Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
-SAAT INI-
Berkat pertemuannya dengan orang tuanya, Dhoni berhasil mengalahkan rasa takutnya dan melepas masa lalunya. Berkat itu juga Dhoni berhasil menyempurnakan lagunya. Lebih tepatnya lagu dangdut.
Terlebih lagi, Dhoni juga sudah menyadari apa itu perasaan cinta. Dhoni sudah mengerti apa itu cinta. Dan, Dhoni juga sudah mengetahui siapa yang ia cintai.
Semenjak kasus itu dan pertemuan dengan orang tua Dhoni, Dian dan Tiara belum ada yang menemui Dhoni. Dian sibuk mengurus lagu untuk kontes nanti. Tiara sibuk mengurus dokumen untuk ke luar negeri.
[PAPA TIARA] Kamu yakin ga ngasih tahu, Dhoni? Belum terlambat, loh.
[TIARA] Ga apa-apa, pah. Lagian kalo aku bilang sekarang juga nanti malah ngerusak performanya pas kontes nanti.
[PAPA TIARA] Kamu ini keras kepala juga. Papa rasa Dhoni malah akan sedih jika kamu ga bilang apa-apa ke dia.
[PAPA TIARA] Setelah tahu masa lalunya gimana, papa rasa akan sangat kejam jika kamu juga ga bilang satu kata pun ke dia.
Tiara hanya terdiam melanjutkan mengurus berkas-berkasnya.
[PAPA TIARA] Yah. Terserah kamu sih. Kamu udah dewasa ini. Jangan menyesal belakangan, ya.
Hingga saat ini pun, Tiara masih belum memberitahu perasaannya. Walau sudah tahu masa lalu Dhoni.
Waktu semakin dekat, tiga hari sebelum kontes dan keberangkatan Tiara. Dian untuk pertama kalinya semenjak kasus tersebut, datang menemui Dhoni.
[DIAN] Yo! Dhoni! Gimana kabarmu?
[DHONI] Ah. Dian! Lama tak jumpa. Aku baik. Kamu gimana?
[DIAN] Baik juga. Kudengar dari Paman kamu udah ketemu sama orang tuamu. Gimana?
[DHONI] Tak usah khawatir. Aku sudah berhasil melawan rasa takutku. Dan, aku kini sudah bisa melepas jeratan masa laluku.
[DHONI] Berkat itu pula, aku berhasil menyempurnakan lagu dangdutku. Dan, mengerti arti cinta. (Tersenyum lembut)
Dian pun ikut tersenyum dan melihat Dhoni dengan lembut.
[DIAN] Kalo begitu, boleh aku dengar lagu yang sudah kamu sempurnakan?
[DHONI] Oh. Kalo itu maaf. Tidak bisa. Tunggu sampai kontes dimulai, ya.
[DIAN] Cih. Pelit. Oiya, ngomong-ngomong. Tiara udah ada ketemu sama kamu?
[DHONI] Belum. Bahkan semenjak kasus itu. Padahal rumah kami depan-depanan gini.
Dian kaget mendengarnya. Terjadi dilema dalam diri Dian. Dian ingin memberitahu Dhoni tentang Tiara, namun Dian merasa itu bukan haknya untuk ngomong. Dian juga tidak ingin memberitahu, namun hari keberangkatan Tiara sudah dekat.
Dian menggaruk-garuk kepalanya bingung memikirkan apa yang harus dia lakukan. Akhirnya, Dian membulatkan tekad dan berkata ke Dhoni.
[DIAN] Sebenarnya ada sesuatu yang belum dikasih tahu Tiara sama kamu. Dan, juga bukan hakku untuk memberitahu kamu duluan.
[DIAN] Jadi, jika sampai hari kontes kamu belum dikasihtahu apa-apa sama Tiara. Aku yang akan ngasih tahu kamu.
Dhoni tampak bingung dengan perkataan barusan. Tapi, Dhoni juga memiliki sesuatu untuk dikatakan ke Dian.
[DHONI] Aku juga punya sesuatu yang harus aku omongin sama kamu, Dian.
[DHONI] Kamu bilang akan menunggu jawaban dariku soal pernyataan cintamu, kan?
Dian tampak kaget dengan perkataan Dhoni.
[DHONI] Aku akan memberimu jawaban pada hari kontes nanti. Karena itu tunggulah.
Dian dan Dhoni tampak setuju dengan pernyataan masing-masing. Dan, hingga hari kontes tiba tak ada kabar dari Tiara sama sekali.
Hari kontes tiba, Dian dan Dhoni bersiap-siap untuk tampil. Dhoni pun sudah memakai seragam lengkap dengan jas.
Sebelum berangkat, Dhoni menyempatkan ke rumah Tiara untuk mengajaknya melihat penampilan nanti. Tidak ada jawaban.
Tiara tak ada di rumah. Pesan dan telpon Dhoni pun tak dibalas. Dengan kecewa, Dhoni pergi menuju tempat kontes.
Di tempat kontes, Dian sudah menunggu Dhoni. Dhoni tampak terlihat kecewa dan lemas saat sampai.
[DIAN] Dari ekspresimu, kamu sudah dikasihtahu Tiara?
[DHONI] Dikasihtahu apaan. Tadi aku dari rumahnya. Dia ga ada di rumah.
[DIAN] (Nada panik) Berarti, kamu ga tahu sama sekali.
[DHONI] Kamu bilang kalo sampe hari kontes Tiara ga ngasih tahu, kamu yang bakal ngasih tahu. Emang ada apaan?
Dian menarik napas, mengumpulkan semua tekadnya. Dian sadar bahwa Dhoni harus mengetahui tentang Tiara, baik kondisinya maupun perasaannya.
[DIAN] Tiara bakal pergi ke luar negeri untuk lanjut sekolah. Tanggal keberangkatannya persis hari ini jam 1 siang nanti.
Dhoni terkejut mendengar hal tersebut. Rasa terkejutnya hampir sama saat dia melihat lagi kedua orang tuanya. Dhoni terjatuh di lututnya. Matanya seperti kehilangan harapan.
Dian yang melihat Dhoni, merasa sudah tahu jawaban apa yang akan dia terima. Namun, masih ada satu hal lagi yang harus disampaikan Dian.
[DIAN] (Jongkok dan melihat ke Dhoni) Dan, satu hal lagi. Tiara juga mencintaimu. Aku ulangi lagi. Tiara mencintaimu Dhoni.
Dhoni semakin kehilangan harapan. Matanya berkaca-kaca, hampir menangis.
[DHONI] Ah. Ga ada gunanya kalo gitu. Ga ada gunanya. Padahal aku pengen banget Tiara denger lagu ini.
Dian yang melihat hampir juga menangis tapi dia berusaha menegarkan dirinya sendiri. Kemudian menampar Dhoni.
[DIAN] Dengar aku, Dhoni. kamu ga boleh kek gini. Bukannya kamu sendiri yang bertekad menyelesaikan lagu dangdut ini.
[DIAN] Bukannya kamu sendiri yang bilang kamu pengen bikin kepingan musik yang luar biasa.
Dhoni hanya terdiam setelah ditampar Dian.
[DIAN] Kemana semangatmu? Kemana tekadmu yang ingin menyelesaikan lagu ini?
[DIAN] Bukankah kamu bilang sendiri kamu berhasil menyempurnakan lagu ini.
[DIAN] Bukankah kamu sendiri yang bilang kamu berhasil karena sudah mengerti cinta.
Dhoni melihat Dian hampir berkaca-kaca.
[DIAN] Aku akan bilang ini lagi ke kamu.
[DIAN] Aku mencintaimu Dhoni.
[DIAN] Aku membuat lagu yang akan kutampilkan nanti karena aku mencintaimu.
[DIAN] Tak peduli apakah kamu mau mendengarkan atau tidak.
[DIAN] Aku melakukan ini karena aku mencintaimu.
[DIAN] Bukankah itu yang seharusnya juga kamu lakukan?
Dhoni mendapat semangat dari perkataan Dian. Dhoni pun berdiri dengan tekad. Dian melihat ke mata Dhoni. Mata yang penuh semangat. Mata yang serius ketika bermain piano. Mata yang membuatnya jatuh cinta.
[DIAN] Tunjukkanlah ke semua orang lagu ciptaanmu, Dhoni. Lagu dangdut yang akan menjadi kepingan musik luar biasa.
Kontes pun dimulai. Kontes dibuka oleh panitia. Kata sambutan dilakukan oleh Gemuruh.
[GEMURUH] Selamat datang para peserta sekalian. Selamat bergabung di kontes musik tahun ini.
[GEMURUH] Seperti yang sudah peserta sekalian tahu, saya akan menjadi juri besar pada kontes ini. Dan saya berharap akan menemukan berlian baru di kontes ini.
[GEMURUH] Saya harap peserta sekalian memberikan yang terbaik pada kontes ini dan mengeluarkan semua kreatifitas yang kalian miliki.
[GEMURUH] Mungkin ada beberapa dari kalian yang akan menjadi bagian dari grup musik yang saya bangun.
[GEMURUH] Dengan demikian, kontes ini saya buka.
Tepuk tangan pun dengan meriah mengisi ruang pertunjukan. Kontes dimulai dengan pembagian urutan tampil para peserta.
Setelah melihat urutan tampil, Dian dan Dhoni tampil berurutan. Dian dulu baru Dhoni.
Dan, beruntung urutan tampil Dhoni masih sempat jika ingin menyusul Tiara ke bandara.
[DIAN] Kamu masih sempat, Dhon! Setelah tampil kamu bisa langsung ke bandara.
[DIAN] Keberuntungan masih ada di pihakmu. Karena itu bermainlah dengan serius.
[DIAN] Oiya, aku juga mau bilang sesuatu. Lagu ciptaanku tak akan kalah dari lagumu Dhoni. (Tertawa kecil)
Dhoni tertawa juga mendengar perkataan Dian.
Di sisi lain, Gemuruh melihat daftar nama peserta yang ikut kontes kali ini. Di antara nama, ada dua nama yang ia ingat. Dhoni dan Dian.
[GEMURUH] (Tersenyum kecil) Menarik. Dian, pianis pemula yang mempunyai bakat terpendam. Saya berharap kamu menunjukkan pemandangan yang indah pada saya.
[GEMURUH] (Agak pesimis) Dhoni. Saya ingat kamu. Kamu yang dulu permainan pianonya terlihat seperti orang tersesat dan kebingungan.
[GEMURUH] Saya tak bisa melihat pemandangan apa-apa dari permainan piano kamu. Kita lihat apakah kamu bisa membuat saya melihat pemandangan dari permainan pianomu.
Kontes dimulai sesuai urutan tampil peserta. Tiba giliran Dian tampil. Sebelum naik ke panggung, Dhoni berkata sesuatu kepada Dian.
[DHONI] Dian. Aku juga bilang akan memberi jawaban saat kontes nanti.
[DHONI] Tapi, karena abis tampil nanti aku langsung pergi. Maukah kamu menunggu sampai aku balik lagi?
[DIAN] (Tersenyum lembut) Tentu saja. Akan kutunggu.
Dian melangkah ke arah panggung, sambil berkata dengan suara yang sangat pelan.
[DIAN] Aku sudah tahu jawabanmu, Dhoni.
Keberuntungan juga ada di sisi Dian. Karena urutan tampil tersebut, Dhoni masih sempat mendengar lagu ciptaan Dian.
Seperti yang sudah diduga, Dian menggunakan instrumen piano. Dian pun memainkan piano.
Gemuruh melihat Dian naik ke atas panggung. Gemuruh duduk bersama juri yang lain di seberang panggung.
[GEMURUH] Tunjukkan pemandangan padaku, nona muda.
Dian awalnya menempatkan jari-jarinya sesuai dengan posisi saat ia latihan. Dian berhenti sejenak. Kemudian mengubah posisi jarinya. Dian berimprovisasi.
Lagu yang dibawa Dian berbeda dengan yang ia rencanakan. Dian yang tidak bisa berimprovisasi nekat melakukan improvisasi di atas panggung.
[GEMURUH] (Tersenyum) Luar biasa, nona muda. Luar biasa.
[GEMURUH] Saya bisa merasakan kamu melakukan improvisasi di saat terakhir.
Alunan nada yang dimainkan Dian sangat lembut. Penonton, juri, dan kontestan seolah dihipnotis oleh lantunan yang dibawakan Dian.
Lagu yang dibawakan Dian adalah ungkapan perasaannya kepada Dhoni. Lagu yang sangat emosional. Lagu yang dimainkan secara spontan menggambarkan perasaan Dian untuk melepas Dhoni. Lantunan nada yang menggabungkan berbagai perasaan Dian kepada Dhoni.
Perasaan kagum. Saat pertama kali Dian melihat Dhoni bermain piano. Perasaan terima kasih. Saat pertama kali Dian mengetahui tujuannya untuk bermain piano. Perasaan senang. Saat pertama kali Dian diajari main piano oleh Dhoni. Perasaan cinta. Saat pertama kali Dian sadar jatuh cinta kepada Dhoni. Perasaan sedih. Saat pertama kali mendengar masa lalu Dhoni.
[GEMURUH] (Terhanyut dalam pemandangan) Jadi ini isi hatimu, nona muda?
[GEMURUH] Sungguh pemandangan yang indah namun juga menyedihkan.
Pemandangan yang dilihat Gemuruh adalah langit biru yang sangat luas di hamparan padang rumput yang hijau. Dian seolah berdiri di tengah padang rumput itu menatap langit. Ekspresi Dian terlihat sedih namun tetap berusaha tegar, karena Dian tahu masih banyak langit biru di atas sana.
Lagu pun ditutup dengan nada menghentak, melambangkan sikap Dhoni yang tak menyerah untuk menyempurnakan lagunya.
Standing applause didapatkan Dian. Lagu yang sangat menyentuh.
[GEMURUH] Lagu ini menggambarkan seseorang yang melepaskan pujaan hatinya. Seseorang yang melepas orang yang ia cintai. Dan, akan selalu mendukung orang tercintanya apapun yang terjadi.
[GEMURUH] Saya sepertinya sudah biasa menentukan siapa yang akan jadi juara di kontes kali ini. (Tertawa kecil bercampur kagum)
Juri yang lain tampak setuju dengan perkataan Gemuruh barusan. Namun, kontes masih berlangsung dan mereka masih harus melihat penampilan kontestan yang lain.
Giliran Dhoni untuk tampil. Dhoni juga menggunakan instrumen piano. Dan, Dhoni pun naik ke atas panggung. Gemuruh melihat Dhoni.
[GEMURUH] Sudah lama kita tak berjumpa, prodigi piano. (Bergumam)
[GEMURUH] Apakah kamu sudah berubah? Apakah kamu sudah berkembang? Apakah kamu bisa menunjukkan pemandangan padaku?
Dhoni mengambil posisi dan mulai memainkan piano. Lantunan dangdut begitu terasa saat Dhoni bermain. Para juri dan kontestan terlihat bingung. Karena tidak biasa melihat orang bermain genre dangdut dengan piano.
[GEMURUH] (Sedikit terkejut) Dangdut? Wow. Kamu berani juga memainkan dangdut dengan instrumen piano.
[GEMURUH] Tidak masalah. Ini kontes terbuka. Tunjukkan pada kami lagumu, prodigi piano.
Dhoni sudah tidak peduli lagi pendapat juri, penonton, dan kontestan yang lain. Dhoni sekarang bermain layaknya hanya untuk didengarkan oleh Tiara saja.
Lagu yang berhasil dia sempurnakan. Alunan nada yang dimainkan menggambarkan semua hal yang pernah dialami Dhoni selama hidupnya.
Gemuruh ikut terbawa emosi yang terkandung dalam dangdut yang dibawakan Dhoni. Gemuruh terkejut karena bukan hanya bisa melihat pemandangan. Gemuruh ikut terhanyut dalam emosi lagu tersebut.
[GEMURUH] (Tertawa) Bagus sekali, prodigi piano. Bagus sekali. Bawa saya dalam emosi lagumu.
Nada sedih. Karena trauma masa lalunya. Nada bittersweet. Karena Paman membawanya pergi. Nada senang. Karena bertemu dengan Tiara. Nada senang. Karena Tiara menjadi teman pertamanya. Nada sedih. Karena dia kalah untuk pertama kali. Nada crecendo. Karena dia menjadi lebih mahir piano. Nada acrecendo. Karena Dian menyatakan cinta padanya. Nada bittersweet. Karena Paman memberinya semangat. Nada menyayat. Karena bertemu lagi dengan orang tuanya. Nada menghentak. Karena dia sudah tahu siapa yang ia cintai.
Dengan kombinasi nada tersebut, Dhoni memainkannya dengan genre dangdut. Dhoni sudah tak peduli lagi hasil kontes ini. Dhoni hanya segera ingin bertemu Tiara.
[GEMURUH] Lagu ini menggambarkan tentang ketakutan. Tentang keraguan. Tentang kegembiraan. Tentang kasih sayang. Dan, tentang cinta. (Semakin terbawa emosi)
Begitu penampilan Dhoni selesai. Seisi ruangan tampak hening. Namun, Dhoni sudah tak peduli lagi, dia langsung turun panggung menuju ke luar.
Tanpa disadari Dhoni. Begitu dia turun panggung seisi ruangan langsung bersorak meriah tepuk tangan, karena untuk pertama kalinya ada lagu dangdut dengan kombinasi seperti itu.
[GEMURUH] (Standing appaulse) Ini di luar ekspetasi saya. Luar biasa!
[GEMURUH] Kamu sudah berkembang dengan sangat pesat, prodigi piano!
Dhoni langsung pergi ke luar gedung. Pergi menuju bandara dan menemui Tiara sebelum terlambat.