47. INT. KAFE — MALAM
Sandra dan Sindy sedang duduk berdua di sebuah kafe. Keduanya tampak berbincang asyik ditemani dengan makanan lezat di atas meja.
SANDRA
Ah, Sindy. Gue bener-bener kangen banget bisa ngobrol begini sama lo, tau nggak.
SINDY
Yang selama ini sibuk kan, elo. Siang, malam, akhir pekan, tetep kerja juga.
SANDRA
Hey, coba ngaca? Lo juga sibuk,ya!
SINDY
(terkekeh)
Namanya juga cari duit.
SANDRA
(menyipit pura-pura kesal kemudian menatap Sindy serius)
Tapi, Sin. Lo bener udah nggak lagi buka jasa sewa-sewa pacar itu, kan?
SINDY
(berdecak, membuka sedikit jaketnya memperlihatkan seragam kerjanya)
Lo nggak ngeliat ini gue masih pakai baju mini market?
SANDRA
Ya iya, iya.
Lagian kenapa sih, nggak ngelamar di kantor-kantor, gitu? Dari pada capek berdiri di depan kasir. Apalagi kalau lo dapat shift sore pulangnya bisa sampai tengah malam.
SINDY
Hello, anak muda. Jaman sekarang kerjaan mana ada yang nggak capek, sih?
Lagian gue cuman lulusan SMA. Jarang ada perusahaan yang mau terima tamatan SMA. Terakhir gue kerja juga jadi SPG dua tahun yang lalu. Gue juga nggak mungkin cantumin di CV kalau pekerjaan gue selama dua tahun ini buka jasa sewa pacar, kan?
Ini aja bersyukur masih ada mini market yang mau terima.
SANDRA
Ya tapi kan dicoba-coba aja cari. Siapa tau ketemu. Atau lo buka usaha? Katanya duit lo sebagai pacar sewaan banyak? Masa nggak ada tabungan.
SINDY
Tabungan ada, sih. Gue juga sempat kepikiran mau buka usaha. Tapi belum tau usaha apa.
SANDRA
Iya, coba dipikirin bener-bener lagi. Kalau tabungan lo kurang, gue juga masih ada kok.
SINDY
(berdecak)
Ibu guru, asal Anda tau, ya, tabungan saya itu lebih banyak dari Anda.
SANDRA
(tertawa)
Iya deh iya.
Sandra kembali melahap makanannya. Sedang Sindy, gadis itu membuka ponselnya, kemudian menatap Sandra dan tampak terburu-buru.
SINDY
San, san, kayaknya gue harus pergi duluan deh.
SANDRA
Mau ke mana?
SINDY
Ini nyokapnya orang yang nyewa jasa gue dateng ke kosan gue yang lama.
SANDRA
Ih, ya ampun ada-ada aja.
SINDY
Sori ya, San. Gue cabut dulu. Lo habisin aja dulu itu makanannya.
(pergi meninggalkan Sandra)
cut to
48. INT. KAFE — MALAM
Sepeninggalan Sindy, Sandra bertahan di dalam kafe dan lanjut menghabiskan makanannya. Namun tidak lama, Lucas datang menghampirinya dan langsung duduk di depannya-di tempat sebelumnya Sindy duduk di sana. Sandra yang melihat kedatangan Lucas itu mengernyitkan keningnya bingung.
LUCAS
(melambaikan tangan santai)
Hai.
SANDRA
Kok lo di sini?
LUCAS
Kebetulan banget, ya? Jangan kita jodoh lagi?
SANDRA
(geleng kepala, memutar kedua bola mata)
LUCAS
(terkekeh)
Kok sendirian? Nggak sama 'cowok' lo?
(menekan pada kata 'cowok')
SANDRA
Emangnya harus selalu sama 'cowok' gue?
(menekan pada kata 'cowok')
LUCAS
(tertawa)
Ya, kirain gitu nempel terus. Abisnya semenjak gue nggak sengaja ketemu cowok lo itu, lo jadi susah banget dihubungi. Dichat jarang bales, ditelepon malah direject. Diajak ketemu apalagi.
SANDRA
(tertawa)
Ya abisnya ngapain juga lo nge chat nelepon gue? Kayak nggak ada kerjaan aja.
LUCAS
Gue tuh orang sibu, tau. Justru lo tuh harusnya merasa spesial banget karena dihubungi sama orang sibuk kayak gue.
SANDRA
Iya, ampun deh orang sibuk.
LUCAS
(terkekeh. tidak lama, serius menatap wajah Sandra meski mencoba untuk santai)
Kayaknya lo udah tau, ya?
SANDRA
Tau apa?
NATA
Tentang cowok sama gue? Lo nggak tanya apa pun soal kita. Gue tau lo kan orangnya kepoan. Tapi ini lo nggak tanya apa-apa berarti lo udah tau, kan?
SANDRA
(mendelik)
Gue nggak kepoan, ya.
Tapi ya, gue tau, sih.
Lucas mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Mengotak-atiknya sebentar dan memberikannya kepada Sandra. Sedang Sandra, menerima ponsel Lucas dengan bingung. Kemudian terdiam memandangi sebuah foto yang ada di sana. Foto Nata dan Riani yang sedang duduk bersama.
LUCAS
Foto itu diambil kemarin. Kemarin, gue nggak sengaja ketemu mereka lagi maksi bareng di resto. Terus gue foto deh, diam-diam.
SANDRA
(mengembalikan ponsel pada Lucas)
Terus maksud lo tunjukin foto itu ke gue apa?
LUCAS
Balas dendam.
SANDRA
(menatap tidak mengerti)
LUCAS
Cowok lo pernah bikin gue bonyok tanpa rasa bersalah. Seolah-olah merasa paling tersakiti.
SANDRA
(masih tidak mengerti)
LUCAS
Dia bilang ke lo kalau gue selingkuh sama ceweknya, kan?
(berdecih)
Gue bukan selingkuhan. Gue nggak tau itu cewek punya pacar. Lagian ya kita juga masih pendekatan. Baru beberapa kali jarang bareng juga. Tapi seenaknya, dia main tonjok gitu aja tanpa mau dengerin penjelasan gue dulu.
SANDRA
Mak--maksudnya?
LUCAS
Cowok lo itu bego banget. Main hakim sendiri tanpa mau denger penjelasan dari orang dulu. Kalau aja dulu gue nggak punya urusan lain yang lebih penting, gue akan tuntut dia karena udah bikin gue babak belur.
SANDRA
(terdiam)
LUCAS
Lo tau nggak cowok lo itu bucin banget sama Riani dulu? Gue justru taunya kalau dia kakaknya Riani karena dia ngakunya begitu.
Setiap kita lagi di luar, dia pasti telepon, bombardir chat dan segala macemnya. Sampai gue mikir, kok ada kakak yang posesif banget sama adiknya.
Eh, ternyata gue ditipu sama itu cewek sialan.
SANDRA
(menatap Lucas dengan datar)
Udah puas?
LUCAS
(tidak mengerti)
SANDRA
Udah puas balas dendamnya?
LUCAS
(menghela napas)
Ya gue tau lo bakalan terluka setelah ini. Tapi lebih baik tau dari awal, kan?
Cowok lo diam-diam maksi bareng mantannya. Dia bebas ketemu sama mantannya tapi lo balas chat gue aja enggak. Lo bisa liat sendiri mereka duduk sedekat itu. Gue begini selain mau balas dendam sama dia tapi karena gue juga peduli.
Dari pada lo semakin makan hati sama orang kayak gitu, mending lo lepasin aja.
SANDRA
(pergi begitu saja)
cut to
49. INT. RUMAH OMA HANUM - RUANG TAMU — SORE
Sandra dan Nata sedang duduk di ruang tamu rumah Oma Hanum. Wajah Sandra tidak seceria biasanya meski Nata berkali-kali menoleh padanya. Kemudian, Oma Hanum melangkah menghampiri mereka berdua.
OMA HANUM
Sandra, Oma tinggal sebentar nggak apa-apa? Itu ada teman Oma tadi kecelakaan mobil. Ini Oma mau ke rumah sakit mau jenguk.
SANDRA
(berdiri dari duduknya)
Astaga. Terus gimana keadaannya, Oma?
OMA HANUM
Oma juga belum tau. Ini mau liat dulu ke sana.
SANDRA
Oh iya nggak apa-apa, Oma. Nanti Sandra pulang naik taksi.
OMA HANUM
Loh, siapa yang minta kamu pulang? Kamu di sini aja sama Nata. Kan masih ngobrol juga. Oma diantar sopir aja.
SANDRA
Tapi Oma--
OMA HANUM
Udah, Oma berangkat dulu, ya.
(meninggalkan ruangan)
cut to
50. INT. RUMAH OMA HANUM - RUANG TAMU — SORE
Setelah kepergian Oma, Sandra dan Nata kembali berdua di ruang tamu. Mereka duduk di sofa masing-masing dengan jarak yang cukup jauh. Wajah Sandra kembali dingin kemudian bertemu tatap dengan Nata yang memerhatikannya bingung.
NATA
Kamu kenapa?
SANDRA
Kamu ketemu Riani hari kamis kemarin?
NATA
(terdiam)
SANDRA
Iya? Kalian makan siang bareng, kan?
NATA
(menghela napasnya lalu mengangguk)
Iya.
SANDRA
Berapa kali?
NATA
(menatap Sandra tidak mengerti)
SANDRA
Berapa kali kamu ketemu dia?
NATA
Tiga. Tapi itu juga--
SANDRA
Aku juga kemarin ketemu sama Lucas.
NATA
(menatap tidak suka)
Kamu ketemu Lucas? Bukannya kita udah sepakat kalau kamu nggak boleh ketemu Lucas?
SANDRA
Kita sepakat aku nggak boleh ketemu Lucas-mantanku tapi kamu boleh ketemu mantan kamu? Begitu?
NATA
Sandra saya-
SANDRA
Sebenarnya batas hubungan kita saat ini sampai mana, sih? Aku nggak ngerti. Kamu larang aku komunikasi dengan Lucas karena kamu bilang dia bukan orang baik, tapi kamu tetap ketemu mantan kamu yang menurut aku enggak lebih baik dari Lucas.
NATA
Sandra saya ketemu dia nggak sengaja. Dia temannya sepupu saya yang menikah waktu itu.
Pertama saya ketemu dia di rumah sepupu saya. Lalu saya ketemu dia lagi di rumah Mama dan yang terakhir saya ketemu dia karena saya mau ketemu sepupu saya dan kebetulan dia ada di sana.
Sepupu saya punya bangunan dan saya berniat untuk sewa bangunan itu untuk kafe yang saya rencanakan.
SANDRA
Kamu ketemu dia di rumah Mama kamu? Dia ke rumah Mama kamu tapi bahkan aku nggak pernah kamu ajak ke sana.
NATA
(merasa sedikit frustrasi)
Sandra hubungan saya dan Mama enggak dekat. Saya juga jarang ketemu Mama. Saya ke sana karena Mama sakit waktu itu. Saya nggak tau kenapa dia bisa ada di sana juga.
Lagi pula kenapa kamu harus permasalahkan itu?
Saya enggak mempermasalahkan Ibu kamu yang malah mengira kamu balikan sama Lucas?
Saya enggak mempermasalahkan kamu yang nggak mengizinkan saya masuk ke rumah kamu waktu itu dan kamu malah menyuruh saya langsung pulang.
SANDRA
Itu karena udah malam, Nata. Aku berencana mengenalkan kamu ke Ibu tapi dengan persiapan. Enggak dalam kondisi seperti itu?
NATA
Posisi apa maksud kamu?
SANDRA
Hubungan kita aja masih abu-abu. Kamu juga masih abu-abu. Aku nggak mau Ibu berharap lebih.
NATA
Terus apa bedanya sama saya?
SANDRA
(mengangguk)
Aku udah tau di mana posisiku. Aku juga udah tau, di mana posisi hubungan ini.
Sandra pun memilih keluar dari rumah Oma Hanum. Tidak menoleh sama sekali meski Nata memanggil-manggil namanya.
cut to