 9?
ANDY dan YULI
(MEnggelengkan kepala, saling memandang)
TOMMY
(Melongokkan kepala keluar, melewati pintu lift. Celingukan ke kanan-ke kiri)
Ga ada orang,...
YULI
Ga ada orang?
(Melangkah, memencet tombol “tutup pintu” di samping Lift)
Pintu Lift tidak bergerak, masih posisi terbuka.
YULI
(Memencet mencet tombol “tutup pintu” yang di samping Lift berulang-ulang)
TOMMY
(Melihat ke YULI)
Apa rusak ya?
Tiba-tiba lampu di dalam Lift mati. Pet!
Lampu di ruangan depan lift, di lantai 9, tidak mati.
TOMMY, ANDY, YULI celingukan, saling memandang.
ANDY
Aduh, mati lampu...
TOMMY
(Melihat ke YULI)
Apa rusak ya?
YULI
(Geram)
Iiiiihhh...
(Melangkah keluar Lift)
TOMMY
Yah... pindah lift aja.
(Keluar lift)
ANDY Mengikuti TOMMY melangkah keluar Lift.
INT – NIGHT – LANTAI #9 (DEPAN LIFT)
TOMMY, YULI, ANDY, keluar lift, hingga posisi di depan Lift, tiba-tiba lampu di dalam Lift nyala. byar! Dan pintu lift langsung menutup. Jleg!
TOMMY, ANDY, YULI menoleh ke Lift yang menutup. Ekspresi heran.
TOMMY Menggelengkan kepala, memencet tombol “turun” di dinding samping Lift.
TOMMY, YULI, ANDY, di depan Lift, berdiri, diam. Ruangan kosong, sepi. Hening.
ANDY
(Melihat ke seliling, menatap tulisan di dinding di atas Pintu Lift, berguman)
Lantai 9,...
TOMMY
(Mengeluarkan HP dari sakunya, memencet-mencetnya, mengeryitkan alis)
Ga ada sinyal ya, di sini?
ANDY
(Melihat TOMMY, lalu mngeluarkan HP dari sakunya, memencet-mencetnya)
Iya, ga ada sinyal.
YULI Menengok TOMMY dan ANDY, lalu mngeluarkan HP dari sakunya, memencet-mencetnya, mengelengkan kepalanya. Menghela nafas.
SFX: “THING” (suara bel lift)
TOMMY, YULI, ANDY, menoleh ke Lift no.1, yang pintunya membuka. Di dalam Lift, berdiri SIFA dan LUKAS.
TOMMY, YULI, ANDY, masuk ke Lift no.1, TOMMY tersenyum menyapa, basabasi, lalu memencet tombol di samping pintu Lift.
CU: Telunjuk TOMMY memencet tombol “tutup pintu”.
Pintu Lift tidak bergerak. Semuanya mendelik, melirik ke TOMMY.
YULI
(Menoleh ke TOMMY, mendekat, memencet tombol)
Sepertinya semua yang kau pencet jadi rusak.
TOMMY Menengok YULI, menggelengkan kepala kecil.
Tiba-tiba lampu di dalam Lift mati. Pet! Lampu di ruangan depan lift, di lantai 9, tidak mati.
Semuanya celingukan saling memandang.
SIFA
Iiiih... aku gak suka gelap!
ANDY
(Mengeryitkan alis)
Rusak juga?
LUKAS
(Memandang ANDY mengeryitkan alis)
Maksudmu?
ANDY
Lift yang kita naikin tadi juga begini.
LUKAS
(Menghela nafas)
Udah ganti lift aja.
(Keluar Lift)
ANDY, SIFA, dan TOMMY ikut keluar dari Lift. YULI bimbang sebentar, kemudian ikut keluar juga.
Ketika semuanya sudah keluar dari lift, tiba-tiba lampu di dalam Lift nyala. byar! Dan pintu lift langsung menutup. Jleg!
Semuanya memandang Lift heran. Lalu saling menatap satu ke yang lain.
SFX: “THING” (suara bel lift)
TOMMY, YULI, ANDY, SIFA dan LUKAS menoleh ke Lift no.5, yang pintunya membuka. Di dalam Lift, berdiri SINU dan JUWI.
YULI, LUKAS dan SIFA melangkah masuk ke Lift no.5.
ANDY melangkah pelan, memandang ke Lift no.5 dengan pandangan curiga, mengangkat tangan seperti isyarat “ntar dulu”.
TOMMY di samping ANDY, seperti berbaris, menghentikan langkahnya, juga memandangi Lift no.5 dengan pandangan tajam.
LUKAS
Bengong aja? Kalian gak mau turun?
ANDY dan TOMMY Ragu-ragu, saling memandang sebentar, menggeleng sedikit
YULI Memandang ke ANDY dan TOMMY sekilas, membuang muka melihat ke tombol, lalu memencet tombol “tutup pintu”.
Pintu Lift tidak bergerak. Semuanya mendelik, saling memandang heran.
ANDY dan TOMMY saling memandang.
Tiba-tiba lampu di dalam Lift no.5 mati. Pet! Lampu di ruangan depan lift, di lantai 9, tidak mati.
Semuanya celingukan saling memandang heran.
ANDY dan TOMMY saling memandang, heran, mengangguk kecil.
LUKAS
Kok sama?
SINU
Sama apa?
TOMMY
Yang tadi juga begini.
YULI
(Keluar dari lift bergegas)
Semuanya keluar dari lift no.5.
SIFA
(Melihat sekeliling)
Lantai 9..?
Ketika semua sudah keluar, tiba-tiba lampu di dalam Lift no.5 nyala. byar!
Dan pintu lift no.5 langsung menutup. Jleg!
Semuanya saling memandang heran.
SFX: “THING” (suara bel lift)
Semuanya menoleh ke Lift no.2, yang pintunya membuka. Di dalam Lift, berdiri LUCY.
SINU, JUWI, bergegas melangkah masuk ke Lift no.2.
YULI ragu-ragu sebentar, kemudian melangkah masuk ke Lift no.2.
ANDY, TOMMY, saling memandang curiga.
LUKAS dan SIFA ragu-ragu memandang ke Lift no.2.
SINU
(Ke ANDY, TOMMY, cs)
Turun gak? Ini bukan angkot bisa ngetem.
Tiba-tiba lampu di dalam Lift no.2 mati. Pet! Lampu di ruangan depan lift, di lantai 9, tidak mati.
Semuanya celingukan saling memandang heran.
ANDY dan TOMMY saling memandang, heran.
LUKAS
Kok sama?
Semuanya keluar dari lift no.2, dan ketika semua sudah keluar, tiba-tiba lampu di dalam Lift no.2 nyala. byar!
Dan pintu lift no.2 langsung menutup. Jleg!
Semuanya saling memandang heran.
ANDY
Sepertinya ada yang tidak beres.
TOMMY
Aneh..
YULI
(Memencet-mencet tombol Lift)
LUCY
Ehm,... apa ada perbaikan ya?
TOMMY
Siapa yang bisa kita telpun, yang mengawasi operasi lift?
SIFA
(Memencet-mencet HP nya)
Telpun apaan? Ga ada sinyal!
TOMMY
(Mengambil HP, memencet, berguman)
Ga ada sinyal...
SINU
(Melihat HP, lalu memasukan ke saku lagi)
Dia tadi sudah bilang.
(Kepala menunjuk SIFA)
ANDY
(Memencet-mencet HPnya)
Aneh! Sinyal Wifi juga ga ada. Biasanya 24 jam.
SINU
Lagian akses ke pengendalian Lift, hanya teknisi gedung dan manajer saja yang punya.
ANDY
Teknisi gedung ga pernah lembur.
Tiba-tiba, layar TV-LCD-HD di dinding samping Lift menyala. Semuanya terkejut, heran, mendekati layar LCD.
Layar TV-LCD: (POV) mengintai AGUS sedang duduk di meja kantornya, lalu AGUS mendongak, berjalan keluar ruangannya.
CAMERA membuntuti AGUS keluar pintu dan brak, AGUS dipukul dan jatuh.
Semua memandang dengan wajah terkejut, heran, penasaran, takut, tegang.
Layar TV-LCD: Gelap sebentar lalu menyala lagi, tampak AGUS duduk dikursi dan terikat.
AGUS
(Melihat ke atas camera – Si Pembunuh)
Apa-apaan ini??
Layar TV-LCD: Satu sosok, hanya kelihatan sampai dada saja, tangannya memakai sarung tangan kulit, memegang pisau besar, muncul di samping AGUS.
AGUS
(Melihat pisau, ketakutan)
Heh apa yang kamu lakukan??
Sosok yang memegang pisau menusuk bahu AGUS. Keluar darah segar.
AGUS(CONT’D)
Aduuuh...!!
(Kesakitan, ketakutan)
Apa maumu!??
SIFA menjerit.
LAYAR LCD: Sosok yang kelihatan tangan dengan pisau menunjuk ke camera.
AGUS (CONT’D)
(Menoleh ke camera, melihat pisau)
Dosa-dosaku..??!!
(Kesakitan, ketakutan)
Sosok yang kelihatan tangan dengan pisau menunjuk camera, lalu menghunuskan pisau ke leher AGUS.
AGUS (CONT’D)
Ampuun...!!
(Kesakitan, ketakutan)
Oke-oke...
Sosok menyingkirkan tangannya.
AGUS (CONT’D)
Aku berdosa,...
(Kesakitan, ketakutan)
Aku selingkuh...hik...hik pacar lama waktu sma...
Sosok menghunuskan pisau ke leher AGUS.
AGUS (CONT’D)
Aku korupsi!
(Kesakitan, ketakutan)
Uang di yayasan aku gelapkan, aku pakai sendiri...
AGUS (CONT’D)
Aku juga mencuri dana operasional kantor,...
Aku minta ampuun...
Sosok itu menusuk leher AGUS dari samping hingga tembus ke samping satunya. Darah segar menyembur dari kedua sisi leher AGUS, juga dari mulut dan hidungnya.
LUCY & SIFA
Aaa...!!
(Menjerit, menutup mulut)
TOMMY terbelalak. Mendekat ke layar LCD, menunduk.
Layar TV-LCD: Beberapa saat kepala AGUS tertunduk, tidak bergerak. Mati.
Layar TV-LCD-HD mati.
SIFA
(terbelalak)
Ini beneran..??!!
LUCY
(Menggeleng-geleng, menangis, lalu memegangi bahu SIFA)
ANDY
Sepertinya beneran..
SINU
(Teriak ke sekeliling)
Hei permainan apa ini??!!
Ini sama sekali tidak lucu!!
YULI
Ini ga ada tombol EMERGENCY, memanggil teknisi atau apa gitu..?
ANDY
(Mendekat satu sisi dinding pintu Lift, ada tombol darurat)
Sepertinya kita bisa memanggil orang dengan ini.
YULI
(Menyela mendekat, memecah kaca, lalu memutar tombol dan lepas)
Cuma hiasan doang!
YULI (CONT’D)
(Memukul dinding. Membanting saklar emergency yang hanya plastic)
Apaan nih!!
Ini instalasinya ga bener nih!
TOMMY
(Melihat sekeliling, tatapanya berhenti pada pintu di sebelah Lift)
Kita jalan lewat tangga guys...
(Berjalan menuju pintu darurat, di samping Lift)
TOMMY mendorong pintu darurat, tapi tidak bergerak, macet. TOMMY Mengeram mengerahkan tenaga sambil mendorong dengan badannya.
TOMMY
Kok dikunci...?
LUKAS
(menepis TOMMY, lalu mendorong pintu darurat)
Coba saya...
TOMMY Menyingkir, tangan mengayun mempersilahkan.
JUWI Mendekat ke sebuah pintu di sebelah pintu darurat, lalu mencoba membukanya. Tidak bisa dibuka. Dikunci.
LUCY
(Ke JUWI)
Itu gudang, tempat alat-alat kebersihan.
JUWI Menengok ke LUCY, sambil mengangkat alis.
LUKAS
Iya ini dikunci dari dalam.
(Memukul pintu darurat)
SINU
Kok aneh?
Pintu darurat mustinya tidak pernah dikunci.
Semuanya saling heran, saling memandang, memandang sekeliling dengan, bengong tegang.
DHAR DHAR! Suara pintu dipukul. Semuanya kaget. Menoleh ke asal suara.
YULI
(Menggedor-gedor pintu LIFT)
Hello…hello..ada yang di sana..?!
(teriak)
LUKAS
(Menatap YULI)
Heh, malam-malam teriak-teriak..?!
YULI
(Mengangkat bahu)
Mau diam aja di sini?
SINU
Di balik pintu itu cuma lorong ke atas dan kebawah yang panjang dan tertutup.
Ga ada orang.
JUWI Mengeluarkan HP, melihatnya. Geleng-geleng kepala.
SFX: DHAR! DHAR! DHAR! Semua terkejut, menengok ke arah suara.
YULI
(Menggedor-gedor pintu darurat)
Hello…hello..apa ada yang di sana..?!
(teriak)
LUKAS
Heh, kamu berisik amat sih...?
YULI
(Menatap LUKAS sebentar, terus mengebrak pintu darurat)
Errrhh...!!
(Geram)
JUWI Memencet-mencet tombol Lift.
SINU
(nada sinis)
Iyak, pencet terus...
JUWI Menoleh ke SINU, lalu menggelengkan kepala.
TOMMY Mengeluarkan HP, melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya.
Semua jengah.
YULI
(Berjalan menuju sisi selatan, pintu besi. Menggedor-gedor nya, berteriak)
Hello…hello..ada yang di sana..?!
Semua menoleh ke YULI.
SINU
Bisa kamu berhenti memukuli semua benda yang di depanmu?!
YULI
Siapa tahu masih ada orang disana.
SINU
Lihat aja, itu kantor eksklusif. Ga bakal ada yang lembur.
YULI
(Menendang pintu besi. Lalu berjalan menuju rongga samping Lift – TOILET)
Dasar!
LUCY
(Mengikuti YULI)
Bareng mbak..
TOMMY
(Berjalan menuju pintu Lift. Lalu berusaha membukanya)
Errhh...ayo bantuin dong.
LUKAS, JUWI & ANDY Mendekat ke TOMMY. Membantu mencoba membuka pintu Lift.
SINU
Terus, kalau sudah bisa buka. Mau loncat turun?
Ini lantai 9 coy...
(menggeleng - gelengkan kepala. Lalu berjalan menuju Toilet)
TOMMY, LUKAS, JUWI & ANDY Menghentikan usaha mereka membuka pintu lift.